d Act sequence mengacu pada bentuk dan isi ujaran. Bentuk ujaran itu
berkenaan dengan kata-kata yang digunakan, bagaimana penggunaannya, dan hubungan antara apa yang dikatakan dengan topik pembicaraan. Bentuk ujaran
dalam kuliah umum, dalam percakapan biasa, dan dalam pesta berbeda, begitu juga dengan isi yang dibicarakan.
e Key mengacu pada nada, cara, dan semangat di mana suatu pesan
disampaikan dengan senang hati, dengan serius, dan dengan singkat, dengan sombong, dengan mengejek, dan sebagainya. Hal ini dapat juga ditunjukkan
dengan gerak tubuh dan isyarat. f
Instrumentailtis mengacu pada jalur bahasa yang digunakan, seperti jalur lisan, tulis, melalui telegraf atau telepon. Instrumentalitis ini juga mengacu pada
kode ujaran yang digunakan seperti bahasa, dialek, fragam, atau register. g
Norm of interaction and interruption mengacu pada norma atau aturan yang dipakai dalam sebuah peristiwa tutur, juga mengacu pada norma penafsiran
terhadap ujaran dari lawan bicara. h
Genre mengacu pada jenis bentuk penyampaian, seperti narasi, puisi, pepatah, doa, dan sebagainya.
2.8 Percakapan
Percakapan merupakan suatu pembicaraan yang terjadi ketika sekelompok kecil peserta datang bersama-sama dan meluangkan waktu untuk melakukan pembicaraan.
Setiap peserta percakapan saling berganti peran menjadi pembicara dan pendengar. Pergantian peran berbicara tersebut tidak mengikuti jadwal secara ketat Goffman
dalam Rusminto, 2004: 106.
Selain itu, pendapat lain menyatakan bahwa percakapan merupakan hubungan sosial yang paling dasar antaranggota dalam masyarakat. Percakapan melibatkan tiga
kemampuan dasar yang saling berhubungan, yaitu kemampuan mental, kemampuan fisik, dan kemampuan sosial. Kemampuan mental ini meliputi kemampuan
pembicara dalam menyusun kalimat secara gramatikal dengan menggunakan preposisi yang tepat. Kemampuan fisik meliputi gerak atau kelenturan tubuh
seseorang dalam mengekspresikan ujarannya. Kemampuan sosial ini adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan orang lain, menghargai orang lain,
bekerja sama, rasa bersahabat, rasa kekeluargaan, dan sebagainya Allen Guy dalam Rusminto, 2009: 107.
2.9 Prinsip-prinsip Percakapan
Komunikasi yang berlangsung antara penutur dan mitra tutur tentunya akan mengalami berbagai kendala. Kendala yang dihadapi dalam suatu komunikasi dapat
menyebabkan komunikasi berlangsung dengan tidak baik. Oleh karena itu, dalam suatu komunikasi dibutuhkan adanya prinsip-prinsip percakapan. Prinsip-prinsip
percakapan digunakan untuk mengatur percakapan agar dapat berjalan dengan lancar. Untuk memperlancar percakapan tersebut, maka pembicara harus menaati
dan memperhatikan prinsip-prinsip yang ada di dalam percakapan. Prinsip yang berlaku dalam percakapan ialah prinsip kerja sama cooperative principle dan
prinsip sopan santun politness principleGrice dalam Rusminto, 2009 : 89.