Bab II Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pemikiran
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, sehingga penentuan besarnya pajak yang terutang berada pada wajib pajak itu sendiri.
2.1.3 Pajak Pertambahan Nilai PPN
Pajak Pertambahan Nilai yang ditetapkan dengan UU No.18 tahun 2000 merupakan pajak yang dikenakan terhadap pertambahan nilai value added yang
timbul akibat dipakainya faktor-faktor produksi disetiap jalur perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan, meyalurkan dan memperdagangkan barang atau
pemberian pelayanan jasa kepada konsumen. Semua biaya untuk mendapatkan dan mempertahankan laba termasuk bunga modal, sewa tanah, upah kerja dan
laba perusahaan adalah merupakan unsur nilai tambah. Jadi, nilai tambah dapat diperoleh dalam kegiatan industri maupun perdagangan, bukan diperoleh dari
perubahan bentuk atau sifat barang. Menurut Waluyo 2007:90 adapun pengertian dari pajak pertambahan
nilai baik barang ataupun konsumsi jasa adalah Pajak yang dikenakan atas konsumsi di dalam negeri didalam pabean baik konsumsi barang maupun
Konsumsi jasa. Dasar pengenaan Pajak Pertambahan Nilai pada dasarnya adalah untuk
mengenakan pajak pada tingkat kemampuan masyarakat untuk berkonsumsi, yang pengenaannya dilakukan secara tidak langsung kepada konsumen. Pajak ini
dikenakan kepada pengusaha yang menyerahkan barang atau jasa kepada konsumen, sehingga pengusaha yang menyerahkan barang atau jasa akan
memperhitungkan pajaknya di dalam harga jualnya.
Bab II Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pemikiran
2.1.3.1 Objek Pajak Pertambahan Nilai PPN
1. Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas:
a. penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang
dilakukan oleh pengusaha; b.
impor Barang Kena Pajak; c.
penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha;
d. pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah
Pabean di dalam Daerah Pabean; e.
pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean;
f. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak;
g. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena
Pajak; dan h.
ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak. 2.
Ketentuan mengenai batasan kegiatan dan jenis Jasa Kena Pajak yang atas ekspornya dikenai Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 huruf h diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.
2.1.3.2 Subjek Pajak Pertambahan Nilai PPN
1. Pengusaha yang melakukan penyerahan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat 1 huruf a, huruf c, huruf f, huruf g, dan huruf h, kecuali
Bab II Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pemikiran
pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan oleh Menteri Keuangan, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak dan wajib memungut, menyetor, dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang.
1a.Pengusaha kecil sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
2. Pengusaha kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak wajib melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1. 3.
Orang pribadi atau badan yang memanfaatkan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat 1 huruf d danatau yang memanfaatkan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 1 huruf e
wajib memungut, menyetor, dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai yang terutang yang penghitungan dan tata caranya diatur dengan Peraturan
Menteri Keuangan Menurut Undang-undang No. 42 tahun 2009 pengertian Pengusaha Kena
Pajak adalah adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak danatau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-
undang ini.
Bab II Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pemikiran
2.1.4 Faktur Pajak