I TI N JAUAN KEPUSTAKAAN

© 2 0 0 3 D igit iz e d by USU digit a l libr a r y 2 1 .4 . Kon t r ibu si pe n e lit ia n Bila hasil penelit ian ini m enunj ukkan akurasi yang t inggi, m aka diharapkan kom plikasi yang t im bul akan dim inim alisir sert a nilai ekonom is dari segi biay a y ang dik eluark an unt uk pem asangan gips sirkuler.

BAB I I TI N JAUAN KEPUSTAKAAN

2 .1 Se j a r a h Sej ak j am an Hipocrat es sam pai aw al abad 19, frak t ur dist al radius m asih disalah art ik an sebagai dislokasi dari npergelangan t angan. Abraham Colles 1725 – 1843 pada t ahun 1814 m em publikasikan sebuah art ikel yang berj udul ‘On t he fract ure of t he carpal ext rem it y of t he radius’. Sej ak saat it u frak t ur j enis ini diberi nam a sebagai frak t ur Colles sesuai dengan nam a Abraham Colles Appley,1995; Salt er,1984 Frak t ur Colles’ adalah frak t ur y ang t erj adi pada t ulang radius bagian dist al y ang berj arak 1,5 inchi dari perm uk aan sendi radiocarpal dengan deform it as ke post erior, yang biasanya t erj adi pada um ur di at as 45- 50 t ahun dengan t ulangny a sudah ost eoporosis. Kalau dit em uk an pada usia m uda disebut frak t ur t ipe Colles’ Appley, 1995; Jupit er, 1991; Salt er, 1984 . 2 .2 An a t om i da n Biom e k a n ik An t e br a k h ii D ist a l Bahagian ant ebrak hii dist al sering disebut pergelangan t angan, bat as at asny a k ira- k ira 1,5 – 2 inchi dist al radius. Pada t em pat ini dit em ui bagian t ulang dist al radius y ang relat if lem ah k arena t em pat persam bungan ant ara t ulang kort ikal dan t ulang spongiosa dekat sendi. Dorsal radius bent uknya cem bung dengan perm ukaan beralur- alur unt uk t em pat lew at nya t endon ekst ensor. Bahagian v olarny a cek ung dan dit ut upi oleh ot ot pronat or quadrat us. Sisi lat eral radius dist al m em anj ang k e baw ah m em bent uk prosesus st y loideus radius dengan posisi yang lebih rendah dari prosesus st yloideus ulna. Bahagian ini m erupak an t em pat insersi ot ot brak hioradialis Appley, 1995; Brum feeld et al, 1984; Salt er, 1984 . Pada ant ebrakhii dist al ini dit em ui 2 sendi yait u sendi radioulna dist al dan sendi radiocarpalia. Kapsul sendi radioulna dan radiocarpalia m elek at pada bat as perm uk aan sendi. Kapsul ini t ipis dan lem ah t api diperkuat oleh beberapa ligam en ant ara lain : 1. Ligam ent um Carpeum v olare y ang paling k uat . 2. Ligam ent um Carpaeum dorsale. 3. Ligam ent um Carpal dorsale dan v olare. 4. Ligam ent um Collat eral. 2 .2 .1 Ge r a k a n Pa da Pe r ge la n ga n Ta n ga n Sendi radioulnar dist al adalah sendi ant ara ‘cav um sigm oid radius’ y ang t erlet ak pada bahagian dalam radius dengan ulna. Pada perm uk aan sendi ini t erdapat ‘fibrocart ilago t riangular’ dengan basis m elek at pada perm uk aaan inferior radius dan puncak ny a pada prosesus st y loideus ulna. Sendi ini m em bant u gerak an pronasi dan supinasi lengan baw ah, di m ana dalam keadaan norm al gerakan ini m em but uhkan kedudukan sum bu sendi radioulnar proksim al dan dist al dalam k eadaan ‘coax ial’. © 2 0 0 3 D igit iz e d by USU digit a l libr a r y 3 Adapun nilai m aksim al rat a- rat a lingkup sendi dari pronasi dan supinasi sebagai berik ut : 1. pronasi = 80 - 90 2. supinasi = 80 - 90 Menurut Am erican Academ y of Ort hopaedic Surgeon unt uk pengukuran lingkup sendi ini, siku harus dalam posisi fleksi 90 sehingga m encegah gerak an rot asi pada hum erus Kaner, 1980; Kapanj i, 1983 . Sendi Radio Carpalia m erupak an suat u persendian y ang k om plek s, dibent uk oleh radius dist al dan t ulang carpalia os navikulare dan lunat um yang t erdiri dari ‘inner dan out er facet ’. Dengan adany a sendi ini t angan dapat digerak k an k e arah v olar, dorsal, radial dan ulnar secara sirkum diksi. Sedangkan gerakan rot asi t idak m ungkin karena bent uk perm ukaan sendi ellips. Rat a- rat a gerak an m ak sim al pada pergelangan t angan adalah sebagai berik ut : 1. fleksi dorsal = 50 – 80 . 