Maksim Pujian Maksim Kerendahan Hati
mitra tutur memahami maksud tuturan Anda secara tidak langsung, yakni melalui implikatur percakapan” Leech dalam Rusminto, 2009: 102. Dengan kata lain,
dapat dikatakan bahwa bila prinsip sopan santun tidak dapat dipertahankan, kehancuran percakapan akan terjadi dan dampaknya akan mengena pada penutur
dan mitra tutur. Akan tetapi karena ironi seolah-olah taat pada prinsip sopan santun, jawaban pada pernyataan yang ironis tidak mudah menghancurkan prinsip
sopan santun. Sebab seorang yang menggunakan prinsip ironi bertindak seakan- akan menipu mitra tutur,tetapi sesungguhnya penutur dengan „jujur‟ dalam
menipu mitra tutur tersebut. Dengan memanfaatkan sopan santun. Penggunaan prinsip ironi memungkinkan seseorang untuk bertindak tidak sopan melalui sikap
seolah-olah sopan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bila situasi dipandang dapat menimbulkan konflik, penggunaan prinsip ironi dapat
menghindarkan kehancuran percakapan.
Dalam uraian selanjutnya, Leech dalam Rusminto 2009: 102 mengemukakan bahwa ironi dibedakan dengan kelakar banter. Secara ringkas ironi dapat
diartikan sebagai cara yang ramah atau santun untuk menyinggung perasaan mitra tutur sopan santun untuk menyinggung perasaan = mock politeness, Sedangkan
kelakar banter adalah cara yang menyinggung perasaaan untuk beramah-tamah atau bersopan santun mock impoliteness. Sementara itu, daya ironi sebuah
pernyataan sering ditandai oleh pernyataan-pernyataan yang berlebihan atau disebut exaggeration atau pernyataan-pernyataan yang mengecilkan arti
understatement.