Perbandingan Hasil Penanganan Fraktur Colles Tertutup dengan Metoda Modifikasi Bohler, SDFDU dan FSP

(1)

PERBAN D I N GAN H ASI L PEN AN GAN AN FRAKTUR COLLES TERTUTUP D EN GAN M ETOD A M OD I FI KASI BOH LER, SD FD U D AN FSPFD U

SAH ALA M ARULI H UTAGALUN G

Fa k u lt a s Ke dok t e r a n Ba gia n I lm u Be da h Un ive r sit a s Su m a t e r a Ut a r a

BAB I PEN D AH ULUAN 1 .1 . La t a r Be la k a n g

Kej adian frak t ur Colles cuk up t inggi, t et api sam pai sek arang m asih bany ak perbedaan m engenai k lasifikasi, cara reposisi, m et oda fik sasi, fak t or y ang m em pengaruhi hasil ak hir sert a prognosis ( Kreder dk k , 1996) .

Hasil y ang baik dapat dicapai dengan diagnosa y ang t epat , reposisi y ang akurat , fiksasi yang adekuat sert a rehabilit asi yang m em adai. Reposisi t ert ut up biasany a t idak sulit , t et api sulit unt uk m em pert ahank an hasil reposisi, t erut am a pada frak t ur k om inut if ( Linden dk k ,1981; Manj as, 1996) . Selam a ini m et oda fik sasi y ang bany ak dianut adalah dengan gips sirkuler panj ang sam pai di at as siku dengan posisi siku fleksi 900, lengan baw ah pronasi, pergelangan t angan fleksi dan dev iasi ulna sepert i y ang dianj urkan

oleh Salt er at au Walst rom yang dikenal dengan “ Cot t on Loader“ ( Salt er, 1984)

Pada penelit ian selanj ut ny a t erny at a m et oda ini m em puny ai beberapa kelem ahan yait u angka peranj akan ulang yang t inggi, dan m engakibat kan ‘m alunion’, penekanan saraf m edianus, kaku sendi, nyeri dan gangguan fungsi pergelangan t angan ( Cooney dk k , 1980; Rhy cak dk k , 1997) .

Pada penelit ian ini ak an dilak uk an perbandingan m et oda di at as dengan m et oda fik sasi gips sirkuler set inggi sik u, posisi lengan baw ah supinasi, pergelangan t angan dorsiflek si dan dev iasi ulna, dim ana m et oda t erak hir ini m asih dim ungk ink an fleksi sendi sik u, t et api gerak pronasi-supinasi sert a gerak pergelangan t angan t erfiksasi.

1 .2 . Pe r u m u sa n m a sa la h

Pada frak t ur Colles m asalah ut am a pasca reposisi dan fik sasi adalah ‘m alunion’ akibat peranj akan ulang yang m engakibat kan gangguan fungsi dan rasa sak it pergelangan t angan.

1 .3 . Tu j u a n pe n e lit ia n

Unt uk m endapat kan m et oda fiksasi yang lebih efekt if dan efisien yait u dengan m em bandingk an fik sasi gips sirkuler dengan m et oda m odifik asi Bohler pada SDFDU ( set inggi sik u, posisi supinasi, dorsiflek si dan dev iasi ulna) dan FSPFDU ( di at as siku, posisi fleksi siku, pronasi, fleksi dan deviasi ulna) baik secara anat om is m aupun fungsional. Dengan m et oda ini hanya diperluk an 2- 3 gulung gips 4 inci dibanding pada m et oda sebelum ny a 4- 5 gulung gips 4 inci dalam sek ali pem asangan ( Manj as, 1996; Solichin, 1994; Nugroho, 1982; St ew ard dk k ,1984) .


(2)

1 .4 . Kon t r ibu si pe n e lit ia n

Bila hasil penelit ian ini m enunj ukkan akurasi yang t inggi, m aka diharapkan kom plikasi yang t im bul akan dim inim alisir sert a nilai ekonom is dari segi biay a y ang dik eluark an unt uk pem asangan gips sirkuler.

BAB I I

TI N JAUAN KEPUSTAKAAN 2 .1 Se j a r a h

Sej ak j am an Hipocrat es sam pai aw al abad 19, frak t ur dist al radius m asih disalah art ik an sebagai dislokasi dari npergelangan t angan. Abraham Colles ( 1725 – 1843) pada t ahun 1814 m em publikasikan sebuah art ikel yang berj udul ‘On t he fract ure of t he carpal ext rem it y of t he radius’. Sej ak saat it u frak t ur j enis ini diberi nam a sebagai frak t ur Colles sesuai dengan nam a Abraham Colles ( Appley,1995; Salt er,1984)

Frak t ur Colles’ adalah frak t ur y ang t erj adi pada t ulang radius bagian dist al y ang berj arak 1,5 inchi dari perm uk aan sendi radiocarpal dengan deform it as ke post erior, yang biasanya t erj adi pada um ur di at as 45- 50 t ahun dengan t ulangny a sudah ost eoporosis. Kalau dit em uk an pada usia m uda disebut frak t ur t ipe Colles’ ( Appley, 1995; Jupit er, 1991; Salt er, 1984) .

2 .2 An a t om i da n Biom e k a n ik An t e br a k h ii D ist a l

Bahagian ant ebrak hii dist al sering disebut pergelangan t angan, bat as at asny a k ira- k ira 1,5 – 2 inchi dist al radius. Pada t em pat ini dit em ui bagian t ulang dist al radius y ang relat if lem ah k arena t em pat persam bungan ant ara t ulang kort ikal dan t ulang spongiosa dekat sendi. Dorsal radius bent uknya cem bung dengan perm ukaan beralur- alur unt uk t em pat lew at nya t endon ekst ensor. Bahagian v olarny a cek ung dan dit ut upi oleh ot ot pronat or quadrat us. Sisi lat eral radius dist al m em anj ang k e baw ah m em bent uk prosesus st y loideus radius dengan posisi yang lebih rendah dari prosesus st yloideus ulna. Bahagian ini m erupak an t em pat insersi ot ot brak hioradialis ( Appley, 1995; Brum feeld et al, 1984; Salt er, 1984) .

Pada ant ebrakhii dist al ini dit em ui 2 sendi yait u sendi radioulna dist al dan sendi radiocarpalia. Kapsul sendi radioulna dan radiocarpalia m elek at pada bat as perm uk aan sendi. Kapsul ini t ipis dan lem ah t api diperkuat oleh beberapa ligam en ant ara lain :

1. Ligam ent um Carpeum v olare ( y ang paling k uat ) . 2. Ligam ent um Carpaeum dorsale.

3. Ligam ent um Carpal dorsale dan v olare. 4. Ligam ent um Collat eral.

2 .2 .1 Ge r a k a n Pa da Pe r ge la n ga n Ta n ga n

Sendi radioulnar dist al adalah sendi ant ara ‘cav um sigm oid radius’ ( y ang t erlet ak pada bahagian dalam radius) dengan ulna. Pada perm uk aan sendi ini t erdapat ‘fibrocart ilago t riangular’ dengan basis m elek at pada perm uk aaan inferior radius dan puncak ny a pada prosesus st y loideus ulna. Sendi ini m em bant u gerak an pronasi dan supinasi lengan baw ah, di m ana dalam keadaan norm al gerakan ini m em but uhkan kedudukan sum bu sendi radioulnar proksim al dan dist al dalam k eadaan ‘coax ial’.


(3)

Adapun nilai m aksim al rat a- rat a lingkup sendi dari pronasi dan supinasi sebagai berik ut :

1. pronasi = 80 - 900 2. supinasi = 80 - 900

Menurut Am erican Academ y of Ort hopaedic Surgeon unt uk pengukuran lingkup sendi ini, siku harus dalam posisi fleksi 900 sehingga m encegah gerak an rot asi pada hum erus ( Kaner, 1980; Kapanj i, 1983) .

Sendi Radio Carpalia m erupak an suat u persendian y ang k om plek s, dibent uk oleh radius dist al dan t ulang carpalia ( os navikulare dan lunat um ) yang t erdiri dari ‘inner dan out er facet ’.

Dengan adany a sendi ini t angan dapat digerak k an k e arah v olar, dorsal, radial dan ulnar secara sirkum diksi. Sedangkan gerakan rot asi t idak m ungkin karena bent uk perm ukaan sendi ellips.

Rat a- rat a gerak an m ak sim al pada pergelangan t angan adalah sebagai berik ut :

1. fleksi dorsal = 50 – 800. 2. fleksi v olar/ palm ar= 60 – 850

3. dev iasi radial = 15 - 290 4. dev iasi ulnar = 30 - 460

Menurut Am erican Acadeny of Ort hopaedic Surgeon unt uk pengukuran lingkup sendi ini dilakukan dengan m em akai goniom et er, dalam posisi pronasi secara norm al sendi radio carpalia ini m em punyai sudut 1 – 230 ke arah palm ar polar, j adi frak t ur y ang m engarah pada v olar ak an m em puny ai pragnosa baik ( Appley, 1995; Brum field & Cham poux , 1984; Kaner, 1980) . 2 .1 .1 Fu n gsi Ta n ga n

Kelainan pada pergelangan t angan sebagai ak ibat frak t ur dist al radius ak an m em pengaruhi fungsi t angan karena pergelangan t angan m erupakan kunci unt uk m endapat k an fungsi t angan y ang baik ( Auliffe dk k , 1995; Brum field dk k , 1984) .

Di baw ah ini dik em uk ak an beberapa fungsi t angan ( Appley, 1995; Palm er dk k , 1984; Kaner, 1980) :

1. Gerakan m em buka t angan m erupakan gerakan ekst ensi j ari dan abduksi ibu j ari.

2. Gerakan m enut up t angan m erupakan gerakan fleksi dan adduksi j ari- j ari sert a gerak an fleksi, adduk si dan oposisi dari ibu j ari.

3. Gerak an m enggenggam :

a. Pow er grip : saat m enggenggam t abung

b. Ball grip : saat m enggenggam bola

c. Pinch grip : saat m engam bil barang yang t ipis d. Three point grip : saat m em egang pensil

e. Key grip : saat m em buka pint u dengan kunci 2 .1 .1 An a t om i Ra diologi

Terdapat t iga pengukuran radiologi yang sering dipakai unt uk m elakukan evaluasi radiologis dari dist al radius. Pengukuran dilakukan dengan m engacu k epada ax is longit udinal dari radius. Pada fot o AP dan lat eral, garis ini dit ent uk an sebagai garis y ang m enghubungk an dua t it ik pada j arak 3 cm dan 6 cm proksim al dari perm uk aan sendi y ang t erlet ak di garis t engah.


