Di dalam menjaga eksistensi antar anggota kelompok, diperlukan kesadaran
kolektif yang mendasar. Kesadaran kolektif yang mengikat angota-anggota kelompok tersebut bisa melalui berbagai simbol dan norma sosial yang telah
disepakati. Menurut Emilie Durkheim dalam Susan 2009:45 anggota kelompok bisa menciptakan bunuh diri altruistik untuk membela eksistensi kelompoknya.
2.3.1.6 Konflik Antar Organisasi
Konflik antar organisasi seperti dibidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan
negara-negara lain dianggap sebagai bentuk konflik dan politik ini biasanya disebut dengan persaingan. Konflik ini telah menyebabkan timbulnya
pengembangan produk-produk baru, teknologi baru, dan servis baru sehingga harga lebih rendah dan pemanfaatan sumberdaya secara lebih efisien.
Konflik pada dasarnya adalah sesuatu yang bukan saja tidak dapat dihindari tapi
juga dibutuhkan oleh masyarakat, karena konflik mempertegas identitas-identitas dalam kelompok dan membentuk dasar stratifikasi sosial. Walaupun teori konflik
klasik pada dasarnya sudak tidak dapat digunakan untuk menganalisis fenomena konflik kontemporer, karena teori ini diciptakan pada konteks kesejarahan yang
berbeda dan perubahan struktur serta dinamika masyarakat telah diluar imajinasi para ilmuwan konflik klasik. Namun antara teori klasik dan teori kontemporer
pada dasarnya sepakat bahwa konflik memainkan peran sentral dalam kehidupan karena mampu menjadi agen perubahan dan menjadi motor yang memobilisasi
tindakan sosial.
2.3.2 Penyebab Timbulnya Konflik
Untuk mengetahui penyebab timbulnya konflik, dapat diidentifikasi dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, adapun faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya konflik, diantaranya: a.
Adanya benturan kepentingan dari berbagai pihak b.
Terjadinya perubahan sosial yang terlalu cepat c.
Timbulnya rasa benci dan dendam terhadap saingan d.
Adanya pemaksaan dari pihak yang kuat terhadap pihak yang lemah e.
Timbulnya anarki yang sulit dikendalikan f.
Meletuskan revolusi politik yang menjuru pada perbuatan kekerasan
Banyak faktor-faktor yang telah disebutkan diatas, yang paling penting adalah ketika terjadi konflik kelompok maupun individu yang bertikai harus bisa
mengendalikan emosi. Menurut Hendrick 2012:57 Emosi adalah bagian integral konflik. Pemahaman terhadap respons emosi yang meningkat selama konflik akan
dapat meringankan konflik tersebut. Tiga dinamika emosi konflik menurut Hendrick 2012:57 adalah:
2.3.2.1 Respons Penolakan
Orang mengikuti apa yang dia rasakan, yang disebut respon penolakan dalam usaha untuk mengikuti asfek emosional konflik. Bentuk dari respon penolakan
tersebut banyak macamnya: