Analisis Manajemen Persediaan Pada PT. Duta Mahajaya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM DIPLOMA III MEDAN
ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN
PADA PT. DUTA MAHAJAYA
Tugas Akhir Diajukan Oleh :
NAMA : MEGARIA SUKMAWATI PUTRI NIM : 062101025
JURUSAN : D-III KEUANGAN
GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN PADA PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM DIPLOMA III MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NAMA : MEGARIA SUKMAWATI PUTRI
NIM : 062 101 025
PROGRAM STUDI : D-III KEUANGAN
JUDUL PAPER : ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. DUTA MAHAJAYA
Dosen Pembimbing
Tanggal : ...
(Syafrizal Helmi, SE. Msi)
NIP. 132 306 869
Ketua Program Studi Tanggal : ……….
(Prof. Dr. Paham Ginting, SE, MS) NIP. 131 417 461
Dekan Fakultas Ekonomi Tanggal :………...
(Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec.) NIP. 131 285 985
(3)
KATA PENGANTAR
BismillahirrahmanirrahimSegala Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada Rasulullah SAW, sebagai tauladan dan penuntun hidup. Penulisan Tugas Akhir ini merupakan satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program DIII Keuangan dan merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya pada Universitas Sumatera Utara.
Penulis sangat menyadari bahwa tulisan ini tidak seutuhnya sempurna, baik dari segi isi maupun redaksi. Untuk itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada pembaca sekalian dan penulis juga mengharapkan partisipasi pembaca dalam bentuk kritik dan saran agar tulisan ini lebih bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Penyelesaian Tugas Akhir ini tidak luput dari bantuan dan partisipasi berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Teristimewa buat (Almh) Mama Q tersayang yang selalu memberikan doanya untuk Dedek, makasih ya ma buat segala kasih sayang dan doa tulus dari mama. Dedek sayang Mama… ILu Mom..
2. Teristimewa juga buat keluarga Q tercinta. Abang dan kakak Q yang selalu dukung dan memotivasi aQ. Juga buat Keponakan-keponakan Q,
(4)
Adam dan Sya2 membot Q yang lucu dan menggemaskan. Terimakasih buat semua yang kalian berikan. Dedek sayang kalian semua.
3. Bpk Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M. Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi USU.
4. Bpk Syafrizal Helmi, SE. Msi selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah banyak membimbing dan memberikan arahan yang baik kepada penulis demi terselesaikan nya Tugas Akhir ini dengan baik.
5. Seluruh Dosen serta Staff pegawai pada Fakultas Ekonomi USU.
6. Pimpinan PT. Duta Mahajaya Ibu Chelsea dan Bpk Narto yang telah banyak membantu saya dalam memberikan data-data yang saya butuhkan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
7. Special buat teman Teristimewa Q, Mahdi Reza. Thanks ya buat hari-harinya dan uda bantuin Mega ngeriset.
8. Buat teman-teman Q, seluruh anak Keuangan’06 Group A, terutama buat Rahma, Ari, Nita, Mutia, dan yang lainnya. Thanks ya woii buat persahabatan dan kebersamaan Qta selama 3 tahun.
Akhirul kalam, semoga paper ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiiiin…
Medan,
Penulis,
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR……… i
DAFTAR ISI ………. iii
DAFTAR TABEL ………. iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……… 1
B. Perumusan Masalah ……… 4
C. Tujuan Penelitian ……… 5
D. Manfaat Penelitian ………. 5
BAB II GAMBARAN UMUM PT. DUTA MAHAJAYA A. Sejarah Singkat Perusahaan ……… 7
B. Kegiatan Usaha ………... 8
C. Struktur Organisasi ………. 9
D. Uraian Tugas ………... 11
E. Kinerja Usaha ………. 13
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Persediaan ……….. 21
B. Sistem Pencatatan Persediaan ……….. 23
C. Metode Penilaian Persediaan ……… 25
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………... 32
B. Saran ……… 33 DAFTAR PUSTAKA
(6)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 : Rencana dan Realisasi Penjualan Tahun 2008 ……….. 15 Tabel 2.2 : Laporan Bulanan Pembelian dan Penjualan Sepeda Motor ….. 16 Tabel 3.1 : Metode FIFO ………. 27 Tabel 3.2 : Metode LIFO ………. 29 Tabel 3.3 : Metode Average ………. 31
(7)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan semakin berkembangnya dunia usaha yang sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi, baik yang bergerak dalam bidang perdagangan maupun industri. Menyebabkan banyaknya perusahaan-perusahaan kecil bermunculan. Perusahaan merupakan suatu badan usaha yang menjalankan aktivitasnya dengan menggunakan faktor-faktor produksi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kita ketahui bahwa tujuan utama dari setiap perusahaan tersebut adalah untuk mencapai profit, growth, dan survival. Dimana untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan adanya system manajemen yang baik khususnya persediaan.
Manajemen persediaan terdiri dari perencanaan, pengendalian dan pengawasan persediaan. Persediaan barang merupakan elemen dari modal kerja yang memiliki peranan penting bagi perusahaan dalam mengambil keputusan, dan persediaan merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar dimana secara terus menerus mengalami perubahan. Salah satu hal yang perlu dilakukan oleh suatu perusahaan adalah mengadakan penilaian terhadap persediaan dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan. Persediaan (Inventory) merupakan harta penting yang harus selalu ada pada hampir setiap perusahaan baik pada perusahaan dagang maupun perusahaan industri.
Persediaan untuk jenis perusahaan tertentu merupakan jenis aktiva lancar, sehingga dalam melaksanakan aktivitasnya pimpinan perusahaan banyak
(8)
mengalami masalah yang berhubungan dengan persediaan, misalnya untuk menentukan tingkat laba. Dapat dikatakan bahwa persediaan merupakan bagian yang esential dari kegiatan penjualan yang dilakukan untuk memperoleh laba. Penginvestasian yang dilakukan terhadap barang-barang yang dibeli atau diproduksi setiap adanya transaksi pembelian atau produksi persediaan perlu dicatat dalam laporan persediaan. Laporan persediaan yang teliti dan relevan sangat penting untuk memberikan informasi yang berguna bagi laporan keuangan.