(4)

1. Volar Angle / Dorsal Angle.

Diuk ur dari fot o lat eral, m erupak an sudut y ang dibent uk oleh garis y ang m enghubungk an t epi dorsal dan t epi v olar radius dengan garis y ang t egak lurus pada ax is longit udinal ( Gart land & Werley, 1951; Sarm ient o,1981) : Nilai rat a- rat a : 11 – 120

Range : 1 – 210

St andar dev iasi : 4,3 2. Radial Angle / Radial I nk linasi

Diuk ur dari fot o ant ero post erior ( AP) , m erupak an sudut y ang dibent uk ant ara garis yang m enghubungkan uj ung radial st yloid dengan sudut ulnar dari dist al radius dengan garis y ang t egak lurus pada ax is longit udinal ( Gart land & Werley, 1951; Sarm ient o, 1981) :

Nilai rat a- rat a : 230

Range : 13 – 300

St andar dev iasi : 2,2 3. Radial Lengt h

Diuk ur dari fot o AP, m erupak an j arak ant ara dua garis y ang t egak lurus pada ax is longit udinal, garis pert am a m elalui t epi uj ung dari radial st y loid, garis kedua m erupakan garis yang m elalui perm ukaan sendi ulna ( Gart land & Werley, 1951; Sarm ient o, 1981) :

Nilai rat a- rat a : 12 m m

Range : 8 – 18 m m

St andar dev iasi : 2,3

Ga m ba r 1

Sk e m a V ola r An gle , Ra dia l An gle da n Ra dia l Le n gt h

]

Ada sat u penguk uran lagi y ang pent ing pada frak t ur Colles’ y ait u ‘Radial Widt h’. Diuk ur dari fot o AP, m erupak an ant ara garis ax is longit udinal dan garis y ang m elalui t epi paling lat eral dari radial st y loid.

volar angle / Radial Tilt radial angle


(5)

Pem eriksaan fot o ront gen diperlukan unt uk konfirm asi diagnosa, m enilai t ipe frak t ur, k est abilan dan penilaian deraj at peranj ak an.

Penilaian t erut am a pada :

1. Apakah prosesus st yloid / kolum n ulna ikut pat ah. 2. Apak ah frak t ur m engenai DRUJ ( dist al radioulnar j oint ) . 3. Apak ah frak t ur m engenai radiocarpalia.

2 .2 I n side n

Frak t ur dist al radius t erut am a frak t ur Colles’ lebih sering dit em uk an pada w anit a, dan j arang dit em ui sebelum um ur 50 t ahun ( Clancey, 1984; Cooney, 1982) . Secara um um insidenny a k ira- k ira 8 – 15% dari seluruh frak t ur dan dit erapi di ruang gaw at darurat . Dari suat u survey epidem iologi y ang dilak uk an di Sw edia, didapat k an angk a 74,5% dari seluruh frak t ur pada lengan baw ah m erupak an frak t ur dist al radius ( Cooney,1980) .

Um ur di at as 50 t ahun pria dan w anit a 1 berbanding 5. Sebelum um ur 50 t ahun, insiden pada pria dan w anit a lebih kurang sam a di m ana frakt ur Colles’ lebih k urang 60% dari seluruh frak t ur radius ( Cooney,1980) .

Sisi kanan lebih sering dari sisi kiri. Angka kej adian rat a- rat a pert ahun 0,98% . Usia t erbanyak dikenai adalah ant ara um ur 50 – 59 t ahun ( Dias dkk, 1980; Sarm ient o dk k , 1980) .

2 .3 Pa t oge n e sa

Um um ny a frak t ur dist al radius t erut am a frak t ur Colles’ dapat t im bul set elah penderit a t erj at uh dengan t angan posisi t erkedang dan m ey angga badan ( Appley, 1995 ; Salt er, 1981) .

Pada saat t erj at uh sebahagian energi y ang t im bul diserap oleh j aringan lunak dan persendian t angan, k em udian baru dit eruskan k e dist al radius, hingga dapat m enim bulk an pat ah t ulang pada daerah y ang lem ah y ait u ant ara bat as t ulang k ort ikal dan t ulang spongiosa.

Khusus pada frak t ur Colles’ biasany a fragm en dist al bergeser k e dorsal, t ert arik k e proksim al dengan angulasi k e arah radial sert a supinasi. Adany a frakt ur prosesus st yloid ulna m ungkin akibat adanya t arikan t riangular fibrokart ilago at au ligam en ulnar collat eral ( Salt er, 1984) .

Berdasark an percobaan cadav er didapat k an bahw a frak t ur dist al radius dapat t erj adi, j ik a pergelangan t angan berada dalam posisi dorsoflek si 40 – 900 dengan beban gay a t arik an sebesar 195 k g pada w anit a dan 282 k g pada pria ( Ry chack , 1977) .

Pada bahagian dorsal radius frak t urny a sering k om unit ed, dengan periost eum m asih ut uh, sehingga j arang disert ai t raum a t endon ekst ensor. Sebaliknya pada bahagian v olar um um ny a frak t ur t idak k om unit ed, disert ai oleh robek an periost eum , dan dapat disert ai dengan t raum a t endon fleksor dan j aringan lunak lainnya sepert i n. m edianus dan n. ulnaris.

Frak t ur pada radius dist al ini dapat disert ai dengan k erusak an sendi radio carpalia dan radio ulna dist al berupa luk sasi at au subluk sasi. Pada sendi radio ulna dist al um um nya disert ai dengan robekan dari t riangular fibrokart ilago. 2 .4 Kla sifik a si

Penggunaan epony m s sepert i Colles’, Sm it h at au Bart on frak t ur t elah lam a dikenal unt uk m enerangkan t ent ang frakt ur dist al radius dan sam pai sek arang ist ilah t ersebut m asih dipak ai ( Pelt ier, 1984)

Nam un penggunaan ist ilah ini t idak dapat m enggam bark an t ent ang hubungannya dengan pengobat an dan hasil pengobat an.


(6)

Supaya klasifikasi ini berguna unt uk m enent ukan j enis t erapi dan m engevaluasi hasilnya m aka harus m encakup t ipe dan deraj at berat nya frak t ur, ada j uga secara um um dibagi berdasark an :

1. Lok asi

2. Bent uk garis frakt ur

3. Arah peranj ak an fragm en dist al 4. Nam a dari penem u frak t ur t ersebut

Gart land dan Werley pada t ahun 1951 sert a Lidst rom pada t ahun 1959 m engem bangk an sist em k lasifikasi y ang didasarkan k epada adany a peranj ak an at au displacem ent pada t em pat frak t ur sert a m engenai at au t idak ny a perm uk aan sendi radiocarpal.

KLASI FI KASI GARTLAN D & W ERLEY ( Gart land & Werley, 1951)

Klasifikasi ini didasarkan k epada ada t idak ny a peranj ak an t anpa m enilai m enilai deraj at displacem ent . Frak t ur dibagi at as 4 k elom pok, y ait u :

1. Group I : Ext ra- art icular, displaced 2. Group I I : I nt ra- art icular, non displaced 3. Group I I I : I nt ra- rt icular, displaced

4. Group I V : Non displaced ext ra art icular fract ure KLASI FI KASI M EN URUT LI D STROM

( Lidst rom , 1959)

Dasarnya sam a sepert i klasifikasi m enurut Gart land & Werley. Frak t ur dibagi m enj adi 6 k elom pok, y ait u :

1. Group I : Minim al displacem ent

2. Group I I A : Ext ra- art icular, dorsal angulat ion

3. Group I I B : I nt ra- art icular, dorsal angulat ion, j oint surface non com m inut ed

4. Group I I C : Ext ra- art icular, dorsal angulat ion and dorsal displa- cem ent

5. Group I I D : I nt ra- art icular, dorsal angulat ion and displacem ent , j oint surface non com m inut ed

6. Group I I E : I nt ra- art icular, dorsal angulat ion and displacem ent , j oint surface com m inut ed

KLASI FI KASI AO ( Kreder & Hanell, 1996)

Klasifikasi ini lebih rum it dan det il di m ana frak t ur dibagi m enj adi 3 t ipe k em udian m asing- m asing t ipe dibagi lagi m enj adi sub t ipe, sebagai berik ut :

1. Tipe A : Ext ra art icular, dibagi m enj adi A1, A2, A3. 2. Tipe B : Part ial art icular, dibagi m enj adi B1, B2, B3. 3. Tipe C : Com plet e art icular, dibagi m enj adi C1, C2, C3. KLASI FI KASI SARM I EN TO

( Sarm ient o, 1981)

Mem bagi frak t ur berdasark an peranj ak an fragm en dist al dan adany a frak t ur pada sendi radiocarpalia.


(7)

1. Tipe 1 : Frak t ur t idak beranj ak t anpa disert ai frak t ur radiocarpalia

2. Tipe 2 : Frak t ur y ang beranj ak , t anpa disert ai frak t ur radiocarpalia

3. Tipe 3 : Frak t ur y ang t idak beranj ak disert ai frak t ur radiocarpalia

4. Tipe 4 : Frak t ur y ang beranj ak dan disert ai frak t ur radiocarpalia

KLASI FI KASI M EN URUT OLD ER

Klasifikasi ini berdasark an k epada deraj at displacem ent , dorsal angulasi, pem endekan dist al fragm en radius dan deraj at kom inut if fragm en.

Frak t ur dibagi m enj adi 4 t ipe :

1. Tipe I : Dorsal angulasi sam pai 5 deraj at , radial lengt h m inim al 7 m ilim et er.

2. Tipe I I : Terdapat dorsal angulasi, radial lengt h ant ara 1- 7 m m , t idak k om inut if.

3. Tipe I I I : Dorsal radius kom inut if, radial lengt h kurang dari 4 m m , dist al fragm en sedik it k om inut if.

4. Tipe I V : Jelas k om inut if, radial lengt h biasany a negat if.

Klasifikasi ini lebih baik dalam hal m em berikan gam baran kem ungkinan reduk si anat om is dan posisi anat om is pada t em pat frak t ur.

KLASI FI KASI M EN URUT FRYKM AN ( Fry k m ann, 1967)

Klasifikasi ini berdasarkan biom ekanik sert a uj i klinik, j uga m em isahkan ant ara int ra dan ekst ra art ik ular sert a ada t idak ny a frak t ur pada ulna dist al. Pada klasifikasi ini nom or yang lebih besar m enunj ukkan fase penyem buhan yang lebih rum it dan prognosa yang lebih j elek.

1. Tipe 1 : Frak t ur dist al radius dengan garis frak t ur ext ra art icular.

2. Tipe 2 : Tipe 1 + Frak t ur prosesus st y loid radius.

3. Tipe 3 : Tipe 1 + Frak t ur perm uk aan sendi radiocarpalia. 4. Tipe 4 : Tipe 3 + Frak t ur prosesus st y loid radius.

5. Tipe 5 : Frak t ur dist al radius dengan garis m elew at i sendi radio ulnar dist al.

6. Tipe 6 : Tipe 5 + Frak t ur prosesus st y loid radius.

7. Tipe 7 : Tipe 5 + Frak t ur perm uk aan sendi radiocarpalia. 8. Tipe 8 : Tipe 7 + Frak t ur prosesus st y loid radius.


(8)

Ga m ba r 2 Kla sifik a si Fr yk m a n

Masih banyak klasifikasi lainnya t ergant ung dasar pem bagian klasifikasi t ersebut . Cooney dan Weber m em bagi frak t ur berdasark an deraj at k et idak -st abilan frak t ur. Fernandez m em bagi frak t ur berdasark an m ek anism e t raum a. Mc Murt y dan Jupit er sert a Malone m em bagi frak t ur int ra art icular berdasark an j um lah fragm en.

2 .5 D ia gn osa

Biasany a penderit a m engeluh deform it as pada pergelangan t angan dengan adany a riw ay at t raum a sebelum ny a. Pada penem uan k linis unt uk frak t ur dist al radius t erut am a frak t ur Colles’ ak an m em berikan gam baran k linis y ang k lasik berupa ‘dinner fork deform it y ’, dim ana bagian dist al fragm en frak t ur beranj ak k e arah dorsal dan radial, bagian dist al ulna m enonj ol k e arah v olar, sem ent ara t angan biasany a dalam posisi pronasi, dan gerak an ak t if pada pergelangan t angan t idak dapat dilak uk an ( Appley, 1995; Charnley, 1970; Collert & I ssacson, 1978; Kauer, 1980; Sarm ient o 1981) .

