PENGEMBANGAN MEDIA WORD SQUARE BERBANTU KARTU UNO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA WORD SQUARE BERBANTU KARTU UNO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS

Oleh

DEVI YULIANTI

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa media Word Square berbantu kartu UNO dan mengetahui sejauh mana efektivitas media Word Square berbantu kartu UNO dalam pembelajaran Ekonomi. Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Subjek uji coba terdiri dari 1) Uji coba ahli yang terdiri dari ahli materi, ahli desain, dan ahli media 2) Evaluasi satu-satu melibatkan 3 orang siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang dan rendah 3) Uji coba kelompok kecil melibatkan 9 orang siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, rendah 4) Uji coba lapangan di lakukan di kelas XI IPS sebanyak 2 kelas yaitu kelas XI IPS 1 sebagai kelas eksperimen dan XI IPS 2 sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, observasi dan tes kemampuan berpikir kritis. Teknik analisis data menggunakan t test untuk menguji efektivitas produk. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) Penilaian ahli media, ahli materi pembelajaran, ahli desain dan peserta didik terhadap produk yang akan dikembangkan setelah melalui beberapa revisi dan dinyatakan layak untuk digunakan serta membantu proses pembelajaran Ekonomi (2) Rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen yang menggunakan media Word Square berbantu kartu UNO lebih tinggi dari pada kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional dengan papan tulis, nilai koofisien t hitung lebih besar dari t tabel sehingga pembelajaran dengan menggunakan media Word Square berbantu kartu UNO efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

Kata kunci: Berpikir Kritis, Media Word Square berbantu kartu UNO, Pengembangan


(2)

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF WORD SQUARE MEDIA ASSISTED UNO CARD TO IMPROVED

CRITICAL THINKING

BY

DEVI YULIANTI

The purpose of this research to produce products such as Word Square media assisted UNO cards and determine the extent of the effectiveness of Word Square media assisted learning UNO cards Economics. The method used is the Research and Development (R & D). Subject test consists of 1) The test consists of experts who matter experts, expert design, and media experts 2) Evaluate the one involving 3 students with high ability, medium and low 3) The test involves a small group of 9 people students with high ability, medium, low 4) field trials conducted in class XI IPS as much as two classes of class XI IPS 1 as an experimental class and class XI IPS 2 as a control. The technique of collecting data using questionnaires, observation and critical thinking skills test. Data were analyzed using t test to test the effectiveness of the product. The results of this study concluded that (1) a media expert, expert learning materials, design experts and learners of the product that will be developed after going through several revisions and declared unfit for use and helps the learning process of Economics (2) The average results of the test's ability to think class critical experiments using Word Square media assisted UNO cards higher than the control class that uses the conventional method with the board, the value of coefficient t is greater than t table so that learning by using Word Square media assisted UNO cards effectively to increase critical thinking skills .


(3)

PENGEMBANGAN MEDIA WORD SQUARE BERBANTU KARTU UNO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS

Oleh

DEVI YULIANTI

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar MAGISTER PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Magister Pendidikan IPS Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

(5)

(6)

(7)

Penulis di lahirkan di Pulung Kencana, Tulang Bawang Barat pada tanggal 14 Juli 1991 dengan nama lengkap Devi Yulianti. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, Putri dari pasangan Bapak Purkon Nur dan Ibu Mardaniyati.

Pendidikan formal yang diselesaikan penulis yaitu:

1. SD Negeri 4 Panaragan Jaya,Tulang Bawang Barat diselesaikan pada tahun 2003.

2. SMP Negeri 4 Pulung Kencana, Tulang Bawang Barat diselesaikan pada tahun 2006.

3. SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2009.

Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung. Pada tahun 2013 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan

Pendidikan IPS Program Studi Magister Pendidikan IPS, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah melaksanakan field trip yaitu Lampung, Jogja, Bandung pada bulan Oktober tahun 2014. Pada tahun 2014 penulis melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah untuk meraih gelar Magister pendidikan (M. Pd.).


(8)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan tesis ini kepada:

Papi dan Mami hanya tulisan kecil ini yang bisa kupersembahkan untuk kalian.

Sebagai bukti kerja keras dan usaha ku selama ini, walaupun belum cukup keras usaha

yang aku lakukan dan belum cukup baik hasil yang ada. Semua ini terselesaikan berkat

do’a dan ridho

Mami dan Papi,terimakasih atas semua perhatian dan dukungannya

dalam penyelesaian tesis ini. Aku bukan apa-apa tanpa bimbingan mu, Banyak

pelajaran berharga yang bisa kudapat darimu . Persembahan kecil ini tak berarti

apa-apa di bandingkan pengorbanan yang telah engkau berikan kepada ku selama ini.

Terimalah persembahan kecilku ini sebagai bukti bakti ku selama ini.


(9)

Moto

“Aku bukanlah orang yang hebat, tapi aku mau belajar dari orang-orang yang hebat. Aku adalah orang biasa, tapi aku ingin menjadi orang yang luar

biasa. Dan aku bukanlah orang yang istimewa, tapi aku ingin membuat

seseorang menjadi istimewa”

(Britney & Lynne Spears)

“Tiada kebahagiaan tanpa pilihan. Tiada kesuksesan tanpa usaha dan tiada

keberhasilan tanpa do`a dan ikhtiar, maka jalanilah semua dengan senyuman

percayalah Allah SWT selalu meyertai setiap langkah yang disertai do`a”

(Devi Yulianti)

“Karya yang indah adalah yang tercipta melalui kerja keras, niat serta

kemauan untuk mencapai suatu kesuksesan dan jangan jadikan ilmu yang kita dapat sebagai kesombongan tapi jadikan ilmu itu untuk sesuatu yang

bermanfaat bagi orang banyak.

(Devi Yulianti)

Jika ingin melihat perubahan jadilah perubahan yang kita inginkan, tiada manusia yang gagal melainkan dia memilih untuk gagal dan kegagalan

sebenarnya adalah ketika kita tidak mau mencoba”


(10)

SANWACANA

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat dan anugerah yang telah diberikan sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.

Tesis dengan judul “Pengembangan Media Word Square Berbantu Kartu UNO Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan IPS di Universitas Lampung.

Penulis menyadari dalam penulisan tesis ini, terdapat begitu banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan, baik redaksional, metode penelitian ataupun substansial. Untuk itu, penulis harapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai langkah perbaikan untuk penulis dalam menyusun karya ilmiah atau laporan lain dimasa-masa mendatang.

Penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini Penulis mengucapkan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S. Selaku Rektor Universitas Lampung 2. Prof. Dr. Sudjarwo, M.S. Selaku Direktur Program Pasca Sarjana

Universitas Lampung


(11)

memberikan motivasi, bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran selama penyelesaian tesis ini.

5. Dr. Hi. Pargito, M.Pd, selaku Pembimbing II dan dan Ketua Program Studi Pascasarjana Magister Pendidikan IPS, di tengah kesibukannya telah banyak membantu penulis dengan penuh kesabaran yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh keikhlasan.

6. Prof. Dr. Hi. Sudjarwo, M.S, selaku Pembahas I yang telah banyak memberikan motivasi, bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran selama penyelesaian tesis ini.

7. Dr. Pujiati, M.Pd, selaku Pembahas II, di tengah kesibukannya telah banyak membantu penulis dengan penuh kesabaran yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh keikhlasan.

8. Bapak / Ibu Dosen Program Studi Magister Pendidikan IPS Pasca Sarjana Universitas Lampung.

9. Sirdin Efendi, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah yang telah memberikan izin penelitian dan banyak memberikan bantuan saat penelitian.

10.Rekan – rekan mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan IPS angkatan 2013 yang selalu memotivasi saya.

11.Dewan guru SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah yang selalu memotivasi.


(12)

membantu pada penelitian ini.

Semoga segala bantuan, bimbingan, dorongan dan doa yang diberikan kepada penulis mendapat ridho dari Allah SWT. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amien.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga tesis yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Bandar Lampung, Maret 2015

Devi Yulianti NPM: 1323031037


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ……….. 1

1.2 Identifikasi Masalah... 14

1.3 Pembatasan Masalah... 14

1.4 Rumusan Masalah ………. 15

1.5 Tujuan Pengembangan ………. 15

1.6 Kegunaan Penelitian ... 15

1.6.1 Bagi Siswa ... 15

1.6.2 Bagi Guru... 16

1.6.3 Bagi Sekolah ... 16

1.7 Ruang Lingkup Penelitian ... 16

1.7.1 Ruang Lingkup Objek ... 16

1.7.2 Ruang Lingkup Subjek ... 16

1.7.3 Ruang Lingkup Waktu ... 16

1.7.4 Ruang Lingkup Tempat ... 16

1.7.5 Ruang Lingkup Ilmu ... 17

1.8 Spesifikasi Produk Yang Diharapkan ... 20

BAB 2. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 2.1 Teori pembelajaran ………….….………... 23

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran ... 23

2.1.2 Teori belajar Behaviorisme ... 28

2.1.3 Teori belajar Kognitivisme ... 29

2.1.4 Teori belajar Konstruktivisme ... 31

2.2 Pembelajaran IPS ... 32


(14)

