35
suntik, jika temanya tentang main dokter-dokteran, kemudian anak dibiarkan sendiri memainkan boneka. Guru hanya memotivasi saja atau guru turut bermain
agar suasana bermain boneka tangan dapat lebih menarik. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
boneka tangan harus memiliki tujuan yang jelas. Pada saat pembelajaran berlangsung hendaknya pembelajaran boneka tangan jangan terlalu lama karena
anak akan cepat bosan terhadap kegiatan yang memakan waktu yang lama. Akan lebih baik ketika bercerita menggunakan boneka tangan diselingi dengan lagu atau
mengajak penonton agar ikut bernyanyi agar penonton tidak bosan. Setelah selesai kegiatan pembelajaran boneka tangan hendaknya guru melakukan dialog atau
tanya jawab kepada anak supaya anak memahami dari semua kegiatan tersebut. Setelah kegiatan tanya jawab, anak diberikan kesempatan untuk menggunakan
boneka tangan tersebut.
D. Kerangka Pikir
Taman Kanak-kanak merupakan salah satu jalur pendidikan anak usia dini, yang berupaya untuk meningkatkan segala aspek perkembangan anak. Upaya
untuk memfasilitasi perkembangan anak tersebut dijabarkan dalam sebuah program. Dilihat dari fokus sasarannya, program pendidikan anak Taman Kanak-
kanak diarahkan
untuk membantu
mengembangkan sikap,
keterampilan, kreativitas, dan kemampuan lain yang akan membantu mereka menjadi manusia
yang dapat menyesuaikan diri dan mandiri. Perkembangan anak meliputi, perkembangan bahasa, kognitif, fisik-
motorik, sosial-emosional, serta nilai moral dan agama. Perkembangan bahasa
36
anak meliputi: keterampilan berbicara, menulis, membaca, dan berkomunikasi dengan orang lain. Salah satu keterampilan bahasa yang penting untuk
dikembangkan pada anak usia TK adalah keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara perlu dikembangkan pada anak usia TK agar anak mempunyai bekal
untuk kehidupannya kelak. Dari pengamatan yang telah dilakukan di Taman Kanak-kanak ABA
Dukuh Gedongkiwo, peneliti menemukan berbagai macam permasalahan yaitu keterampilan berbicara anak kurang lancar dan jelas dalam hal menyampaikan
ide, pikiran, gagasan, dan perasaan dalam komunikasi lisan. Hal ini dikarenakan pada saat pembelajaran lebih sering menggunakan metode ceramah di mana guru
lebih aktif daripada anak. Anak lebih sering diminta untuk mendengarkan apa yang telah diucapkan guru, diam di tempat, dan mengerjakan tugas apabila
diperintah, keterampilan anak dalam menyusun kalimat masih kurang baik dan benar. Hal tersebut dapat dilihat dari bahasa yang masih sering dicampur-campur
dengan bahasa lainnya misalnya bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Hal ini membuat penyusunan kalimat tidak sempurna, media pembelajaran yang kurang
menarik, kurang
memberikan kesempatan
anak untuk
mengembangkan keterampilan berbicaranya, terutama untuk bertukar pendapat dan gagasan.
Hal ini dikarenakan media pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah Lembar Kerja Anak LKA daripada media yang membuat
anak senang dan tertarik mengikuti pembelajaran, media boneka tangan belum dimanfaatkan dalam pembelajaran di TK ABA Dukuh Gedongkiwo. Hal ini
terlihat ketika peneliti melihat berbagai media yang digunakan guru dalam pembelajaran, di sana belum adanya media boneka tangan, ada beberapa anak