Pengadilan Hubungan Industrial TINJAUAN PUSTAKA

23 dalam waktu selambat-lambatnya 7 tujuh hari setelah putusan dibuat panitera pengganti, pemberitahuan putusan harus sudah disampaikan kepada pihak yang hadir dan selambat-lambatnya 14 empat belas hari kerja setelah putusan ditandatangani panitera muda. Selanjutnya selambat-lambatnya 7 tujuh hari kerja setelah salinan putusan diterbitkan salinan putusan harus sudah dikirimkan kepada para pihak. Apabila perselisihan hak danatau perselisihan kepentingan diikuti dengan perselisihan pemutusan hubungan kerja maka pengadilan wajib memutus terlebih dahulu perkara perselisihan hak danatau perkara perselisihan hak danatau perselisihan kepentingan. 2.5.2 Tahapan Mahkamah Agung Pemutusan Pengadilan Hubungan Industrial mengenai perselisihan hak dan perselisihan pemutusan hubungan kerja mempunyai kekuatan hukum tetap apabila tidak diajukan permohonan kasasi kepada mahkamah agung dalam waktu selambat-lambatnya 14 empat belas hari kerja terhitung: 1 Bagi pihak yang hadir terhitung sejak putusan dibacakan oleh sidang majelis hakim; 2 Bagi pihak yang tidak hadir, terhitung sejak tanggal menerima pemberitahuan putusan; 3 Permohonan kasasi harus disampaikan secara tertulis melalui Sub. Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial Pengadilan Negeri setempat dan dalam waktu selambat lambatnya 14 empat belas hari kerja terhitung sejak tanggal penerimaan permohonan kasasi harus sudah disampaikan oleh Sub. Kepaniteraan Pengadilan kepada Ketua Mahkamah Agung. 24 Penyelesaian perselisihan hak atau perselisihan pemutusan hubungan kerja pada Mahkamah Agung selambat lambatnya 30 tiga puluh hari kerja terhitung tanggal penerimaan permohonan kasasi. Secara singkat prosedur pengajuan gugatan dan persidangan di PHI Pengadilan Hubungan Industrial sebagai berikut: 8 1 Gugatan diajukan ke PHI Pengadilan Hubungan Industrial yang daerah hukumnya meliputi tempat domisili pekerja. 2 Gugatan harus dilampiri dengan risalah penyelesaian melalui mediasi atau konsiliasi. Jika risalah tidak disertakan Pengadilan wajib mengembalikan gugatan kepada penggugat. 3 Gugatan harus mencantumkan pokok-pokok persoalan yang menjadi perselisihan beserta identitas para pihak dan dokumen yang menguatkan gugatan. 4 Apabila perselisihan tersebut menyangkut perselisihan hakkepentingan yang diikuti dengan perselisihan pemutusan hubungan kerja, pengadilan hubungan industrial memutuskan terlebih dahulu perkara perselisihan hak atau kepentingan Pasal 87 UU PPHI. 5 Apabila proses beracaranya adalah proses cepat sesuai permohonan tertulis salah satu pihak maka dalam tujuh hari kerja setelah permohonan diterima, Ketua PN Pengadilan Negeri mengeluarkan penetapan tentang dikabulkan atau ditolaknya permohonan tersebut. Bila permohonan dikabulkan ketua PN dalam jangka waktu tujuh hari kerja setelah keluar 8 Libertus Jehani, Hak-hak pekerja Bila di PHK, Visi Media, Jakarta, 2006, Hlm. 25 25 penetapan menentukan majelis hakim, hari, tempat, dan waktu sidang tanpa prosedur pemeriksaan. Tenggat waktu untuk jawaban dan pembuktian kedua belah pihak masing-masing ditentukan tidak melebihi 14 hari kerja Pasal 98 dan Pasal 99 UU PPHI. 6 Apabila dengan proses acara biasa, maka dalam waktu paling lama tujuh hari kerja setelah penetapan majelis hakim, Ketua majelis akan melakukan sidang pertama. 7 Apabila dalam sidang pertama secara nyata-nyata pengusaha terbukti tidak melaksanakan kewajibannya untuk membayar upah serta hak-hak lainnya selama menunggu penyelesaian PHK, hakim Ketua sidang segera menjatuhkan putusan sela yang memerintahkan pengusaha untuk membayar upah beserta hak-hak lainnya yang biasa diterima pekerja yang bersangkutan. 8 Apabila pengusaha mengabaikan putusan sela tersebut maka hakim ketua sidang memerintahkan sita jaminan dalam sebuah penetapan Pengadilan Hubungan Industrial. Putusan sela tersebutpun tidak dapat diadakan upaya perlawanan atau upaya hukum Pasal 96 UUPPHI. 9 Selambat-lambatnya 50 hari kerja sejak sidang pertama Majelis Hakim memberikan putusannya. 10 Putusan Majelis Hakim tentang perselisihan kepentingan dan perselisihan antar pekerja dalam satu perusahaan bersifat final. Sedangkan putusan Majelis hakim Pengadilan Hubungan Industrial mengenai perselisihan hak dan PHK mempunyai kekuatan hukum yang tetap apabila dalam waktu 14 hari kerja tidak diajukan permohonan kasasi oleh pihak yang hadir atau 14 hari kerja setelah putusan diterima oleh pihak yang tidak hadir. 1