Pada frak t ur dengan peranj ak an y ang berat ak an dapat m enim bulk an ext ra v asasi darah hingga pergelangan t angan dan t angan bahk an bagian dist al lengan baw ah ak an cepat m em bengk ak ( Cooney, 1980; How ard dk k , 1989) .

2 .6 Pe n a n ga n a n

Berbagai m acam m et ode st abilisasi dan im m obilisasi t elah dikem ukakan. Hal inilah yang sering m enim bulkan kont roversi dalam penanganan frakt ur dist al radius. I ni m enunj ukkan belum adanya m et ode im m obilisasi yang benar-benar m em uask an. Tuj uan ut am a dari pengobat an frak t ur ini adalah m enghasilkan reduksi seanat om is m ungkin dan m em pert ahankan posisi ini sam pai t im bul konsolidasi t ulang dan pencegahan kom plikasi ( Jenkins dkk,


(9)

1987; Jupit er, 1993) . Dari k epust ak aan t erny at a bahw a fungsi opt im al dapat t ercapai dengan reposisi seanat om is m ungk in ( Clancey , 1984; Collert dk k , 1978; Pelt ier, 1984; Salt er, 1984 ) .

Unt uk m endapat kan reposisi yang anat om is dan fungsi yang baik m aka haruslah diperhat ikan m et ode anest esi, cara reposisi dan im m obilisasi yang digunakan sert a t indakan rehabilit asi selanj ut nya ( Collert dkk, 1978; Lidst rom , 1959; Pelt ier, 1984; Salt er, 1984) .

Penanganan frakt ur dist al radius ini um um nya dapat dilakukan secara : 1. Non Operat if / Konservat if

2. Operat if

2 .7 .1 Pe n goba t a n Kon se r v a t if

Pengobat an konservat if m eliput i reposisi t ert ut up dan kem udian dilanj ut kan dengan im m obilisasi.

2 .7 .1 .1 Te k n ik Re posisi

Reposisi dapat dilak uk an dengan m em ak ai anest esi lok al, regional blok ( plex us brachialis dan ax ilaris) at au anest esi um um . Sering dipak ai penggunaan infilt rasi lokal lidokain 1% at au 2% sebanyak 10- 20 m l. Tsuk azak i dan I w asah, 1993 m eny at ak an bahw a lok al anest esi sangat bagus dan t idak ada resik o infek si dari pengalam anny a t erhadap 280 pasien ( Tsuk azak i dk k , 1993) . Anest esi um um m em puny ai k eunggulan dalam hal m endapat kan relaksasi ot ot yang baik, nam un cara ini t idak dapat digunakan unt uk kasus raw at j alan.

Cara lain y ang cuk up am an adalah anest esi regional int rav ena ( Biers anaest hesia) dan blok plexus ax ilaris.

Reposisi harus dilak uk an segera sebelum adany a edem a y ang dapat m engganggu. Ada beberapa ahli ( Bohler, Robert Jones dan Charnley) , t et api secara um um prinsipnya adalah dengan m elakukan ‘Disim paksi, Traksi, Reposisi dan I m m obilisasi’.

Trak si dilak uk an selam a 2- 5 m enit , t ipe Bohler m elak uk an t rak si pasif dengan bant uan gravit asi dan ‘finger chinese t rap’ selam a 5- 10 m enit dan count er t rak si pada hum erus dengan beban 3- 10 k g dalam posisi sik u fleksi 900.

Secara um um reposisi bukanlah hal yang sulit dibandingkan dengan m em pert ahankan hasil reposisi.

Met ode Charnley, im pak si dibebaskan dengan cara m elak uk an hiperek st ensi yang diikut i segera dengan fleksi palm ar dan pronasi unt uk m engunci fragm en frak t ur. Biasany a periost eum y ang int ak sert a j aringan ikat dari t endon sheat h m em bent uk sem acam engsel pint u yang m em pert ahankan st abilit as fragm en frakt ur. Tet api harus diingat bahw a t indakan m elakukan hiperekst ensi m ungkin akan m enam bah kerusakan j aringan lunak disek it arny a.

Fungsi y ang baik t ercapai j ik a paska reposisi angulasi dorsal < 150 dan pem endekan radius < 3 m m ( De Palm a) karena it u Collert m elakukan reposisi ulang j ik a angulasi dorsal > 150 dan deviasi ulnar < 100.

Menurut Gart land, kalau angulasi > 100 ak an m eny ebabk an gangguan palm ar fleksi.

2 .7 .1 .2 M e t ode I m m obilisa si

Berbagai t ek nik pem asangan cast t elah dik enal. Pada prinsipny a cast t idak boleh m elebihi at au m elew at i sendi m et acarpofalangeal, dim ana j ari- j ari harus dalam posisi bebas bergerak . I m m obolisasi dapat dipak ai gips at aupun


(10)

funct ional brace, y ang dapat dipasang di at as at au di baw ah sik u. Yang paling sering dipakai dan hasilnya cukup st abil ialah pem asangan below elbow cast . 2 .7 .1 .2 . 1 Posisi pe r ge la n ga n t a n ga n

Dilak uk an dengan posisi palm ar fleksi 150 dan ulnar deviasi 200, karena dengan posisi t ersebut t endon ekst ensor dan ot ot brak hioradialis sedik it t eregang sehingga dapat m enam bah st abilit as hasil reposisi. Tet api posisi palm ar fleksi dan ulnar deviasi yang ekst rim akan m enim bulkan kom plikasi berupa edem a dan k om presi saraf m edianus, sehingga j ari suk ar digerak k an yang akhir nya dapat m enim bulkan kekakuan.

Bohler m enganj urkan posisi pergelangan t angan net ral anat ar v olar dan dorsal fleksi y ang dik om binasi dengan dev iasi k e ulnar.

Charnley m enganj urkan unt uk m em akai posisi sedikit volar fleksi.

Wik er m enem pat k an pergelangan t angan pada posisi net ral dengan m em buat penek anan pada bagian dorsal dan radial dari cast unt uk m encegah displacem ent / pergeseran ( Wiker, 1987)

St ew art m enyim pulkan bahw a posisi dari im m obilisasi t idak m em pengaruhi hasil ak hir dari anat om i.

2 .7 .1 .2 . 2 Posisi le n ga n ba w a h

Below elbow cast m enghasilkan posisi net ral dari lengan baw ah, sehingga pronasi dan supinasi t idak dikurangi secara penuh. Beberapa penulis m enganj urkan posisi supinasi dalam pem akaian above elbow cast . Posisi ini dikem ukakan oleh Sarm ient o dan kaw an- kaw an dengan dasar hasil pem eriksaan EMG m enunj ukkan penurunan akt ivit as ot ot brakhioradialis yang berinsersi pada dist al radius berperanan pent ing t erhadap peny ebab redislokasi pada frak t ur Colles’.

Sepert i dik et ahui bahw a ot ot brak hioradialis m erupak an ot ot fleksi sendi sik u y ang cuk up k uat , dengan insersi pada prosesus st y loideus radius ak an t eregang dan cenderung berkont raksi unt uk m enarik fragm en dist al ke arah dorsal. Karena it u Sarm ient o m enganj urkan posisi supinasi unt uk im m obilisasi. Wahlst orm j uga m em bukt ikan bahw a ot ot pronat or quadrat us y ang m elek at pada dist al radius bila berkont rak si m eny ebabk an redislokasi dari frak t ur dist al radius. Ot ot pronat or quadrat us berkont rak si t erut am a k et ik a posisi lengan baw ah dalam supinasi sehingga posisi pronasi lebih st abil ( Collert dk k ,1974) . Roset zk y m enem uk an dalam penelit ian prospek t ifny a bahw a above elbow cast t idak m em puny ai k elebihan dibandingk an dengan below elbow cast ( Roset zk y , 1982) .

Keunt ungan Posisi Supinasi :

1. Mengurangi ak si ot ot brak hioradialis. 2. Mengurangi kecenderungan redislokasi.

3. Terbaik dalam peny em buhan ligam ent um collat eral radius. 4. Mudah m enilai pem eriksaan radiologis.

5. Mudah unt uk lat ihan j ari- j ari.

6. Mobilisasi m udah karena posisi pronasi dibant u gravit asi.

7. Jik a ada gangguan pronasi dapat dik om pensasi oleh adduk si bahu. 2 .7 .1 .2 . 3 La m a I m m obilisa si

Lam a pem asangan gips bervariasi ant ara 3 – 6 m inggu. Wahlst orm dengan bone scanning m em bukt ikan bahw a set elah 28 hari frakt ur sudah cukup st abil dan boleh m obilisasi. Sarm ient o m enganj urkan pem akaian ini set elah 1


(11)

m inggu dengan gips. Selam a pem asangan gips ak an t erj adi perubahan rat a-rat a VA 0- 150, RA 0- 80 dan RL 0- 8 m m .

Pada kasus yang m inim al displacem ent im m obilisasi cukup 3 – 4 m inggu, sedang pada t indak an operat if berkisar 6 – 12 m inggu.

2 .7 .2 Pe n goba t a n Ope r a t if

Dilakukan pada kasus- kasus yang t idak st abil sepr t i fr akt ur yang kom inut if, angulasi hebat > 200, sert a adany a k erusak an pada perm uk aan sendi t erut am a pada penderit a usia m uda at au adany a redislokasi dini dengan cara pengobat an k onserv at if.

Teknik alt ernat if ant ara lain fiksasi int erna dan fiksasi ekst erna. Fik sasi I nt erna ( Rick li dk k , 1996) :

1. Fik sasi int erna ( Roger Anderson t echnical)

2. Fiksasi int erna dengan K- w ire ( Ulnar pinning) at au Ellis but ress plat e

3. Percut aneus Pinning Post Reposit ion ( sering unt uk um ur t ua) 4. Cancelous bone graft ing

5. Ligam ent ot ax is + bone graft ing

Fik sasi Ekst erna :

Conney ( 1983) m enganj urkan ekst ernal fik sasi pada, 1. Fry k m an t ipe 5- 8

2. Dorsal angulasi > 250

3. Pem endekan radius > 10 m m 4. Frak t ur int ra art ik uler k om inut if 5. Redislokasi set elah reposisi 6. Frak t ur bilat eral

2 .7 .3 Fisiot e r a pi a t a u Re h a bilit a si

Bert uj uan agar fungsi t angan kem bali norm al dan penderit a dapat bekerj a sepert i biasa set elah 3- 4 bulan. Periode ini saat dari pengangk at an cast , brace at au fik sasi skelet al sam pai pulihnya fungsi. Lat ihan fungsional harus dilakukan oleh penderit a sendiri dengan pengaw asan dok t er. Fisiot erapi hany a dilak uk an t erhadap penderit a yang kurang m ot ivasi dan penyem buhan yang kurang progresif. Wakt u 4 bulan dapat dik at ak an norm al unt uk bisa bek erj a lagi. Tet api hasil ak hir peny em buhan baru bisa dit ent ukan sekit ar 1 t ahun set elah t raum a. Kekuat an m enggem gam bisa dipakai sebagai param et er yang baik unt uk perbaikan fungsi rehabilit asi. Sarm ient o m eyat akan m obilisasi aw al dengan fungsional brace m em ungkinkan unt uk perbaikan fungsi gerak dan rehabilit asi ( Sarm ient o, 1980)

Kom plik a si

Pent ing karena kom plikasi ini akan m em pengaruhi hasil akhir fungsi yang t idak m em uask an. Um um ny a ak an selalu ada k om plikasi. Menurut Cooney, hanya ada 2,9% kasus yang t idak m engalam i disabilit i dan gangguan fungsi ( Cooney, 1980) .