2. fleksi v olar palm ar= 60 – 85 3. dev iasi radial = 15 - 29 4. dev iasi ulnar = 30 - 46 Menurut Am erican Acadeny of Ort hopaedic Surgeon unt uk pengukuran lingkup sendi ini dilakukan dengan m em akai goniom et er, dalam posisi pronasi secara norm al sendi radio carpalia ini m em punyai sudut 1 – 23 ke arah palm ar polar, j adi frak t ur y ang m engarah pada v olar ak an m em puny ai pragnosa baik Appley, 1995; Brum field Cham poux , 1984; Kaner, 1980 . 2 .1 .1 Fu n gsi Ta n ga n Kelainan pada pergelangan t angan sebagai ak ibat frak t ur dist al radius ak an m em pengaruhi fungsi t angan karena pergelangan t angan m erupakan kunci unt uk m endapat k an fungsi t angan y ang baik Auliffe dk k , 1995; Brum field dk k , 1984 . Di baw ah ini dik em uk ak an beberapa fungsi t angan Appley, 1995; Palm er dk k , 1984; Kaner, 1980 : 1. Gerakan m em buka t angan m erupakan gerakan ekst ensi j ari dan abduksi ibu j ari. 2. Gerakan m enut up t angan m erupakan gerakan fleksi dan adduksi j ari- j ari sert a gerak an fleksi, adduk si dan oposisi dari ibu j ari. 3. Gerak an m enggenggam : a. Pow er grip : saat m enggenggam t abung b. Ball grip : saat m enggenggam bola c. Pinch grip : saat m engam bil barang yang t ipis d. Three point grip : saat m em egang pensil e. Key grip : saat m em buka pint u dengan kunci 2 .1 .1 An a t om i Ra diologi Terdapat t iga pengukuran radiologi yang sering dipakai unt uk m elakukan evaluasi radiologis dari dist al radius. Pengukuran dilakukan dengan m engacu k epada ax is longit udinal dari radius. Pada fot o AP dan lat eral, garis ini dit ent uk an sebagai garis y ang m enghubungk an dua t it ik pada j arak 3 cm dan 6 cm proksim al dari perm uk aan sendi y ang t erlet ak di garis t engah. Ket iga penguk uran t ersebut t erdiri dari Bunger, 1974; Charnley, 1984 : © 2 0 0 3 D igit iz e d by USU digit a l libr a r y 4 1. Volar Angle Dorsal Angle. Diuk ur dari fot o lat eral, m erupak an sudut y ang dibent uk oleh garis y ang m enghubungk an t epi dorsal dan t epi v olar radius dengan garis y ang t egak lurus pada ax is longit udinal Gart land Werley, 1951; Sarm ient o,1981 : Nilai rat a- rat a : 11 – 12 Range : 1 – 21 St andar dev iasi : 4,3 2. Radial Angle Radial I nk linasi Diuk ur dari fot o ant ero post erior AP , m erupak an sudut y ang dibent uk ant ara garis yang m enghubungkan uj ung radial st yloid dengan sudut ulnar dari dist al radius dengan garis y ang t egak lurus pada ax is longit udinal Gart land Werley, 1951; Sarm ient o, 1981 : Nilai rat a- rat a : 23 Range : 13 – 30 St andar dev iasi : 2,2 3. Radial Lengt h Diuk ur dari fot o AP, m erupak an j arak ant ara dua garis y ang t egak lurus pada ax is longit udinal, garis pert am a m elalui t epi uj ung dari radial st y loid, garis kedua m erupakan garis yang m elalui perm ukaan sendi ulna Gart land Werley, 1951; Sarm ient o, 1981 : Nilai rat a- rat a : 12 m m Range : 8 – 18 m m St andar dev iasi : 2,3 Ga m ba r 1 Sk e m a V ola r An gle , Ra dia l An gle da n Ra dia l Le n gt h ] Ada sat u penguk uran lagi y ang pent ing pada frak t ur Colles’ y ait u ‘Radial Widt h’. Diuk ur dari fot o AP, m erupak an ant ara garis ax is longit udinal dan garis y ang m elalui t epi paling lat eral dari radial st y loid. volar angle Radial Tilt radial angle radial length © 2 0 0 3 D igit iz e d by USU digit a l libr a r y 5 Pem eriksaan fot o ront gen diperlukan unt uk konfirm asi diagnosa, m enilai t ipe frak t ur, k est abilan dan penilaian deraj at peranj ak an. Penilaian t erut am a pada : 1. Apakah prosesus st yloid kolum n ulna ikut pat ah. 2. Apak ah frak t ur m engenai DRUJ dist al radioulnar j oint . 3. Apak ah frak t ur m engenai radiocarpalia. 2 .2 I n side n Frak t ur dist al radius t erut am a frak t ur Colles’ lebih sering dit em uk an pada w anit a, dan j arang dit em ui sebelum um ur 50 t ahun Clancey, 1984; Cooney, 1982 . Secara um um insidenny a k ira- k ira 8 – 15 dari seluruh frak t ur dan dit erapi di ruang gaw at darurat . Dari suat u survey epidem iologi y ang dilak uk an di Sw edia, didapat k an angk a 74,5 dari seluruh frak t ur pada lengan baw ah m erupak an frak t ur dist al radius Cooney,1980 . Um ur di at as 50 t ahun pria dan w anit a 1 berbanding 5. Sebelum um ur 50 t ahun, insiden pada pria dan w anit a lebih kurang sam a di m ana frakt ur Colles’ lebih k urang 60 dari seluruh frak t ur radius Cooney,1980 . Sisi kanan lebih sering dari sisi kiri. Angka kej adian rat a- rat a pert ahun 0,98 . Usia t erbanyak dikenai adalah ant ara um ur 50 – 59 t ahun Dias dkk, 1980; Sarm ient o dk k , 1980 . 