Mengenai definisi persediaan berbagai penulis memberikan definisi yang berbeda, tapi pada dasarnya tujuannya sama. Secara definitive persediaan dapat didefinisikan sebagai berikut :
Menurut Rangkuti (1998: 7) “Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan / proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi”.
Dari kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa persediaan merupakan bahan-bahan, bagian yang disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu.
Pada prinsipnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan pabrik yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang serta menyampaikannya kepada para pelanggan atau konsumen.
(9)
Persediaan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan harga pokok penjualan awal menjadi rendah. Pengadaan persediaan yang terlalu besar jika di bandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar penyimpanan dan pemeliharaan digudang, juga akan memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan. Turunnya kualitas dan keusangan akan memperkecil keuntungan perusahaan.
Dalam menjalankan aktivitas perusahaan, pimpinan perusahaan banyak mengalami masalah yang berhubungan dengan persediaan, diantaranya untuk menentukan tingkat laba. Dari dalam perusahaan dagang yang aktivitasnya membeli barang dagang untuk dijual kembali, akan mengalami kerugian bila barang dagangannya tidak tersedia pada saat dibutuhkan. Karena hal tersebut mengakibatkan perusahaan menghentikan aktivitasnya, sehingga menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Setiap perusahaan memiliki masalah dalam menjalankan berbagai aktivitasnya. Salah satu masalahnya adalah yang berhubungan dengan manajemen persediaan. Setiap perusahaan akan mengalami kerugian yang besar, apabila suatu barang yang dibutuhkan tidak ada tersedia dalam gudang penyimpanan. Hal ini menyebabkan perusahaan akan kehilangan pelanggan dan otomatis akan mengurangi laba. Sehingga target laba akan berkurang. Oleh karena itu persediaan memerlukan perencanaan, pengelolaan dan pengawasan yang baik sehingga tidak terjadi penimbunan persediaan yang dapat mengakibatkan aktivitas perusahaan terganggu.
Dengan demikian jelaslah apa yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah manajemen persediaan. Salah satu analisa yang dapat membantu manager
(10)
dalam mengawasi segala kegiatan perusahaan adalah dengan analisa manajemen persediaan. Memahami demikian pentingnya peranan manajemen persediaan di dalam perusahaan pada umumnya dan pada PT. DUTA MAHAJAYA MEDAN khususnya; maka penulis tertarik untuk memilih judul “ANALISA MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT DUTA MAHAJAYA MEDAN”.
B. Perumusan Masalah
Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai masalah tersendiri. Hanya saja ada kalanya masalah tersebut ada yang penting dan ada pula yang kurang penting, dimana masalah tersebut tergantung kepada ruang lingkup atau gerak operasi perusahaan.
Melihat uraian diatas yang telah mengemukakan beberapa factor yang mempengaruhi laba perusahaan di dalam laporan keuangan. Selain factor ketersediaannya barang dalam gudang, maka yang menjadi permasalahnnya adalah :
1. Bagaimana sistem persediaan yang di gunakan pada PT DUTA MAHAJAYA MEDAN ?
2. Apakah pelaksana sistem persediaan pada PT DUTA MAHAJAYA MEDAN telah efisien ?
(11)
C. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan terbatasnya waktu dan kemampuan penulis, maka penelitian hanya dibatasi pada Analisa Manajemen Persediaan pada PT Duta Mahajaya Medan
Adapun yang menjadi tujuan penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui secara jelas bagaimana cara perusahaan dalam menerapkan sistem dan metode persediaannya.
2. Untuk mengetahui bagaimana perusahaan mengefisienkan jumlah persediaannya yang ada dengan biaya yang di timbulkannya.
3. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Study Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, penulis, dan bagi pihak lainnya :
1. Bagi Perusahaan
Sebagai masukkan/ input yang dapat dijadikan pedoman untuk mengambil kebijaksanaan yang lebih baik dimasa yang akan datang, serta sebagai koreksi perusahaan apabila terdapat kelemahan dalam mengelola keuangannya.
(12)
2. Bagi Penulis
Sebagai bahan masukkan untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan wawasan berpikir mengenai analisa manajemen persediaan yang dipakai pada perusahaan.
3. Bagi Pihak Lainnya
Sebagai bahan masukkan bagi civitas akademika, masyarakat dan pihak pemerintah yang membutuhkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai manajemen persediaan.
(13)
BAB II
GAMBARAN UMUM PT. DUTA MAHAJAYA
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Duta Mahajaya berdiri dengan akte pendirian 30/6-1992 No.52 tanggal 05 februari 1992 dan telah terdaftar di Kementrian Kehakiman RI dengan Aniswar Yanis, SH sebagai kuasa hukumnya. Di dalam akte tersebut di jelaskan bahwa perusahaan bergerak dalam bidang usaha perdagangan, khususnya produk sepeda motor merek YAMAHA. PT. Duta Mahajaya berlokasi di Jln. MT. Haryono No. 2 A-B-C Medan. Tahun 1993, perusahaan memperluas jaringan pemasaran dengan membuka kantor cabang di Jln. Jend. Gatot Subroto No. 94 H-I-J Medan.
Tanggal 17 Juli 1994, PT. Duta Mahajaya cabang Gatot Subroto Medan yang kemudian dikenal sebagai PT. Duta Mahajaya II (PT. Duta Mahajaya I untuk cabang Jln. MT. Haryono) mendapat pengakuan sebagai “Starshop” dengan pelayanan 3S yaitu : sales, service dan sparepart. Karena itu tanggal 17 Juli 1994 dinobatkan sebagai PT. Duta Mahajaya II.
PT. Duta Mahajaya memasarkan sepeda motor Yamaha dengan berbagai pilihan, sbb:
1. Tipe Sport, antara lain : YT-155, RXK, Scorpio, Scorpio Grafik, T125-Z, dan Majesty.
2. Tipe Moped (bebek), antara lain : F1ZR Sporty, F1ZR-CW, F1ZR-SE (Caltex), Vega, Vega-R Tromol, Vega-R Cakram, Jupiter-Z, Nuovo, dan Mio.
(14)
B. Kegiatan Usaha
Setiap perusahaan pasti memiliki kegiatan masing-masing dan bergerak di bidang yang berbeda. Keberagaman dari kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan akan memacu untuk dapat bekerjasama dengan baik. Karena pada suatu perusahaan pasti ada yang dibutuhkan oleh perusahaan lain. Namun pada dasarnya perusahaan yang bergerak dibidang yang sama akan menyebabkan persaingan yang kompetitif.
