3.8 Daya pompa
Daya pompa Np merupakan daya yang  dibutuhkan untuk menggerakkan impeler. Besarnya daya yang dibutuhkan dapat dihitung dengan persamaan :
N
p
=
. . .
1000
...................lit. 10 hal. 56 Dimana :
H
p
= head pompa =20 m Qp   = kapasitas pompa = 3.10
-3
m
3
det ρ   = kerapatan fluida = 1100 kg  m
3
maka : N
p
=
950
3
. 9,81
2
. 20  .3.10
−3 3
0,85
= 647,46 W = 0,64746 kW
3.9 Daya motor penggerak
Besarnya daya motor pengerak dapat dihitung dengan persamaan : N
m
=
1+
……….lit. 10 hal. θ0 dimana :
N   = daya pompa = 0,64746 kW α  = faktor koreksi cadangan 0,1 -0,2, diambil 0,2
t
= efisiensi transmisi = 1  dikopel langsung maka :
N
m
=
0,64746  1+0,2 1
N
m
= 0,7769 kW = 0,578 Hp
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan  standard  motor  yang  ada  dipasarkan  maka  dipilih  motor  listrik  dengan daya 1 Hp.
3.10 Kavitasi
Bila  tekanan  pada  sembarang  titik  didalam  pompa  turun  menjadi  lebih  rendah  dari tekanan uap pada temperature cairnya, cairan itu akan menguap dan membentuk gelembung
uap. Gelembung- gelembung akan mengalir bersama- sama dengan aliran sampai daerah yang tekanannya  lebih  tinggi.  Saat  tekanan  yang  lebih  tinggi  dicapai,  gelembung  akan  mengecil
secara  tiba-tiba  atau  pecah  yang  mengakibatkan  tumbukan  yang  besar  pada  dinding  yang didekatnya yang disebut dengan kavitasi.
Selain  menyebabkan  menurunnya  efesiensi  pompa,  kavitasi  dapat  menyebabkan kerusakan mekanis seperti erosi pada sudutdan dinding sisi masuk impeller juga menimbulkan
suara berisik serta getaran pada pompa.
3.11 Net Positive Section Head NPSH
Kavitasi  dipengaruhi  oleh  head  isap  suction  head  pompa.  Head  ini  disebut  dengan head isap positif netto. Untuk mencegah kavitasi, make head isap yang tersedia pada instalasi
haruslah lebih besar dari NPSH yang dibutuhkan oleh pompa.
3.11.1 Net Positive Suction Head NPSH yang tersedia NPSH yang tersedia dapat dihitung dengan persamaan :
NPSH
A
=
1
− −
−1
−
1 −
…………….lit.β hal .θγ dimana :
P
1
= tekanan didalam tangki truk = 1 bar P
v
= tekanan uap jenuh lateks pada 110
o
C = 0,83 bar
Universitas Sumatera Utara
= kerapatan fluida kerja = 10791 Nm
3
h
s-1
= head statis isap pompa = 0,65 m h
1-s
= kerugian head sepanjang pipa isap = 0,2056 m maka :
NSPH
A
=
25000 −83000
10791
−  −0,65  − 0,2056 = 2,268 m
3.11.2 NPSH yang diperlukan
Besarnya  NPSH  yang  diperlukan  untuk  setiap  pompa  berbeda  harganya  tergantung dari pabrik. Namun untuk penafsiran secara kasar, NPSH yang diperlukan dapat dihitung dari
konstanta Thoma   yaitu : NPSH
R
=   H
p
dimana : = koefisien kavitasi thoma
H
p
= head pompa = 20m Menurut [lit. 2 hal. 65], untuk pompa tunggal dengan putaran spesifik pompa
S ≤ 6500 – 9000, diambil S = 7000, sehingga diperoleh harga   = 0,10.
Maka :
NPSH
R
= 0,10 x 20 m = 1,4 m
Hasil  yang  didapat  terlihat  bahwa  NPSH
A
NPSH
R
2,268  m    1,4  m,  sehingga pompa yang direncanakan dapat beroperasi tanpa terjadi kavitasi.
Universitas Sumatera Utara
3.12 Spesifikasi Pompa
Berdasarkan  perhitungan-perhitungan  yang  telah  didapat,  maka  spesifikasi  pompa yang akan direncanakan adalah sebagai berikut :
• Kapasitas pompa : Q
p
= 3Ldet • Head pompa
: H
p
= 20 m • υutaran pompa
: n
p
= 3000 rpm • Jenis pompa
: Sentrifugal tingkat satu • υutaran spesifik
: n
s
= 897 rpm • Efisiensi pompa
:
p
= 85 • Tipe impeler
: Radial • Daya pompa
: N
p
= 647,46 W • υenggerak pompa
: Motor listrik • Daya motor
: N
m
= 776,9 43W • υutaranfrekwensi motor   : 3000 rpm50 Hz
Universitas Sumatera Utara
BAB IV UKURAN UTAMA POMPA
4.1 Putaran Pompa
Poros merupakan elemen mesin yang berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari  motor  penggerak  ke  impeler  serta  mendukung  pembebanan  impeler.  Daya  yang  akan
ditransmisikan  adalah  daya  motor  listrik  1,6584  kw  dengan  putaran  2964  rpm.  Untuk  dapat menahan beban tersebut direncanakan bahan poros adalah stainless stell AISI SAE 1020 yang
biasa  digunakan  sebagai  material  pompa.  Baja  ini  mempunyai  kekuatan  tarik
b
sebesar 517,24  x  10
6
Nm
2
.  Untuk  merencanakan  diameter  poros  pompa  dari  daya  yang ditransmisikan dan putaran yang diketahui dapat ditentukan besarnya daya rencana, yaitu :
N
d
= f
c
.N
m
dimana : N
m
= daya motor penggerak = 0,7769 kW F
c
= faktor koreksi daya 0,8 – 1,2 direncanakan 1,2
Sehingga : N
d
= 1,2 x 0,7769 = 0,93228 kW
Momen puntir yang terjadi pada poros T adalah : T  =
�
N.m dimana :
ϖ  = kecepatan sudut =
2 60
=
2 .2964 60
= 310,3 raddet
Universitas Sumatera Utara