Adapun kom plikasi yang m ungkin t erj adi :

A. DI NI

- Kom presi / t raum a saraf ulnaris dan m edianus - Kerusakan t endon

- Edem a paska reposisi - Redislokasi


(12)

B. LANJUT

- Art hrosis dan nyeri kronis - Shoulder Hand Sy ndrom e

- Defek kosm et ik ( penonj olan st yloideus radius ) - Rupt ur t endon

- Malunion / Non union

- St iff hand ( perlengk et an ant ar t endon ) - Volksm an I schem ic Cont ract ure

- Suddeck At hrophy 2 .8 .1 Kom pr e ssif N e u r opa t h y

Um um nya t erj adi akibat anest esi lokal, t eknik reposisi yang salah dan posisi ekst rem dari palm ar fleksi dan ulnar dev iasi sehingga t erj adi neuropat i t erut am a m edian neuropat i, 0,2- 5% dari k asus y ang t erj adi, k ebany ak an m engenai n.m edianus pada carpal t unnel. St ew art , m enem ukan t idak ada hubungan ant ara k om presi saraf dengan displacem ent aw al. Nam pak ny a delayed carpal t unnel berhubungan dengan akhir volar angle shift . I ndikasi operasi bila ada rasa sakit dan hilangnya sensasi yang berat . Kom presi n.ulnaris j arang, parast esia dari n. radialis t idak sering dan biasanya hilang spont an dalam beberapa m inggu.

2 .8 .2 Ru pt u r Te n don

Sering t erj adi k arena t raum a dari fragm en frak t ur dan j arang disebabk an abrasi kalus yang t erj adi sesudah 2 bulan pert am a. Tendon yang sering dik enai adalah : EPL, FPL dan FDP, sek it ar 0,4- 1% dari k asus. Rupt ur t erj adi pada bony groove dari radius dist al.Terapi berupa t endon t ransfer dari ekst ensor indicis propius. St enosing t enosynov it is t erj adi pada 0,6- 1,4% dari kasus.

2 .8 .3 Re dislok a si

Adalah bergeserny a k em bali fragm en dist al k e posisi sem ula pada 2 m inggu. Biasany a berkisar ant ara 11- 42% . Gart land & Werley m endapat k an perubahan VA 3- 6 0, RA 2- 40, dan RL 1,5 – 2,5 m m pada m inggu pert am a. St ew art HD dan k aw an- k aw an 1984, m endapat k an perubahan VA rat a- rat a 9,90, RA 2- 40 dan RL 1,7 m m selam a im m obilisasi 6 m inggu. Secara um um dari k epust ak aan ak an didapat k an perubahan VA 0- 150, RA 0- 80 dan RL 0- 8 m m .

Collert dan I sacson m elakukan reposisi ulang kalau angulasi > 150 dan ulnar dev iasi > 100. Sedang De Palm a m enyat akan bahw a unt uk m endapat kan fungsi y ang baik, angulasi dorsal < 50 dan pem endekan radius < 3 m m .

Gart land & Werley m endapat k an bahw a angulasi dorsal > 100, m aka palm ar fleksi ak an t erganggu ( hany a sam pai 300) , sedangk an perubahan RA dan pem endekan radius ( RL) t idak begit u berpengaruh pada fungsi pergelangan t angan.

Rhy cak dan k aw an- k aw an, m eny at ak an bahw a adany a residual dorsal t ilt > 100 t idak ak an m enim bulk an gangguan y ang ny at a pada gerak an dorsi dan palm ar fleksi, dan pem endekan radius 2- 6 m m t idak m enim bulk an gangguan pada pronasi dan supinasi.

Sedangkan m enurut Kapanj i, kalau t erj adi perubahan sum bu radio ulnar dist al, apak ah it u ak ibat perubahan radial angle at au v olar angle ak an m enim bulkan subluksasi / dislokasi yang m engakibat kan gerakan pronasi dan rot asi ak an t erbat as dan ny eri.


(13)

2 .8 .4 Ar t h r osis

Lebih sering t erj adi pada sendi radio ulnar dari pada radio carpalia t erut am a pada Fry k m an. Art hrosis ini t erj adi k arena m al- alignm ent dari sigm oid dengan kapit ulum ulna, im obilisasi dalam posisi pronasi yang lam a sert a adanya pem endekan radius.

2 .8 .5 Sh ou lde r H a n d Sy n dr om e

Dik enal dengan upper lim b dy st rophy / pain dy sfunct ion dengan gej ala sym pat het ic dom inan sepert i perubahan suhu, nyeri, kekakuan pada t angan. Hal ini t erj adi akibat adanya carpal t unnel syndrom e, art hrosis dan m alunion. 2 .8 .6 St iff H a n ds

Ak ibat art hro- fibrosis at au perlengk et an t endon fleksor dengan m anifest asi berupa oedem a j ari- j ari t angan disert ai gangguan pergelangan t angan.

2 .8 .7 Su de ck D y st r oph y

Adalah suat u ist ilah yang luas dengan nyeri dan kaku pada j ari- j ari berhubungan dengan post t raum a refleks dy st rophy , post t raum a sym pat het ic dy st rophy , shoulder hand syndrom e, ost eoneurody st rophy dan causalgic syndrom a. I nsidens pada Colles’ frak t ur 0,1- 16% dan k it a duga bila rasa sak it , pem bengk ak an, k ek ak uan sendi m elebihi dari deraj at t raum a.

Terdapat 3 t ahap dari Sudeck dy st rophy :

Tahap I : Puffy oedem , kem erahan, rasa sakit yang

berlebihan,hiperest esia, hiperhidrosis, gerak an sendi berkurang, x - ray spot t y dem ineralizat ion set elah 3 m inggu.

Tahap II : Pem bengkakan yang fusiform , kulit yang m engkilat , rasa sakit yang m eningkat dan difus, banyak keringat , kem erahan, gerakan m akin m enurun, sendi m enj adi kaku,benj olan akut akibat palm ar fasciit is, at rofi j aringan subkut aneus, kuku rapuh.

Tahap I I I : Tangan pucat , dingin dan kering, kulit t ipis, kaku dan m engkilap, neuralgia yang m enyebar, t angan yang k ak u, dem ineralisasi y ang difus dari t ulang.

Et iologi t idak j elas.

Fakt or yang harus dipert im bangkan : - Sy m phat et ic over act iv it y - Reflex v asom ot or

- I nsufisiensi peredaran darah - Traum a w akt u reposisi frakt ur - Bengkak

- Re- reposisi

- Penggant ian cast yang sering - Malunion

- Fakt or psikologis - Fak t or endogen


(14)

2 .8 .8 M a lu n ion

Tidak ada k rit eria y ang j elas. Kebany ak an t erj adi ak ibat redislokasi dan kem ungkinan m enyebabkan lim it asi ger ak, defor m it y kosm et ik dan r asa sakit . Terapi : w edge ost eot om y .

2 .8 .9 H ila n gn ya in t e gr it a s r a diou ln a r

Gej alany a m eliput i gerak an supinasi dan pronasi y ang t erham bat dan sak it k adang disert ai buny i ‘klik’, k elem ahan m enggenggam , rasa sak it y ang m enet ap pada penek anan di daerah dist al ulna dan sendi radioulna, penonj olan dist al ulna, dan kelem ahan dari sendi radioulna dist al.

Frykm an m enem ukan insidens sebanyak 19% dan m enyat akan ini m erupakan peny ebab pent ing dari k et idak - puasan ak an hasil ak hir fungsional.

2 .8 .1 0 Ar t h r it is post t r a u m a

Tidak ada k esepak at an m engenai definisi art hrit is di sini. Klinis : rasa sak it pada gerak an dan gangguan gerak an. X- ray : peny em pit an rongga sendi, sclerosis, subchondral clearing, ost eofit .

I nsidens bervariasi m ulai 5- 40% , t erut am a t erj adi set elah frakt ur int raart ik uler.

Terapi dapat berupa :

- fusi pergelangan t angan - proxim al row carpect om y - t ot al prost et ic art hroplast y 2 .8 .1 1 Ga n ggu a n ge r a k a n da n fu n gsi

Defek perm anen yang sering adalah m enurunnya kem am puan volar fleksi 95% kasus m enurut Cooney. Frykm an m enem ukan hilangnya kekuat an m enggenggam pada 24- 25% , k ek ak uan sendi pada 1- 18% . Bunger m enem ukan 80% dengan penurunan kekuat an pronasi dan supinasi, t idak berhubungan dengan deraj at m alunion.

2 .8 .1 2 Kon t r a k t u r D u pu y t r e n s I nsidens 0,2- 3% .

Klinis berupa palm ar nodulus dan band.

BAB I I I

M ETOD OLOGI PEN ELI TI AN 3 .1 Ra n ca n ga n pe n e lit ia n

Penelit ian ini m erupakan uj i klinis kom parat if t erbuka secara acak y ait u perbandingan hasil dari t indak an k onserv at if reposisi m odifik asi Bohler dan fik sasi SDFDU dan FSPFDU pada k asus frak t ur Colles at au t ipe Colles t ert ut up.

3 .2 Lok a si pe n e lit ia n

Penelit ian ini dilakukan secara m andiri t erhadap frakt ur Colles at au t ipe Colles t ert ut up di I GD/ UGD dan Poliklinik Bagian Bedah Ort hopaedi RSUP H Adam Malik dan RSUD Dr Pirngadi sert a RS t em pat pendidikan, selam a 9 bulan.


(15)

3 .3 Popu la si pe n e lit ia n

Subj ek penelit ian adalah sem ua penderit a dew asa dengan frak t ur Colles at au t ipe Colles t ert ut up t anpa cedera lain dan set uj u m enj adi subj ek penelit ian.Sedangk an populasi y ang t idak t erm asuk dalam penelit ian adalah frak t ur t erbuk a, frak t ur lain y ang bersam aan pada sisi ipsilat eral, t raum a berganda dan frak t ur lebih dari t iga hari.

Peralat an yang digunakan adalah :

a. Alat t raksi m odifikasi Bohler ( Chinese Finger St rap) . b. Light box unt uk m enilai pem erik saan radiologis.

c. Busur deraj at unt uk m engukur j arak dengan ket elit ian sam pai 1 m m . d. Pencat at an dilakukan dengan m enggunakan form khusus.

Ga m ba r 3

Ca r a Tr a k si M e m a k a i Fin ge r St r a ps

3 .4 Pe la k sa n a a n pe n e lit ia n

Dat a dicat at pada lem bar pengum pul dat a dari ruangan pada hari 0 ( pasca reposisi t ert ut up m odifikasi Bohler) , dilakukan kont rol fot o pasca t indak an, dan dilanj ut k an di poliklinik 2 m inggu k em udian, k ont rol fot o Ront gen diuk ur angk a peranj ak an ulang ( m igrasi) y ait u Radial Angle ( RA) , Radial Lengt h ( RL) , dan Radial Tilt ( RT) ( Sanj ay a, 1993; St ew ard, 1984) . Selanj ut ny a 4 m inggu pasca t indak an : gips dibuk a, dinilai deform it as, fungsi pergelangan t angan dengan fot o k ont rol, dievaluasi RA, RL dan RT. Tiga bulan pasca t indak an k em bali dik ont rol fot o dan dinilai RA, RL dan RT; evaluasi fungsi dengan k rit eria Gart land dan Werley ( Gart land & Werley, 1951) , k em udian analisa st at ist ik dan k esim pulan.


