Penjabaran skala kecepatan aliran dengan memperhatikan adanya

rumus bedload transport yang tepat karena banyaknya asumsi-asumsi parameter antara lain gradasi, ripple factor dan sebagainya.

j. Ringkasan

Ringkasan besaran antara model dan prototype disajikan pada tabel 2.1 di bawah ini: Tabel 2.1 Besaran antara Model dengan Protoype No B e s a r a n Notasi Skala besaran 1 Besaran geometris - Panjang, lebar - Dalam, tinggi L L n 2 Kecepatan Aliran H h n 3 Waktu Aliran V 4 D e b i t T v n = 2 1 h n 5 Kekasaran Q t n = 2 1 h n 6 Butir material dasar K Q n = 2 1 h n 7 Koefesien Chezy d k n = 2 1 h n 8 Koefesien Manning C d n = h n 9 V o l u m e N v n = 1 10 G a y a V n n =   6 1 h n Bedload transport rate G 11 E n e r g y S v n = s h n Percepatan grafitasi E G n = 3 h n 12 13 Specific density Skala waktu Pergerakan Bedload G T s n = m s p E n g n =  n = 2 3        h s n n C. Aliran Debris Aliran debris debris flow adalah aliran campuran antara air air hujan atau air yang lain dengan sedimen konsentrasi tinggi yang meluncur kebawah melalui lereng atau dasar alur berkemiringan tinggi. Aliran ini seringkali membawa batu-batu besar dan batang-batang pohon, meluncur kebawah dengan kecepatan tinggi biasanya masih dibawah kecepatan mudflow dengan kemampuan daya rusak yang besar terhadap apa saja yang dilaluinya seperti bangunan rumah atau fasilitas lainnya sehingga mengancam kehidupan manusia. Aliran debris tidak terkait langsung dengan letusan gunung api, namun dapat terjadi di daerah vulkanik maupun non-vulkanik. Penggunaan terminologi pergerakan massa debris atau sedimen yang tidak konsisten. Sebagai contoh istilah mudflow dapat dikonotasikan dengan cepat sebagai suatu proses geologi deformasi plastisitas kemiringan tanah liat mulai dari sangat lambat sampai dengan sangat cepat Skempton and Hutchinson, 1969, atau sebagai suatu aliran turbulen air berlumpur yang mengangkut sedimen berbutir kasar termasuk batu besar sebagai angkutan dasar atau bed load Kurdin, 1973.

1. Bentuk tipikal aliran debris

a. Tipe bor bergelombang, terjadi apabila aliran debris banyak mengandung batu-batu yang berukuran besar b. Tipe bor pisau, terjadi apabila aliran debris banyak mengandung material pasir campur kerikil atau batu-batu berukuran kecil sampai sedang c. Tipe bor bergelombang memutar, terjadi apabila aliran debris yang banyak mengandung lumpur mengalir pada palung sungai yang relatif halus atau kemiringan dasar sungai landai. Gambar 2.1 Propile memanjang dan melintang aliran debris H.Suwa S.Okuda, 1985

2. Sifat Fisik Aliran Debris

Terdapat berbagai macam aliran debris, aliran piroklastik merupakan aliran debris dengan sedimen yang kering, sedang aliran lahar merupakan aliran debris dengan sedimen jenuh air. Perbedaan sedimen kering dan sedimen jenuh air n = t v V V = t v v V V V  V t = l – n V t V v = V a + V v = nV t  S = v V V  = w S = v w V V a S = v a V V 1   a w S S     =   . a nS   s  = 1-n 1  Gambar 2.2 .; Sifat fisik sedimen aliran debris sumber: Thomas Blanc, 2008 Dalam aliran debris sedimen jenuh air, volume fase padat antara 50 sd 80, sedang volume fase cair berkisar antara 20 sd 50. Kerapatan fase padat berkisar antara 2500 kgm³ sd 3000 kgm³, sedang kerapatan fase cair berkisar n = ruangan pori diantara fase padat V v = volume ruangan V t = volume total campuran tiga fase tanah V s = volume fase padat V 2 = volume fase udara V w = volume fase air, S α = derajat kejenuhan air S w = derajat air dalam ruangan pori S s = derajat udara dalam ruangan pori     = kepadatan fase cair α   s  = kepadatan fase padat   w  = kepadatan air 1000 kgm 3   s  = kepadatan partikel padat 2650 kgm 3 sediment jenuh air, jika S a = 0 dan S w = 1 seluruh ruangan pori terisi air sediment kering, jika S a = 1 dan S w = 0 sediment setengah jenuh air, jika 0 S w 1, ruangan pori terisi oleh air dan udara