2 .3 Pa t oge n e sa Um um ny a frak t ur dist al radius t erut am a frak t ur Colles’ dapat t im bul set elah penderit a t erj at uh dengan t angan posisi t erkedang dan m ey angga badan Appley, 1995 ; Salt er, 1981 . Pada saat t erj at uh sebahagian energi y ang t im bul diserap oleh j aringan lunak dan persendian t angan, k em udian baru dit eruskan k e dist al radius, hingga dapat m enim bulk an pat ah t ulang pada daerah y ang lem ah y ait u ant ara bat as t ulang k ort ikal dan t ulang spongiosa. Khusus pada frak t ur Colles’ biasany a fragm en dist al bergeser k e dorsal, t ert arik k e proksim al dengan angulasi k e arah radial sert a supinasi. Adany a frakt ur prosesus st yloid ulna m ungkin akibat adanya t arikan t riangular fibrokart ilago at au ligam en ulnar collat eral Salt er, 1984 . Berdasark an percobaan cadav er didapat k an bahw a frak t ur dist al radius dapat t erj adi, j ik a pergelangan t angan berada dalam posisi dorsoflek si 40 – 90 dengan beban gay a t arik an sebesar 195 k g pada w anit a dan 282 k g pada pria Ry chack , 1977 . Pada bahagian dorsal radius frak t urny a sering k om unit ed, dengan periost eum m asih ut uh, sehingga j arang disert ai t raum a t endon ekst ensor. Sebaliknya pada bahagian v olar um um ny a frak t ur t idak k om unit ed, disert ai oleh robek an periost eum , dan dapat disert ai dengan t raum a t endon fleksor dan j aringan lunak lainnya sepert i n. m edianus dan n. ulnaris. Frak t ur pada radius dist al ini dapat disert ai dengan k erusak an sendi radio carpalia dan radio ulna dist al berupa luk sasi at au subluk sasi. Pada sendi radio ulna dist al um um nya disert ai dengan robekan dari t riangular fibrokart ilago. 2 .4 Kla sifik a si Penggunaan epony m s sepert i Colles’, Sm it h at au Bart on frak t ur t elah lam a dikenal unt uk m enerangkan t ent ang frakt ur dist al radius dan sam pai sek arang ist ilah t ersebut m asih dipak ai Pelt ier, 1984 Nam un penggunaan ist ilah ini t idak dapat m enggam bark an t ent ang hubungannya dengan pengobat an dan hasil pengobat an. © 2 0 0 3 D igit iz e d by USU digit a l libr a r y 6 Supaya klasifikasi ini berguna unt uk m enent ukan j enis t erapi dan m engevaluasi hasilnya m aka harus m encakup t ipe dan deraj at berat nya frak t ur, ada j uga secara um um dibagi berdasark an : 1. Lok asi 2. Bent uk garis frakt ur 3. Arah peranj ak an fragm en dist al 4. Nam a dari penem u frak t ur t ersebut Gart land dan Werley pada t ahun 1951 sert a Lidst rom pada t ahun 1959 m engem bangk an sist em k lasifikasi y ang didasarkan k epada adany a peranj ak an at au displacem ent pada t em pat frak t ur sert a m engenai at au t idak ny a perm uk aan sendi radiocarpal. KLASI FI KASI GARTLAN D W ERLEY Gart land Werley, 1951 Klasifikasi ini didasarkan k epada ada t idak ny a peranj ak an t anpa m enilai m enilai deraj at displacem ent . Frak t ur dibagi at as 4 k elom pok, y ait u : 1. Group I : Ext ra- art icular, displaced 2. Group I I : I nt ra- art icular, non displaced 3. Group I I I : I nt ra- rt icular, displaced 4. Group I V : Non displaced ext ra art icular fract ure KLASI FI KASI M EN URUT LI D STROM Lidst rom , 1959 Dasarnya sam a sepert i klasifikasi m enurut Gart land Werley. Frak t ur dibagi m enj adi 6 k elom pok, y ait u : 1. Group I : Minim al displacem ent 2. Group I I A : Ext ra- art icular, dorsal angulat ion 3. Group I I B : I nt ra- art icular, dorsal angulat ion, j oint surface non com m inut ed 4. Group I I C : Ext ra- art icular, dorsal angulat ion and dorsal displa- cem ent 5. Group I I D : I nt ra- art icular, dorsal angulat ion and displacem ent , j oint surface non com m inut ed 6. Group I I E : I nt ra- art icular, dorsal angulat ion and displacem ent , j oint surface com m inut ed KLASI FI KASI AO Kreder Hanell, 1996 Klasifikasi ini lebih rum it dan det il di m ana frak t ur dibagi m enj adi 3 t ipe k em udian m asing- m asing t ipe dibagi lagi m enj adi sub t ipe, sebagai berik ut : 1. Tipe A : Ext ra art icular, dibagi m enj adi A1, A2, A3. 