Bahan kuliah evaluasi

(1)

DOSEN

DJADJA DJADJURI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI

2012


(2)

A. PENGERTIAN

1.

Evaluasi, Pengukuran Dan Tes.

a. Evaluasi . Gronlund ( 1981) : “ evaluation is the systematic process of collecting, analyzing, and interpreting information to determine the extent to which pupils are achieving instructional objectives”.

b. Menurut Tim depdiknas (2004), Evaluasi : serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tetang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan , sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

Jadi maksud evaluasi atau penilaian adalah memberi nilai tentang kualitas sesuatu.

a. Pengukuran. Gronlund (1981) “the process of obtaining a numerical description of the degree to which an individual possesses a particular characteristic”. b. Zainuri dan nasoetion (1997) : pengukuran adalan proses pemberian angka

kepada suatu atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh orang, hal atau objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas.

Jadi pengukuran bersifat kuantitatif diwujudkan dalam bentuk simbol-simbol angka. Pengukuran dilakukan secara langsung atau secara tidak langssung.

a. Tes . Gronlund (1981) “ an instrument or systematic procedure for measuring a sample of behavior” .

b. Tes pada umumnya meliputi satu rangkaian pertanyaan, statemen, atau tugas yang diatur untuk seorang atau sekelompok peserta didik.

2.

Beberapa Jenis Tes

a. Tes penempatan (placement test) b. Tes hasil belajar ( achievement test) c. Tes kecerdasan ( inteligensi)

d. Tes interes/minat ( interest inventories) e. Tes kepribadian (personality inventories)

3.

Tujuan, Fungsi dan Prinsip Evaluasi Pembelajaran

a. Tujuan evaluasi pembelajaran ialah untuk mengetahui kualitas hasil, proses dan program pembelajaran.

b. Fungsi evaluasi pembelajaran :

1) Secara psikologis : peserta didik mengenal kemampuan dirinya sehingga diharapkan akan berusaha meningkatkan kemampuannya tersebut dengan belajar lebih giat.

2) Secara didaktik : bagi pendidik memiliki fungsi diagnostik, penempatan, selektif dan instruksional.

3) Secara administratif : sebagai dasar membuat laporan perkembangan dan kemajuan peserta didik

PROGRAM PROSES HASIL


(3)

c. Prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran :

1) Valid (bergantung pada instrumen yang digunakan) 2) Mendidik

3) Berorientasi pada kompetensi/tujuan 4) Adil dan objektif

5) Terbuka

6) Berkesinambungan

7) Komprehensif baik aspek perilaku yang dinilai maupun materinya 8) Bermakna

4.

Ciri-ciri Evaluasi Pembelajaran

a. Dilakukan secara tidak langsung . Yang diukur adalah indikatoir-indikator perilaku.

b. Menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat kuantitatif: menggunakan simbol-simbol angka.

c. Bersifat relatif.

d. Sulit dihindari terjadinya kekeliruan pengukuran :

1) Kekeliruan yang bersumber dari kualitas instrumen ( materi dan bahasa). 2) Kekeliruan yang bersumber dari peserta didik ( faktror: psikis, pisik, nasib,

guessing, ketidak jujuran).

3) Kekeliruan yang bersumber dari penyelenggaraan pengukuran (suasana dan pengawasan).

4) Kekeliruan yang bersumber dari pengolahan hasil pengukuran :

 Suasana batin evaluator

 Evaluator yang terlalu pelit atau terlalu murah

 Hallo effect

 Evaluator terpengaruh oleh kesan masa lalu tentang testee 5.

Penilaian Berbasis Kelas

Penilaian berbasis kelas (pbk) lebih diarahkan sebagai assessment , yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh informasi proses dan hasil belajar pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan pembelajaran. pbk diarahkan untuk : penelusuran, pengecekan, pencarian dan penyimpulan. keunggulan pbk :

a. Diadakan secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran

b. Dibandingkan dengan kemampuan/kompetensi yang ditetapkan sebelumnya. c. Menggunakan berbagai teknik atau alat penilaian

d. Mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara proporsional sesuai dengan tuntutan yang ada dalam kurikulum.

e. Pbk dilakukan secara berkelanjutan atau terus menerus.

6.

Acuan Evaluasi Pembelajaran

a. Penilaian acuan patokan disingkat pap (criterion-referenced-measurement) : ditentukan oleh kriteria penguasaan kompetensi . Disebut juga standar mutlak. b. Penilaian acuan norma disingkat pan (norm – referenced-measurement) :

didasarkan pada hasil rata-rata kelompok: dibandingkan dengan rata-rata kelas. 7.

Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran

a. Antecedents : kurikulum, guru, peserta didik, fasilitas. b. Transaksi : proses pembelajaran


(4)

Pertanyaan dan tugas :

B.

PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN

Uraian Materi

1.

Langkah Perencanaan Evaluasi

a. Telaah Kurikulum No Kompetensi

Dasar

Indikator Tipe Hasil Belajar

Teknik Evaluasi

Instrumen Evaluasi 1. Membaca q.s. ali

imran:159 dan asyuara :38

Melafalkan q.s.ali imran:

159 dan

asyuara:38

 Menghafalkan q.s. Ali imran:

159 dan

asyuara:38

 Mengartikan q.s. Ali imran:

159 dan

asyuara:38

Psikomotor

Kognitif aspek ingtatan

Kognitif aspek pemahama n

Tes kinerja (perbuatan)

Tes verbal (lisan)

Tes verbal (tulisan)

Skala penilaian

Skala penilaian

Butir soal

b. Macam-Macam Teknik Evaluasi Pembelajaran


(5)

2.

Langkah Pelaksanaan Evaluasi

a. Pengumpulan data b. Verifikasi data

c. Pengolahan dan analisis data

d. Interpretasi dan menarik kesimpulan

3.

