4.3.2 Tebal Sudu
Menurut [lit. 10 hal. 106], tebal sudu diperoleh dari persamaan sebagai berikut : t
si
=
1 −�
dimana : D = diameter impeler
Z
i
= jumlah sudu ε = faktor kontraksi
β = sudut tangensial 4.3.2.1 Tebal sudu pada sisi masuk
Dari perhitungan sebelumnya pada sisi masuk impeler diperoleh : D
1
= 37 mm β
1
=20
o
Z
i
= 5 buah ε= 0,8 – 0,9 diambil 0,9
sehingga : t
si-1
=
401 −0,9
5
20 = 0,8 mm
4.3.2.2 Tebal sudu pada sisi keluar Dari perhitungan sebelumnya pada sisi keluar impeler diperoleh :
D
2
= diameter sisi keluar impeler = 138 mm ε
2
= faktor kontraksi pada sisi keluar 0,9 – 0,95, diambil 0,925
Z
i
= jumlah sudu = 5 buah β
2
= sudu tangensial sisi keluar = 30,4
o
sehingga :
t
si-2
=
1381 −0,92
5
30,4 = 3,5 mm
Universitas Sumatera Utara
4.3.3 Jarak Antar Sudu Impeler
Jarak antar sudu dapat dihitung dengan persamaan : P
v
=
D
1
a. Jarak antar sudu pada sisi masuk P
v-1
P
V-1
=
x37 5
= 23,25 mm b. Jarak antar sudu pada sisi keluar P
v-2
P
V-2
=
x138 5
= 86,7 mm
4.3.4 Melukis Bentuk Sudu Impeler
Menurut [lit.10 hal.106] ada dua metode yang digunakan dalam melukis bentuk sudu, yaitu :
1. Metode arkus tangen 2. Metode koordinat polar
Dalam perencanaan ini digunakan metode arkus tangen. Pada metode ini impeler dibagi atas beberapa lingkaran konsentris antara jari-jari R
1
dan R
2
. Jarak antar masing-
masing lingkaran ΔR adalah : ΔR =
2
−
1
dimana : R
1
= jari-jari lingkaran susu sisi masuk impeler = D
1
2 = 372 = 18,5 mm
R2 = jari-jari lingkaran sudu sisi keluar = D
2
2 = 1382 = 69 mm I = jumlah bagian yang dibentuk oleh lingkaran kosentris
Universitas Sumatera Utara
= 4 bagian maka :
ΔR =
69 −18,5
4
= 12,625 mm υerubahan besar sudut kelengkungan Δ
si
linier terhadap perubahan ΔR dihitung menurut persamaan :
Δ
si
=
2
−
1
Δ
si
=
30,4 −20
4
= 2,6
o
Jari-jari kelengkungan yang berada pada setiap lingkaran dapat dihitung menurut [lit.9 hal 111],dengan persamaan :
R
k
=
2
−
2
2 −
dimana :
i = menyatakan lingkaran bagian dalam o = menyatakan lingkaran luar
Harga-harga dari setiap busur dan sudut pada setiap bagian lingkaran yang membentuk sudut impeler dapat dihitung dan tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1 Jari-jari busur sudu impeler Lingkaran Rmm
R
2
β
Cos
β
R cos
β
Rcos
β
o
−Rcos β
i
R
k
mm
1 b
c d
2
18,5 31,125
43,75 56,375
69 342,25
968,765 1914,062
3178,14 4761
20 22,6
25,2 27,8
30,4 0,939
0,923 0,904
0,884 0,862
17,37 28,728
39,55 49,835
59,478 11,358
10,822 10,285
9,643 27,58
43,67 61,45
82,07
Universitas Sumatera Utara
Adapun langkah-langkah melukis sudu impeler adalah sebagai berikut: 1. Gambar lingkaran 1 dan 2,jari-jari R
1
= 18,5 mm dan R
2
= 69 mm, pusat titik O.
2. Gambarkan lingkaran a,b,c diantara R
1
dan R
2
dengan ΔR = 12,625 mm. 3. Garis OA dibuat dengan menarik garis dari titik pusat lingkaran O hingga memotong
lingkaran I. 4. Buat garis yang membentuk sudut
β
1
= 20
o
terhadap garis OA. Titik pusat busur yang pertama adalah B terletak pada garis AB yang jaraknya sebesar kR = 27,58 mm dari titik A.
5. Gambar busur lingkaran dari titik A dengan jari-jari busur R
k
= 27,58 mm sehingga memotong lingkaran a di titik C.
6. Tarik garis dari titik C ke B dan buat titik D sejauh R
k
= 43,67 mm dari titik C. Titik ini
merupakan titik pusat busur kedua.
7. Gambar busur lingkaran dari titik C dengan R
k
= 43,67 mm sehingga memotong lingkaran b di titik E.
8. Perpanjangan garis ED dan buat titik F sejauh R
k
= 61,45 mm dari titik E. Titik ini menjadi pusat busur ketiga.
9. Gambar busur lingkaran dari titik E dengan jari-jari busur R
k
= 61,45 mm sehingga memotong lingkaran c di titik G
10.Perpanjang garis GF dan buat titik H pada garis Hini sejauh R
k
= 82,07 mm dari titik G. Titik ini menjadi pusat busur keempat.
11.Gambar busur lingkaran dari titik G dengan jari-jari R
k
= 82,07 mm sehingga memotong lingkaran 2 di titik I.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.6 Bentuk Sudu Impeler
4.3.5 Panjang Sudu