Persaingan-persaingan ini akan berdampak baik dan buruk terhadap perusahaan. Disatu sisi kedua perusahaan akan merasa terbantu kinerjanya karena dapat bekerjasama atas kepentingan perusahaan yang sama. Disisi lain perusahaan bisa saja semakin merasa persaingan ketat ditinjau dari segi service, perluasan wilayah dan target yang dituju yaitu konsumen.
Dalam hal inilah sebaiknya perusahaan menyadari bahwa keberagaman dan kesamaan suatu kegiatan tidaklah menjadi masalah hanya saja bagaimana cara perusahaan tersebut tetap mempertahankan dan meningkatkan kinerja dan kualitas dari produk.
PT. Duta Mahajaya adalah suatu perusahaan yang kegiatan usahanya adalah jual beli sepeda motor khususnya produk dari yamaha baik tunai maupun kredit. Perusahaan ini bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan lainnya dalam mendistribusikan sepeda motornya.
PT. Duta Mahajaya dalam mendistribusikan usahanya juga memiliki cabang perusahaan lain di dalam daerah maupun diluar daerah. Hal ini dilakukan agar tujuan perusahaan dapat dengan mudah tercapai.
(15)
C. Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan, semakin majunya peradaban manusia maka tujuan organisasi semakin kompleks, sesuai dengan kebutuhan manusia di zaman modern ini. Maka di dalam hal ini harus ada kerja sama yang baik dan terorganisir antar kelompok dalam organisasi.
Menurut Adisaputro (2003:7) “Organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok individuyang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.”
Sesuai dengan pengertian tersebut maka tujuan utama dari organisasi adalah mempermudah pelaksanaan tugas atau pencapaian tujuan disamping menghasilkan spesialisasi di setiap tugas maupun pekerjaan.
Dengan adanya hubungan kerja sama yang baik antara atasan dan bawahan dan antara sesame pekerja maupun pegawai maka terbentuklah suatu mata rantai tugas dan kerja yang harmonis mulai dari top manager, middle manager sampai dengan lower manager. Keadaan ini sering disebut dengan hubungan secara vertikal, sedangkan hubungan antara bagian-bagian departemen didalam perusahaan yang sejajar disebut hubungan secara horizontal.
Dengan adanya struktur Organisasi yang telah dibuat peusahaan, maka akan membantu untuk memberikan pengertian yang jelas kepada setiap karyawan tentang sumber perintah kerja, wewenang dan kepada siapa karyawan tersebut bertanggung jawab sehingga berkesinambungan dan koordinasi yang baik dalam mencapai tujuan yang baik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.
(16)
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
STRUKTUR ORGANISASI PT. DUTA MAHAJAYA
Dewan Komisaris
Direktur Internal
Auditor
Sekretaris
Manajer Perpajaka
Manajer Pembukua
Manajer Cabang/Devis
M Ke
Staf Adm Staf Adm Sales Supervisor
Kepala Bengkel
Kasir
Adm Penjualan
Adm Bengkel
Adm Kwitansi
Salesman Mekanik
BPKB
(17)
D. Uraian Tugas
Setiap bagian mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing yaitu sebagai berikut:
Manajer Cabang
Manajer cabang bertanggung jawab kepada Direktur atas kegiatan operasional perusahaan yang meliputi kegiatan penjualan sepeda motor, perawatan, dan penjualan suku cadang.
Tugas manajer cabang adalah sbb:
a. membagikan target penjualan sepeda motor kepada salesman sesuai dengan target yang di berikan oleh Direktur
b. melakukan pemesanan barang ke main dealer (dalam hal ini PT. Alfa Scorpii Medan)
c. memberikan laporan penjualan kepada Direktur dan ke main dealer d. membuat program kerja penjualan dan menerapkannya
e. mengadakan pertemuan / rapat dengan staf penjualan
f. mengawasi pelaksanaan penjualan dan mengevaluasi hasil yang dicapai g. memeriksa keabsahan dokumen sebelum permohonan kredit disetujui h. menyetujui atau menolak permohonan kredit
i. memonitor masalah penagihan piutang
j. memeriksa dan menandatangani bukti pengeluaran dan penerimaan kas k. menentukan syarat pembayaran dan potongan penjualan.
(18)
Sales Supervisor Bertugas:
- mengatur kebutuhan akan persediaan barang
- mengontrol hasil kerja para tenaga penjual, melaksanakan program kerja yang telah ditetapkan oleh manajer cabang dan bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan di lapangan
- sales supervisor juga berhak dan berkewajiban memberikan input kepada manajer cabang mengenai masalah penjualan.
Dalam rangka menyukseskan tujuan dan pelaksanaan tugas-tugas itu, seorang sales supervisor dibantu oleh beberapa orang salesman dan Counter Sales.
Para salesman bertugas mencari order penjualan, sementara Counter Sales bertugas menangani administrasi penjualan, melayani konsumen atau calon konsumen yang datang kekantor dan menyiapkan laporan-laporan penjualan. Manajer Keuangan
a. mengatur lalu lintas keuangan perusahaan, meliputi penerimaan dan pengeluaran uang melalui bank
b. memenuhi kewajiban perusahaan terhadap pihak ketiga
c. bertanggung jawab atas persediaan dana perusahaan sesuai kebutuhan. Dalam pelaksanaan tugasnya, manajer keuangan bertanggung jawab kepada direktur.
(19)
E. Kinerja Terkini
Kegiatan yang dilakukan oleh setiap perusahaan akan menunjukkan suatu hasil. Setiap proses pekerjaan yang dilalui akan sangat bermanfaat bagi perusahaan dan orang-orang yang ada didalamnya. Produktivitas dan efektivitas sangat berpengaruh pada kinerja perusahaan, semakin rajin perusahaan meningkatkan produktivitasnya maka semakin efektif pula karyawan melakukan kegiatan-kegiatannya.
Kinerja yang baik juga sangat berpengaruh terhadap manajemen yang dilakukan perusahaan. Manajemen perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan sangat berpengaruh penting terhadap kinerja perusahaan.