2. Tipe B : Part ial art icular, dibagi m enj adi B1, B2, B3. 3. Tipe C : Com plet e art icular, dibagi m enj adi C1, C2, C3. KLASI FI KASI SARM I EN TO Sarm ient o, 1981 Mem bagi frak t ur berdasark an peranj ak an fragm en dist al dan adany a frak t ur pada sendi radiocarpalia. © 2 0 0 3 D igit iz e d by USU digit a l libr a r y 7 1. Tipe 1 : Frak t ur t idak beranj ak t anpa disert ai frak t ur radiocarpalia 2. Tipe 2 : Frak t ur y ang beranj ak , t anpa disert ai frak t ur radiocarpalia 3. Tipe 3 : Frak t ur y ang t idak beranj ak disert ai frak t ur radiocarpalia 4. Tipe 4 : Frak t ur y ang beranj ak dan disert ai frak t ur radiocarpalia KLASI FI KASI M EN URUT OLD ER Klasifikasi ini berdasark an k epada deraj at displacem ent , dorsal angulasi, pem endekan dist al fragm en radius dan deraj at kom inut if fragm en. Frak t ur dibagi m enj adi 4 t ipe : 1. Tipe I : Dorsal angulasi sam pai 5 deraj at , radial lengt h m inim al 7 m ilim et er. 2. Tipe I I : Terdapat dorsal angulasi, radial lengt h ant ara 1- 7 m m , t idak k om inut if. 3. Tipe I I I : Dorsal radius kom inut if, radial lengt h kurang dari 4 m m , dist al fragm en sedik it k om inut if. 4. Tipe I V : Jelas k om inut if, radial lengt h biasany a negat if. Klasifikasi ini lebih baik dalam hal m em berikan gam baran kem ungkinan reduk si anat om is dan posisi anat om is pada t em pat frak t ur. KLASI FI KASI M EN URUT FRYKM AN Fry k m ann, 1967 Klasifikasi ini berdasarkan biom ekanik sert a uj i klinik, j uga m em isahkan ant ara int ra dan ekst ra art ik ular sert a ada t idak ny a frak t ur pada ulna dist al. Pada klasifikasi ini nom or yang lebih besar m enunj ukkan fase penyem buhan yang lebih rum it dan prognosa yang lebih j elek. 1. Tipe 1 : Frak t ur dist al radius dengan garis frak t ur ext ra art icular. 2. Tipe 2 : Tipe 1 + Frak t ur prosesus st y loid radius. 3. Tipe 3 : Tipe 1 + Frak t ur perm uk aan sendi radiocarpalia. 4. Tipe 4 : Tipe 3 + Frak t ur prosesus st y loid radius. 5. Tipe 5 : Frak t ur dist al radius dengan garis m elew at i sendi radio ulnar dist al. 6. Tipe 6 : Tipe 5 + Frak t ur prosesus st y loid radius. 7. Tipe 7 : Tipe 5 + Frak t ur perm uk aan sendi radiocarpalia. 8. Tipe 8 : Tipe 7 + Frak t ur prosesus st y loid radius. © 2 0 0 3 D igit iz e d by USU digit a l libr a r y 8 Ga m ba r 2 Kla sifik a si Fr yk m a n Masih banyak klasifikasi lainnya t ergant ung dasar pem bagian klasifikasi t ersebut . Cooney dan Weber m em bagi frak t ur berdasark an deraj at k et idak - st abilan frak t ur. Fernandez m em bagi frak t ur berdasark an m ek anism e t raum a. Mc Murt y dan Jupit er sert a Malone m em bagi frak t ur int ra art icular berdasark an j um lah fragm en. 2 .5 D ia gn osa Biasany a penderit a m engeluh deform it as pada pergelangan t angan dengan adany a riw ay at t raum a sebelum ny a. Pada penem uan k linis unt uk frak t ur dist al radius t erut am a frak t ur Colles’ ak an m em berikan gam baran k linis y ang k lasik berupa ‘dinner fork deform it y ’, dim ana bagian dist al fragm en frak t ur beranj ak k e arah dorsal dan radial, bagian dist al ulna m enonj ol k e arah v olar, sem ent ara t angan biasany a dalam posisi pronasi, dan gerak an ak t if pada pergelangan t angan t idak dapat dilak uk an Appley, 1995; Charnley, 1970; Collert I ssacson, 1978; Kauer, 1980; Sarm ient o 1981 . Pada frak t ur dengan peranj ak an y ang berat ak an dapat m enim bulk an ext ra v asasi darah hingga pergelangan t angan dan t angan bahk an bagian dist al lengan baw ah ak an cepat m em bengk ak Cooney, 1980; How ard dk k , 1989 . 