2.3.1 Konsep Dasar Berpikir ... 39

2.3.2 Berpikir Kritis ... 40

2.4 Media pembelajaran ………... 48

2.4.1 Definisi dan Ciri-Ciri Media ... 48

2.4.2 Manfaat dan Klasifikasi Media ... 53

2.4.3 Landasan Penggunaan Media Pembelajaran ... 56

2.5 Word Square ... 58

2.5.1 Definisi Media Word Square ... 58

2.5.2 Kelebihan Media Word Square ... 61

2.6 Kartu UNO ... 62

2.7 Pengembangan media WOSE berbantu kartu UNO ... 64

2. 8 Penelitian yang relevan ... 68

2.9 Kerangka pikir ... 70

2.10 Hipotesis ... 75

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pengembangan ... 77

3.2 Tempat dan Waktu Pengembangan ... 78

3.2.1 Tempat Penelitian dan Pengembangan ... 78

3.2.2 Waktu Penelitian dan Pengembangan ... 79

3.3 Langkah Penelitian Pengembangan ... 79

3.3.1 Penelitian dan Pengumpulan Informasi ... 79

3.3.2 Perencanaan ... 81

3.3.3 Mengembangkan Produk Awal ... 83

3.4 Uji Coba Produk Internal ... ... 89

3.4.1 Evaluasi Formatif Tahap I ... 89

3.4.2 Evaluasi Formatif Tahap II ... 91

3.4.3 Evaluasi Formatif Tahap III ... 93

3.4.4 Evaluasi Formatif Tahap IV ... 93

3.5 Subjek uji coba Internal ... 94

3.5.1 Uji Coba Ahli ... 94

3.5.2 Uji Coba Perorangan ... 94

3.5 3 Uji Coba Kelompok Kecil ... 95

3.6 Subjek Uji Coba Eksternal ... 95

3.6.1 Uji Coba Lapangan ... 95

3.7 Teknik Pengumpulan data ... 96

3.7.1 Instrumen Observasi ... 96

3.7.2 Instrumen Angket ... 97

3.7.3 Instrumen Tes Berpikir Kritis ... 97

3.8 Uji persyaratan instrumen ... 98


(15)

3.10 Teknik Analisis data ... 104 BAB 4 HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil sekolah ... 107 4.2 Hasil pengembangan ... 110

4.3 Pembahasan 138

4.4 Perbedaan produk hasil pengembangan dengan yang sudah ada ...

154 4.5 Keunggulan media Word Square berbantu kartu UNO... 155 4.6 Kelemahan media Word Square berbantu kartu UNO ... 156 4.7 Keterbatasan penelitian ... 156 BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 157 5.2 Implikasi ... 158 5.3 Saran ... 159 DAFTAR PUSTAKA ... Lampiran-lampiran ...


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data Observasi Media yang terdapat di SMA Negeri 1 Tulang

Bawang Tengah ... 3

2. Data observasi kemampuan penggunaan IT pendidik ... 4

3. Hasil Tes Berpikir Kritis Siswa ... 5

4. Indikator-Indikator Kemampuan Berpikir Kritis ... 47

5. Kemampuan Daya Serap Manusia ... 57

6. Kisi-Kisi Instrumen Need Assesment ... 80

7. Kondisi Harapan dan Kenyataan... 80

8. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Ekonomi ... 82

9. Kisi-kisi Instrumen Penilaian ahli materi ... 90

10.Kisi-kisi Instrumen Penilaian ahli desain ... 90

11.Kisi-kisi Instrumen Penilaian ahli media ... 91

12.Kisi-kisi Instrumen Penilaian uji coba perorangan ... 92

13.Kisi-kisi Instrumen Penilaian guru ... 92

14.Kisi-kisi Instrumen Penilaian kelompok kecil ... 93

15.Tingkat Besarnya Korelasi ... 99

16.Tingkat Besarnya Reliabilitas ... 100


(17)

18.Kondisi harapan, sebenarnya dan kesenjangan ... 111

19.Kompetensi dasar dan Kompetensi Inti Ekonomi ... 113

20.Hasil uji ahli materi ... 122

21.Hasil uji ahli desain ... 124

22.Hasil uji ahli media ... 126

23.Hasil uji perorangan ... 128

24.Hasil uji coba kelompok kecil ... 129

25.Distribusi Frekuensi Hasil berpikir kritis Kelas Eksperimen ... 132

26.Distribusi Frekuensi Hasil berpikir kritis Kelas Kontrol ... 133

27.Hasil uji normalitas ... 135

28.Hasil kesimpulan normalitas ... 135

29.Hasil uji homogenitas ... 136

30.Hasil kesimpulan homogenitas ... 136

31.Hasil uji T ... 137 32.Perbedaan produk yang sudah ada dengan produk pengembangan 155


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Hasil Need Assesment

2. Produk media Word Square berbantu kartu UNO 3. Angket tanggapan ahli materi pembelajaran ekonomi

4. Angket tanggapan ahli desain produk media Word Square berbantu kartu UNO

5. Angket tanggapan ahli media Word Square berbantu kartu UNO

6. Rekap penilaian guru terhadap media Word Square berbantu kartu UNO 7. Rekap penilaian uji coba perorangan terhadap media Word Square berbantu

kartu UNO

8. Rekap penilaian ujicoba kelompok kecil terhadap media Word Square berbantu kartu UNO

9. Silabus mata pelajaran Ekonomi kelas XI semester 1 10.RPP mata pelajaran Ekonomi

11.Kisi-kisi soal tes berpikir kritis 12.Soal tes berpikir kritis

13.Rekap hasil uji instrument berpikir kritis 14.Data hasil tes berpikir kritis kelas kontrol


(19)

15.Data hasil tes berpikir kritis kelas eksperimen

16.Hasil uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol 17.Hasil uji homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol 18.Hasil uji t test

19.Lembar kendali tesis pembimbing I 20.Lembar kendali tesis pembimbing II 21.Surat izin penelitian

22.Surat balasan penelitian


(20)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gambar Media Word Square Berbantu Kartu UNO ... 21

2. Gambar Kedudukan Ekonomi dalam IPS ... 33

3. Kerangka pikir penelitian ... 75

4. Model Pengembangan Dick and Carey ... 83

5. Rancangan Desain Eksperimen ... 96

6. Hasil tes berpikir kritis Kelas Eksperimen ... 132


(21)

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan sosial adalah suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan disajikan secara alamiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Ilmu pengetahuan sosial atau IPS merupakan perwujudan dari satu pendekatan inter-disiplin (inter-disiplinary approach) dari pelajaran ilmu-ilmu sosial (sosial sciences). Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Antropologi, Budaya, Psikologi Sosial, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Ilmu Politik, Ekologi, dsb.

Pembelajaran IPS di SMA digarap secara terpisah-pisah, karena itu di sekolah anak didik mempelajari ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, dsb secara terpisah. Guru sebagai pendidik dalam pembelajaran Ekonomi yang merupakan salah satu bagian dari disiplin ilmu IPS berperan sebagai salah satu fasilitator yang dapat menyediakan fasilotas pembelajaran, salah satunya berupa media pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar secara optimal dan melatih berpikir kritis.


(22)

Penggunaan media pembelajaran di kelas dinilai sangat bermanfaat baik bagi guru maupun peserta didik. Bagi pendidik, media pembelajaran membantu mengkonkretkan konsep atau gagasan dan membantu memotivasi peserta didik. Sedangkan bagi siswa, media pembelajaran dapat menjadi jembatan untuk berpikir kritis dan kreatif. Dengan demikian media pembelajaran dapat membantu tugas pendidik dan peserta didik mencapai kompetensi dasar yang ditentukan.

Berdasarkan hasil studi pra-survey di SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah adalah proses pembelajaran yang ada selama ini belum optimal karena pembelajaran masih bersifat Teacher center sehingga siswa hanya duduk diam dan mendengarkan materi dari guru. Pembelajaran yang sering dilakukan oleh guru jarang sekali melibatkan media pembelajaran, selama ini guru hanya menggunakan media papan tulis dalam proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran ini guru sangat aktif dalam proses pembelajaran tetapi siswa sangat pasif, menerima dan mengikuti penjelasan guru. Sehingga dapat dikatakan dalam proses pembelajaran hanya bersifat satu arah tanpa adanya respon positif dari siswa dan guru menjadi satu-satunya sumber dan pemberi informasi utama. Pembelajaran yang seperti ini akan mengakibatkan perkembangan kemampuan berpikir kritis siswa rendah, di samping itu, guru juga belum mengoptimalkan fungsi LCD untuk merangsang berkembangnya kemampuan berpikir kritis. Hal ini diperkuat dengan observasi yang dilakukan oleh peneliti, berdasarkan hasil observasi media pembelajaran yang ada khususnya untuk pembelajaran ekonomi masih sangat minim, media


(23)

pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar hanya sebatas buku sumber, LKS, dan papan tulis.

Tabel 1. Data Observasi Media yang terdapat di SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah

No Jenis Media Ketersediaan

1. 2. 3. 4. 5. d 6. d 7. Buku LKS Laptop Buku Paket CD Pembelajaran Papan tulis Jaringan internet LCD Ada Ada Ada Tidak ada Ada Tidak ada Ada

Sumber: Hasil observasi lapangan di SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah tahun 2014.

Berdasarkan Tabel 1, terlihat bahwa media pembelajaran yang tersedia untuk menunjang proses pembelajaran sangat minim ketersediaannya hanya sekedar media yang monoton sederhana dan membuat siswa tidak dapat mengeksplor pengetahuannya dan hanya pasif mendengarkan guru.

Proses pembelajaran Ekonomi berdasarkan Prasurvey pengamatan langsung, masih menjadikan anak tidak bisa, menjadi bisa. Kegiatan belajar di kelas berupa kegiatan menambah pengetahuan, kegiatan menghadiri, mendengar dan mencatat penjelasan guru, serta menjawab secara tertulis soal-soal yang diberikan saat berlangsungnya ujian. Pembelajaran baru diimplementasikan pada tataran proses menyampaikan, memberikan, mentransfer ilmu pengetahuan dari guru kepada siswa melalui ceramah. Hal ini disebabkan juga oleh minimnya penguasaan teknologi oleh guru yang ditunjukkan oleh data sebagai berikut.