Perencanaan yang baik yang dilakukan setiap perusahaan akan membuat efektifitas kerja yang lebih baik. Perencanaan yang matang akan membuat setiap perusahaan lebih banyak mempersiapkan apa-apa saja yang akan dilakukan demi kebaikan perusahaan. Perencanaan PT. Duta Mahajaya cukup baik karena jauh hari sebelum persediaan habis, mereka sudah melakukan pembelian persediaan untuk mengantisipasi kurangnya stock kepada costomer.
Pengorganisasian yang dilakukan setiap perusahaan akan menyebabkan baik buruknya kinerja perusahaan. Karena jika setiap unsur-unsur perusahaan sudah mengerti akan fungsi dari setiap uraian kerja dan organisasi maka setiap karyawan akan bekerja menurut fungsi masing-masing tanpa memberatkan fungsi yang lain.
Dalam hal ini pengorganisasian PT. Duta Mahajaya terlihat baik sebab uraian tugas yang mereka lakukan sudah sesuai dengan fungsi masing-masing.
(20)
Pada PT ini atasan sudah bertindak sebagai atasan dimana fungsinya sebagai pimpinan, demikian juga perangkat-perangkat bawahannya.
Pengendalian pada setiap perusahaan tidak selamanya baik karena pengendalian termasuk sulit dilakukan yaitu bagaimana cara perusahaan untuk mengantisipasi hal-hal kemungkinan terburuk yang akan dihadapi perusahaan. Hal-hal terburuk yang mungkin bisa dihadapi adalah dari pesaing sendiri yang menawarkan harga lebih murah kepada customer sehingga sulit bagi perusahaan untuk menyamakan harga distribusi.
Pengawasan adalah bagaimana cara pimpinan perusahaan dapat mengawasi setiap kinerja karyawan yang ada di dalam. Pimpinan yang baik akan mudah melakukan pengawasan jika manajemen yang dilakukannya juga baik.
Kinerja PT. Duta Mahajaya juga ditunjukkan dari kegiatan sehari-hari perusahaan, perusahaan ini setiap hari mendata barang atau stock yang ada di gudang, kemudian mendata customer mana yang akan dikirimin barang. Kemudian perusahaan ini mengirimkan barang kepada customer dan penyebarannya dapat dilakukan dengan cara cash atau kredit.
Perusahaan ini dalam menjalankan kegiatan sehari-harinya dinilai baik sebab mereka tidak pernah kekurangan stock yang akan dikirim kepada customer. Pengaruh efektifitas kerja sangat berpengaruh pada kinerja perusahaan. Prestasi yang baik adalah prestasi yang dilakukan dengan proses yang maksimal. PT. Duta Mahajaya saat ini melakukan kinerja yang baik karena sampai saat ini tidak ada masalah yang dihadapi yang dapat mengganggu kegiatan perusahaan.
(21)
Tabel 2.1
PT. DUTA MAHAJAYA
RENCANA DAN REALISASI PENJUALAN Periode Tahun 2008
(dalam Rp. 000,-) Bulan Type
Persediaan Barang (Unit) Harga Satuan (Rp)
Rencana Penjualan Realisasi Penjualan
Pencapaian Target Penjualan
Unit Rp Unit Rp
Jan
Mio 900 11.792 820 9.669.440 828 9.763.776 +8 Jupiter MX 720 14.781 699 10.331.991 710 10.494.510 +11 V-IXION 520 19.990 430 8.595.700 500 9.995.000 +70 Feb
Mio 5500 11.792 4500 53.064.000 5300 62.497.600 +800 Jupiter MX 1250 14.781 1100 16.259.100 1200 17.737.200 +100 V-IXION 1121 19.990 980 19.590.200 1013 20.249.870 +33 Mar
Mio 8420 11.792 6200 73.110.400 6350 74.879.200 +150 Jupiter MX 1450 14.781 1259 18.609.279 1390 20.545.590 +131 V-IXION 1279 19.990 1050 20.989.500 1121 22.408.790 +71 Apr
Mio 8705 11.792 6870 81.011.040 6920 81.600.640 +50 Jupiter MX 2000 14.781 1300 19.215.300 1570 23.206.170 +270 V-IXION 1476 19.990 1100 21.989.000 1259 25.167.410 +159 Mei
Mio 8900 11.792 7370 86.907.040 7695 90.739.440 +325 Jupiter MX 2543 14.781 1573 23.250.513 1627 24.048.687 +54 V-IXION 1329 19.990 1120 22.388.800 1103 22.048.970 -17 Jun
Mio 7520 11.792 5728 67.544.576 6276 74.006.592 +548 Jupiter MX 1987 14.781 1420 20.989.020 1409 20.826.429 -11 V-IXION 1119 19.990 853 17.051.470 927 18.530.730 +74 Jul
Mio 7109 11.792 5845 68.924.240 5279 62.249.968 -566 Jupiter MX 2119 14.781 1500 22.171.500 1729 25.556.349 +229 V-IXION 1230 19.990 859 17.171.410 874 17.471.260 +15 Agust
Mio 6384 11.792 5317 62.698.064 5989 70.622.288 +672 Jupiter MX 1970 14.781 1710 25.275.510 1750 25.866.750 +40 V-IXION 1150 19.990 750 14.992.500 891 17.811.090 +141 Sept
Mio 6456 11.792 5572 65.705.024 5932 69.950.144 +360 Jupiter MX 1548 14.781 1200 17.737.200 1329 19.643.949 +129 V-IXION 1019 19.990 727 14.532.730 834 16.671.660 +107 Okt
Mio 7315 11.792 6290 74.171.680 7085 83.546.320 +795 Jupiter MX 1384 14.781 827 12.223.887 898 13.273.338 +71 V-IXION 1150 19.990 620 12.393.800 791 15.812.090 +171 Nov
Mio 5731 11.792 4986 58.794.912 5359 63.193.328 +373 Jupiter MX 1295 14.781 894 13.214.214 890 13.155.090 -4 V-IXION 1149 19.990 720 14.392.800 715 14.292.850 -5 Des
Mio 6445 11.792 5632 66.412.544 6259 73.806.128 +627 Jupiter MX 1325 14.781 1019 15.061.839 1240 18.328.440 +221 V-IXION 895 19.990 620 12.393.800 733 14.652.670 +113
(22)
Tabel 2.2
Laporan Bulanan Pembelian dan Penjualan Sepeda Motor Tahun 2008
