Definisi Operasional Variabel METODELOGI PENELITIAN A.

a. Pengamatan , dijadikan bilangan baku , dengan menggunakan rumus dan s masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel b. Untuk bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F = P z ≤ c. Selanjutnya dihitung proporsi , yang lebih kecil atau sama dengan . Jika proporsi ini dinyatakan dengan S Z i maka d. Hitung selisih F – S kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga paling besar di antara harga mutlak selisih tersebut. Setelah harga terbesar L , nilai hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan nilai kritis L untuk uji Liliefors dengan taraf signifikan 0,05. Jika L L tabel : normal, dan jika L tabel L : tidak normal. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh informasi apakah kedua kelompok sample memiliki varian yang homogen atau tidak. Menurut Sudjana 2005:250 untuk pengujian homogenitas digunakan rumus sebagai berikut : Varians dinyatakan homogen apabila Ho diterima F hit  F tabel , dan varians dinyatakan tidak homogen apabila Ha diterima F hit F tabel dimana distribusi F yang digunakan mempunyai dk pembilang = n 1 – 1 dan dk penyebut = n 2 – 1 3. Uji Homogenitas Menurut Sudjana 2005, berdasarkan kriteria normal atau tidaknya serta homogen atau tidaknya varians antar kedua kelompok sampel maka analisis yang digunakan ada beberapa alternatif : a. Data berdistribusi normal dan kedua kelompok mempunyai varians yang homogen 2 1    maka uji t- tes yang dipergunakan adalah: t hitung =   2 1 2 1 1 1 n n x S X X gab   2 . 1 . 1 2 1 2 2 2 2 1 1       n n S n S n S gab Keterangan : X : Rerata kelompok eksperimen A X : Rerata kelompok eksperimen B 1 S : Simpangan baku kelompok eksperimen A 2 S : Simpangan baku kelompok eksperimen B 1 n : Jumlah sampel kelompok eksperimen A 2 n : Jumlah sampel kelompok eksperimen B b. Salah satu data berdistribusi normal dan data yang lain tidak berdistribusi normal    kedua kelompok sampel yang mempunyai varians yang homogen atau tidak homogen, maka rumus yang digunakan: t hitung =                     1 2 2 1 2 1 2 1 n S n S X X Keterangan X : Rerata kelompok eksperimen A

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN GERAK DASAR CHEST PASS MENGGUNAKAN MODIFIKASI BOLA PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI 3 KARANG ANYAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 12 67

PERBEDAAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDU DAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X RSBI 1 SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

0 16 71

PENINGKATKAN GERAK DASAR CHEST PASS PERMAINNAN BOLA BASKET DENGAN METODE KELOMPOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SRI RAHAYU PRENGSEWU.

0 6 49

PENINGKATKAN GERAK DASAR CHEST PASS PERMAINNAN BOLA BASKET DENGAN METODE KELOMPOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SRI RAHAYU PRENGSEWU.

0 7 46

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 UMBAR KELUMBAYAN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 53

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK LEMPAR LEMBING DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VIII B SMP AL AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

4 24 53

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP KEMAMPUAN PASSING CHEST PASS PADA OLAHRAGA BOLA BASKET SISWA KELAS X AL WASHLIYAH 3 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 3 19

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN BOLA TANGAN (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Baranangsiang Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang).

0 1 54

MENINGKATKAN GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN BOLA JARING PADA KELAS V SDN PANGRANGO KECAMATAN HARJAMUKTI KOTA CIREBON.

2 16 45

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN PASSING CHEST PASS BOLA BASKET PADA SISWA BOLABASKET SMP N 1 CEPIRING TAHUN 2016

0 1 38