2 .6 Pe n a n ga n a n Berbagai m acam m et ode st abilisasi dan im m obilisasi t elah dikem ukakan. Hal inilah yang sering m enim bulkan kont roversi dalam penanganan frakt ur dist al radius. I ni m enunj ukkan belum adanya m et ode im m obilisasi yang benar- benar m em uask an. Tuj uan ut am a dari pengobat an frak t ur ini adalah m enghasilkan reduksi seanat om is m ungkin dan m em pert ahankan posisi ini sam pai t im bul konsolidasi t ulang dan pencegahan kom plikasi Jenkins dkk, © 2 0 0 3 D igit iz e d by USU digit a l libr a r y 9 1987; Jupit er, 1993 . Dari k epust ak aan t erny at a bahw a fungsi opt im al dapat t ercapai dengan reposisi seanat om is m ungk in Clancey , 1984; Collert dk k , 1978; Pelt ier, 1984; Salt er, 1984 . Unt uk m endapat kan reposisi yang anat om is dan fungsi yang baik m aka haruslah diperhat ikan m et ode anest esi, cara reposisi dan im m obilisasi yang digunakan sert a t indakan rehabilit asi selanj ut nya Collert dkk, 1978; Lidst rom , 1959; Pelt ier, 1984; Salt er, 1984 . Penanganan frakt ur dist al radius ini um um nya dapat dilakukan secara : 1. Non Operat if Konservat if 2. Operat if 2 .7 .1 Pe n goba t a n Kon se r v a t if Pengobat an konservat if m eliput i reposisi t ert ut up dan kem udian dilanj ut kan dengan im m obilisasi. 2 .7 .1 .1 Te k n ik Re posisi Reposisi dapat dilak uk an dengan m em ak ai anest esi lok al, regional blok plex us brachialis dan ax ilaris at au anest esi um um . Sering dipak ai penggunaan infilt rasi lokal lidokain 1 at au 2 sebanyak 10- 20 m l. Tsuk azak i dan I w asah, 1993 m eny at ak an bahw a lok al anest esi sangat bagus dan t idak ada resik o infek si dari pengalam anny a t erhadap 280 pasien Tsuk azak i dk k , 1993 . Anest esi um um m em puny ai k eunggulan dalam hal m endapat kan relaksasi ot ot yang baik, nam un cara ini t idak dapat digunakan unt uk kasus raw at j alan. Cara lain y ang cuk up am an adalah anest esi regional int rav ena Biers anaest hesia dan blok plexus ax ilaris. Reposisi harus dilak uk an segera sebelum adany a edem a y ang dapat m engganggu. Ada beberapa ahli Bohler, Robert Jones dan Charnley , t et api secara um um prinsipnya adalah dengan m elakukan ‘Disim paksi, Traksi, Reposisi dan I m m obilisasi’. Trak si dilak uk an selam a 2- 5 m enit , t ipe Bohler m elak uk an t rak si pasif dengan bant uan gravit asi dan ‘finger chinese t rap’ selam a 5- 10 m enit dan count er t rak si pada hum erus dengan beban 3- 10 k g dalam posisi sik u fleksi 90 . Secara um um reposisi bukanlah hal yang sulit dibandingkan dengan m em pert ahankan hasil reposisi. Met ode Charnley, im pak si dibebaskan dengan cara m elak uk an hiperek st ensi yang diikut i segera dengan fleksi palm ar dan pronasi unt uk m engunci fragm en frak t ur. Biasany a periost eum y ang int ak sert a j aringan ikat dari t endon sheat h m em bent uk sem acam engsel pint u yang m em pert ahankan st abilit as fragm en frakt ur. Tet api harus diingat bahw a t indakan m elakukan hiperekst ensi m ungkin akan m enam bah kerusakan j aringan lunak disek it arny a. Fungsi y ang baik t ercapai j ik a paska reposisi angulasi dorsal 15 dan pem endekan radius 3 m m De Palm a karena it u Collert m elakukan reposisi ulang j ik a angulasi dorsal 15 dan deviasi ulnar 10 . Menurut Gart land, kalau angulasi 10 ak an m eny ebabk an gangguan palm ar fleksi. 2 .7 .1 .2 M e t ode I m m obilisa si Berbagai t ek nik pem asangan cast t elah dik enal. Pada prinsipny a cast t idak boleh m elebihi at au m elew at i sendi m et acarpofalangeal, dim ana j ari- j ari harus dalam posisi bebas bergerak . I m m obolisasi dapat dipak ai gips at aupun © 2 0 0 3 D igit iz e d by USU digit a l libr a r y 10 funct ional brace, y ang dapat dipasang di at as at au di baw ah sik u. Yang paling sering dipakai dan hasilnya cukup st abil ialah pem asangan below elbow cast . 2 .7 .1 .2 . 