Penanganan Penyakit Kusta PENYAKIT KUSTA
27
merupakan OYPMK mengalami kesulitan dalam mempertahankan keselarasan batinnya, karena harapan untuk bisa diterima kembali oleh lingkungan, bisa
berinteraksi dengan bebas, serta bisa beraktifitas dengan lancar seperti sebelum mengalami kusta tidak sesuai dengan kenyataan.
Perubahan yang terjadi dalam kehidupan para kepala keluarga yang merupakan OYPMK akan memengaruhi bagaimana penerimaan diri yang
mereka miliki saat ini, sehingga dapat disimpulkan bahwa penerimaan diri kepala keluarga yang merupakan OYPMK merupakan
perwujudan dari rasa puas dan senang mereka terhadap diri dan kemampuannya, serta dapat
menerima diri apa adanya dengan segala keterbatasan namun tetap menghargai potensi yang dimiliki dan ada usaha untuk mengembangkan
potensi tersebut demi kelangsungan hidupnya. Penerimaan diri adalah sejauhmana seseorang dapat menyadari dan
mengakui karakteristik pribadi dan menggunakannya dalam menjalani kelangsungan hidupnya. Sikap penerimaan diri ditunjukkan oleh pengakuan
seseorang terhadap kelebihan-kelebihan sekaligus menerima kelemahan- kelemahannya tanpa menyalahkan orang lain dan mempunyai keinginan yang
terus menerus untuk mengembangkan diri Helmi dkk, 1998. Penerimaan diri ini dibutuhkan agar kepala keluarga yang merupakan OYPMK tidak hanya
mengakui kelemahan dan terpaku pada keterbatasan yang dimiliki, tetapi juga mampu mempergunakan berbagai potensi yang masih dimiliki agar dapat
menjalani kehidupannya secara normal. Secara umum, tahapan penerimaan
28
diri pada OYPMK berdasarkan tahapan penerimaan diri menurut Kubbler Ross, yakni:
1. Tahap
denial
penolakan Dimulai dari rasa tidak percaya saat menerima fakta bahwa dirinya
merupakan OYPMK, perasaan individu selanjutnya akan diliputi kebingungan. Bingung bingung akan apa yang harus dilakukan, sekaligus
bingung mengapa hal ini dapat terjadi pada dirinya. Kebingungan ini sangat manusiawi, karena penyakit kusta masih dinilai sebagai penyakit menular
yang membahayakan. Kadang, individu memiliki perasaan yang kuat untuk menolak keadaan bahwa dirinya pernah terkena penyakit kusta. Tindakan
penolakan ini bukan untuk meredakan kesedihan, tetapi akan semakin menyiksa perasaan individu tersebut. Tidak mudah bagi individu manapun
untuk dapat menerima apa yang sebenarnya terjadi. Kadangkala, terselip rasa malu pada dirinya untuk mengakui bahwa hal tersebut dapat terjadi
padanya. Keadaan ini bisa menjadi bertambah buruk, jika keluarganya mengalami tekanan sosial dari lingkungan akibat status dirinya sebagai
OYPMK . Kadang dalam hati muncul pernyataan ”tidak mungkin hal ini
terjadi pada saya” Safaria, 2005. Anggota keluarga yang menunjukkan koordinasi yang buruk, kurangnya kerjasama dan kehangatan merupakan
kondisi yang membuat individu justru akan menghadapi risiko terjadinya gangguan penyesuaian diri Santrock, 2007.