Laporan Bulanan Pembelian dan Penjualan Sepeda Motor Tahun 2008
Material Bulan Stok Awal Pembelian Penjualan Stok Akhir
Mio
Januari 900 0 828 72
Februari 72 5428 5300 200
Maret 200 8220 6350 2070
April 2070 6635 6920 1785
Mei 1785 7715 7695 1205
Juni 1205 6315 6276 1244
Juli 1244 5865 5279 1830
Agustus 1830 4554 5989 395
September 395 6061 5932 524
Oktober 524 6791 7085 230
November 230 5501 5359 372
Desember 372 6073 6259 186
Jupiter
MX
Januari 120 600 710 10
Februari 10 1240 1200 50
Maret 50 1400 1390 60
April 60 1940 1570 430
Mei 430 2113 1627 916
Juni 916 1071 1409 578
Juli 578 1541 1729 390
Agustus 390 1580 1750 220
September 220 1328 1329 219
Oktober 219 1165 898 486
November 486 809 890 405
Desember 405 920 1240 85
V-IXION
Januari 520 0 500 20
Februari 20 1101 1013 108
Maret 108 1171 1121 158
April 158 1318 1259 217
Mei 217 1112 1103 226
Juni 226 893 927 192
Juli 192 1038 874 356
Agustus 356 794 891 259
September 259 760 834 185
Oktober 185 965 791 359
November 359 790 715 434
Desember 434 461 733 162
(23)
Dari data diatas maka dapat dihitung perputaran persediaan pada tahun 2008 : MIO
• Harga per unit : Rp 11.792.000,-
• Persediaan awal 1/1 : 900 unit x @ Rp 11.792.000,- = Rp 10.612.800.000,- • Total pembelian 1/1 s.d 31/12 : 69.158 unit x @ Rp 11.792.000,- =
Rp 815.511.136.000,-
• Persediaan akhir 31/12 : 186 unit x @ Rp 11.792.000,- = Rp 2.193.624.000,- • HPP = Persediaan awal + Pembelian – Persediaan akhir
= 900 unit + 69.158 unit – 186 unit
= 69.872 unit x @ Rp 11.792.000,- = Rp 823.930.624.000,- • Rata-rata persediaan = Persediaan awal + persediaan akhir
2
=
2 186 900unit+ unit
= 543 unit x @Rp 11.792.000,- = Rp 6.403.056.000,-
Inventory turn over = HPP
Rata-rata Persediaan = − − , 000 . 056 . 403 . 6 , 000 . 624 . 930 . 823 Rp Rp
= 129 kali
Average day’s inventory = jumlah hari dalam 1 tahun inventory turn over
=
kali hari
129 360
(24)
= 3 hari
JUPITER MX
• Harga per unit : Rp 14.781.000,-
• Persediaan awal 1/1 : 120 unit x @ Rp14.781.000,- = Rp 1.773.720.000
• Total pembelian 1/1 s.d 31/12 : 15.707 unit x @ Rp 14.781.000,- = Rp 232.165.167.000,-
• Persediaan akhir 31/12 : 85 unit x @ Rp14.781.000,- = Rp 1.256.385.000,- • HPP = Persediaan awal + Pembelian – Persediaan akhir
= 120 unit + 15.707 unit – 85 unit
= 15.742 unit x @ Rp14.781.000,- = Rp 232.682.502.000,- • Rata-rata persediaan = Persediaan awal + persediaan akhir
2
=
2 85 120unit+ unit
= 102,5 unit x @ Rp14.781.000,- = Rp 1.515.0520.500,-
Inventory turn over = HPP
Rata-rata Persediaan = − − , 500 . 052 . 515 . 1 , 000 . 502 . 682 . 232 Rp Rp
= 154 kali
Average day’s inventory = jumlah hari dalam 1 tahun inventory turn over
(25)
=
kali hari
154 360
= 2 hari
V-IXION
• Harga per unit : Rp 19.990.000,-
• Persediaan awal 1/1 : 520 unit x @ Rp 19.990.000,- = Rp 10.394.800.000,- • Total pembelian 1/1 s.d 31/12 : 10.403 unit x @ Rp 19.990.000,- = Rp 207.955.970.000,-
• Persediaan akhir 31/12 :162 unit x @ Rp 19.990.000,- = Rp 3.238.300.000,- • HPP = Persediaan awal + Pembelian – Persediaan akhir
= 520 unit + 10.403 unit – 162 unit
= 10.761 unit x @ Rp 19.990.000,- = Rp 215.112.390.000,- • Rata-rata persediaan = Persediaan awal + persediaan akhir
2
=
2 162 520unit+ unit
= 341 unit x @ Rp 19.990.000,- = Rp 6.816.590.000,-
Inventory turn over = HPP
Rata-rata Persediaan = − − , 000 . 590 . 816 . 6 , 000 . 390 . 112 . 215 Rp Rp
(26)
Average day’s inventory = jumlah hari dalam 1 tahun inventory turn over
=
kali hari
32 360
(27)
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Persediaan
Persediaan (inventory) merupakan harta penting yang harus selalu ada pada hampir setiap perusahaan baik pada perusahaan dagang maupun perusahaan industri. Persediaan tersebut merupakan salah satu unsur yang utama dalam menentukan laba perusahaan.
Menurut L. Daft (2001:320) “Persediaan (inventory) adalah barang yang disimpan organisasi untuk digunakan dalam proses produksi sampai produk akhirnya dijual kepada konsumen”.
Dari pengertian diatas maka persediaan dapat di kelompokkan menjadi 3 bagian yaitu:
a. Persediaan barang jadi (finished goods inventory) adalah item-item yang telah melewati proses produksi tetapi belum terjual.
b. Persediaan barang dalam proses (work-in-process inventory) adalah bahan baku yang telah melalui tahap-tahap proses produksi tetapi belum menjadi barang jadi.
c. Persediaan bahan baku (raw materials inventory) adalah input-input dasar dari proses produksi sebuah perusahaan. Persediaan ini adalah persediaan yang termurah karena organisasi belum menginvestasikan tenaga kerja ke dalamnya.
(28)
Menurut Assauri (1998 ; 170) Jenis-jenis persediaan dilihat dari fungsinya, dapat dibedakan atas :
1. Bath Stock / Lot Size Inventory
Persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barang dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan saat itu.