1 Posisi pe r ge la n ga n t a n ga n Dilak uk an dengan posisi palm ar fleksi 15 dan ulnar deviasi 20 , karena dengan posisi t ersebut t endon ekst ensor dan ot ot brak hioradialis sedik it t eregang sehingga dapat m enam bah st abilit as hasil reposisi. Tet api posisi palm ar fleksi dan ulnar deviasi yang ekst rim akan m enim bulkan kom plikasi berupa edem a dan k om presi saraf m edianus, sehingga j ari suk ar digerak k an yang akhir nya dapat m enim bulkan kekakuan. Bohler m enganj urkan posisi pergelangan t angan net ral anat ar v olar dan dorsal fleksi y ang dik om binasi dengan dev iasi k e ulnar. Charnley m enganj urkan unt uk m em akai posisi sedikit volar fleksi. Wik er m enem pat k an pergelangan t angan pada posisi net ral dengan m em buat penek anan pada bagian dorsal dan radial dari cast unt uk m encegah displacem ent pergeseran Wiker, 1987 St ew art m enyim pulkan bahw a posisi dari im m obilisasi t idak m em pengaruhi hasil ak hir dari anat om i. 2 .7 .1 .2 . 2 Posisi le n ga n ba w a h Below elbow cast m enghasilkan posisi net ral dari lengan baw ah, sehingga pronasi dan supinasi t idak dikurangi secara penuh. Beberapa penulis m enganj urkan posisi supinasi dalam pem akaian above elbow cast . Posisi ini dikem ukakan oleh Sarm ient o dan kaw an- kaw an dengan dasar hasil pem eriksaan EMG m enunj ukkan penurunan akt ivit as ot ot brakhioradialis yang berinsersi pada dist al radius berperanan pent ing t erhadap peny ebab redislokasi pada frak t ur Colles’. Sepert i dik et ahui bahw a ot ot brak hioradialis m erupak an ot ot fleksi sendi sik u y ang cuk up k uat , dengan insersi pada prosesus st y loideus radius ak an t eregang dan cenderung berkont raksi unt uk m enarik fragm en dist al ke arah dorsal. Karena it u Sarm ient o m enganj urkan posisi supinasi unt uk im m obilisasi. Wahlst orm j uga m em bukt ikan bahw a ot ot pronat or quadrat us y ang m elek at pada dist al radius bila berkont rak si m eny ebabk an redislokasi dari frak t ur dist al radius. Ot ot pronat or quadrat us berkont rak si t erut am a k et ik a posisi lengan baw ah dalam supinasi sehingga posisi pronasi lebih st abil Collert dk k ,1974 . Roset zk y m enem uk an dalam penelit ian prospek t ifny a bahw a above elbow cast t idak m em puny ai k elebihan dibandingk an dengan below elbow cast Roset zk y , 1982 . Keunt ungan Posisi Supinasi : 1. Mengurangi ak si ot ot brak hioradialis. 2. Mengurangi kecenderungan redislokasi. 3. Terbaik dalam peny em buhan ligam ent um collat eral radius. 4. Mudah m enilai pem eriksaan radiologis. 5. Mudah unt uk lat ihan j ari- j ari. 6. Mobilisasi m udah karena posisi pronasi dibant u gravit asi. 7. Jik a ada gangguan pronasi dapat dik om pensasi oleh adduk si bahu. 2 .7 .1 .2 . 3 La m a I m m obilisa si Lam a pem asangan gips bervariasi ant ara 3 – 6 m inggu. Wahlst orm dengan bone scanning m em bukt ikan bahw a set elah 28 hari frakt ur sudah cukup st abil dan boleh m obilisasi. Sarm ient o m enganj urkan pem akaian ini set elah 1 © 2 0 0 3 D igit iz e d by USU digit a l libr a r y 11 m inggu dengan gips. Selam a pem asangan gips ak an t erj adi perubahan rat a- rat a VA 0- 15 , RA 0- 8 dan RL 0- 8 m m . Pada kasus yang m inim al displacem ent im m obilisasi cukup 3 – 4 m inggu, sedang pada t indak an operat if berkisar 6 – 12 m inggu. 2 .7 .2 Pe n goba t a n Ope r a t if Dilakukan pada kasus- kasus yang t idak st abil sepr t i fr akt ur yang kom inut if, angulasi hebat 20 , sert a adany a k erusak an pada perm uk aan sendi t erut am a pada penderit a usia m uda at au adany a redislokasi dini dengan cara pengobat an k onserv at if. Teknik alt ernat if ant ara lain fiksasi int erna dan fiksasi ekst erna. Fik sasi I nt erna Rick li dk k , 1996 : 1. Fik sasi int erna Roger Anderson t echnical 2. Fiksasi int erna dengan K- w ire Ulnar pinning at au Ellis but ress plat e 3. Percut aneus Pinning Post Reposit ion sering unt uk um ur t ua 4. Cancelous bone graft ing 5. Ligam ent ot ax is + bone graft ing Fik sasi Ekst erna : Conney 1983 m enganj urkan ekst ernal fik sasi pada, 1. Fry k m an t ipe 5- 8 2. Dorsal angulasi 25 3. Pem endekan radius 10 m m 4. Frak t ur int ra art ik uler k om inut if 5. Redislokasi set elah reposisi 6. Frak t ur bilat eral 2 .7 .3 Fisiot e r a pi a t a u Re h a bilit a si