(16)

Ga m ba r 4

Con t oh Pe m a sa n ga n Gips Sir k u le r SD FD U da n FSPFD U

Pem erik saan radiologis dipergunak an plain fot o pada proyeksi ant ero-post erior ( AP) dan proyeksi lat eral ( L) . Fot o AP, lengan baw ah dilet ak k an dalam posisi pronasi di at as m ej a, k aset film dilet ak k an di baw ah lengan baw ah dan pergelangan t angan. Tangan sedik it m elengk ung pada sendi MCP. Sinar diarahk an t egak lurus pada daerah m idcarpal. Fot o lat eral, dibuat dengan posisi sendi siku 900, lengan baw ah dan pergelangan t angan dilet ak k an pada posisi lat eral. Sinar diarahk an t egak lurus pada pergelangan t angan.

Ga m ba r 5

Con t oh H a sil Fot o Ron t ge n AP/ L da n Pa r a m e t e r Pe n gu k u r a n RA, RL da n RT

3 .5 Pe n gola h a n / a n a lisa da t a

Dat a yang diperoleh dari sam pel yang m em enuhi krit eria penerim aan dan penolakan secara acak unt uk m endapat kan sam pel yang hom ogen.

RA & RL

RT


(17)

Selanj ut ny a dilak uk an analisa st at ist ik t erhadap hasil anat om is y ait u RA, RL dan RT sert a hasil fungsional set elah 3 bulan dengan krit eria Gart land dan Werley yait u St udent T- t est .

Suat u perbedaan diny at ak an berm ak na bila p< 0,05. Perubahan pada t iap k elom pok perlak uan dianalisis dengan one w ay Anova .

Bila perubahan fungsi pergelangan t angan diperhit ungkan dengan krit eria Gart land dan Werley, m ak a dat a y ang diperoleh dianalisis dengan X2- t est ( chi- square t est ) .

BAB I V

H ASI L PEN ELI TI AN D AN PEM BAH ASAN A. H ASI L

4 .1 Um u m

Selam a penelit ian ini berlangsung dari m ulai bulan Maret 2002 sam pai selesai, t elah dilakukan pem asangan below elbow cast posisi lengan baw ah supinasi pada 17 k asus ( SDFDU, disebut k elom pok A) , 2 k asus drop out dan above elbow cast dengan posisi lengan baw ah pronasi pada 19 k asus ( FSPFDU, disebut k elom pok B) , 4 k asus drop out k arena t idak m elak uk an follow - up ke lokasi penelit ian. Jadi sam pel yang dim asukkan ke dalam penelit ian adalah sej um lah 30 pasien.

Ta be l 1

D ist r ibu si Um u r da n Je n is Ke la m in An t a r a Ke lom pok A ( SD FD U) da n Ke lom pok B ( FSPFD U)

Je n is Ke la m in

Klp.A Klp.B

Um u r

( t h ) Lk Pr Lk Pr

Tot a l

% < 20 20- 29 30- 39 40- 49 > 50 1 4 3 2 1 1 2 0 1 0 1 4 2 2 1 2 1 1 0 1 5 11 6 5 3 16,67 36,66 20,0 16,67 10,0

Tot a l 11 4 10 5 3 0 1 0 0

X ±±±± SD 32,067 ± 12,203 32,933 ± 14,335 P = 0 ,4 2 9 9

Pada t abel di at as t erlihat bahw a, j enis k elam in t erbany ak unt uk k edua kelom pok A dan B adalah laki- laki sekit ar 70% lebih kurang sam a, sehingga kedua kelom pok t idak berbeda berm akna m enurut j enis kelam in.

Kelom pok usia t erbanyak adalah 20- 29 t ahun sekit ar 35- 40% lebih kurang sam a, t idak berbeda berm ak na ( p> 0,05) .

Usia rat a- rat a ant ara kedua kelom pok adalah 32,5 t ahun dengan rent ang usia penderit a ant ara 17 sam pai 62 t ahun.


(18)

Ta be l 2

D ist r ibu si Sisi Ta n ga n Fr a k t u r Te r h a da p Je n is Ke la m in Ke du a Ke lom pok A da n B

Je n is Ke la m in

Klp.A Klp.B

Le n ga n

Lk Pr Lk Pr

Tot a l %

Kanan 9 3 7 3 22 73,33

Kiri 2 1 3 2 8 26,67

Tot al 11 4 10 5 30 100,00

Dari hasil penelit ian t erhadap 30 k asus didapat k an bahw a seluruh penderit a m em punyai t angan kanan yang dom inan. Ternyat a pada penelit ian ini frakt ur Colles at au t ipe Colles m enim pa t angan kanan sebanyak 22 kasus ( 73,33% dan t angan kiri 8 kasus ( 26,67% ) . Perbandingan t angan kanan dan kiri kira-k ira 3: 1 dan lakira-k i- lakira-k i dibanding perem puan 21 ( 70% ) : 9 ( 30% ) .

Ta be l 3

D ist r ibu si Um u r da n Pe n ye ba b Fr a k t u r Colle s a t a u Tipe Colle s Pa da Ke du a Ke lom pok A da n B

U m u r ( t h )

< 20 20- 29 30- 39 40- 49 > 50

Penyebab

Laka A

B

A

B A B A B A B

%

Lalin Kerj a Terj at uh

2 2

0 1

0 0 5 5 1 0 0 0

2 3 1 0 0 0

1 2

2 0

0 0

0 0 0 0

1 2

22( 73,33)

5( 16,67) 3( 10,0) Tot al 2 3 6 5 3 3 3 2 1 2 30( 100)

Pada penelit ian ini t erny at a frak t ur Colles at au t ipe Colles paling bany ak disebabkan kecelakaan lalu lint as 22 kasus ( 73,33% ) kem udian diikut i kar ena kecelakaan ker j a 5 kasus ( 16,67% ) . Sedangkan akibat j at uh sendiri sebanyak 3 kasus ( 10% ) . Ternyat a sem akin m uda um ur penderit a, m aka peny ebab k ecelak aaan lalu lint as sem ak in t inggi. Sebalikny a sem ak in t ua, m ak a m ak in disebabk an oleh j at uh sendiri.

4 .2 Kh u su s


(19)

Ta be l 4

Tipe Fr a k t u r Be r da sa r k a n Sist e m Fr yk m a n Pa da Ke du a Ke lom pok A da n B

D a r i 3 0 k a su s ya n g dila k u k a n pe n e lit ia n ba h w a fr a k t u r Colle s a t a u t ipe Colle s t e r ba n y a k a da la h Tipe I se ba n y a k 1 2 k a su s ( 4 0 ,0 0 % ) . D ist r ibu si t ipe fr a k t u r m e n u r u t Fr y k m a n pa da k e du a k e lom pok t e r lih a t h a m pir m e r a t a k e cu a li pa da t ipe I y a n g le bih ba n y a k pa da k e lom pok A se ba n y a k 7 k a su s.

Ta be l 5

Ra dia l An gle , Ra dia l Le n gt h da n Ra dia l Tilt Sisi Se h a t Ke du a Ke lom pok A da n B


(20)

Dari 30 k asus y ang dit elit i t erny at a pada sisi sehat at au sisi k ont ralat eral didapat k an RA , RL dan RT k edua k elom pok m erat a dengan signifikansi t idak berm ak na dim ana p> 0,05.

Ta be l 6

Pe r u ba h a n Ra t a - r a t a Ra dia l An gle , Ra dia l Le n gt h da n Ra dia l Tilt Pa da Sisi Fr a k t u r

Set elah didapat k an penguk uran RA, RL dan RT pada sisi sehat , m ak a dapat dicari nilai perubahan y ang t erj adi pada sisi frak t ur dengan m em bandingk anny a pada sisi sehat . Sepert i pada t abel di at as dari 30 k asus k edua k elom pok t erny at a RA, RL dan RT k elom pok A m aupun B t idak berm ak na di m ana p> 0,05.

4.2.2 Hasil Pasca Reposisi Tert ut up dan Fiksasi

Perubahan rat a- rat a Radial Angle, Radial Lengt h dan Radial Tilt pada sisi frak t ur pasca reposisi dan fiksasi.

Set elah dilak uk an reposisi t ert ut up dengan anest esi lok al dan pem asangan gips dengan m em bandingk an k edua k elom pok A ( SDFDU) dan B ( FSPFDU) , didapat k an sebagai berik ut :

Ta be l 7

RA, RL da n RT Pa sca Re posisi da n Fik sa si Aw a l


(21)

Pasca reposisi dan fik sasi aw al nilai RT pada k elom pok A secara st at ist ik lebih k ecil ( p< 0,05) dari pada nilai k elom pok B sehingga perbedaan k edua kelom pok signifikan.

Ta be l 8

RA, RL da n RT 2 M in ggu Pa sca Re posisi da n Fik sa si

Klp.A = 1 5 Klp.B = 1 5

Pa r a m e t e r

M e a n SD M e a n SD P RA

RL RT

2 3 ,9 3 0 5 ,8 5

7 ,4 0 m m 1 ,4 0

1 8 ,0 7 0 3 ,3 9

2 2 ,8 0 0 4 ,5 2

5 ,7 3 m m 2 ,1 2

2 1 ,7 3 0 6 ,8 8

0 ,2 7 8 8 0 ,0 0 8 5 0 ,0 3 7 4

Dua m inggu pasca reposisi dan fik sasi, nilai RL pada k elom pok A secara st at ist ik lebih besar ( p< 0,05) daripada k elom pok B dan nilai RT pada kelom pok A lebih kecil secara st at ist ik ( p< 0,05) daripada kelom pok B.

Ta be l 9

RA, RL da n RT 4 M in ggu Pa sca Re posisi da n Fik sa si

Klp.A = 1 5 Klp.B = 1 5

Pa r a m e t e r

M e a n SD M e a n SD

P

RA RL RT

2 3 ,9 3 0 5 ,8 9

7 ,1 3 m m 1 ,3 0

1 7 ,4 7 0 3 ,0 2

2 2 ,4 0 0 4 ,4 4

5 ,2 7 m m 1 ,7 5

2 0 ,4 7 0 5 ,9 7

0 ,2 1 3 9 0 ,0 0 1 3 0 ,0 4 6 8

Em pat m inggu pasca reposisi dan fik sasi nilai RL pada k elom pok A secara st at ist ik lebih besar ( p< 0,05) daripada k elom pok B dan nilai RT pada kelom pok A lebih kecil ( p< 0,05) daripada kelom pok B.

Ta be l 1 0

RA, RL da n RT 3 Bu la n Pa sca Re posisi da n Fik sa si

Klp.A = 1 5 Klp.B = 1 5

Pa r a m e t e r

M e a n SD M e a n SD P RA

RL RT

2 2 ,4 0 0 4 ,7 0

7 ,1 3 m m 1 ,3 0

1 7 ,4 7 0 2 ,8 9

2 1 ,4 0 0 3 ,6 4

5 ,0 0 m m 1 ,5 6

2 0 ,0 0 0 5 ,5 7

0 ,2 6 0 1 0 ,0 0 0 2 0 ,0 4 6 5


(22)

Tiga bulan pasca reposisi dan fik sasi, nilai RL k elom pok A secara st at ist ik lebih besar ( p< 0,05) daripada k elom pok B dan nilai RT k elom pok A secara st at ist ik lebih k ecil ( p< 0,05) daripada k elom pok B.