Keuntungan jenis persediaan ini adalah: a. Potongan harga pada harga pembelian b. Efisiensi produksi
c. Penghematan biaya angkutan 2. Fluctuation Stock
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.
3. Anticipation Stock
Persediaan yang diadakan untuk menghadapip fluktuasi permintaan konsumen yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun untuk menghadapi penggunaan atau penjualan yang meningkat.
(29)
B. Sistem Pencatatan Persediaan
Menurut Assauri (1998 :173) Ada dua sistem utama mengenai pencatatan persediaan (inventory) yaitu :
1. Sistem Periodik
Suatu perusahaan disebut memakai sistem periodic apabila ada penjualan atau pembelian barang tidak melakukan pencatatan ke dalam buku persediaan atau buku inventory, dengan kata lain perusahaan tidak memiliki kartu stock (stock card). Jadi, dalam sistem ini tidak dapat diketahui jumlah persediaan dalam setiap saat, karena tidak pernah dicatat pertambahan maupun pengurangannya. Sehingga untuk mengetahui jumlah persediaan harus dilakukan perhitungan secara fisik langsung ke gudang. Berapa jumlah barang yang belum terjual. Oleh sebab itu metode ini disebut metode fisik.
Dan dalam sistem periodic atau sistem persediaan berkala, hanya penghasilan dari penjualan-penjualan saja yang dibukukan setiap kali suatu penjualan dilakukan. Pencantuman harga pokok barang yang terjual selama periode ini dan nilai persediaan yang masih tersisa pada akhir periode tersebut, maka dibuatlah daftar barang dagangan atau barang jadi secara terperinci. Pemberian barang dicatat dalam rekening harga pokok penjualan juga tidak dapat diketahui sewaktu-waktu.
(30)
Walaupun dengan sistem ini biayanya ringan tetapi memiliki kelemahan, antara lain :
a. Tidak ada alat control
b. Sukar menghitung jumlah persediaan terutama pada perusahaan yang menjual bermacam-macam barang.
2. Sistem Perpektual
Sistem perpektual adalah sistem pencatatan persediaan dimana memiliki buku persediaan. Di dalam hal ini setiap ada transaksi mengenai persediaan yaitu pembelian, penjualan, kehilangan, rusak dan lain-lain di catat dalam kartu stock menurut tanggal kejadiannya. Kartu stock biasanya dibuat berkolom-kolom yang terdiri dari kolom :
a. Tanggal b. Pembelian c. Penjualan d. Sisa
Dengan adanya kartu stock ini maka setiap saat dapat diketahui jumlah persediaan yang ada digudang dengan melihat ke dalam kartu stock tersebut pada kolom sisa.
Adapun kebaikan dari sistem perpetual bila dibandingkan dengan sistem periodic adalah :
1. Dengan cepat dapat diketahui jumlah persediaan sehingga laporan keuangan lebih cepat disusun.
(31)
2. Sebagai alat control.
Dengan memakai sistem perpetual maka dapat diketahui apakah ada barang yang hilang yaitu dengan jalan membandingkan kartu stock dengan jumlah yang ada dalam gudang. Sedangkan keburukan dalam sistem ini adalah biaya yang dikeluarkan terlalu besar.
C. Metode Penilaian Persediaan
Menurut Niswonger (1999 : 364) Ada 3 metode yang dapat digunakan untuk menilai persediaan, antara lain :
1. Metode First-in, First-out (FIFO)
Menurut Niswonger (1999 :364), cara ini didasarkan atas anggapan bahwa harga barang yang sudah terjual dinilai menurut harga pembelian barang yang terdahulu masuk. Dengan demikian persediaan akhir dinilai menurut harga pembelian barang akhir masuk.
Kelebihan menggunakan metode FIFO ini adalah, perusahaan tidak memerlukan identifikasi khusus atau waktu khusus karena asumsi yang diberikan berdasarkan nilai yang berlaku pada tanggal neraca saat itu juga. Hal ini juga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya manipulasi nilai persediaan (transaksi ditulis sesuai dengan urutan)
Sedangkan kelemahannya adalah, metode ini kurang tanggap terhadap naik turunnya nilai persediaan perusahaan, sehingga kemungkinan terjadinya kerugian akibat naiknya harga barang persediaan akan besar.
(32)
Untuk mengetahui persediaan setiap saat dapat dilakukan pencatatan
perpetual inventory system. Namun penilaian persediaan dengan system periodical inventory juga sama baiknya. Untuk lebih jelasnya mengenai penerapan metode ini, maka akan diberikan perhitungan untuk komoditi Mio pada tiga bulan pertama tahun 2008 berikut ini :
(33)
Tabel 3.1 METODE FIFO PT. DUTA MAHAJAYA
(dalam ribuan rupiah)
Masuk (Pembelian) Keluar (Penjualan) Saldo (Persediaan)
Tgl Q P/Q P.Q Q P/Q P.Q Q P/Q P.Q
2/1 0 0 0 900 11792 10.612.800
4/1 828 11792 9.763.776 72 11792 849.024
3/2 5428 11.792 64.006.976 72
5428
11792 11792
849.024 64.066.976
4/2 72
5228
11792 11.792
849.024
61.648.576 200 11.792 2.358.400
1/3 8220 11.792 96.930.240 200
8220
11.792 11.792
2.358.400 96.930.240
3/3 200
6150
11.792 11.792
2.358.400
72.520.800 2070 11.792 24.409.440 12.478 147.140.576 2070 24.409.440 Sumber PT DUTA MAHAJAYA yang telah diolah
Setelah dilakukan perhitungan dari data diatas maka dapat diketahui bahwa nilai persediaan tanggal 3 Maret 2008 adalah 2070 unit x @ Rp. 11.792.000,- = Rp. 24.409.440.000,- Sedangkan harga pokok barang terjual 12.478 unit x @ 11.792.000,- = Rp. 147.140.576.000,-
(34)
2.Metode LIFO (Last In First Out)
Menurut Niswonger (1999 :364), cara ini didasarkan anggapan bahwa barang yang telah terjual dinilai menurut harga pembelian barang yang terakhir masuk. Sehingga persediaan yang masih ada atau stock dinilai berdasarkan harga pembelian barang terdahulu.