(24)

Tabel 2. Data observasi kemampuan penggunaan IT pendidik di SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah

No Nama pendidik Jabatan Kemampuan

penggunaan IT Tidak Mahir Kurang Mahir Mahir 1. w 2. w 3. w 4. 5. w

Desi Zulianti, S.Ag Sugimin, SPd Ratna Istana, S.Pd Lelly Amalia, SE Sunarto, SPd Guru Agama Guru Fisika Guru B.indonesia Guru Ekonomi Guru Biologi      6. r 7. r 8. r 9. r 10.r 11.r 12.

Ida Nurohma, S.Pd Diana leni, S.Pd Kiptiah, SE Supan yusuf, SPd Novi lia, SPd Beny jaya, S.Kom Dewinta, SPd Guru Geografi Guru B.Inggris Guru Ekonomi Guru Kimia Guru Sejarah Guru komputer Guru Matematika    e e    

Sumber: Hasil observasi lapangan di SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah tahun 2014.

Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa dari total 12 pendidik, lima orang pendidik sudah mahir menggunakan media pembelajaran berbasis IT seperti laptop, LCD tetapi tujuh orang pendidik msih kurang mahir dalam menggunakan media pembelajaran berbasis IT termasuk di dalamnya adalah guru Ekonomi yang akan menjadi mata pelajaran yang akan diteliti.

Proses KBM di kelas pada mata pelajaran Ekonomi, siswa yang sedang belajar bersifat pasif, menerima apa saja yang diberikan guru, tanpa diberikan kesempatan untuk membangun sendiri pengetahuan yang dibutuhkan, media pembelajaran yang digunakan hanya papan tulis. Siswa sebagai manusia ciptaan Tuhan yang paling sempurna di dunia karena diberi otak, dibelenggu oleh guru. Siswa yang jelas-jelas dikaruniai otak seharusnya diberdayagunakan, difasilitasi, dimotivasi, dan diberi kesempatan, untuk berpikir, bernalar, berkolaborasi, untuk mengkonstruksi pengetahuan sesuai


(25)

dengan minat dan kebutuhannya serta diberi kebebasan untuk belajar. Pemahaman yang keliru bahkan telah menjadi "mitos" bahwa belajar adalah proses menerima, mengingat, mereproduksi kembali pengetahuan yang selama ini diyakini banyak tenaga keguruan perlu dirubah.

Rahmad (2005: 67) menyatakan bahwa belajar itu harus berbasis otak. Dengan kata lain revolusi belajar dimulai dari otak. Otak adalah organ paling vital manusia yang selama ini kurang dipedulikan oleh guru dalam pembelajaran. Pakar komunikasi mengungkapkan kalau kita ingin cerdas maka kita harus terlebih dahulu menumbangkan mitos-mitos tentang kecerdasan.

Prasurvey yang telah dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah melalui observasi dan wawancara untuk mengetahui kondisi pembelajaran mata pelajaran Ekonomi saat ini, sedangkan untuk mendapatkan data kemampuan berpikir kritis digunakan tes dengan acuan indikator-indikator kemampuan berpikir kritis, maka diperoleh hasil analisis tentang kemampuan berpikir kritis siswa yang dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut. Tabel 3. Hasil tes berpikir kritis dengan melihat indikator-indikator

berpikir kritis pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah.

No Indikator berpikir kritis Persentasi Ktererangan 1 Kemampuan Menganalisis 41,8 % Kurang Baik

2 Kemampuan Mensintesis 50,6 % Kurang Baik

3 Kemampuan Memecahkan Masalah 53,1 % Kurang Baik 4 Kemampuan Menyimpulkan 42,6 % Kurang Baik 5 Kemampuan Menilai/mengevaluasi 45,5 % Kurang Baik 6 Kemampuan Mengambil Keputusan 54,4 % Kurang Baik Sumber: Tes berpikir ktitis dengan menggunakan soal di kelas XI IPS.


(26)

Berdasarkan Tabel 3, terlihat bahwa indikator-indikator dalam kemampuan berpikir kritis tergolong kurang baik, dapat diketahui berdasarkan besarnya persentase pada tiap indikator. Menetapkan kriteria dalam setiap indikator berpedoman pada Festiana (2011: 30), yang menyatakan bahwa kriteria interprestasi kemampuan berpikir kritis yaitu : (1) ≤40 % menunjukkan kriteria kurang sekali, (2) 41%-55% menunjukkan kriteria kurang baik, (3) 56%-70% menunjukkan kriteria cukup baik, (4) 71%-85% menunjukan kriteria baik, (5) 86%-100% menunjukkan kriteria sangat baik. Senada dengan pendapat Nurohman (2008: 125) thinking skill adalah kemampuan seseorang dalam mendayagunakan kemampuan mentalnya untuk menyelesaikan berbagai persoalan dalam kehidupan nyata.

Pemaparan lebih terperinci tentang hasil tes berpikir kritis tersebut sebagai berikut.

1. Kemampuan menganalisis siswa masih kurang baik terlihat dari siswa belum mampu menguraikan suatu informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponennya, sehingga struktur informasi serta hubungan antar komponen informasi tersebut menjadi jelas. Dalam hal ini belum mampu menguraikan secara jelas tentang masalah pengangguran.

2. Kemampuan mensintesis siswa masih kurang baik terlihat dari siswa belum mampu untuk mengintegrasikan bagian-bagian terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Dalam hal ini belum mampu mengintergrasi bagian-bagian dari jumlah angkatan partisipasi kerja.


(27)

3. Kemampuan memecahkan masalah masih kurang baik terlihat ketika diberi suatu permasalahan yang harus dipecahkan, siswa masih mengalami kesulitan menyelesaikan dan menemukan solusinya.

4. Kemampuan menyimpulkan siswa masih kurang baik terlihat dari siswa belum mampu memberi kesimpulan yang jelas dari beberapa konsep yang disajikan.

5. Kemampuan menilai atau mengevaluasi masih kurang baik, terlihat dari siswa belum mampu menilai untuk mempertimbangkan nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjaan, berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan.

6. Kemampuan mengambil keputusan siswa masih kurang baik terlihat dari sisiwa belum mampu mengambil keputusan dari suatu permasalahan yang disajikan.

Hasil wawancara dengan guru dan siswa terlihat bahwa penguasaan mata pelajaran Ekonomi hanya pada level rendah belum mampu berpikir kritis, siswa pasif dalam pembelajaran karena pembelajaran bersifat teacher center. Rendahnya level berpikir siswa ini salah satu penyebabnya adalah terbatasnya media pembelajaran yang tersedia di sekolah. Dari hasil wawancara di peroleh masukan perlunya sebuah media pembelajaran yang menarik, interaktif, dan dapat melatih siswa untuk berpikir kritis.

Atas dasar hasil prasurvey tersebut menggugah peneliti untuk mencari solusi untuk mengatasi keterbatasan media pembelajaran Ekonomi. Berdasarkan informasi yang di peroleh peneliti berupaya mengembangkan media


(28)

pembelajaran berupa media Word Square berbantu kartu UNO yang mudah di fahami siswa. Penggunaan media Word Square dapat membantu pencapaian keberhasilan belajar dan melatih kemampuan berpikir kritis siswa. Terbatasnya media yang digunakan di dalam kelas di duga merupakan salah satu penyebab rendahnya berpikir kritis siswa karena pembelajaran bersifat monoton tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri.

Media pembelajaran dapat membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran hal ini sejalan dengan pendapat Zamroni dan Mahfudz (2009: 30) ada empat cara meningkatkan kemampuan berpikir kritis yaitu dengan (a) media pembelajaran tertentu (b) pemberian tugas mengkritisi buku (c) penggunaan cerita dan (d) penggunaan model pertanyaan socrates. Dalam penelitian ini telah dilakukan penyelidikan media pembelajaran yang di duga dapat efektif meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Berdasarkan hasil kajian literatur untuk media pembelajaran, ternyata tidak semua media pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, hanya media tertentu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Alasan peneliti memilih media Word Square dengan pertimbangan media Word Square akan menjadikan pembelajaran lebih menarik dan tidak hanya bersifat satu arah, di dalam proses pembelajaran siswa dituntut untuk mampu mengkonstruksi pengetahuan yang dimilikinya untuk menjawab dan mencari solusi yang ada pada media Word Square, hal ini senada dengan pendapat (Santoso: 2009) mengenai kelebihan media Word Square antara lain:


(29)

a. kegiatan tersebut mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

b. melatih untuk berdisiplin.

c. dapat melatih sikap teliti dan kritis.

d. merangsang siswa untuk terlibat berinteraksi dalam pembelajaran, tidak hanya diam saja dalam mengikuti proses pembelajaran.

e. media pembelajaran ini mampu sebagai pendorong kemampuan berpikir dan penguat siswa terhadap materi yang disampaikan. Melatih ketelitian dan ketepatan dalam menjawab dan mencari jawaban dalam lembar kerja. Tentu saja yang ditekankan disini adalah kemampuan siswa untuk berpikir secara kritis menemukan jawaban yang tepat dan mengembangkannya pada media Word Square.

Kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit daripada yang abstrak, Media Word Square berbantu kartu UNO di sini sebuah media yang menyajikan kota-kotak jawaban yang harus dicari dan diarsir siswa hal ini membutuhkan ketelitian dan kemampuan siswa untuk berpikir kritis menemukan dan mengarsir jawaban yang benar-benar tepat. Berkaitan dengan hubungan konkrit-abstrak dan kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran sejalan dengan pendapat Jerome Bruner mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya menggunakan urutan dari belajar dengan gambar atau film kemudian belajar dengan simbol, yaitu menggunakan kata-kata. (Daryanto, 2011 :12).


