Aspek Teknis Budidaya Masalah Khusus

Evaluasi Programa Penyuluhan Kec. Cijati 2010 13

3.2 Masalah Khusus

1. Aspek Teknis Budidaya

Dalam hal ini aspek budidaya menekankan kepada pengertian sejauhmana aplikasi proses manipulasi terhadap lingkungan dengan suatu perlakukan baik bersifat teknis, bilogis, maupun mekanis dapat memberikan hasil atau nilai tambah produksi. Sejauh ini dalam kulaifikasi aspek teknis budidaya khususnya untuk komoditas tanaman pangan padi, beberapa hal yang terkait dengan masalah ini untuk wilayah Kecamatan Cijati yang terjadi adalah : a. Penerapan benih unggul Untuk aplikasi penggunaan benih unggul berlabel tanaman padi sawah dalam kurun waktu 2010 di wilayah Kecamatan Cijati telah teraplikasikan sebanyak 93,83 dari luas lahan sawah yang ada. Pencapaian penerepan benih unggul untuk tahun 2010 ini sejalan dengan pelaksanaan bantuan benih nasional Program Peningkatan Produksi Beras Nasional P2BN. Untuk musim tanam di tahun 2010 ini sebanyak 1060 ha telah tertanami dengan benih bantuan ini. Sedangkan sekitar 340 ha merupakan lahan sawah yang ditanami benih berlabel non bantuan, dan sisanya merupakan lahan sawah yang ditanami benih non label. Beberapa jenis varietas benih unggul yang digunakan adalah : Ciherang, Cigeulis, Mekongga, Situ Bagendit padi ladang, dan IR‐64. b. Pengolahan lahan Aspek pengelohan lahan dalam kaitan dengan usaha pelestarian lingkungan menekankan kepada pengolahan lahan yang tidak intensif mekanisasi. Sejauh ini dalam sistem pengolahan lahan sawah di Kecamatan Cijati masih dominan menggunakan mekanisasi seperti menggunakan traktor. Sistem pengolahan lahan alternatif yang dipandang lebih ramah dan lebih lestari, seperti penerapan sistem TOT tanpa olah tanah dan sistem tabela tanam benih Evaluasi Programa Penyuluhan Kec. Cijati 2010 14 langsung masih kurang populer, hanya kurang dari 10 dari total luas lahan yang ada yang menggunakan kedua cara tersebut. c. Pemupukan berimbang Pemupukan padi sawah mengenal beberapa istilah seperti pemupukan berimbang, pemupkan spesifik lokasi dan pengelolaan hara spesifik lokasi yang pada dasarnya identik satu sama lain. Akan tetapi pemupukan berimbang sering disalahartikan sebagai pemupukan lengkap N,P,K,S dan identik dengan penggunaan pupuk mejemuk. Secara sederhana pemupukan berimbang adalah mengacu kepada keseimbangan unsur hara yang dibutuhkan tanaman padi berdasarkan sasaran tingkat hasil yang diinginkan dengan ketersediaan hara dalam tanah. Mengingat beragamnya lokasi dan kondisi kesuburan tanah, maka akan berbeda pula takaran dan jenis pupuk yang digunakan. Pemupukan berimbang menawarkan beberapa prinsip dan perangkat untuk mengoptimalkan penggunaan hara dari sumber sumber alami atau lokal sesuai dengan kebutuhan tanaman padi. Sumber hara alami dapat berasal dari tanah, pupuk kandang, sisa tanaman dan air irigasi. Dengan melihat asumsi tersebut maka untuk skup wilayah Kecamatan Cijati penerapan konsep pemupukan berimbang belum menunjukkan kondisi yang optimum. Dengan melihat kenyataan bahwa hampir 90 lahan pesawahan yang ada masih intensif terhadap pupuk anorganik. Dimana penggunaan pupuk kimia seperti urea, SP‐36, KCL, NPK yang cukup besar. Apalagi permasalahan ditambah dengan penggunaan dosis dan takaran belum sesuai dengan tingkat kebutuhan tanaman. Sedangkan penggunaan pupuk alam organik masih tergolong cukup sedikit. Evaluasi Programa Penyuluhan Kec. Cijati 2010 15 d. Pengendalian hama secara terpadu PHT Dari beberapa kasus serangan dari organisme pengganggu tumbuhan OPT maka kondisi wilayah lahan sawah di Kecamatan Cijati memiliki kecendrungan serangan hama yang mempunyai frekuensi dan intensitias yang cukup tinggi diantaranya adalah serangan hama ; ekong mas, tikus dan ulat. Sedangkan OPT yang pernah mengganggu dengan intensitas yang tinggi adalah ; wereng, penggerek batang, hama putih dan walang sangit. Beberapa jenis OPT yang menjadi perhatian dalam penanggulangannya diantaranya :

1. Keong Mas