Kelebihan penggunaan metode LIFO adalah, perusahaan dapat lebih cermat memonitor nilai persediaan perusahaan karena untuk menentukan apakah ada kenaikan ataupun penurunan perusahaan terlebih dahulu membandingkan persediaan dari dua tanggal yang berbeda sedangkan kelemahannya adalah, perusahaan harus memberikan waktu khusus mengidentifikasi nilai persediaan perusahaan, hal ini karena proses penilaian memakan waktu yang lama.
Bagi perusahaan yang menggunakan periodical inventory system dalam menghitung nilai persediaan akhir dan barang terjual bisa menggunakan metode LIFO. Akan tetapi penggunaan masing-masing cara akan memberikan nilai persediaan yang berbeda.
Perbedaan ini disebabkan perhitungan secara periodic tidak dipengaruhi oleh waktu transaksi pemakaian atau penjualan. Sedangkan pada perpetual inventory system penentuan nilai persediaan akhir sangat dipengaruhi jumlah dan nilai yang ada setiap saat transaksi terjadi.
Untuk mengetahui perhitungan persediaan dengan menggunakan metode LIFO, dengan menggunakan data seperti persediaan pada metode FIFO dapat diketahui perputaran persediaan sebagai berikut :
(35)
Tabel 3.2 METODE LIFO PT. DUTA MAHAJAYA
(dalam ribuan rupiah)
Masuk (Pembelian) Keluar (Penjualan) Saldo (Persediaan)
Tgl Q P/Q P.Q Q P/Q P.Q Q P/Q P.Q
2/1 0 0 0 900 11792 10.612.800
4/1 828 11792 9.763.776 72 11792 849.024
3/2 5428 11.792 64.006.976 72
5428
11792 11792
849.024 64.066.976
4/2 5300 11.792 64.497.600 72
128
11.792 11.792
849.024 1.509.376
1/3 8220 11.792 96.930.240 72
128 8220 11.792 11.792 11.792 849.024 1.509.376 96.930.240
3/3 6350 11.792 74.879.200 72
128 1870 11.792 11.792 11.792 849.024 1.509.376 22.051.040 12.478 147.140.576 2070 24.409.440 Sumber PT DUTA MAHAJAYA yang telah diolah
(36)
Setelah dilakukan perhitungan dari data diatas maka dapat diketahui bahwa nilai persediaan tanggal 3 Maret 2008 adalah:
72 unit x Rp. 11.792.000,- = Rp. 849.024.000,- 128 unit x Rp. 11.792.000,- = Rp. 1.509.376.000,-
Persediaan = Rp. 24.409.440.000,- 1870 unit x Rp. 11.792.000,- = Rp. 22.051.040.000,- +
Sedangkan harga pokok yang terjual
12.478 unit x Rp. 11.792.000,- = Rp. 147.140.576.000,-
3. Metode Rata-rata (Average)
Menurut Niswonger (1999 :364), metode harga pokok rata-rata didasarkan atas asumsi bahwa tugas pokok dibebankan ke pendapatan menurut harga rata-rata tertimbang per unit dari barang yang dijual. Harga pokok rata-rata tertimbang per unit ini digunakan untuk menemukan harga pokok barang yang masih ada dalam persediaan. Harga pokok rata-rata tertimbang perunit diperoleh dari hasil bagi antara jumlah harga pokok barang yang tersedia untuk dijual dalam suatu periode tertentu dengan jumlah unitnya. Mengambil data ilustrasi sebelumnya, maka perhitungan dapat dilakukan sebagai berikut :
(37)
Tabel 3.3
METODE AVERAGE PT. DUTA MAHAJAYA
(dalam ribuan rupiah)
Masuk (Pembelian) Keluar (Penjualan) Saldo (Persediaan)
Tgl Q P/Q P.Q Q P/Q P.Q Q P/Q P.Q
2/1 0 0 0 900 11792 10.612.800
4/1 828 11792 9.763.776 72 11792 849.024
3/2 5428 11.792 64.006.976 5500 11.792 64.856..00 0 4/2 5300 11.792 64.497.600 200 11.792 2.358.400 1/3 8220 11.792 96.930.240 8420 11.792 99.288.640 3/3 6350 11.792 74.879.200 2070 11.792 24.409.440 12.478 147.140.576 2070 24.409.440 Sumber PT DUTA MAHAJAYA yang telah diolah
Menurut tabel harga beli rata-rata, jumlah sepeda motor yang dijual adalah sebesar 12.478 dengan harga Rp. 147.140.576.000,-.
(38)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian dalam bab-bab sebelimnya, maka dalam bab ini penulis mencoba untuk menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam pencatatan persediaan PT. DUTA MAHAJAYA menggunakan sistem pencatatan persediaan secara periodik, dimana dalam sistem periodik setiap ada penjualan atau pembelian terhadap persediaan tidak dilakukan pencatatan terhadap buku persediaan. Jadi untuk mengetahui jumlah persediaan harus dilakukan perhitungan secara fisik langsung ke gudang.
2. Perusahaan menggunakan metode FIFO dimana barang yang pertama kali masuk ke gudang, maka itulah yang mula-mula dijual. Dengan penggunaan metode persediaan FIFO menyebabkan jumlah persediaan di gudang tidak menumpuk, sehingga biaya yang ditimbulkan oleh penumpukkan barang yaitu biaya pengawasan meliputi kerusakan-kerusakan, pencurian dan lain-lain dapat diminimumkan untuk mencapai laba semaksimal mungkin.
3. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh penulis pada PT. DUTA MAHAJAYA dapat diketahui bahwa rencana penjualan tidak selalu tercapai realisasi penjualannya, terkadang bisa melebihi target rencana penjualan dan bahkan terkadang bisa kurang dari target penjualan.
(39)
B. Saran
1. Sebaiknya perusahaan tetap mempertahankan volume penjualan yang tinggi, sebab hal tersebut akan berpengaruh pada pengurangan besarnya biaya penyimpanan di gudang, yang tentunya juga mempengaruhi total biaya persediaan, dengan demikian biaya dapat diturunkan seminimal mungkin. 2. Selain administrasi keuangan yang baik diperlukan juga pengawasan fisik dari
bagian logistik yang benar-benar bertanggung jawab untuk mengatasi penyelewengan-penyelewengan yang mungkin terjadi seperti pencurian di gudang.