(30)

Sebelum dikembangkan media Word Square hanya berupa kotak-kotak berisi kata kunci dengan acuan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya ada pada kotak-kotak yang disediakan hal ini seperti yang dikemukakan oleh Hornby (1994: 78) Word Square adalah sejumlah kata yang disusun sehingga kata-kata tersebut dapat dibaca ke depan dan ke belakang. Sedangkan media Word Square setelah dikembangkan berupa kotak-kotak yang menjadi acuan adalah indikator materi dan gambar yang disediakan yang selain siswa harus menjelaskan kata kunci yang telah ditemukan, siswa juga harus dapat mencari solusi dari gambar yang disajikan dan memberi kesimpulan. Jadi, kelebihan pada pengembangan media Word Square berbantu kartu UNO ini kemampuan berpikir kritis lebih ditekankan tidak hanya sebatas menjawab pertanyaan yang sekedar pada tahap menghafal seperti pada media Word Square sebelum dikembangkan tetapi lebih ke tahap lebih tinggi yaitu menganalisis, mensintesis, memecahkan masalah, menyimpulkan, menilai/evaluasi dan mengambil keputusan. Fungsi kartu UNO ini adalah sebagai alat bantu pada media Word Square, masing-masing siswa mendapat 3 kartu UNO ini artinya setiap siswa memiliki 3 kesempatan untuk menjawab selain itu juga dengan menggunakan kartu UNO untuk mencegah hanya beberapa siswa saja yang mendominasi pembelajaran, dengan menggunakan kartu UNO secara otomatis setiap siswa hanya memperoleh 3 kesempatan menjawab jadi fungsi kartu UNO memberikan kesempatan yang sama kepada setiap siswa.


(31)

Langkah pengembangan media Word Square berbantu kartu UNO dapat dipaparkan sebagai berikut: pada awal pembelajaran guru menyampaikan indikator-indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran dan langkah-langkah aturan main menggunakan media Word Square berbantu kartu UNO, pada prosesnya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masing kelompok diberi waktu untuk berdiskusi mengenai indikator-indikator dalam materi dan disini siswa di tuntut untuk menemukan kata kunci pada media Word Square dan mengembangkan kata kunci, selain itu disajikan gambar dan dengan gambar pada media Word Square ini siswa dituntut menemukan solusi dari permasalahan yang ada dan memberi kesimpulan. Hal ini akan mendorong siswa untuk berpikir kritis, bagi siswa yang dapat menjawab secepat mungkin mengacungkan kartu UNO sambil berkata UNO untuk setiap siswa diberi 3 kartu UNO dan itu artinya setiap siswa memiliki 3 kesempatan menjawab, apabila kartu UNO pada seorang siswa sudah habis maka dia tidak boleh berbicara sampai semua temannya menghabiskan kartu UNO, ini untuk menghindari hanya beberapa siswa saja yang mendominasi. Jadi, penilaian kemampuan berpikir kritis secara individu lebih efektif.

Pembelajaran Ekonomi dengan mengggunakan “Media Word Square berbantu kartu UNO Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis” menelaah perspektif ketiga dan keempat. Dalam perspektif ketiga mengenai berpikir reflektif dengan menggunakan media Word Square berbantu kartu UNO rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan, proses pembelajaran


(32)

didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuaan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Belajar pada dasarnya merupakan proses mental seseorang yang tidak terjadi secara mekanis. Melalui proses mental itulah, diharapkan siswa berkembang secara utuh baik intelektual, mental, emosi, maupun pribadinya.

Word Square berbantu kartu UNO merupakan modifikasi dari Word Square yang terdahulu, dimana Word Square terdahulu hanya berupa kotak-kotak yang harus diarsir sedangkan Word Square setelah di kembangkan lebih menarik karena menggunakan gambar dan yang menjadi acuan menjawab adalah indikator materi sehingga siswa terlatih untuk berpikir kritis sedangkan pada Word Square terdahulu acuanya hanya berupa pertanyaan sehingga kurang memotivasi siswa karena terlalu monoton.

Kartu UNO di sini merupakan satu kesatuan perpaduan dari media Word Square, kartu UNO berfungsi sebagai kesempatan menjawab bagi setiap siswa. Kartu UNO merupakan media permainan yang melibatkan banyak orang, jadi antara kartu UNO dan Word Square merupakan suatu perpaduan di mana Word Square adalah media pembelajaran berupa kotak-kotak yang harus di arsir dan untuk menjawab acuan –acuan indikator materi yang harus di arsir, disinilah pern kartu UNO sebagai kartu kesempatan siswa untuk menjawab. Oleh karena itu, Word Square dan kartu UNO merupakan satu kesatuan dan perpaduan untuk menghasilkan produk temuan yang dimodifikasi dari Word Square terdahulu dan kartu UNO sebagai media


(33)

permainan yang dimasukan ke dalam pembelajaran hal ini sejalan dengan pendapat Danan (2013: 165) Permainan sebagai media pembelajaran melibatkan siswa dalam proses pengalaman dan sekaligus menghayati tantangan, mendapat inspirasi, terdorong untuk kreatif dan berinteraksi dalam kegiatan dengan sesama siswa dalam melakukan permainan. Hal ini juga sejalan dengan teori Brunner dalam Widyastuti (1997: 38) yang mengatakan bahwa pengetahuan yang diperoleh melalui belajar penemuan dan permainan mempunyai efek transfer yang lebih baik. Belajar penemuan melalui permainan meningkatkan penalaran dan kemampuan berpikir kritis dan melatih keterampilan-keterampilan kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah melalui sebuah permainan.

Proses perencanaan pembelajaran yang selama ini seharusnya guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya hal ini lah yang mendasari pengembangan media ini sebagai reflektive inquiry, sedangkan dalam proses pengembangan pribadi pada perspektif keempat yang akan diciptakan suatu perkembangan cara berpikir siswa agar dapat berpikir kritis dan perubahan dalam kemampuan kognitif siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media Word Square berbantu kartu UNO yang menuntut siswa lebih aktif dan mengeksplorasi kemampuan kognitif dalam mengkonstruksi pengetahuan dalam dirinya dan bertindak untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis terhadap diri pribadinya.


(34)

Berdasarkan pada berbagai pertimbangan tersebut maka peneliti akan melakukan penelitian pengembangan dengan judul “Pengembangan Media Word Square Berbantu Kartu UNO Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Di SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015”

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang dapat diidentifikasikan untuk penelitian ini sebagai berikut.

1. Belum dikembangkannya media Word Square berbantu kartu UNO sebagai media pembelajaran di sekolah.

2. Kurang terampilnya guru dalam mengadakan variasi media pembelajaran yang digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

3. Masih minimnya pengetahuan guru mengenai media Word Square berbantu kartu UNO yang dapat dikembangkan untuk menunjang proses belajar mengajar.

4. Kesulitan siswa dalam memahami pelajaran karena guru belum optimal dalam menggunakan media pembelajaran.

5. Masih rendahnya kemampuan berpikir kritis dilihat dari rendahnya pencapaian tiap-tiap indikator dalam kemampuan berpikir kritis.

1.3Pembatasan Masalah

Batasan masalah pengembangan media ini terbatas pada ”Pengembangan Media Word Square Berbantu Kartu UNO Sebagai Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Di SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014”.


(35)

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimanakah pengembangan media Word Square berbantu kartu UNO sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa?

2. Apakah penggunaan media Word Square berbantu kartu UNO efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah.

1.5Tujuan Pengembangan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalis dua hal pokok yang berupa sebagai berikut.

1. Mengembangkan media Word Square berbantu kartu UNO sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. 2. Menganalisis efektivitas penggunaan media Word Square berbantu kartu

UNO pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah.

1.6Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian pengembangan ini sebagai berikut. 1.6.1 Bagi Siswa

1. Meningkatkan partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran. 2. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis.


(36)

1.6.2 Bagi Guru

1 Menemukan media Word Square berbantu kartu UNO sebagai media pembelajaran Ekonomi.

2 Memperbaiki media pembelajaran berupa media Word Square berbantu kartu UNO untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

1.6.3 Bagi Sekolah

1. Meningkatkan mutu pembelajaran dan kualitas peserta didik. 2. Meningkatkan mutu lulusan yang lebih baik.

1.7Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian dan pengembangan ini sebagai berikut. 1.7.1 Ruang Lingkup Objek

Ruang lingkup objek yang diteliti difokuskan pada Pengembangan Media Word Square Berbantu Kartu UNO Pada Mata Pelajaran Ekonomi Untuk Meningkatkan Kemampuan berpikir kritis.

1.7.2 Ruang Lingkup Subjek

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015.

1.7.3 Ruang Lingkup Waktu

Waktu penelitian ini adalah semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015. 1.7.4 Ruang Lingkup Tempat

Ruang lingkup tempat yang diteliti adalah SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah.


(37)

1.7.5 Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu pengembangan media Word Square berbantu kartu UNO untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis merupakan media pembelajaran yang didesain untuk mengembangkan pengetahuan siswa agar dapat berpikir kritis.

Woolever (2010: 33-34) menjelaskan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial tedapat 5 (lima) perspektif, tidak saling menguntungkan secara eksklusif, melainkan saling melengkapi. Menurut National Council For Social Studies (NCSS, 1988: 11) mengemukakan bahwa karakteristik IPS adalah (1) involves a search for patterns in our live; (2) involves both the content and procesess of learning; (3) requires information processing; (4) social studies as sciences; (5) involves the development and analysis of one’s own value and application requires problem solving and decision making of these values in social action.

Roberta Woolover dan Kathryn P. Scoot (1987) merumuskan ada lima perspektif dalam mengajarkan IPS . Kelima perspektif tersebut tidak berdiri masing-masing, bisa saja ada yang merupakan gabungan dari perspektif yang lain. Kelima perspektif tersebut ialah.

1) IPS diajarkan sebagai pewarisan nilai kewarganegaraan (citizenship transmission).

2) IPS diajarkan sebagai Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial.

3) IPS diajarkan sebagai cara berpikir reflektif (reflective inquiry). 4) IPS diajarkan sebagai pengembangan pribadi siswa.