Ta be l 1 1

Ra t a - r a t a Fu n gsi Se t e la h 3 Bu la n ( Kr it e r ia Ga r t la n d da n W e r le y )

FUN GSI Klp.A = 1 5 Klp.B = 1 5 Ju m la h

Sem purna 9

60%

4 26,7%

13 43,3%

Baik 3

20%

2 13,3%

5 16,7%

Cuk up 3

20%

3 20%

6 20%

Kurang 0 6

40%

6 20% X2 = 8 ,1 2 3 D f = 3 P = 0 ,0 4 3 5

Pada k elom pok A t idak seorangpun m engalam i fungsi pergelangan t angan y ang k urang/ j elek ( 0 dari 15) dibandingk an dengan k elom pok B ( 6 dari 15) . Pada kelom pok A yang m engalam i perbaikan fungsi sem purna ( 9 dari 15 ; 60% ) adalah dua k ali lebih bany ak daripada k elom pok B ( 4 dari 15; 26,7% )

Ta be l 1 2

H u bu n ga n Pe r u ba h a n RA,RL da n RT pa da Fik sa si Aw a l Sa m pa i 3 Bu la n Pa da Ke lom pok A

Pa r a m e t e r Aw a l 2 m gg 4 m gg 3 bln F P

RA

RL

RT

24,80

± 5,710 7,73

± 1,49m m 18,67

± 3,680

23,93

± 5,850 7.40

± 1,40m m 18,07

± 3,39

23,93

± 5,890 7,13

± 1,30 m m 17,47

± 3,02

22,40

± 4,700 7,13

± 4,70m m 17,47

± 2,89

0,484 0,643 0,465 0,6950 0,5907 0,7076

Peranj ak an at au displacem ent dari w ak t u k e w ak t u selam a dipasang gips secara st at ist ik pada k elom pok A t idak signifikan ( p> 0,05) .


(23)

Ta be l 1 3

H u bu n ga n Pe r u ba h a n RA, RL da n RT pa da Fik sa si Aw a l Sa m pa i 3 Bu la n Pa da Ke lom pok B

Pa r a m e t e r

Aw a l 2 m gg 4 m gg 3 bln F P

RA

RL

RT

25,53

± 5,780 8,13

± 1,64 m m 23,60

± 7,51

22,80

± 4,520 5,73

± 2,12 21,73

± 6,88

22,40

± 4,440 5,27

± 1,75 20,47

± 5,97

21,40

± 3,640 5,00

± 1,56 20,00

± 5,57

2,168 9,705 0,912 0,1030 0,0001 0,4411

Peranj ak an at au displacem ent selam a dipasang gips pada fik sasi dari w ak t u k e w ak t u ( m ulai fik sasi aw al sam pai 4 m inggu) secara st at ist ik t idak signifikan, k ecuali perubahan fungsi RL pada k elom pok B, set elah 3 bulan dinilai fungsi pergelangan t angan.

B. PEM BAH ASAN

Dari hasil penelit ian yang dilakukan t erhadap 30 kasus frakt ur Colles at au t ipe Colles selam a 9 bulan dengan 2 k elom pok perlak uan ant ara fik sasi gips sirkular SDFDU dan FSPFDU didapat k an penderit a t erbany ak adalah lak i- lak i 70% sepert i pada penelit ian t erbaru ( Solichin,Nugroho B,Manj as M, Wihandono dk k , 1998) , insiden t erbany ak pada usia m uda ( 60% ) , peny ebab frak t ur t erbany ak adalah k ecelak aan lalu lint as ( 73,33% ) , k arena diperluk an t raum a yang agak berat unt uk t erj adinya frakt ur, sedangkan usia t ua j at uh sendiri t erj adi frak t ur k arena t ulang sudah ost eoporot ik. Dari k epust ak aan didapat k an bahw a frak t ur dist al radius bany ak dit em ui pada w anit a dan um ur t ua ( Conw ell,Vesley,1992; Jupit er, 1991,Pelt ier, 1984; Wahlst orm , 1982) . Sisi t angan y ang dik enai pada penelit ian ini dit em uk an pada sisi k anan lebih banyak frakt ur ( 71,3% ) . Hal ini m ungkin karena kasus yang dit elit i um um nya usia m uda dengan m obilit as t inggi, sehingga t angan kanan yang dom inan lebih berfungsi sebagai prot eksi. Penem uan ini sesuai dengan laporan dari Chapm an, 1992; Collert , 1978; Pelt ier, 1984) .

Dist ribusi t ipe frak t ur m enurut sist em Fry k m an pada k edua k elom pok m erat a, secara keseluruhan t ipe I paling banyak dit em ui ( 40% ) . Hal ini t erj adi karena kasus t erbanyak adalah um ur m uda di m ana m enurut kepust akaan t ulangnya belum ost eoporot ik dengan periost eum ny a m asih t ebal dan int ak . ( Appley, 1995; Kapanj i, 1983; Salt er, 1984) .

Pengukuran yang dilakukan pada sisi kont ralat eral ( sisi yang sehat ) diperoleh angk a rat a- rat a Radial Angle ( RA) 20,47 ± 2,05130, Radial Lengt h ( RL) 11± 1,38 m m dan Radial Tilt ( RT) 11,67 ± 2,8690 t idak berm ak na pada k edua k elom pok A dan B di m ana p> 0,05. Besarny a penguk uran ini t erny at a t idak berbeda bila dibandingk an dengan k epust ak aan. Um um ny a rat a- rat a berkisar RA 16- 300 , RL 8- 14 m m dan RT 2- 280.

Nilai rat a- rat a RA sisi sehat di at as sesuai j uga dengan penelit ian Sanj ay a, 1993; Manj as, 1996; unt uk orang I ndonesia dan lebih k ecil dibanding orang Kaukasia.


(24)

Rat a- rat a RA dan perubahan RA pasca reposisi dan fik sasi aw al, 2 m inggu, 4 m inggu dan 3 bulan pada k edua k elom pok t idak berbeda berm ak na ( p> 0,05) , hal ini k arena posisi pergelangan t angan pada k edua k elom pok sam a- sam a pada posisi dev iasi ulna ( Cooney, 1980; Manj as, 1996; Sarm ient o, 1980; Solichin, 1994) .

Rat a- rat a RL dan perubahan RL pasca reposisi dan fik sasi 2 m inggu, 4 m inggu dan 3 bulan berbeda berm akna kecuali fiksasi aw al ( p< 0,05) . Hal ini m em buk t ik an pada posisi supinasi t arik an oleh ot ot brak hioradialis lebih k ecil dibanding posisi pronasi. Efek ot ot brak hioradialis ini t elah dibuk t ikan oleh Sarm iento baik secara klinis m aupun EMG (Sarm iento, Zakarsky, Sinclair, 1980). Rat a- rat a RT pasca reposisi dan fik sasi aw al, 2 m inggu, 4 m inggu dan 3 bulan k edua k elom pok berbeda berm ak na ( p< 0,05) . Hal ini m em buk t ik an bahw a ‘deform ing force’ pada dorsoflek si lebih k ecil dibanding pada posisi fleksi pergelangan t angan. Sepert i y ang t elah dibuk t ikan dalam penelit ian Aj ay Gupt a ( Gupt a, 1991; Kreder & Hanell, 1996) .

Penilaian fungsi dilakukan set elah 3 bulan pasca t indakan berdasarkan krit eria Gart land dan Werley. Hasil sangat baik k elom pok A = 69,2% ; B = 30,8% ; hasil baik kelom pok A = 60% ; B = 40% . Hasil kurang at au j elek t idak t erdapat pada k elom pok A, t et api B t erdapat 6 suby ek at au 100% dibanding k elom pok A at au 20% dari t ot al suby ek penelit ian.

Kedua kelom pok berbeda berm akna ( p< 0,05) . Hal ini sesuai dengan hasil penguk uran anat om is, di m ana nilai RA, RL dan RT k elom pok A lebih baik dari k elom pok B, sesuai dengan penelit ian sebelum ny a ( Sarm ient o, 1980; Gupt a,1991; Solichin,1994; Manj as, 1996; Wihandono dk k , 1998) .

Hubungan perubahan peranj ak an dari w ak t u k e w ak t u secara st at ist ik t idak signifikan pada kelom pok A m aupun kelom pok B kecuali perubahan peranj ak an RL pada k elom pok B.Hal ini disebabk an j um lah sam pel y ang sedik it .

BAB V

KESI M PULAN D AN SARAN 5 .1 . Ke sim pu la n

Dari 30 k asus frak t ur Colles at au t ipe Colles y ang dit elit i, m ak a pada penelit ian ini dapat diam bil kesim pulan :

1. Frakt ur t ipe Colles lebih sering t erj adi pada usia m uda akibat kecelakaan lalu lint as.

2. Berat frakt ur berhubungan dengan penyebabnya ( force t raum a) , sisi kanan lebih sering dibanding sisi k iri.

3. Nilai rat a- rat a RA = 20,47± 2,050 ; RL = 11 ± 1,38m m ; RT = 11,67 ± 2,870. Kedua k elom pok hom ogen.

4. RA hasil reposisi dan fik sasi k edua k elom pok t idak berbeda berm ak na, t et api berbeda berm ak na pada RL dan RT, baik secara anat om is ( RL dan RT) dan fungsional kelom pok A lebih baik dari kelom pok B.

5. Met oda reposisi m odifik asi Bohler disert ai fik sasi gips sirkuler set inggi sik u, posisi supinasi, lengan baw ah dan pergelangan t angan dorsiflek si sert a dev iasi ulna ( SDFDU) lebih efekt if dan efisien dibandingk an dengan m et oda fiksasi gips sirkuler di at as siku, posisi siku fleksi 900, lengan baw ah pronasi dan pergelangan t angan fleksi sert a deviasi ulna ( Cot t on Loader) FSPFDU yang selam a ini digunakan.


(25)

6. Perbaik an peranj ak an at au displacem ent dari w ak t u k e w ak t u selam a dipasang gips secara st at ist ik t idak signifikan baik pada k elom pok A m aupun k elom pok B, k ecuali perubahan fungsi RL pada k elom pok B.

5 .2 . Sa r a n

1. Dari hasil penelit ian yang dilakukan t erbukt i bahw a m et oda reposisi m odifik asi Bohler disert ai fik sasi dengan gips sirkuler set inggi sik u, posisi lengan baw ah supinasi, pergelangan t angan dorsifleksi sert a deviasi ulna ( SDFDU) ini dapat dipert im bangk an unt uk dipergunak an sebagai salah sat u m et oda penanganan frak t ur Colles at au t ipe Colles t ert ut up t erut am a frak t ur Colles ekst ra art ikuler.

2. Penelit ian ini hanya pada 30 kasus dan diikut i sam pai 3 bulan pert am a, m aka unt uk lebih baik diperlukan penelit ian lanj ut yang dapat m elihat fungsi pergelangan t angan secara keseluruhan pada j um lah kasus yang lebih bany ak .

BAB V I KEPUSTAKAAN

Appleys AG : Sy st em of ort hopaedic and fract ures. 7t h ed. ELBS w it h ELBS w it h Bit t erw art h Heinem an , 595 – 599, 1995.

Auliffe Mc TB, Hillar KM, Cooles CJ : Early m obilizat ion of Colles’ fract ures a prospect ive t rial. J.Bone and Joint Surg. 69( 5) , 727- 729, 1987.

Brum feeld RH, Cham poux JA : A biom echanical st udy of norm al funct ional w rist m ot ion Clin.Ort hop. 187, 23- 25, 1984.

Bunger C, Solound K, Rasm ussen P : Early result aft er Colles’ fract ures, funct ional bracing in supinat ion vs dorsal plast er im m obilizat ion. Arch Ort hop.Traum a Surg. 113, 163- 166, 1974.

Charnley : The closed t reat m ent of com m on fract ures. 3r d ed. 128- 142, 1984.

Clancey GJ : Percut aneus Kirschner w ire fixat ion of Colles’ fract ure. J Bone and Joint Surg. 66A, 1008- 1014, 1984.

Collert S, I ssacson : Managem ent of redislocat ed Colles’ fract ure. Clin Ort hop. 135,

183- 186, 1974.

