Evaluasi Programa Penyuluhan Kec. Cijati 2010
15 d.
Pengendalian hama secara terpadu PHT Dari
beberapa kasus serangan dari organisme pengganggu tumbuhan
OPT maka kondisi wilayah lahan sawah di Kecamatan Cijati
memiliki kecendrungan serangan hama yang mempunyai frekuensi
dan intensitias yang cukup tinggi diantaranya adalah serangan
hama ; ekong mas, tikus dan ulat. Sedangkan OPT yang pernah
mengganggu dengan intensitas yang tinggi adalah ; wereng, penggerek
batang, hama putih dan walang sangit. Beberapa
jenis OPT
yang menjadi
perhatian dalam
penanggulangannya diantaranya :
1. Keong Mas
Hampir menyerang disemua lokasi pertanaman yang ada di
Kecamatan Cijati. Luas areal pertanaman yang diserang
oleh hama keong ini mencapai 65 lahan sawah yang ada di
Cijati.
2. Tikus
Hama tikus sering menjadi hama pengganggu di sebagian
wilayah Cijati, terutama didaerah lahan sawah sepanjang
aliran Sungai Cibuni, yang meliputi Desa Cijati, Sukamahi dan
Bojong Larang.
3. Wereng
Hama wereng yang sering menjadi musuh petani
diantaranya adalah wereng cokelat dan wereng hijau,
daerah serangannya meliputi Desa Bojonglarang, Sukamahi,
Cijati dan Cibodas.
4. Penggerek
ama penggerek yang sering kali menjadi masalah tanaman
padi di Cijati adalah penggerek batang. Diantara wilayah
Evaluasi Programa Penyuluhan Kec. Cijati 2010
16 yang
menjadi endemik serangan yaitu Desa Parakan Tugu, Caringin,
dan Sinarbakti.
5. Ulat
Hama ini hampir menyerang disemua desa yang ada
diKecamatan Cijati. Jenis hama ulat yang menyerang
diantaranya adalah ulat grayak.
6. Hama Putih
Hama ini hampir menyerang disemua desa yang ada
diKecamatan Cijati, terutama di Desa Bojonglarang
7. Walang Sangit
Hama ini merupakan yang seringkali menyerang dengan
tingkat serangan yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu
menyebar di Kecamatan Cijati.
2. Aspek Finansial dan Ekonomis
Dalam aspek penguatan keuangan lembaga kelompok tani, pemasaran
hasil, dan sistem penjualan hasil produksi pertanian, berdasarkan
gambaran kondisi nyata bahwa selama jangka waktu 2008 ini,
menunjukkan keadaan yang belum maksimal. Partisipasi kelompok
dalam aspek penguatan modal kelompok masih belum maksimal, dari
92 kelompok tani yang ada, hanya 52 kelompok tani yang mampu
mengadakan partisipasi aktif anggotanya. Artinya hanya 57 kelompok
tani yang mampu melaksanakan konsep pemberdayaan kelompok tani
dalam aspek pembiayaan.
Sedangkan dalam kemampuan melakukan penguatan permodalan
usaha tani setiap rumah tangga petani dengan pengembangan asset
yang dimiliki sejauh ini masih relatif kurang berkembang. Dengan
struktur sumber pembiayaan modal sendiri yang relatif kecil,
kesempatan untuk mengembangkan usaha tani melalui pelaksanaan
Evaluasi Programa Penyuluhan Kec. Cijati 2010
17 ionvasi
mengalami kesulitan. Karena aspek penanggungan resiko kegagalan
masih menjadi pertimbangan utama. Dari
aspek pemasaran dan informasi pasar masyarakat petani Kecamatan
Cijati sebagian besar memiliki kemampuan yang besar terhadap
informasi pasar terutama tentang harga jual komoditas gabah. Namun
yang menjadi aspek permasalahan dalam hal ini adalah sumber informasi
yang dijadikan referensi adalah informasi harga dari pembeli atau
tengkulak. Jelas dalam hal ini kelemahan yang utama adalah peluang
terjadinya mis informasi atau informasi harga menjadi tidak fair.
Dengan sistem penjualan hasil yang dilakukan melalui sistem jual gabah
langsung pada saat panen, merupakan salah satu aspek nyata bahwa
petani masih rentan terhadap kebutuhan finansial. Sehingga kemampuan
untuk menahan hasil produksi untuk jangka waktu yang relatif
lama dengan tujuan untuk mendapatkan harga jual yang tinggi belum
terpenuhi dengan selayaknya.
3. Aspek Penerapan Anjuran Teknologi Usaha Tani