(38)

5) IPS diajarkan sebagai proses pengambilan keputusan dan tindakan yang rasional.

Disiplin ilmu yang berhubungan dengan penelitian ini adalah Social Studies dan Ekonomi. Ilmu pengetahuan & sosial atau IPS adalah integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Antropologi, Budaya, Psikologi Sosial, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Ilmu Politik, Ekologi dan sebagainya (Rizal, 2010: 20).

Ilmu ekonomi sebagai bagian dari ilmu sosial, tentu berkaitan dengan bidang disiplin akademis ilmu sosial lainnya, seperti ilmu politik, psikologi, antropologi, sosiologi, sejarah, geografi dan sebagainya (Supardan, 2013: 368).

Pembelajaran Ekonomi dengan mengggunakan “Media Word Square berbantu kartu UNO Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis” menelaah perspektif ketiga (3) dan keempat (4). Dalam perspektif ketiga (3) mengenai berpikir reflektif dengan menggunakan media Word Square berbantu kartu UNO rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan, proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.


(39)

Pengetahuaan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Belajar pada dasarnya merupakan proses mental seseorang yang tidak terjadi secara mekanis. Melalui proses mental itulah, diharapkan siswa berkembang secara utuh baik intelektual, mental, emosi, maupun pribadinya. Oleh karena itu dalam proses perencanaan pembelajaran, guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya hal ini lah yang mendasari pengembangan media ini sebagai reflektive inquiry (3).

Pembelajaran Ekonomi dengan mengggunakan “Media Word Square berbantu kartu UNO Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis” juga menelaah perspektif ke empat (4) yaitu pengembangan pribadi yang akan diciptakan suatu perkembangan cara berpikir siswa agar dapat berpikir kritis dan perubahan dalam kemampuan kognitif siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media Word Square berbantu kartu UNO yang menuntut siswa lebih aktif dan mengeksplorasi kemampuan kognitif dalam mengkonstruksi pengetahuan dalam dirinya dan bertindak untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis terhadap diri pribadinya. Perspektif sebagai pengembangan pribadi (4) senada dengan pendapat Zamroni dan Mahfudz (2009: 30) ada empat cara meningkatkan kemampuan berpikir kritis yaitu dengan (a) media pembelajaran tertentu (b) pemberian tugas mengkritisi buku (c) penggunaan cerita dan (d) penggunaan model pertanyaan socrates.


(40)

1.8Spesifikasi Produk Yang Diharapkan

Berdasarkan spesifikasinya dalam penelitian ini, produk yang diharapkan berupa media Word Square berbantu UNO untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Produk media pembelajaran ini memberikan ruang lebih luas kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuannya dan mengkonstruksi konsep-konsep yang ada dalam dirinya, media pembelajaran ini disajikan agar siswa dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya yang meliputi indikator-indikator dalam berpikir kritis yang meliputi kemampuan menganalisis, mensintesis, memecahkan masalah, menilai atau evaluasi, menyimpulkan, mengambil keputusan. Produk media ini disajikan berupa kotak-kotak berisi huruf-huruf yang di dalamnya terdapat kata kunci yang harus di cari siswa, diarsir dan di jelaskan, selain itu disajikan gambar yang berkaitan dengan indikator materi dan mencari solusi pemecahan masalah dari gambar yang disajikan kemudian memberi kesimpulan. Secara lengkap media Word Square Berbantu kartu UNO dilihat pada lampiran 2.


(41)

MEDIA WORD SQUARE BERBANTU KARTU UNO

Temukan kata kunci dalam media Word Square secara vertikal, horizontal dan diagonal yang berkaitan dengan indikator materi dan jelaskan kata kunci tersebut, kemudian lihat gambar cari solusi dan berikan kesimpulan.

Gambar1. Media Word Square Berbantu Kartu UNO Indikator Materi pokok:

1. Konsep angkatan kerja, tenaga kerja, kesempatan kerja dan pengangguran (4 kata kunci) (Lihat Gambar1) 2. Peningkatan kualitas tenaga kerja (3 kata kunci) (Lihat


(42)

Setiap siswa mendapat 3 Kartu UNO, apabila siswa dapat menjawab maka siswa berhak mengeluarkan Kartu UNO satu persatu sampai

Kartu UNO yang di miliki habis.

Tampak Depan Tampak Belakang


(43)

II. LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR, PENELITIAN YANG RELEVAN DAN HIPOTESIS

2.1 Teori Pembelajaran

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran

Sanjaya (2008: 105) menyatakan Belajar adalah proses berpikir. Belajar berpikir menekankan kepada proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu dengan lingkungan. Dalam pembelajaran berpikir proses pendidikan di sekolah tidak hanya menekankan kepada akumulasi pengetahuan materi pelajaran, tetapi yang diutamakan adalah kemampuan siswa untuk memperoleh pengetahuannya sendiri (self reguler).

Sanjaya (2008: 108 ) menyatakan Belajar adalah proses terus menerus, yang tidak pernah berhenti dan tidak terbatas pada dinding kelas. Hal ini berdasarkan pada asumsi bahwa sepanjang kehidupannya manusia akan selalu dihadapkan pada masalah dan tujuan yang ingin di capainya


(44)

Musfiqoh (2012: 6) menyatakan Belajar merupakan aktivitas terencana untuk mendapatkan pengetahuan dan wawasan, agar perilaku seseorang berubah menuju kedewasaan. Pemahaman yang telah di dapat menjadi sumber nilai yang mempengaruhi seseorang dalam berpikir, bertindak dan berperilaku

Prinsip belajar sepanjang hayat seperti yang telah dikemukakan di atas sejalan dengan empat pilar pendidikan universal seperti yang dirumuskan UNESCO, yaitu (1) learning to know, yang berarti juga learning to learn; (2) learning to do; (3) learning to be; (4) learning to live together (Sanjaya, 2008: 109).

Azhar (2011: 1) menyatakan belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilam dan sikapnya. Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Higrard mengungkapkan belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.


(45)

Slameto (2010: 2) menyatakan belajar diartikan sebagai suatu proses yang di lakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Menurut Darsono (2001: 4) “belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap”.

Menurut Slameto (2010: 3) “belajar merupakan suatu proses usaha seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”. Hasil belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun dari luar diri siswa (faktor ekternal).


(46)

Pribadi (2010: 7) menyatakan belajar merupakan suatu proses aktif dan fungsi dari total situasi yang mengelilingi siswa. Individu yang melakukan proses belajar akan menempuh suatu pengalaman belajar dan berusaha untuk mencari makna dari pengalaman tersebut

Menurut Gagne dalam Pribadi (2010: 9) istilah pembelajaran sebagai “a set of events embedded in purposeful activities that facilitate learning”. Pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan dengan maksud untuk memudahkan terjadinya proses belajar.

Menurut Miarso 2005 dalam Pribadi (2010: 9) memaknai istilah pembelajaran sebagai aktivitas atau kegiatan yang berfokus pada kondisi dan kepentingan pembelajar(learner centered). Istilah pembelajaran digunakan untuk menggantikan istilah “pembelajaran yang lebih bersifat sebagai aktivitas yang berfokus pada guru (teacher centered). Oleh karena itu, kegiatan pengajaran perlu dibedakan dari kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran merupakan sistem yang terdiri dari berbagai komponen. Pembelajaran terdiri dari berbagai komponen tujuan, komponen materi atau bahan, komponen strategi, komponen alat dan media serta komponen evaluasi. dari sini tampak bahwa media merupakan salah satu komponen dalam proses pembelajaran. Sehingga kedudukan


(47)

media tidak hanya sekedar sebagai alat bantu mengajar, tetapi sebagai bagian integral dalam proses pembelajaran (Musfiqon, 2012: 36). Pembelajaran merupakan proses aktif peserta didik yang mengembangkan potensi dirinya. Peserta didik dilibatkan ke dalam pengalaman yang difasilitasi oleh guru sehingga pelajar mengalir dalam pengalaman melibatkan pikiran, emosi, terjalin dalam kegiatan yang menyenangkan dan menantang serta mendorong prakarsa siswa (Dananjaya, 2013: 27).

Pembelajaran yang dipengaruhi oleh teknologi dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media seperti cetak, program televisi, gambar, video dan lain sebagainya, sehingga mendorong terjadinya perubahan guru dari sumber belajar menjadi guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran (Sanjaya, 2008: 78).

Kegiatan pembelajaran yang dibangun oleh guru dan siswa adalah kegiatan yang bertujuan. Sebagai kegiatan yang bertujuan, maka segala sesuatu yangdilakukan oleh guru dan siswa hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Sanjaya, 2008: 61).


(48)

Walter Dick dan Lou Carey (2005: 205) dalam Pribadi (2010: 12) mendefinisikan pembelajaran sebagai rangkaian peristiwa atau kegiatan yang disampaikan secara terstruktur dan terencana dengan menggunakan sebuah atau beberapa jenis media.

2.1.2 Teori Belajar Behaviorisme

Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gagne dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

Aliran behavioristik menyatakan belajar pada hakikatnya adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang di tangkap pancaindra dengan kecenderungan untuk bertindak atau berhubungan antara Stimulus dan Respon (S-R). Oleh karena itu, teori ini juga dinamakan teori Stimulus-Respons. Belajar adalah upaya untuk membentuk hubungan stimulus dan respons sebanyak-banyaknya (Sanjaya, 2008: 112).


(49)

Teori belajar yang termasuk dalam kelompok behavioristik di antaranya:

a. Koneksionisme, dengan tokohnya Thorndike b. Classical conditioning, dengan tokohnya Pavlop

c. Operant conditioning, yang dikembangkan oleh Skinner d. Systematic behavior, yang dikembangkan oleh Hull

e. Contiguous conditioning, yang dikembangkan oleh Guthrie ( Sanjaya, 2008: 112).