Bert uj uan agar fungsi t angan kem bali norm al dan penderit a dapat bekerj a sepert i biasa set elah 3- 4 bulan. Periode ini saat dari pengangk at an cast , brace at au fik sasi skelet al sam pai pulihnya fungsi. Lat ihan fungsional harus dilakukan oleh penderit a sendiri dengan pengaw asan dok t er. Fisiot erapi hany a dilak uk an t erhadap penderit a yang kurang m ot ivasi dan penyem buhan yang kurang progresif. Wakt u 4 bulan dapat dik at ak an norm al unt uk bisa bek erj a lagi. Tet api hasil ak hir peny em buhan baru bisa dit ent ukan sekit ar 1 t ahun set elah t raum a. Kekuat an m enggem gam bisa dipakai sebagai param et er yang baik unt uk perbaikan fungsi rehabilit asi. Sarm ient o m eyat akan m obilisasi aw al dengan fungsional brace m em ungkinkan unt uk perbaikan fungsi gerak dan rehabilit asi Sarm ient o, 1980 Kom plik a si Pent ing karena kom plikasi ini akan m em pengaruhi hasil akhir fungsi yang t idak m em uask an. Um um ny a ak an selalu ada k om plikasi. Menurut Cooney, hanya ada 2,9 kasus yang t idak m engalam i disabilit i dan gangguan fungsi Cooney, 1980 . Adapun kom plikasi yang m ungkin t erj adi : A. DI NI - Kom presi t raum a saraf ulnaris dan m edianus - Kerusakan t endon - Edem a paska reposisi - Redislokasi © 2 0 0 3 D igit iz e d by USU digit a l libr a r y 12 B. LANJUT - Art hrosis dan nyeri kronis - Shoulder Hand Sy ndrom e - Defek kosm et ik penonj olan st yloideus radius - Rupt ur t endon - Malunion Non union - St iff hand perlengk et an ant ar t endon - Volksm an I schem ic Cont ract ure - Suddeck At hrophy 2 .8 .1 Kom pr e ssif N e u r opa t h y Um um nya t erj adi akibat anest esi lokal, t eknik reposisi yang salah dan posisi ekst rem dari palm ar fleksi dan ulnar dev iasi sehingga t erj adi neuropat i t erut am a m edian neuropat i, 0,2- 5 dari k asus y ang t erj adi, k ebany ak an m engenai n.m edianus pada carpal t unnel. St ew art , m enem ukan t idak ada hubungan ant ara k om presi saraf dengan displacem ent aw al. Nam pak ny a delayed carpal t unnel berhubungan dengan akhir volar angle shift . I ndikasi operasi bila ada rasa sakit dan hilangnya sensasi yang berat . Kom presi n.ulnaris j arang, parast esia dari n. radialis t idak sering dan biasanya hilang spont an dalam beberapa m inggu. 2 .8 .2 Ru pt u r Te n don Sering t erj adi k arena t raum a dari fragm en frak t ur dan j arang disebabk an abrasi kalus yang t erj adi sesudah 2 bulan pert am a. Tendon yang sering dik enai adalah : EPL, FPL dan FDP, sek it ar 0,4- 1 dari k asus. Rupt ur t erj adi pada bony groove dari radius dist al.Terapi berupa t endon t ransfer dari ekst ensor indicis propius. St enosing t enosynov it is t erj adi pada 0,6- 1,4 dari kasus. 2 .8 .3 Re dislok a si Adalah bergeserny a k em bali fragm en dist al k e posisi sem ula pada 2 m inggu. Biasany a berkisar ant ara 11- 42 . Gart land Werley m endapat k an perubahan VA 3- 6 , RA 2- 4 , dan RL 1,5 – 2,5 m m pada m inggu pert am a. St ew art HD dan k aw an- k aw an 1984, m endapat k an perubahan VA rat a- rat a 9,9 , RA 2- 4 dan RL 1,7 m m selam a im m obilisasi 6 m inggu. Secara um um dari k epust ak aan ak an didapat k an perubahan VA 0- 15 , RA 0- 8 dan RL 0- 8 m m . Collert dan I sacson m elakukan reposisi ulang kalau angulasi 15 dan ulnar dev iasi 10 . Sedang De Palm a m enyat akan bahw a unt uk m endapat kan fungsi y ang baik, angulasi dorsal 5 dan pem endekan radius 3 m m . Gart land Werley m endapat k an bahw a angulasi dorsal 10 , m aka palm ar fleksi ak an t erganggu hany a sam pai 30 , sedangk an perubahan RA dan pem endekan radius RL t idak begit u berpengaruh pada fungsi pergelangan t angan. Rhy cak dan k aw an- k aw an, m eny at ak an bahw a adany a residual dorsal t ilt 10 t idak ak an m enim bulk an gangguan y ang ny at a pada gerak an dorsi dan palm ar fleksi, dan pem endekan radius 2- 6 m m t idak m enim bulk an gangguan pada pronasi dan supinasi. Sedangkan m enurut Kapanj i, kalau t erj adi perubahan sum bu radio ulnar dist al, apak ah it u ak ibat perubahan radial angle at au v olar angle ak an m enim bulkan subluksasi dislokasi yang m engakibat kan gerakan pronasi dan rot asi ak an t erbat as dan ny eri. © 2 0 0 3 D igit iz e d by USU digit a l libr a r y 13 2 .8 .4 Ar t h r osis Lebih sering t erj adi pada sendi radio ulnar dari pada radio carpalia t erut am a pada Fry k m an. Art hrosis ini t erj adi k arena m al- alignm ent dari sigm oid dengan kapit ulum ulna, im obilisasi dalam posisi pronasi yang lam a sert a adanya pem endekan radius. 