Cooney, William P et al : Com plicat ion of Colles’ fract ures. J Bone and Jont Surg. 62A, 613- 619, 1980.

Dias JJ, Wray CC et al : The value of early m obillizat ion in t he t reat m ent of Colles’ Fract ures. J.Bone and Joint Surg. 69B, 463- 467, 1980.

Fry k m ann G : Fract ure of t he dist al radius including sequelle. Act a Ort hop Scand 108, 1967.

Gart land JJ.,Werley CW.: Evaluat ion of healed Colles’ Fract ure.J Bone Joint Surgery 33A, 895- 907, 1951.


(26)

Gupt a A : The t reat m ent of Colles’ fract ure. J Bone and Joint Surg. 73B, 311- 315, 1991.

How ard Pw , St ew art HD et al : Ext ernal fix at ion or plast er for sev erely displaced com m inut ed Colles’ fract ure. A prospect ive st udy of anat om ical and funct ional result .J.Bone and Joint Surg. 71B, 68- 73, 1989.

Jenk ins NH, Jonee DG : Ext ernal fix at ion of Colles’ fract ures. J Bone and Joint Surg. 69B ( 2) , 207- 211, 1987.

Jupit er JB : Current concept rev iew fract ures of t he dist al end of t he radius. J Bone and Joint Surg. 73A, 461- 469, 1991.

Kaner JMG : Funct ional anat om y of t he w rist . Clin Ort hop. 149, 9- 19, 1980.

Kapanj i JA : The phy siology of t he Joint .2nd ed. Vol 1 Upper Lim b, Wong King Tong Co, Lt d, 1983.

Kreder HJ, Hanell DP : Consist ency of AO fract ure classificat ion for dist al radius. J Bone and Joint Surg. 78B( 5) , 726- 731, 1996.

Lidst rom A : Fract ure of t he dist al end radius.Act a Ort hop. Scand Suppl 41, 1959. Linden VDW, Ericson R. : Colles’ fract ure. How should it s displacem ent be m easured

and how should it be im m obilized? J.Bone and Joint Surg. 63( 8) , 1285 1288, 1981.

Manj as M: Hasil reposisi t ert ut up frak t ur dist al radius ant ara t rak si dan non t rak si pra Reposisi. Mak alah bebas Program St udi I lm u Bedah Ort hopaedi FKUI , 1996.

Nugroho B, Sim bardj o D : Penanggulangan frak t ur Colles di RSCM.Sept em ber 1981 –Juli 1982. Mak alah bebas Program St udi I lm u Bedah Ort hopaedi

FKUI / RSCM, 1982.

Palm er AK, Werner FW: Biom echanic of dist al radioulnar j oint . Clin Ort hop. 187, 26-35, 1981.

Pelt ier LF : Fract ure of t he dist al end of t he radius. Clin Ort hop. 187,12- 22, 1984. Rickli DA, Rigazzoni P : Fract ure of t he dist al end of t he radius t reat ed by int ernal

fix at ion and early funct ion. A prelim inary report of 20 cases. J.Bone and Joint Surg. 78B( 4) , 588- 592, 1996.

Roset zk y A : Colles’ fract ures t reat ed by plast er and polyuret hrane braces. A cont rolled Clinical st udy . J.Tarum a. 22( 11) , 910- 913, 1982.

Rhy cak JS, Ak erder, Maryland : I nj ury t o t he m edian and ulnar nerves secondary t o t he fract ure of t he radius. J.Bone and Joint Surg.A,414- 415, 1997.

Salt er RB : Text book of disorder and inj uries of t he m usculoskelet al syst em . William Wilkin Co Lt d. P, 487- 491, 1984.


(27)

Sanj ay a G : Gam baran nilai rat a- rat a ax is sudut radius dist al norm al pada pengunj ung di RSCM. Makalah bebas. Program St udi I lm u Bedah Ort hopaedi FKUI / RSCM Jak art a, 1993.

Sarm ient o A, Zakarsky JB, Sinclair WF : Funct ional bracing of Colles’ fract ure. A prospect ive st udy of im m obilizat ion in supinat ion vs pronat ion. Clin.Ort hop. 146, 175- 183, 1980.

Solichin I : Penanganan k onserv at if frak t ur dist al radius dengan below elbow cast di RSUPN Dr.Cipt o Mangunkusum o. Makalah bebas Program St udi I lm u Bedah Ort hopaedi FKUI . 1994.

St ew ard HD, I nnes AR, Burke FD : Funct ional cast bracing for Colles’ fract ure. J Bone and Joint Surg. 66B, 749- 753, 1984.

Tsuk azak i T, I w asah K : Ulnar w rist pain aft er Colles’ fract ure. Act a Ort hop. Scand, 64( 4) , 4462- 4464, 1993.

Wik er ER : A rat ional approach for t he recognit ion and t reat m ent of Colles’ fract ure. Clin Ort hop. 3( 1) , 13- 21, 1987.

Wihandono HS, Sofyanuddin, Reksoprodj o,S: Penanganan frakt ur Colles t ert ut up dengan reposisi t ert ut up dan im m obilisasi dengan gips sirkuler set inggi siku, posisi supinasi, dorsiflek si dan dev iasi ulna. Mak alah bebas SMF Bedah Ort hopaedi RSUP Fat m aw at i dan Sub Bagian Bedah Ort hopaedi FKUI / RSCM, 1998.

- - -


(1)

Tiga bulan pasca reposisi dan fik sasi, nilai RL k elom pok A secara st at ist ik lebih besar ( p< 0,05) daripada k elom pok B dan nilai RT k elom pok A secara st at ist ik lebih k ecil ( p< 0,05) daripada k elom pok B.

Ta be l 1 1

Ra t a - r a t a Fu n gsi Se t e la h 3 Bu la n ( Kr it e r ia Ga r t la n d da n W e r le y )

FUN GSI Klp.A = 1 5 Klp.B = 1 5 Ju m la h

Sem purna 9

60%

4 26,7%

13 43,3%

Baik 3

20%

2 13,3%

5 16,7%

Cuk up 3

20%

3 20%

6 20%

Kurang 0 6

40%

6 20%

X2 = 8 ,1 2 3 D f = 3 P = 0 ,0 4 3 5

Pada k elom pok A t idak seorangpun m engalam i fungsi pergelangan t angan y ang k urang/ j elek ( 0 dari 15) dibandingk an dengan k elom pok B ( 6 dari 15) . Pada kelom pok A yang m engalam i perbaikan fungsi sem purna ( 9 dari 15 ; 60% ) adalah dua k ali lebih bany ak daripada k elom pok B ( 4 dari 15; 26,7% )

Ta be l 1 2

H u bu n ga n Pe r u ba h a n RA,RL da n RT pa da Fik sa si Aw a l Sa m pa i 3 Bu la n Pa da Ke lom pok A

Pa r a m e t e r Aw a l 2 m gg 4 m gg 3 bln F P

RA

RL

RT

24,80 ± 5,710

7,73 ± 1,49m m

18,67 ± 3,680

23,93 ± 5,850

7.40 ± 1,40m m

18,07 ± 3,39

23,93 ± 5,890

7,13 ± 1,30 m m

17,47 ± 3,02

22,40 ± 4,700

7,13 ± 4,70m m

17,47 ± 2,89

0,484

0,643

0,465

0,6950

0,5907

0,7076

Peranj ak an at au displacem ent dari w ak t u k e w ak t u selam a dipasang gips secara st at ist ik pada k elom pok A t idak signifikan ( p> 0,05) .


(2)

Ta be l 1 3

H u bu n ga n Pe r u ba h a n RA, RL da n RT pa da Fik sa si Aw a l Sa m pa i 3 Bu la n Pa da Ke lom pok B

Pa r a m e t e r

Aw a l 2 m gg 4 m gg 3 bln F P

RA

RL

RT

25,53 ± 5,780

8,13 ± 1,64 m m 23,60 ± 7,51 22,80 ± 4,520

5,73 ± 2,12

21,73 ± 6,88

22,40 ± 4,440

5,27 ± 1,75 20,47 ± 5,97

21,40 ± 3,640

5,00 ± 1,56 20,00 ± 5,57 2,168 9,705 0,912 0,1030 0,0001 0,4411

Peranj ak an at au displacem ent selam a dipasang gips pada fik sasi dari w ak t u k e w ak t u ( m ulai fik sasi aw al sam pai 4 m inggu) secara st at ist ik t idak signifikan, k ecuali perubahan fungsi RL pada k elom pok B, set elah 3 bulan dinilai fungsi pergelangan t angan.

B. PEM BAH ASAN

Dari hasil penelit ian yang dilakukan t erhadap 30 kasus frakt ur Colles at au t ipe Colles selam a 9 bulan dengan 2 k elom pok perlak uan ant ara fik sasi gips sirkular SDFDU dan FSPFDU didapat k an penderit a t erbany ak adalah lak i- lak i 70% sepert i pada penelit ian t erbaru ( Solichin,Nugroho B,Manj as M, Wihandono dk k , 1998) , insiden t erbany ak pada usia m uda ( 60% ) , peny ebab frak t ur t erbany ak adalah k ecelak aan lalu lint as ( 73,33% ) , k arena diperluk an t raum a yang agak berat unt uk t erj adinya frakt ur, sedangkan usia t ua j at uh sendiri t erj adi frak t ur k arena t ulang sudah ost eoporot ik. Dari k epust ak aan didapat k an bahw a frak t ur dist al radius bany ak dit em ui pada w anit a dan um ur t ua ( Conw ell,Vesley,1992; Jupit er, 1991,Pelt ier, 1984; Wahlst orm , 1982) . Sisi t angan y ang dik enai pada penelit ian ini dit em uk an pada sisi k anan lebih banyak frakt ur ( 71,3% ) . Hal ini m ungkin karena kasus yang dit elit i um um nya usia m uda dengan m obilit as t inggi, sehingga t angan kanan yang dom inan lebih berfungsi sebagai prot eksi. Penem uan ini sesuai dengan laporan dari Chapm an, 1992; Collert , 1978; Pelt ier, 1984) .

Dist ribusi t ipe frak t ur m enurut sist em Fry k m an pada k edua k elom pok m erat a, secara keseluruhan t ipe I paling banyak dit em ui ( 40% ) . Hal ini t erj adi karena kasus t erbanyak adalah um ur m uda di m ana m enurut kepust akaan t ulangnya belum ost eoporot ik dengan periost eum ny a m asih t ebal dan int ak . ( Appley, 1995; Kapanj i, 1983; Salt er, 1984) .

Pengukuran yang dilakukan pada sisi kont ralat eral ( sisi yang sehat ) diperoleh

angk a rat a- rat a Radial Angle ( RA) 20,47 ± 2,05130, Radial Lengt h ( RL) 11±

1,38 m m dan Radial Tilt ( RT) 11,67 ± 2,8690

t idak berm ak na pada k edua k elom pok A dan B di m ana p> 0,05. Besarny a penguk uran ini t erny at a t idak berbeda bila dibandingk an dengan k epust ak aan. Um um ny a rat a- rat a berkisar RA 16- 300 , RL 8- 14 m m dan RT 2- 280.

Nilai rat a- rat a RA sisi sehat di at as sesuai j uga dengan penelit ian Sanj ay a, 1993; Manj as, 1996; unt uk orang I ndonesia dan lebih k ecil dibanding orang Kaukasia.