Teori ini bersinergi dengan kemampuan siswa untuk berpikir kritis karena di dalam suatu pembelajaran antara guru dan siswa terdapat interaksi yaitu stimulus dan respon, dengan menggunakan media Word Square berbantu kartu UNO stimulus dan respon dalam pembelajaran di perkuat dengan interaksi yang signifikan antar sesama siswa maupun guru.

2.1.3 Teori Belajar Kognitivisme

Teori belajar kognitifmulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.


(50)

Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.

Menurut Brunner, pembelajaran hendaknya dapat menciptakan situasi agar mahasiswa dapat belajar dari diri sendiri melalui pengalaman dan eksperimen untuk menemukan pengetahuan dan kemampuan baru yang khas baginya. Dari sudut pandang psikologi kognitif, bahwa cara yang dipandang efektif untuk meningkatkan kualitas output pendidikan adalah pengembangan program-program pembelajaran yang dapat mengoptimalkan keterlibatan mental intelektual pembelajar pada setiap jenjang belajar.

Vygotsky adalah pengagum Piaget. Ia setuju dengan teori perkembangan kognitif Piaget yang melihat perkembangan kognitf terjadi secara bertahap dan dicirikan dengan gaya berpikir yang berbeda-beda untuk setiap orang. Namun ia tidak setuju dengan pendapatnya bahwa anak menjelajahi dunianya sendirian dan membentuk gambaran realitas batinnya sendiri karena menurut Vygotsky suatu pengetahuan tidak hanya didapat oleh anak itu sendiri melainkan mendapat bantuan dari lingkungannya juga.


(51)

Teori ini bersinergi dengan kemampuan berpikir kritis karena dengan menggunakan media Word Square berbantu kartu UNO peserta didik di bimbing untuk menggali potensi yang ada pada dalam dirinya dengan memaksimalkan kemampuan kognitif peserta didik sehingga siswa mampu untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. 2.1.4 Teori Belajar Konstruktivisme

Teori konstruktivisme dikembangkan oleh Piaget pada pertengahan abad 20. Piaget berpendapat bahwa pada dasarnya setiap individu sejak kecil sudah memiliki kemampuan untuk mengkostruksi pengetahuannya sendiri.

Pengetahuan yang dikonstruksi oleh anak sebagai subjek, maka akan menjadi pengetahuan yang bermakna sedangkan pengetahuan yang hanya diperoleh melalui proses pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Pengetahuan tersebut hanya untuk diingat sementara setelah itu dilupakan.

Mengkonstruk pengetahuan menurut Piaget di lakukan melalui proses asimilasi dan akomodasi terhadap skema yang sudah ada. Skema adalah struktur kognitif yang terbentuk melalui proses pengalaman. Asimilasi adalah proses penyempurnaan skema yang telah terbentuk, dan akomodasi adalah proses perubahan skema (Sanjaya, 2008: 121). Konstruktivisme adalah salah satu aliran filsafat yang mempunyai pandangan bahwa pengetahuan yang kita miliki adalah hasil konstruksi atau bentukan diri kita sendiri. Dengan kata lain, kita akan


(52)

memiliki pengetahuan apabila kita terlibat aktif dalam proses penemuan pengetahuan dan pembentukan dalam diri kita. Konstruktivisme berpandangan bahwa pengetahuan merupakan perolehan individu melalui keterlibatan aktif dalam menempuh proses belajar (A. Pribadi, 2010: 157).

Teori ini bersinergi dengan kemampuan berpikir kritis karena dengan menggunakan media Word Square berbantu kartu UNO peserta didik di tuntut untuk mengkonstruksi semaksimal mungkin pengetahuan yang ada pada dirinya, dengan menggunakan media ini siswa dituntut lebih mandiri dalam pembelajaran dan mampu mengkonstruksi pengetahuannya sehingga siswa mampu untuk berpikir kritis.

2.2 Pembelajaran IPS

Sumantri dalam (Tasrif 2008: 1) mengatakan bahwa ilmu pengetahuan sosial adalah suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan disajikan secara alamiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.

Ilmu pengetahuan sosial atau IPS merupakan perwujudan dari satu pendekatan inter-disiplin (inter-disiplinary approach) dari pelajaran ilmu-ilmu sosial (sosial sciences). Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Antropologi, Budaya, Psikologi Sosial, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Ilmu Politik, Ekologi, dsb (Rizal, 2010: 20).


(53)

Ruang lingkup IPS adalah menyangkut kegiatan dasar manusia, maka bahan-bahannya bukan hanya mencakup ilmu-ilmu sosial dan humaniora melainkan juga segala gerak kegiatan dasar manusia seperti agama, sains, teknologi, seni, budaya ekonomi dan sebagainya yang bisa memperkaya pendidikan IPS (Tasrif, 2008: 4).

IPS mengintegrasikan bahan/materi dari cabang-cabang ilmu tersebut dengan menampilkan permasalahan sehari-hari masyarakat sekeliling.

Kedudukan ekonomi dalam lingkup IPS di tunjukkan dalam diagram Jarolimek (2007: 43) di bawah ini.

Gambar 2. Kedudukan Ekonomi dalam IPS

Berdasarkan Gambar 1 tampak jelas bahwa IPS itu terdiri dari himpunan pengetahuan tentang kehidupan sosial dan dari bahan realita kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat. Di dalam IPS di himpun semua materi yang berhubungan secara langsung dengan masalah penyusunan dan pengembangan masyarakat serta yang menyangkut pengembangan pribadi manusia sebagai anggota masyarakat yang berguna. Semula berbagai disiplin

Sociology Geografi

Antropology History

SOCIAL STUDIES

Political science Social Psykology

Ekonomics Philosophy


(54)

ilmu-sosial digarap secara terpisah-pisah, karena itu di sekolah anak didik mempelajari ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, dsb secara terpisah.

Kaitannya dengan IPS, Daldjuni (1985: 35) mengelompokan ilmu-ilmu sosial berdasarkan aspek kehidupan masyarakat yang menjadi obyek ilmu tersebut. Ia mengelompokkan ilmu-ilmu sosial atas tiga kelompok yaitu.

1. Sejarah, obyeknya adalah transmisi budaya

2. Geografi, obyek adalah masalah adaptasi ekologi dan spatial memuat berbagai bentuk pemanfaatan manusia atas lingkungannya

3. Ilmu-ilmu sosial lainnya, seperti Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Hukum, Politik. Obyeknya adalah masalah perjuangan hidup (struggle for life) yaitu aneka ragam kegiatan manusia untuk mempertahankan kelestariannya.

4. Ilmu ekonomi sebagai bagian dari ilmu sosial, tentu berkaitan dengan bidang disiplin akademis ilmu sosial lainnya, seperti ilmu politik,psikologi,antropologi,sosiologi,sejarah,geografi dan sebagainya (Supardan, 2013: 368).

5. Menurut Meyers dalam (Supardan, 2013: 366), ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuas kebutuhan manusia. Kata kunci dari definisi ini adalah keutuhan dan pemuas kebutuhan.

Kebutuhan, yaitu suatu keperluan manusia terhadap barang dan jasa yang sifat dan jenisnya sangat bermacam-macam dalam jumlah yang tidak terbatas sedangkan pemuas kebutuhan memiliki ciri-ciri terbatas.


(55)

6. Menurut Samuelson dan Nordhaus dalam (Supardan, 2013: 367) mengemukakan bahwa ilmu ekonomi merupakan studi tentang perilaku orang dan masyarakat dalam memilih cara menggunakan sumber daya yang langka dan memiliki beberapa alternatif penggunaan dalam rangka memproduksi berbagai komoditi, kemudian menyalurkan baik saat ini maupun dimasa depan kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu masyarakat.

Mata pelajaran ekonomi diberikan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama sebagai bagian integral dari IPS, dan pada jenjang Sekolah Menengah Atas ekonomi diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri.

Woolover dan P. Scoot (1988) merumuskan ada lima perspektif dalam mengajarkan IPS . Kelima perspektif tersebut tidak berdiri masing-masing, bisa saja ada yang merupakan gabungan dari perspektif yang lain. Kelima perspektif tersebut ialah.

1. IPS diajarkan sebagai pewarisan nilai kewarganegaraan (citizenship transmission).

2. IPS diajarkan sebagai Pendidikan ilmu-ilmu sosial.

3. IPS diajarkan sebagai cara berpikir reflektif (reflective inquiry). 4. IPS diajarkan sebagai pengembangan pribadi siswa.

5. IPS diajarkan sebagai proses pengambilan keputusan dan tindakan yang rasional.


(56)

Kemampuan (skill) merupakan salah satu yang harus dikembangkan dalam mata pelajaran IPS. Kemampuan dalam IPS antara lain meliputi: 1) kemampuan berpikir 2) keterampilan peta dan globe, 3) keterampilan waktu dan kronologi, dan 4) keterampilan sosial.

James Bank mengemukakan beberapa macam kemampuan berpikir yang harus dikuasai siswa melalui pelajaran IPS meliputi kemampuan: mendeskripsikan (describing), membuat kesimpulan (making inferences), menganalisis informasi, konseptualisasi, generalisasi, dan mengambil keputusan.

Tujuan mata pelajaran IPS di Indonesia, sebagaimana yang diungkapkan oleh Arni (2005: 114) yakni:

a. mengembangkan kemampuan berpikir kritis, inkuiri, pemecahan masalah, dan keterampilan sosial.

b. membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan c. meningkatkan kemampuan berkompetisi dan bekerja sama dalam

masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional.

Penelitian ini di fokuskan pada lingkup IPS yaitu pelajaran ekonomi, dan disini akan dilakukan sebuah pengembangan produk berupa Media Word Squer berbantu kartu UNO yang untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan beberapa indikator sebagai tolak ukur kemampuan siswa dalam berpikir kritis.


