Visi dan Misi Dinas Sosial Kota Bandar Lampung Susunan Organisasi Dinas Sosial Kota Bandar Lampung

3. Pada aspek kompetensi partisipan sudah terlaksana dengan baik. Hal tersebut dilihat dari hadirnya pejabat berwenang yang berasal dari BPBD, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Sosial Kota Bandar Lampung yang ikut turun ke lapangan untuk mengambil keputusan dalam penanggulangan banjir. 4. Pada aspek kesepakatan, komitmen dan insentif belum terlaksana dengan baik. Hal tersebut dikarenakan belum adanya kesepakatan tertulis dan sanksi yang tegas yang dibuat BPBD, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Sosial Kota Bandar Lampung kepada petugas yang tidak aktif dan datang terlambat ke lokasi banjir sehingga pelaksana koordinasi rentan melakukan pelanggaran. 5. Pada aspek kontinuitas perencanaan dalam koordinasi antara BPBD, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Sosial Kota Bandar Lampung belum berjalan dengan baik. Hal tersebut dilihat dari belum adanya rencana lain yang dilakukan jika permasalahan banjir tidak terselesaikan. Kemudian, dalam pelaksanaan perbaikan infrastruktur masih belum dilakukan secara rutin dan merata di seluruh Kota Bandar Lampung. Selanjutnya hambatan yang ditemui dalam koordinasi antara BPBD, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Sosial Kota Bandar Lampung antara lain kurangnya fasilitas yang dimiliki oleh ketiga instansi, adanya ego sektoral dan masih banyaknya masyarakat yang belum sadar untuk menjaga lingkungan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, saran-saran yang penulis berikan antara lain: 1. Pada aspek komunikasi dalam melakukan koordinasi, sebaiknya BPBD, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Sosial Kota Bandar Lampung melakukan pertemuan melalui rapat secara rutin dan terencana agar masalah-masalah dan pencapaian dalam koordinasi yang dilakukan selama ini dapat diidentifikasi. 2. Pada aspek kesadaran pentingnya koordinasi sebaiknya BPBD, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Sosial Kota Bandar Lampung sebagai pelaksana koordinasi harus meningkatkan kinerja dan lebih berperan aktif dalam pelaksanaan tugas dengan datang tepat waktu ke lokasi banjir lalu saling menghormati terhadap wewenang fungsional masing-masing pihak sehingga tercipta semangat untuk saling membantu. 3. Pada aspek kompetensi partisipan dalam melakukan koordinasi penanggulangan banjir, sebaiknya BPBD, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Sosial lebih meningkatkan kapasitas dari pelaksana koordinasi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan kepada petugas dan aparat terkait langkah penanggulangan bencana serta membentuk tim ahli yang memiliki kapasitas dalam mengantisipasi terjadinya banjir. 4. Pada aspek kesepakatan, komitmen dan insentif koordinasi perlu dibuat suatu aturan tertulis yang bersifat mengikat dan memiliki kekuatan hukum yang kuat. Kemudian, dibutuhkan sanksi yang tegas bagi pelaksana koordinasi dan perlu diberikan insentif koordinasi agar menambah semangat kerja dan motivasi pelaksana koordinasi untuk lebih giat dalam melakukan tugasnya. Selanjutnya, ketiga instansi sebaiknya membuat suatu forum penanggulangan bencana yang di dalamnya terdapat anggota- anggota dari masing-masing instansi sehingga terdapat peraturan yang mengikat. 5. Pada aspek kontinuitas perencanaan sebaiknya dalam melakukan koordinasi, BPBD, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Sosial Kota Bandar Lampung harus memiliki perencanaan yang matang untuk ke depannya apabila hasil yang diharapkan belum tercapai secara maksimal. Hal tersebut dapat dilakukan dengan membuat suatu kerangka acuan untuk membandingkan hasil yang telah dicapai dengan target atau tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya agar terdapat arahan dan pengawasan dalam melakukan koordinasi sehingga permasalahan banjir dapat terselesaikan. Program-program terkait penanggulangan banjir yang berhubungan dengan masyarakat juga harus lebih dilakukan secara rutin misalnya melalui gotong-royong untuk membersihkan lingkungan, sosialisasi bencana dan pembuatan biopori. DAFTAR PUSTAKA Bungin, Burhan. 2012. Analisis Data Penelitian Kualitatif. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta Handayaningrat, Soewarno. 1989. Administrasi Pemerintahan Dalam Pembangunan Nasional. CV. Haji Masagung : Jakarta Handoko, T Hani. 2003. Manajemen, Cetakan Ke DelapanBelas. BPFEYogyakarta : Yogyakarta. Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen Dasar, Pengertian Dan Masalah, Edisi Revisi. Bumi Aksara : Jakarta Herujito, Yayat M. 2006. Dasar-Dasar Manajemen. PT. Gramedia : Jakarta Kodoatie, Robert J dan Sugiyanto. 2002. Banjir: Beberapa Penyebab dan Pengendaliannya Dalam Perspektif Lingkungan. Pustaka Pelajar : Yogyakarta Kodoatie, Robert J dan Roestam Sjarief. 2010. Tata Ruang Air. ANDI OFFSET : Yogyakarta Moleong, J Lexy. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung Morissan, M.A. 2012. Metode Penelitian Survei. Kencana Prenada Media : Jakarta Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernology. PT.Rineka Cipta : Jakarta Nurjannah. 2012. Manajemen Bencana. Alfabeta : Yogyakarta Prastowo, Andi. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif: dalam perspektif Rancangan Penelitian. Ar-Ruzz Media : Yogyakarta Purnomo, Hadi dan Sugiantoro. 2010. Manajemen Bencana: Respons dan Tindakan Terhadap Bencana. Media Pressindo : Yogyakarta