Kecerdasan Emosional Kecerdasan Spiritual

59 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah format metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang terbagi atas dua bagian yaitu a metode penelitian, meliputi: uraian dan jumlah variabel yang akan digunakan dalam penelitian, definisi operasional yang akan memberikan informasi tentang bagaimana caranya mengukur variabel, teknik pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat ukur, penentuan populasi dan sampel; b teknik analisis data, meliputi: uji asumsi klasik dan cara pengujian hipotesis. Kerangka kerja metode penelitian di atas secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

3.1. VARIABEL PENELITIAN

Dalam penelitian ini terdapat dua 2 variabel bebas independent variable atau biasa disebut variabel prediktor dan biasanya diberi notasi X, yaitu kecerdasan emosional X 1 , kecerdasan spiritual X 2 dan satu 1 variabel terikat dependent variable yang biasanya diberi notasi Y, yaitu servant leadership Y. 3.2. DEFINISI OPERASIONAL Definisi operasional setiap variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.2.1. Kecerdasan Emosional

Menurut Goleman 2007 kecerdasan emosional adalah kemampuan mendengarkan emosi dengan baik dan menjadikan 60 sebagai sumber informasi penting untuk membangun efektivitas hubungan intrapersonal dan interpersonal yang diekpresikan melalui kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. Menurut Goleman, Boyatziz, dan McKee 2005 kecerdasan emosional adalah kemampuan pemimpin untuk menciptakan resonansi melalui dua kompetensi utama yaitu kompetensi pribadi yang terdiri dari kesadaran diri dan manajemen diri; kompetensi sosial terdiri dari kesadaran sosial dan manajemen relasi. Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini kecerdasan emosional didefenisikan sebagai kemampuan seorang pemimpin untuk menciptakan resonansi keselarasan emosi diri sendiri dan orang lain dan menjadikan hal tersebut sebagai sumber informasi untuk menumbuhkembangkan kualitas hubungan intrapersonal dan interpersonal melalui kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, dan manajemen relasi. Kecerdasan emosional diukur dengan menggunakan skala kecerdasan emosional yang dikonstruksi sendiri olah peneliti berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Goleman, Boyatziz, dan McKee 2005, melalui skor angka peringkat dari empat aspek kecerdasan emosional yaitu kesadaran diri emosi, manajemen diri, kesadaran sosial, dan manajemen relasi. Untuk mendapatkan gambaran sampel, maka penelitian ini menggunakan skor total semua aspek. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin menunjukkan tingkat kecerdasan emosional yang tinggi. 61

3.2.2. Kecerdasan Spiritual

Menurut King 2008 kecerdasan spiritual adalah sekumpulan kapasitas mental adaptif yang didasarkan pada aspek- aspek non material dan transenden dari realitas, secara khusus yang berhubungan dengan critical existential thinking, personal meaning production, transcendental awareness, conscious state expansion. Menurut Busan 2003 kecerdasan spiritual terkait dengan cara menumbuhkan dan mengembangkan kualitas-kualitas vital seperti energi, semangat, keberanian, dan tekat Berdasarkan pendapat di atas maka kecerdasan spiritual dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kemampuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kualitas nilai-nilai spiritual melalui critical existential thinking, personal meaning production, transcendental awareness, conscious state expansion. Kecerdasan spiritual diukur dengan menggunakan skala yang diadaptasi dari Spiritual Intelligence Self-Report Inventory SISRI dari King 2008 melalui skor angka peringkat dari empat aspek kecerdasan spiritual, yaitu:critical existential thinking, personal meaning production, transcendental awareness, conscious state expansion. Untuk mendapatkan gambaran sampel, maka penelitian ini menggunakan skor total semua aspek. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin menunjukkan tingkat kecerdasan spiritual yang tinggi.

3.2.3. Servant Leadership