(57)

Kontribusi pelajaran Ekonomi dalam IPS yaitu Ilmu ekonomi masuk dalam ruang lingkup social studies atau ilmu pengetahuan social. Ilmu ekonomi merupakan ilmu yang berbicara masalah kelangkaan sumber-sumber untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sebagai ilmu, ekonomi tidak hanya mengajarkan hitung menghitung, mencari keuntungan melainkan juga bagaimana peserta didik mampu mengembangkan pengetahuannya dengan pengalaman langsung, agar nantinya peserta didik dapat mengembangkan dan melatih kemampuannya dalam berpikir kritis. Untuk itu pembelajaran di sekolah tidak hanya bersifat teacher center tetapi harus banyak melibatkan siswa pada proses pembelajaran ekonomi di kelas, sehingga peserta didik di harapkan bersikap bijaksana nantinya terhadap sumber daya ekonomi, mampu mengambil keputusan dan melatih siswa untuk berpikir kritis, dalam hal ini peneliti memilih media sebagai sarana untuk meningkatkan berpikir kritis siswa dengan berbagai pertimbangan yang telah dijelaskan. Dari penjelasan ini dapat di simpulkan bahwa kontribusi pelajaran ekonomi dalam IPS sangat besar.

Media pembelajaran dibidang ilmu apapun termasuk ekonomi haruslah dapat mengembangkan pola berpikir siswa atau yang disebut kemampuan berpikir kritis. Seorang guru haruslah memikirkan media pembelajaran yang tepat bagi siswa sehingga apa yang menjadi tujuan dari ilmu ekonomi dapat dibelajarkan kepada siswa secara efektif. Dalam hal ini pada proses pembelajaran peneliti akan menerapkan media Word Square berbantu kartu UNO. Pengembangan Media Word Square berbantu kartu UNO ini untuk melatih peserta didik mampu mengembangkan dirinya terutama kemampuan


(58)

berpikir kritis siswa dalam proses pembelajaran karena dalam hal ini pembelajaran menjadi Student Center dan guru dapat menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa melalui beberapa indikator seperti kemampuan menganalisis, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan mensintesis, kemampuan menyimpulkan, kemampuan menilai/mengevaluasi, kemampuan mengambil keputusan, dalam pembelajaran siswa di tuntut untuk berpikir kritis menemukan kata kunci, mengembangkannya selain itu siswa di beri suatu permasalahan yang harus di cari solusinya dan memberi kesimpulan secara menyeluruh.

Pengembangan Media Word Square berbantu kartu UNO ini agar peserta didik mampu mengembangkan dirinya terutama kemampuan berpikir kritis siswa dalam proses pembelajaran karena dalam hal ini pembelajaran menjadi Student Center dan guru dapat menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa melalui beberapa indikator seperti kemampuan menganalisis, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan mensintesis, kemampuan menyimpulkan, kemampuan menilai/mengevaluasi, kemampuan mengambil keputusan, dalam pembelajaran siswa di tuntut untuk berpikir kritis menemukan kata kunci, mengembangkannya selain itu siswa di beri suatu permasalahan yang harus di cari solusinya dan memberi kesimpulan secara menyeluruh.


(59)

Bagi peserta didik, belajar akan lebih bermakna jika apa yang dipelajaran berkaitan dengan pengalaman hidupnya dan mereka memandang suatu objek yang ada secara utuh. Proses pembelajaran dengan menggunakan media yang dapatmenciptakan suasana belajar siswa aktif dan kreatif serta men gembangkakemampuan berpikir dan lebih memberikan ruang kepada siswa u ntuk mengalami,mencoba, merasakan dan menemukan sendiri apa yang dipel ajari tentang IPS hal ini sesuai dengan konsep media yang dikembangkan peneliti yaitu media Word Square berbantu kartu UNO.

2.3 Berpikir kritis

2.3.1Konsep Dasar Berpikir

Santrock (2008: 9) berpendapat bahwa berpikir adalah kegiatan memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori. Berpikir digunakan untuk membentuk konsep, melakukan penalaran dan berpikir secara kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif serta untuk memecahkan masalah.

Purwanto (2007: 44-46) menjelaskan pengertian berpikir berdasarkan tiga aliran psikologi sebagai berikut.

a. Menurut aliran Psikologi Asosiasi, berpikir adalah jalannya tanggapan-tanggapan yang dikuasai oleh hukum asosiasi. Aliran ini berpendapat bahwa dalam alam kejiwaan yang penting adalah terjadinya, tersimpannya dan bekerjanya tanggapan-tanggapan. b. Menurut aliran Behaviorisme, berpikir adalah gerakan-gerakan

reaksi yang dilakukan oleh urat syaraf dan otot-otot bicara. Jadi menurut aliran ini berpikir adalah berbicara.

c. Menurut aliran Psikologi Gestalt, berpikir adalah keaktifan psikis yang abstrak yang prosesnya tidak bisa diamati dengan alat indera. Aliran ini memandang berpikir merupakan suatu


(60)

kebulatan yang utuh, yang mencakup proses untuk memecahkan suatu masalah.

Wijaya (2007: 71) berpendapat bahwa ada dua macam jenis berpikir. a. Berpikir kreatif yaitu kegiatan membuat model-model tertentu untuk

menciptakan hal-hal baru. Berpikir kreatif dapat menciptakan gagasan-gagasan baru, dengan sudut pandang yang berbeda-beda untuk menyelesaikan suatu masalah.

b. Berpikir kritis yaitu kegiatan menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik dan membedakan secara tajam serta mengembangkan ke arah yang lebih sempurna.

Berpikir adalah suatu proses mental berdasarkan mana seseorang menemukan makna dari apa yang mereka pelajari (Hamid, 1995: 190). Proses berpikir merupakan urutan kejadian mental yang terjadi secara alamiah atau terencana dan sistematis pada konteks ruang, waktu dan media yang digunakan serta menghasilkan perubahan pada suatu objek yang mempengaruhinya. Proses berpikir merupakan peristiwa mencampur, mencocokkan, menggabungkan, menukar dan mengurutkan konsep-konsep,persepsi-persepsi dan pengalaman sebelumnya (Kuswana, 2011: 3).

2.3.2Berpikir kritis

Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan sejak 1942. Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik pembicaraan dalam sepuluh tahun terakhir ini (Patrick, 2000: 1).


(61)

Kember (1997) menyatakan bahwa kurangnya pemahaman pengajar tentang berpikir kritis menyebabkan adanya kecenderungan untuk tidak mengajarkan atau melakukan penilaian ketrampilan berpikir pada siswa. Seringkali pengajaran berpikir kritis diartikan sebagai problem solving, meskipun kemampuan memecahkan masalah merupakan sebagian dari kemampuan berpikir kritis (Pithers RT, Soden R., 2000).

Review yang dilakukan dari 56 literatur tentang strategi pengajaran ketrampilan berpikir pada berbagai bidang studi pada siswa sekolah dasar dan menengah menyimpulkan bahwa beberapa strategi pengajaran seperti strategi pengajaran kelas dengan diskusi yang menggunakan pendekatan pengulangan, pengayaan terhadap materi, memberikan pertanyaan yang memerlukan jawaban pada tingkat berpikir yang lebih tinggi, memberikan waktu siswa berpikir sebelum memberikan jawaban dilaporkan membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir.

Pery dan Potter (2005: 23) menyatakan berpikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk mengintervensikan atau mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilain atau keputusan berdasarkan kemampuan,menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman. Menurut Bandman (1988: 89) berpikir kritis adalah pengujian secara rasional terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran, masalah, kepercayaan, dan tindakan.

Strader (1992: 76) menyatakan berpikir kritis adalah suatu proses pengujian yang menitikberatkan pendapat atau fakta yang mutahir dan menginterfensikan serta mengefaluasikan pendapat-pendapat tersebut


(62)

untuk mendapatkan suatu kesimpulan tentang adanya perspektif pandangan baru.

Bassham (2002: 32) menyatakan komponen berpikir kritis mencakup aspek kejelasan, ketepatan, ketelitian, relevansi, konsistensi, kebenaran logika, kelengkapan dan kewajaran. sedangkan menurut Paul dan Elder (2002: 54) selain aspek–aspek yang telah dikemukakan oleh Bassham perlu ditambahkan dengan aspek keluasan kemaknaan dan kedalaman dari berpikir kritis.

Ennis dalam Sunaryo (2011: 21) berpendapat bahwa berpikir kritis pada dasarnya tergantung pada dua disposisi. Pertama, “perhatian untuk bisa melakukan dengan benar” sejauh mungkin dan kepedulian untuk menyajikan posisi jujur dan kejelasan. Kedua, tergantung pada proses evaluasi (menerapkan kriteria untuk menilai kemungkinan jawaban) baik secara proses maupun eksplisit.

Mcpack dalam Sunaryo (2011: 21) mendefinisikan berpikir kritis sebagai “ketepatan penggunaan skeptis reflektif dari suatu masalah yang dipertimbangkan sebagai wilayah permasalahan sesuai dengan disiplin materi”.

Ennis dalam Muhfahroyin (2009: 1) menyatakan ada 12 indikator kemampuaan berpikir kritis yang dikelompokkan menjadi 5 aspek kemampuan berpikir kritis, yaitu.


(63)

a. Memberikan penjelasan secara sederhana (meliputi: memfokuskan pertanyaan, menganalisis pertanyaan, bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan).

b. Membangun keterampilan dasar (meliputi: mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi).

c. Menyimpulkan (meliputi: mendeduksi dan mempertimbangkan hasildeduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, membuatdan menentukan nilai pertimbangan).

d. Memberikan penjelasan lanjut (meliputi: mendefinisikan istilah dan pertimbangan definisi dalam tiga dimensi, mengidentifikasi asumsi).

e. Mengatur strategi dan taktik (meliputi: menentukan tindakan, berinteraksi dengan orang lain).