2 .8 .5 Sh ou lde r H a n d Sy n dr om e Dik enal dengan upper lim b dy st rophy pain dy sfunct ion dengan gej ala sym pat het ic dom inan sepert i perubahan suhu, nyeri, kekakuan pada t angan. Hal ini t erj adi akibat adanya carpal t unnel syndrom e, art hrosis dan m alunion. 2 .8 .6 St iff H a n ds Ak ibat art hro- fibrosis at au perlengk et an t endon fleksor dengan m anifest asi berupa oedem a j ari- j ari t angan disert ai gangguan pergelangan t angan. 2 .8 .7 Su de ck D y st r oph y Adalah suat u ist ilah yang luas dengan nyeri dan kaku pada j ari- j ari berhubungan dengan post t raum a refleks dy st rophy , post t raum a sym pat het ic dy st rophy , shoulder hand syndrom e, ost eoneurody st rophy dan causalgic syndrom a. I nsidens pada Colles’ frak t ur 0,1- 16 dan k it a duga bila rasa sak it , pem bengk ak an, k ek ak uan sendi m elebihi dari deraj at t raum a. Terdapat 3 t ahap dari Sudeck dy st rophy : Tahap I : Puffy oedem , kem erahan, rasa sakit yang berlebihan,hiperest esia, hiperhidrosis, gerak an sendi berkurang, x - ray spot t y dem ineralizat ion set elah 3 m inggu. Tahap II : Pem bengkakan yang fusiform , kulit yang m engkilat , rasa sakit yang m eningkat dan difus, banyak keringat , kem erahan, gerakan m akin m enurun, sendi m enj adi kaku,benj olan akut akibat palm ar fasciit is, at rofi j aringan subkut aneus, kuku rapuh. Tahap I I I : Tangan pucat , dingin dan kering, kulit t ipis, kaku dan m engkilap, neuralgia yang m enyebar, t angan yang k ak u, dem ineralisasi y ang difus dari t ulang. Et iologi t idak j elas. Fakt or yang harus dipert im bangkan : - Sy m phat et ic over act iv it y - Reflex v asom ot or - I nsufisiensi peredaran darah - Traum a w akt u reposisi frakt ur - Bengkak - Re- reposisi - Penggant ian cast yang sering - Malunion - Fakt or psikologis - Fak t or endogen © 2 0 0 3 D igit iz e d by USU digit a l libr a r y 14 2 .8 .8 M a lu n ion Tidak ada k rit eria y ang j elas. Kebany ak an t erj adi ak ibat redislokasi dan kem ungkinan m enyebabkan lim it asi ger ak, defor m it y kosm et ik dan r asa sakit . Terapi : w edge ost eot om y . 2 .8 .9 H ila n gn ya in t e gr it a s r a diou ln a r Gej alany a m eliput i gerak an supinasi dan pronasi y ang t erham bat dan sak it k adang disert ai buny i ‘klik’, k elem ahan m enggenggam , rasa sak it y ang m enet ap pada penek anan di daerah dist al ulna dan sendi radioulna, penonj olan dist al ulna, dan kelem ahan dari sendi radioulna dist al. Frykm an m enem ukan insidens sebanyak 19 dan m enyat akan ini m erupakan peny ebab pent ing dari k et idak - puasan ak an hasil ak hir fungsional. 2 .8 .1 0 Ar t h r it is post t r a u m a Tidak ada k esepak at an m engenai definisi art hrit is di sini. Klinis : rasa sak it pada gerak an dan gangguan gerak an. X- ray : peny em pit an rongga sendi, sclerosis, subchondral clearing, ost eofit . I nsidens bervariasi m ulai 5- 40 , t erut am a t erj adi set elah frakt ur int raart ik uler. Terapi dapat berupa : - fusi pergelangan t angan - proxim al row carpect om y - t ot al prost et ic art hroplast y 2 .8 .1 1 Ga n ggu a n ge r a k a n da n fu n gsi Defek perm anen yang sering adalah m enurunnya kem am puan volar fleksi 95 kasus m enurut Cooney. Frykm an m enem ukan hilangnya kekuat an m enggenggam pada 24- 25 , k ek ak uan sendi pada 1- 18 . Bunger m enem ukan 80 dengan penurunan kekuat an pronasi dan supinasi, t idak berhubungan dengan deraj at m alunion. 2 .8 .1 2 Kon t r a k t u r D u pu y t r e n s I nsidens 0,2- 3 . Klinis berupa palm ar nodulus dan band.

BAB I I I M ETOD OLOGI PEN ELI TI AN