(3)

Rat a- rat a RA dan perubahan RA pasca reposisi dan fik sasi aw al, 2 m inggu, 4 m inggu dan 3 bulan pada k edua k elom pok t idak berbeda berm ak na ( p> 0,05) , hal ini k arena posisi pergelangan t angan pada k edua k elom pok sam a- sam a pada posisi dev iasi ulna ( Cooney, 1980; Manj as, 1996; Sarm ient o, 1980; Solichin, 1994) .

Rat a- rat a RL dan perubahan RL pasca reposisi dan fik sasi 2 m inggu, 4 m inggu dan 3 bulan berbeda berm akna kecuali fiksasi aw al ( p< 0,05) . Hal ini m em buk t ik an pada posisi supinasi t arik an oleh ot ot brak hioradialis lebih k ecil dibanding posisi pronasi. Efek ot ot brak hioradialis ini t elah dibuk t ikan oleh Sarm iento baik secara klinis m aupun EMG (Sarm iento, Zakarsky, Sinclair, 1980). Rat a- rat a RT pasca reposisi dan fik sasi aw al, 2 m inggu, 4 m inggu dan 3 bulan k edua k elom pok berbeda berm ak na ( p< 0,05) . Hal ini m em buk t ik an bahw a ‘deform ing force’ pada dorsoflek si lebih k ecil dibanding pada posisi fleksi pergelangan t angan. Sepert i y ang t elah dibuk t ikan dalam penelit ian Aj ay Gupt a ( Gupt a, 1991; Kreder & Hanell, 1996) .

Penilaian fungsi dilakukan set elah 3 bulan pasca t indakan berdasarkan krit eria Gart land dan Werley. Hasil sangat baik k elom pok A = 69,2% ; B = 30,8% ; hasil baik kelom pok A = 60% ; B = 40% . Hasil kurang at au j elek t idak t erdapat pada k elom pok A, t et api B t erdapat 6 suby ek at au 100% dibanding k elom pok A at au 20% dari t ot al suby ek penelit ian.

Kedua kelom pok berbeda berm akna ( p< 0,05) . Hal ini sesuai dengan hasil penguk uran anat om is, di m ana nilai RA, RL dan RT k elom pok A lebih baik dari k elom pok B, sesuai dengan penelit ian sebelum ny a ( Sarm ient o, 1980; Gupt a,1991; Solichin,1994; Manj as, 1996; Wihandono dk k , 1998) .

Hubungan perubahan peranj ak an dari w ak t u k e w ak t u secara st at ist ik t idak signifikan pada kelom pok A m aupun kelom pok B kecuali perubahan peranj ak an RL pada k elom pok B.Hal ini disebabk an j um lah sam pel y ang sedik it .

BAB V

KESI M PULAN D AN SARAN 5 .1 . Ke sim pu la n

Dari 30 k asus frak t ur Colles at au t ipe Colles y ang dit elit i, m ak a pada penelit ian ini dapat diam bil kesim pulan :

1. Frakt ur t ipe Colles lebih sering t erj adi pada usia m uda akibat kecelakaan lalu

lint as.

2. Berat frakt ur berhubungan dengan penyebabnya ( force t raum a) , sisi kanan

lebih sering dibanding sisi k iri.

3. Nilai rat a- rat a RA = 20,47± 2,050 ; RL = 11 ± 1,38m m ; RT = 11,67 ± 2,870.

Kedua k elom pok hom ogen.

4. RA hasil reposisi dan fik sasi k edua k elom pok t idak berbeda berm ak na, t et api

berbeda berm ak na pada RL dan RT, baik secara anat om is ( RL dan RT) dan fungsional kelom pok A lebih baik dari kelom pok B.

5. Met oda reposisi m odifik asi Bohler disert ai fik sasi gips sirkuler set inggi sik u,

posisi supinasi, lengan baw ah dan pergelangan t angan dorsiflek si sert a dev iasi ulna ( SDFDU) lebih efekt if dan efisien dibandingk an dengan m et oda

fiksasi gips sirkuler di at as siku, posisi siku fleksi 900, lengan baw ah pronasi

dan pergelangan t angan fleksi sert a deviasi ulna ( Cot t on Loader) FSPFDU yang selam a ini digunakan.


(4)

6. Perbaik an peranj ak an at au displacem ent dari w ak t u k e w ak t u selam a dipasang gips secara st at ist ik t idak signifikan baik pada k elom pok A m aupun k elom pok B, k ecuali perubahan fungsi RL pada k elom pok B.

5 .2 . Sa r a n

1. Dari hasil penelit ian yang dilakukan t erbukt i bahw a m et oda reposisi

m odifik asi Bohler disert ai fik sasi dengan gips sirkuler set inggi sik u, posisi lengan baw ah supinasi, pergelangan t angan dorsifleksi sert a deviasi ulna ( SDFDU) ini dapat dipert im bangk an unt uk dipergunak an sebagai salah sat u m et oda penanganan frak t ur Colles at au t ipe Colles t ert ut up t erut am a frak t ur Colles ekst ra art ikuler.

2. Penelit ian ini hanya pada 30 kasus dan diikut i sam pai 3 bulan pert am a, m aka

unt uk lebih baik diperlukan penelit ian lanj ut yang dapat m elihat fungsi pergelangan t angan secara keseluruhan pada j um lah kasus yang lebih bany ak .

BAB V I KEPUSTAKAAN

Appleys AG : Sy st em of ort hopaedic and fract ures. 7t h ed. ELBS w it h ELBS w it h

Bit t erw art h Heinem an , 595 – 599, 1995.

Auliffe Mc TB, Hillar KM, Cooles CJ : Early m obilizat ion of Colles’ fract ures a prospect ive t rial. J.Bone and Joint Surg. 69( 5) , 727- 729, 1987.

Brum feeld RH, Cham poux JA : A biom echanical st udy of norm al funct ional w rist m ot ion Clin.Ort hop. 187, 23- 25, 1984.

Bunger C, Solound K, Rasm ussen P : Early result aft er Colles’ fract ures, funct ional bracing in supinat ion vs dorsal plast er im m obilizat ion. Arch Ort hop.Traum a Surg. 113, 163- 166, 1974.

Charnley : The closed t reat m ent of com m on fract ures. 3r d ed. 128- 142, 1984.

Clancey GJ : Percut aneus Kirschner w ire fixat ion of Colles’ fract ure. J Bone and Joint Surg. 66A, 1008- 1014, 1984.

Collert S, I ssacson : Managem ent of redislocat ed Colles’ fract ure. Clin Ort hop. 135,

183- 186, 1974.

Cooney, William P et al : Com plicat ion of Colles’ fract ures. J Bone and Jont Surg. 62A, 613- 619, 1980.

Dias JJ, Wray CC et al : The value of early m obillizat ion in t he t reat m ent of Colles’ Fract ures. J.Bone and Joint Surg. 69B, 463- 467, 1980.

Fry k m ann G : Fract ure of t he dist al radius including sequelle. Act a Ort hop Scand 108, 1967.

Gart land JJ.,Werley CW.: Evaluat ion of healed Colles’ Fract ure.J Bone Joint Surgery 33A, 895- 907, 1951.


(5)

Gupt a A : The t reat m ent of Colles’ fract ure. J Bone and Joint Surg. 73B, 311- 315, 1991.

How ard Pw , St ew art HD et al : Ext ernal fix at ion or plast er for sev erely displaced com m inut ed Colles’ fract ure. A prospect ive st udy of anat om ical and funct ional result .J.Bone and Joint Surg. 71B, 68- 73, 1989.

Jenk ins NH, Jonee DG : Ext ernal fix at ion of Colles’ fract ures. J Bone and Joint Surg. 69B ( 2) , 207- 211, 1987.

Jupit er JB : Current concept rev iew fract ures of t he dist al end of t he radius. J Bone and Joint Surg. 73A, 461- 469, 1991.

Kaner JMG : Funct ional anat om y of t he w rist . Clin Ort hop. 149, 9- 19, 1980.

Kapanj i JA : The phy siology of t he Joint .2nd ed. Vol 1 Upper Lim b, Wong King Tong

Co, Lt d, 1983.

Kreder HJ, Hanell DP : Consist ency of AO fract ure classificat ion for dist al radius. J Bone and Joint Surg. 78B( 5) , 726- 731, 1996.

Lidst rom A : Fract ure of t he dist al end radius.Act a Ort hop. Scand Suppl 41, 1959. Linden VDW, Ericson R. : Colles’ fract ure. How should it s displacem ent be m easured

and how should it be im m obilized? J.Bone and Joint Surg. 63( 8) , 1285 1288, 1981.

Manj as M: Hasil reposisi t ert ut up frak t ur dist al radius ant ara t rak si dan non t rak si pra Reposisi. Mak alah bebas Program St udi I lm u Bedah Ort hopaedi FKUI , 1996.

Nugroho B, Sim bardj o D : Penanggulangan frak t ur Colles di RSCM.Sept em ber 1981 –Juli 1982. Mak alah bebas Program St udi I lm u Bedah Ort hopaedi

FKUI / RSCM, 1982.

Palm er AK, Werner FW: Biom echanic of dist al radioulnar j oint . Clin Ort hop. 187, 26-35, 1981.

Pelt ier LF : Fract ure of t he dist al end of t he radius. Clin Ort hop. 187,12- 22, 1984. Rickli DA, Rigazzoni P : Fract ure of t he dist al end of t he radius t reat ed by int ernal

fix at ion and early funct ion. A prelim inary report of 20 cases. J.Bone and Joint Surg. 78B( 4) , 588- 592, 1996.

Roset zk y A : Colles’ fract ures t reat ed by plast er and polyuret hrane braces. A cont rolled Clinical st udy . J.Tarum a. 22( 11) , 910- 913, 1982.

Rhy cak JS, Ak erder, Maryland : I nj ury t o t he m edian and ulnar nerves secondary t o t he fract ure of t he radius. J.Bone and Joint Surg.A,414- 415, 1997.

Salt er RB : Text book of disorder and inj uries of t he m usculoskelet al syst em . William Wilkin Co Lt d. P, 487- 491, 1984.


(6)

Sanj ay a G : Gam baran nilai rat a- rat a ax is sudut radius dist al norm al pada pengunj ung di RSCM. Makalah bebas. Program St udi I lm u Bedah Ort hopaedi FKUI / RSCM Jak art a, 1993.

Sarm ient o A, Zakarsky JB, Sinclair WF : Funct ional bracing of Colles’ fract ure. A prospect ive st udy of im m obilizat ion in supinat ion vs pronat ion. Clin.Ort hop. 146, 175- 183, 1980.

Solichin I : Penanganan k onserv at if frak t ur dist al radius dengan below elbow cast di RSUPN Dr.Cipt o Mangunkusum o. Makalah bebas Program St udi I lm u Bedah Ort hopaedi FKUI . 1994.

St ew ard HD, I nnes AR, Burke FD : Funct ional cast bracing for Colles’ fract ure. J Bone and Joint Surg. 66B, 749- 753, 1984.

Tsuk azak i T, I w asah K : Ulnar w rist pain aft er Colles’ fract ure. Act a Ort hop. Scand, 64( 4) , 4462- 4464, 1993.

Wik er ER : A rat ional approach for t he recognit ion and t reat m ent of Colles’ fract ure. Clin Ort hop. 3( 1) , 13- 21, 1987.

Wihandono HS, Sofyanuddin, Reksoprodj o,S: Penanganan frakt ur Colles t ert ut up dengan reposisi t ert ut up dan im m obilisasi dengan gips sirkuler set inggi siku, posisi supinasi, dorsiflek si dan dev iasi ulna. Mak alah bebas SMF Bedah Ort hopaedi RSUP Fat m aw at i dan Sub Bagian Bedah Ort hopaedi FKUI / RSCM, 1998.

- - -