Teori Vigotskian dalam Sunaryo (2011: 25) bahwa pendidik harus mencoba untuk membantu peserta didik terlibat dalam pemikiran tingkat yang lebih tinggi melalui bantuan terstruktur telah semakin diterima dalam dekade terakhir ini. Rogoff (1990: 23) mengemukakan bahwa banyak pendidik tertarik dengan ide magang kognitif, sebuah istilah yang merujuk pada proses

para “pakar”(pendidik) memberi tugas dalam belajar berdasarkan kondisi

terstruktur sedemikian rupa bahwa “pemula”(pelajar) memperoleh keuntungan dalam kapasitasnya untuk menyelesaikan masalah secara mandiri.

Berpikir kritis menurut Angelo (1995: 5): berpikir kritis adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenali permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan, mengevaluasi serta mengambil keputusan.


(1)

159

2. Implikasi empiris

Secara empiris, implikasi media Word Square berbantu kartu UNO pada mata pelajaran ekonomi dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Tampilan desain dan isi media Word Square berbantu kartu UNO membuat siswa tertantang untuk berpikir tingkat tinggi dalam

menyelesaikan tugasnya. 5.3 Saran

Hasil penelitian dan pengembangan yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, anjuran peneliti sebagai berikut.

1. Bagi guru, produk penelitian pengembangan ini dapat dijadikan sebagai alternatif media pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah terutama pada Kompetensi Dasar Menganalisis permasalahan diketenagakerjaan di Indonesia.

2. Bagi siswa agar lebih giat lagi dalam belajar, dengan media Word Square berbantu kartu UNO diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

A.Pribadi, Benny. 2010”Model Desain Sistem Pembelajaran”Jakarta: Dian

Aksara.

Achmad, A. 2007”Memahami Berpikir Kritis”Bandung. On line at http://re- searchengines.com/1007arief3.html [accessed at 28 Juni 2014].

Akhmadan, Widyastuti.2012”Teori Belajar Brunner dan Djenes”Jakarta: Salemba

Arief S. Sadiman, dkk. 2009”Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya”Jakarta: Rajawali Press.

Angelo, Thomas A. & Cross, Patricia (1995). Classroom Assessment Techniques: A Handbook for College Teachers, 2nd edition.

Arikunto, Suharsimi.2008”Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan”Jakarta: Bumi Aksara.

Arni, Fajar. 2005”Portofolio dalam Pelajaran IPS”Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Arsyad, Azhar.2011”Media Pembelajaran”Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Asnawir H. Prof. dan Drs. M. Basyirudin Usman, M. Pd.2002“Media

Pembelajaran”Jakarta: Ciputat Pers.

Banks, James A. 2007”Educating citizens in multicultural society Second edition

New York: Teachers College Columbia University.

Barry K Bayer. 1999”Teaching Thinking Skill A Handbook for Secondary School Teachers”Sydney Tokyo Singapore: Allyn and Bacon.

Bassham, 2002”Pengantar Aspek Berpikir”Bandung: Angkasa.

Borg, W.R & Gall, M.D. Gall.1989”Education Research: An Introduction Fifth Edition. New York: Longman.

Criticos, C.2001”International Encyclopedia of Education Technology”New York: Elsevier Science, Inc.


(3)

Creswell, John W, 2012.” Research Desain Pendekatan Kualitatif,Kuantitatif dan Mixed”Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Daldjuni, N. 1985”Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial”Bandung: Perbit Alumni.

Dananjaya, Utomo.2013”Media Pembelajaran Aktif”Bandung: Nunsa Cendekia. Daryanto. 2011”Media Pembelajaran”Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani

Sejahtera.

Darsono, Max. 2001”Belajar dan Pembelajaran”Semarang : CV. IKIP Semarang

Press.

Daryanto. 2010”Media Pembelajaran”Yogyakarta: Gava Media.

Dick W, and Carey L. 2001. The Sistematic Design of Instructions. New York: Addison- Wesley Educational Punlisher Inc.

Dimyati dan Mudjiono.2009”Belajar dan Pembelajaran” Jakarta: PT Rineka Cipta.

Engkoswara.2001”Paradigma Manajemen Pendidikan Menyongsong Otonomi Daerah”Bandung: Yayasan Amal Keluarga.

Ennis, Robert. H.1996”Critical Thinking”USA :Prentice Hall, Inc. Fajar, Arni. 2005“Portofolio dalam pelajaran IPS” Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Festiana, ike. 2011”Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran berorientasi pada kemampuan generik sains”Bandar Lampung.

Fisher, Alec.2009”Berpikir Kritis Sebuah Pengantar”Jakarta: Erlangga. Gerlach, V.G dan Ely, D.P.1971.”Taching and Media a Sistematic

Approach”.Englewood Cliffs: Prentice-Hall, Inc.

Hasan, Hamid.1995”Pendidikan Ilmu Sosial”Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Ibrahim, H., Sihkabuden, Suprijanta, & Kustiawan, U. 2001”Media

pembelajaran:Bahansajian program pendidikan akta mengajar” FIP. UM. Hake, R.R.1999”Analizing Change/Gain Score”Diakses dari

http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855pada 16 Juni 2014, 11:23 p.m.


(4)

Heinich, Molenda dan Russell.2002”Instructional Media and The New Technologies of Instruction”New York: John Wiley&Sons.

Jalaludin Rakhmat.2005”Psikologi Komunikasi”edisi revisi. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Kember, 1997”Faktor Yang Mempengaruhi Berpikir Kritis”Jakarta: Salemba Empat

Lampung,Universitas.2013.Format Penulisan Karya Ilmiah.Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Laurence, 2011”Media Pembelajaran Word

Square”http://www.wordpress.com (Diakses 28 Juni 2014). Milford, 2010”Memahami Berpikir Kritis” Jakarta: Kencana.

Mudjiono dan Dimyati.2006”Belajar dan Pembelajaran”Jakarta: Rineka Cipta.

Muhammad Numan Soemantri. 2001”Menggagas Pembaharuan Pendidikan

IPS”Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mujiman, Haris. 2007”Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri”Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Musfiqon.2012.”Pengembangan Media dan Sumber Belajar”Jakarta: PT Prestasi

PustakaRaya.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai.2005”Media Pengajaran”Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

NCSS.2000”National Standart For Social Studies Teachers”Washington DC: NCSS.

Ngalim Purwanto M. 2007”Psikologi Pendidikan”Bandung: Rosdakarya.

Pargito, 2009”Penelitian dan Pengembangan Bidang Pendidikan”Bandar

Lampung.\

Patrick, 2000”Meningkatkan kemampuan komunukasi dan berpikir kritis”Semarang: CV. Sinar.

Pery dan Potter, 2005”Berpikir Kritis Dalam Proses Pendidikan”Jakarta: EGC. Proulx, Gilbert”Integrating Scientific Method & Critical Thinking In Clasroom

Debate On Invironmental Issue The American Biology Teacher”Volume 66 No.1 2004.


(5)

Purwanto, N.2008.”Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran”Bandung: Remaja Rosdakarya

Rahmat, Jalaluddin. 2005“Belajar Berbasiskan Otak”Bandung: Kaifa Learning. Riduan. 2005. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Jakarta: Penerbit Bumi

Aksara.

Rizal, Yon.2010”Modul Dasar-Dasar IPS”Bandar Lampung.

Rusman, Tedi.2011”Aplikasi Statistik Penelitian dengan SPSS”Bandar Lampung. Sabar Nurohman.2008“Peningkatan Thiking Skill Melalui Pembelajaran IPA

Berbasis Konstruktivisme Di Sekolah Alam . Dalam Jurnal Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan Nomor / Tahun XI 2008”Yogyakarta : himpunan evaluasi pendidikan Indonesia.

Santoso, H. 2009”Pengaruh Penggunaan Laboratorium Riil dan Laboratorium Virtuil pada Pembelajaran Fisika Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”Tesis. Solo: PPS UNS.

Sapriya.2012”Pendidikan IPS (Konsep dan Pembelajaran)”Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, Wina.2008”Strategi Pembelajaran”Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Santrock, J. W. 2008”Educational Psychology.3rdedition”New York: McGraw- Hill Companies.

Seels, B.B dan Richey, R.C.1994”Instructional Technology: The Definition and Domain Of The Field”.Washington, DC: Association for Education Communication and Technology.

Slameto.2010”Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya”Jakarta: Rineka

Cipta.

Soemantri, Nurman(2001)”Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS”Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Strader, 1992”Berpikir Kritis Proses Pengujian”Bandung: CV Ria.

Suardi, Edi.2010”Sistem dan Tujuan Pendidikan”Bandung: Angkasa.

Sudarmanto, R.Gunawan. 2005”Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS”Bandar Lampung: Graha Ilmu.

Sugiyono, 2008”Metode Penelitian Kualitatif, Kuanlitatif, Dan R & D”Bandung: Alfabeta.


(6)

Sugiyono, 2012”Metode Penelitian Pendidikan”Bandung: Alfabeta.

Supardan, Dadang.2013”Pengantar Ilmu Sosial”Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sunaryo, Wowo.2011”Taksonomi berpikir”Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tasrif.2008.”Pengantar Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial”Yogyakarta: 2008.

Purwanto. (2008)”Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan”Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Walter, Dick and Lou Carey.2005”The Systematic Design of

Instruction”Glenview, Illonis: scoot, Foresman and Company.

Woolever, Roberta M. And Kathryn P. Scott.1988”Active Learning in Social Studies Promoting Cognitive and Social Growth”Scott,Foresman and Company.London.

Wowo Sunaryo Kuswana. 2011”Taksonomi Berpikir”Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Zamroni & Mahfudz .2009”Panduan Teknis Pembelajaran Yang Mengembang- kan Critical Thinking”Jakarta. Depdiknas.