c. Guru memberikan contoh cara berwawancara dengan menghadirkan model
untuk berwawancara dengan guru, lalu bergantian siswa diminta untuk berwawengan ancara dengan model.
d. Siswa memperhatikan cara guru berwawancara dan memcatat hal-hal
pokok dalam berwawancara, e.
Siswa menulis cara-cara berwawancara.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang
telah dilaksanakan b.
Siswa melakukan evaluasi c.
Guru mengucapkan salam penutup. Model yang baik dan tepat digunakan dalam pembelajaran adalah model Pada
garis bayang menjamin dapat dipraktikan dalam proses pembelajaran secara praktis. Artinya model tersebut bernilai praktis dalam pembelajaran berbahasa
Nurhadi, 2003 : 40 Permodelan di Sekolah Dasar adalah teknik mengajar yang dilakukan di sekolah
dengan mendatangkan orang lain ke dalam Kelas Untuk memberi contoh cara memperagakan sesuatu, agar para siswa lebih tertarik dan lebih serius dalam
melaksanakan pembelajaran, dalam hal ini di hadirkan model untuk memperagakan teknik berwawancara, disini model bisa berperan sebagai penanya
ataupun tokoh yang akan di wawancarai nara sumber untuk lebih berhasilnya teknik permodelan ini ada baiknya model yang di hadirkan adalah model yang
belum di kenal siswa, tetapi menarik perhatian siswa, misalnya ia adalah seorang tokoh yang memang di kagumi oleh anak-anak, misalnya bapak Camat, bapak
polisi, dokter, perawat, pekerja seni atau orang –orang sukses sehingga memacu
semangat anak untuk menggali potensi yang ia miliki.
2.9 Hipotesis
Hipotesis tindakan akan penelitian ini adalah : a.
Penggunaan teknik permodelan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SDN Bakauheni kec bakauheni nabupaten Lampung Selatan.
b. Penggunaan teknik permodelan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas V SDN 2 Bakauheni
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas, penelitian tindakan kelas merupakan salah satu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan prektik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional.
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian kemmis dan taggart Arikunto, 2010 :
132, yaitu berbentuk spiral dari siklusyang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planing rencana, action tindakan, observation Pengamatan, dan
reflektion refleksi. Langkah langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan pengamatan, dan refleksi.
3.2 Seting Penelitian 3.2.1 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SDN 2 Bakauheni, kecamatan Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan dengan jumlah siswa 31
terdiri dari 12 laki laki dan 19 perempuan