3. Setelah pemeriksaan fisik dilakukan, maka sebaiknya administrasi keuangan membuat laporan pemeriksaan fisik kepada administrasi perusahaan yang sebelumnya ditangani oleh pemegang pengawasan.
(40)
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofyan, Manajemen Produksi Dan Operasi, Lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1998.
Gunawan Adisaputro, Marwan Asri, Anggaran Perusahaan, Edisi 2003/2004, Buku 1, Penerbit BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 2003.
L. Daft, Richard, Manajemen, Edisi Kelima, Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2001.
Niswonger, Warren, Reeve, Fess, Prinsip-Prinsip Akuntansi, Edisi 19, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1999.
Rangkuti, Freddy, Manajemen Persediaan, Cetakan Ketiga, Penerbit PT. Grafindo Persada, Jakarta, 1998.
(1)
Tabel 3.2 METODE LIFO PT. DUTA MAHAJAYA
(dalam ribuan rupiah)
Masuk (Pembelian) Keluar (Penjualan) Saldo (Persediaan)
Tgl Q P/Q P.Q Q P/Q P.Q Q P/Q P.Q
2/1 0 0 0 900 11792 10.612.800
4/1 828 11792 9.763.776 72 11792 849.024
3/2 5428 11.792 64.006.976 72
5428
11792 11792
849.024 64.066.976
4/2 5300 11.792 64.497.600 72
128
11.792 11.792
849.024 1.509.376
1/3 8220 11.792 96.930.240 72
128 8220 11.792 11.792 11.792 849.024 1.509.376 96.930.240
3/3 6350 11.792 74.879.200 72
128 1870 11.792 11.792 11.792 849.024 1.509.376 22.051.040 12.478 147.140.576 2070 24.409.440 Sumber PT DUTA MAHAJAYA yang telah diolah
(2)
Setelah dilakukan perhitungan dari data diatas maka dapat diketahui bahwa nilai persediaan tanggal 3 Maret 2008 adalah:
72 unit x Rp. 11.792.000,- = Rp. 849.024.000,- 128 unit x Rp. 11.792.000,- = Rp. 1.509.376.000,-
Persediaan = Rp. 24.409.440.000,- 1870 unit x Rp. 11.792.000,- = Rp. 22.051.040.000,- +
Sedangkan harga pokok yang terjual
12.478 unit x Rp. 11.792.000,- = Rp. 147.140.576.000,-
3. Metode Rata-rata (Average)
Menurut Niswonger (1999 :364), metode harga pokok rata-rata didasarkan atas asumsi bahwa tugas pokok dibebankan ke pendapatan menurut harga rata-rata tertimbang per unit dari barang yang dijual. Harga pokok rata-rata tertimbang per unit ini digunakan untuk menemukan harga pokok barang yang masih ada dalam persediaan. Harga pokok rata-rata tertimbang perunit diperoleh dari hasil bagi antara jumlah harga pokok barang yang tersedia untuk dijual dalam suatu periode tertentu dengan jumlah unitnya. Mengambil data ilustrasi sebelumnya, maka
(3)
Tabel 3.3
METODE AVERAGE PT. DUTA MAHAJAYA
(dalam ribuan rupiah)
Masuk (Pembelian) Keluar (Penjualan) Saldo (Persediaan)
Tgl Q P/Q P.Q Q P/Q P.Q Q P/Q P.Q
2/1 0 0 0 900 11792 10.612.800
4/1 828 11792 9.763.776 72 11792 849.024
3/2 5428 11.792 64.006.976 5500 11.792 64.856..00 0 4/2 5300 11.792 64.497.600 200 11.792 2.358.400 1/3 8220 11.792 96.930.240 8420 11.792 99.288.640 3/3 6350 11.792 74.879.200 2070 11.792 24.409.440 12.478 147.140.576 2070 24.409.440 Sumber PT DUTA MAHAJAYA yang telah diolah
Menurut tabel harga beli rata-rata, jumlah sepeda motor yang dijual adalah sebesar 12.478 dengan harga Rp. 147.140.576.000,-.
(4)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian dalam bab-bab sebelimnya, maka dalam bab ini penulis mencoba untuk menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam pencatatan persediaan PT. DUTA MAHAJAYA menggunakan sistem pencatatan persediaan secara periodik, dimana dalam sistem periodik setiap ada penjualan atau pembelian terhadap persediaan tidak dilakukan pencatatan terhadap buku persediaan. Jadi untuk mengetahui jumlah persediaan harus dilakukan perhitungan secara fisik langsung ke gudang.
2. Perusahaan menggunakan metode FIFO dimana barang yang pertama kali masuk ke gudang, maka itulah yang mula-mula dijual. Dengan penggunaan metode persediaan FIFO menyebabkan jumlah persediaan di gudang tidak menumpuk, sehingga biaya yang ditimbulkan oleh penumpukkan barang yaitu biaya pengawasan meliputi kerusakan-kerusakan, pencurian dan lain-lain dapat diminimumkan untuk mencapai laba semaksimal mungkin.
(5)
B. Saran
1. Sebaiknya perusahaan tetap mempertahankan volume penjualan yang tinggi, sebab hal tersebut akan berpengaruh pada pengurangan besarnya biaya penyimpanan di gudang, yang tentunya juga mempengaruhi total biaya persediaan, dengan demikian biaya dapat diturunkan seminimal mungkin. 2. Selain administrasi keuangan yang baik diperlukan juga pengawasan fisik dari
bagian logistik yang benar-benar bertanggung jawab untuk mengatasi penyelewengan-penyelewengan yang mungkin terjadi seperti pencurian di gudang.
3. Setelah pemeriksaan fisik dilakukan, maka sebaiknya administrasi keuangan membuat laporan pemeriksaan fisik kepada administrasi perusahaan yang sebelumnya ditangani oleh pemegang pengawasan.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofyan, Manajemen Produksi Dan Operasi, Lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1998.
Gunawan Adisaputro, Marwan Asri, Anggaran Perusahaan, Edisi 2003/2004, Buku 1, Penerbit BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 2003.
L. Daft, Richard, Manajemen, Edisi Kelima, Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2001.
Niswonger, Warren, Reeve, Fess, Prinsip-Prinsip Akuntansi, Edisi 19, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1999.
Rangkuti, Freddy, Manajemen Persediaan, Cetakan Ketiga, Penerbit PT. Grafindo Persada, Jakarta, 1998.