Latar Belakang Masalah PENGEMBANGAN DAN ANALISIS KUALITAS BERDASARKAN ISO 9126 APLIKASI PENDETEKSI GAYA BELAJAR MODEL VAK (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) BERBASIS WEB.

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan suatu proses yang terus menerus dilakukan oleh seseorang. Mulai dari kecil sampai besar seseorang akan terus belajar untuk mendapatkan pengetahuan. Belajar dapat dilakukan dengan cara formal maupun nonformal. Di Indonesia, umumnya seorang anak mulai diberikan pendidikan formal sejak usia 6 tahun. Jenjang pendidikan formal yang pertama kali ditempuh yaitu jenjang pendidikan dasar. Pendidikan dasar sendiri berlangsung kurang lebih selama 6 tahun yaitu di Sekolah Dasar SD. Jenjang pendidikan formal setelah pendidikan dasar yaitu pendidikan menengah. Pendidikan menengah berlangsung kurang lebih selama 6 tahun yaitu 3 tahun di Sekolah Menengah Pertama SMP dan 3 tahun di Sekolah Menengah Atas SMA ataupun Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Pendidikan tidak berhenti disini. Apabila seseorang telah dinyatakan lulus dari jenjang pendidikan menengah maka ia dapat melanjutkan pendidikannya di jenjang perguruan tinggi. Proses belajar secara formal akan terus berlangsung sampai jenjang perguruan tinggi. Dalam kehidupannya, seseorang menempuh pendidikan formal selama kurang lebih 16 tahun. Selama waktu itu pula seseorang akan belajar bersama teman sebayanya dan didampingi oleh guru atau dosen. Dalam waktu yang cukup lama tersebut seseorang akan menerima ilmu dan pengetahuan baru yang bisa ia dapatkan dari berbagai sumber, antara lain dari teman dan gurunya. 2 Namun demikian, seseorang cenderung mendapatkan suatu ilmu dari guru yang mengajarnya di sekolah. Pembelajaran yang berlangsung di Indonesia umumnya menggunakan sistem TCL. TCL adalah kependekan dari Teacher Centered Learning. TCL adalah suatu sistem pembelajaran dimana guru atau dosen menjadi pusat kegiatan belajar mengajar. Komunikasi yang tercipta dari sistem ini adalah komunikasi satu arah. Dikarenakan waktu yang singkat dan tuntutan kurikulum, di sini ilmu di transfer secara cepat dari guru kepada siswa sehingga daya serap dari siswa lemah karena hanya mendengarkan dari guru. Dengan penggunaan sistem TCL, guru akan menganggap semua siswa memiliki kemampuan yang hampir sama dalam menyerap ilmu pengetahuan yang disampaikannya. Dengan demikian, guru akan menyampaikan pembelajaran sesuai dengan gayanya. Padahal berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Profesor Ken dan Rita Dunn dari Universitas ST. John di Jamaica, New York, dan pakar Pemrograman Neuro-Linguistik seperti Richard Bandler, John Grinder, dan Michael Grinder telah membuktikan bahwa setiap individu memiliki kemampuan dan cara yang berbeda-beda dalam menyerap ilmu pengetahuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh gaya belajar dari masing – masing orang. Gaya belajar adalah kunci untuk mencapai prestasi. Bagi siswa yang masih duduk di bangku sekolah formal, mengetahui gaya belajarnya dapat membawanya ke prestasi yang cemerlang. Apabila ia sudah mengetahui gaya belajarnya maka ia akan dapat memahami bagaimana sebaiknya ia belajar agar 3 ia dapat menyerap pengetahuan dengan maksimal. Menurut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki 2000:110 gaya belajar seseorang adalah gabungan dari bagaimana seseorang menyerap, kemudian mengatur lalu mengolah informasi yang diperolehnya. Setiap orang adalah unik dan memiliki gaya yang berbeda-beda. Peran guru bukan lagi sebagai seorang yang harus menyamakan gaya belajar murid - muridnya, tetapi lebih sebagai seorang fasilitator belajar mereka. Siswa perlu untuk mengetahui gaya belajar yang sesuai dengan dirinya. Seseorang yang dapat menerapkan gaya belajar yang tepat untuk dirinya akan lebih mudah menyerap ilmu pengetahuan yang diberikan kepadanya. Dengan mengembangkan aplikasi pendeteksi gaya belajar VAK diharapkan siswa dapat mengetahui gaya belajarnya kemudian mengetahui cara yang tepat digunakan saat belajar atau menerima informasi.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

The comparative analysis of students’ learning style on their achievement in reading skill (a survey study at the second grade of MTS Muhammadiyah I Ciputat)

1 12 0

ANALISIS AKTIVITAS BELAJAR SISWA BERDASARKAN GAYA BELAJAR VISUAL AUDITORIAL KINESTETIK SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI IPA MAN 1 MEDAN T.P. 2015/2016.

0 4 20

HUBUNGAN GAYA BELAJAR VISUAL, AUDITORIAL DAN KINESTETIK DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA Hubungan gaya belajar visual, auditorial Dan kinestetik dengan hasil belajar matematika (Studi Asosiatif pada Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surak

0 3 14

HUBUNGAN GAYA BELAJAR VISUAL, AUDITORIAL DAN KINESTETIK DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA Hubungan gaya belajar visual, auditorial Dan kinestetik dengan hasil belajar matematika (Studi Asosiatif pada Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surak

0 2 16

HUBUNGAN GAYA BELAJAR VISUAL AUDITORIAL KINESTETIK (VAK) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 2 21

Analisis kesesuaian antara cara mengajar dan rancangan pelaksanaan pembelajaran matematika terhadap gaya belajar VAK (Visual, Auditorial, dan Kinestetik) yang dimiliki oleh siswa kelas VIII A SMP Institut Indonesia Yogyakarta.

0 0 259

PENGEMBANGAN DAN ANALISIS KUALITAS BERDASARKAN ISO 9126 APLIKASI PENDETEKSI GAYA BELAJAR MODEL VAK (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) BERBASIS WEB.

0 1 181

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN GAYA BELAJAR VAK (VISUAL, AUDITORI, KINESTETIK) TERHADAP PEMBELAJARAN INVERTEBRATA DI SMA -

0 2 41

Pengukuran Kualitas untuk Aplikasi Permainan pada Perangkat Bergerak berdasarkan ISO 9126

0 0 8

ANALISIS KUALITAS DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN STANDARD ISO 9126

0 3 7