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian hukum normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan hukum normatif kodifikasi, undang-undang atau kontrak secara in action pada setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam masyarakat. 1 Penelitian hukum normatif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan baku utama, menelah hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas-asas hukum, konsepsi hukum, pandangan dan doktrin-doktrin hukum, peraturan dan sistem hukum dengan menggunakan data sekunder, diantaranya: asas, kaidah, norma dan aturan hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan peraturan lainnya, dengan mempelajari buku-buku, peraturan perundang-undangan dan dokumen lain yang berhubungan erat dengan penelitian. 2 1 Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2004, hlm. 134. 2 Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: PT Raja Grafindo Peresada,2006, hlm. 24. 27 Penelitian hukum empiris dilakukan dengan meneliti secara langsung ke lapangan untuk melihat secara langsung penerapan perundang-undangan atau aturan hukum yang berkaitan dengan penegakan hukum, serta melakukan wawancara dengan beberapa responden yang dianggap dapat memberikan informasi mengenai pelaksanaan penegakan hukum tersebut. 3.2 Langkah-langkah Penelitian

I. Input

Proses Output Upaya Hukum yang dapat dilakukan

II. Input Proses Output

Perjanjian Kerja Bersama PKB, Peraturan Perusahaan PP, Undang-Undang terkait pemenuhan hak pekerja yang di PHK Analisis Peraturan Perundang-undangan dan pelaksanaan terbentuknya PKB dan PP Adanya hak dan kewajiban antara pekerja dan pengusaha Adanya hak dan kewajiban antara pekerja dan pengusaha Analisis pengawasan pemenuhan hak dan kewajiban antara pekerja dan pengusaha Diketahui hak-hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pekerja dan pengusaha Kesimpulan yang diperoleh dari kedua output rumusan masalah penelitian 28

3.3 Sumber Data

Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. 3.3.1 Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung berupa keterangan- keterangan dan pendapat dari para responden dan kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan melalui wawancara dan observasi. 3 Penelitian skripsi ini dilakukan di Pengadilan Hubungan Industrial Tanjung Karang.

3.3.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi kepustakaan dan mempunyai kekuatan hukum mengikat, yang terdiri dari bahan baku primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. 4 a. Bahan hukum primer adalah bahan-bahan yang bersifat mengikat berupa peraturan perundang-undangan yang meliputi : 1 Undang-Undang Dasar 1945; 2 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan; 3 Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Buruh; 4 Kepmenakertrans Nomor. Per-17MenVIII2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Hidup Layak; 3 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Bandung: Rajawali Pers, 2008, hlm 15. 4 Bahder Johan, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Semarang: Mandar Maju, 2004, hlm 23. 29 5 PP No. 8 Tahun 1981 Tentang Perlindungan Upah; 6 Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial. b. Bahan Hukum Sekunder Bersumber dari bahan-bahan hukum yang dapat membantu dalam menganalisa serta memahami permasalahan dalam penelitian dan diperoleh dengan cara studi pada buku-buku, literatur-literatur, dan hasil penelitian yang berhubungan dengan pokok masalah. b. Bahan Hukum Tersier Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum tersier yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah: Kamus Hukum, Kamus Besar Bahasa Indonesia dan internet.

3.4 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 Studi Pustaka Metode ini dilakukan dengan cara melakukan serangkaian kegiatan seperti membaca, menelaah, mencatat, dan membuat ulasan bahan-bahan pustaka yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan diteliti. Studi kepustakaan dilakukan untuk