Langkah Tindak Lanjut

a. Pembelajaran remedial b. Pembuatan laporan

C. HASIL BELAJAR SEBAGAI OBJEK EVALUASI

PEMBELAJARAN


(6)

1.

Ranah Kognitif, Aspek :

a. Ingatan

b. Pemahaman c. Penerapan d. Analisis e. Sintesis f. Evaluasi

2.

Ranah Psikomotor, Aspek :

a. Persepsi b. Kesiapan

c. Gerakan terbimbing d. Gerakan terbiasa e. Gerakan kompleks

f. Gerakan pola penyesuaian g. Kreativitas

3.

Ranah Afektif, Aspek :

a. Receiving b. Responding c. Valuing d. Organization

e. Characterization by a value complex

TUGAS :

1. Rumuskan masing-masing sebuah contoh hasil belajar : a. Ranah kognitif aspek ingatan

b. Ranah kognitif aspek pemahaman c. Ranah kognitif aspek penerapan

2. Rumuskan sebuah contoh hasil belajar ranah psikomotor. 3. Rumuskan pula sebuah contoh hasil belajar ranah afektif.

D. ALAT DAN INSTRUMEN EVALUASI PEMBELAJARAN RANAH

KOGNITIF

Kisi-Kisi Tes

Materi

Kemampuan/ Aspek

Jumlah

100% Ingatan

(30%)

Pemaha man (40%)

Penerapan

(30%) Analisis---- Sintesis--- Evaluasi ---1.Materi

-1 (20%)

2.Materi -2 (30%)

3.Materi -3 (30%)

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

3 buah

3 buah


(7)

4.Materi -4 (20%)

1 buah 1 buah 1 buah 3 buah

Jumlah

(100%) 4 buah 4 buah 4 buah

12 buah

Konstruksi Tes :

1. Pilihan Ganda (Multiple Choice)

Rambu-rambu :

a. Jumlah pilihan jawaban (options) minimal tiga buah b. Pilihan jawaban homogen

c. Kalimat soal singkat, padat, jelas.

d. Panjang kalimat pilihan jawaban relative sama

e. Hindari pilihan jawaban semua benar atau semua salah.

f. Letak pilihan jawaban benar hendaknya ditentukan secara acak g. Piliahan jawaban yang berupa angka disusun berurutan.

TUGAS :

1. Buat contoh kisi-kisi tes

2. Buat tiga buah contoh tes pilihan ganda

2. Tes Bentuk Jawaban Singkat Atau Isian Singkat

Tes jawaban singkat adalah bentuk tes yang berupa kalimat pertanyaan/kalimat perintah/kalimat pernyataan yang belum selesai untuk dijawab/dikerjakan/dilengkapi secara singkat oleh testee. Jawaban yang dituntut harus singkat dan pasti.

Contoh :

a. Bentuk pertanyaan : Siapakah nama proklamator kemerdekaan Republik Indonesia ?

b. Bentuk perintah: Tuliskan dua hasil tambang dari Negara Indonesia.

c. Bentuk pernyataan yang belum selesai : Nama pelabuhan samudera yang berada di kabupaten Sukabumi ialah ………

3. Tes Mejodohkan ( Matching Test)

Tes bentuk menjodohkan atau memasangkan terdiri dari dua seri ( seri pernyataan dan seri jawaban). Seri pernyataan (premis atau stimulus) biasanya diletakan di sebelah kiri atau sebelah atas dan seri jawaban (respon) diletakan di sebelah kanan atau sebelah bawah. Tugas testee ialah memilih respon sebagai pasangan yang tepat untuk setiap pernyataan.

Rambu-rambu tes menjodohkan:

a. Petunjuk mengerjakan tes harus jelas dan mudah dipahami oleh testee. b. Jumlah respon harus lebih banyak ( satu atau dua buah) daripada jumlah

pernyataan.

c. Kalimat pernyataan biasanya lebih panjang daripada respon. d. Pernyataan dan respon harus diletakan pada halaman yang sama.

e. Urutan kalimat pernyataan sebaiknya menggunakan angka sedangkan urutan respon menggunakan abjad.

Contoh :


(8)

Jodohkanlah pernyataan pada bagian sebelah kiri dengan jawaban yang tepat pada bagian sebelah kanan.

1. Proses pemberian angka kepada suatu atribut … a. Tes atau karakter tertentu yang dimiliki oleh orang

2. Salah satu prinsip evaluasi … b. Remedial kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh … c. PAP 3. Informasi proses dan hasil belajar pada tingkat

kelas selama dan setelah proses pembelajaran … d. Adil dan objektif 4. Acuan penilaian yang lebih tepat digunakan untuk

menguji kompetensi … e. PBK

5. Salah satu bentuk tindak lanjut evaluasi

Pembelajaran … f. Aktivitas

… g. Pengukuran 4.

Tes Uraian

Tes uraian disebut pula tes esai atau tes subjektif yang memiliki karakteristik antara lain :

a. Berupa perkalimat pertanyaan atau perintah yang jawabannya menuntut testee untuk mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakannya dalam bentuk tulisan.

b. Jumlah soalnya terbatas.

c. Umumnya diawali dengan kata-kata : jelaskan,uraikan, mengapa, bagaimana, terangkan.

d. Lebih baik digunakan untuk mengungkap kemampuan analisis, sintesis dan evaluasi

Tes uraian ada dua macam ialah tes uraian terbatas dan tes uraian bebas. 1) Tes uraian terbatas disebut pula tes uraian terstruktur atau tes uraian

objektif yang jawabannya dibatasi atau sudah terarah.

Contoh :

a. Tuliskan rumusan butir-butir Pancasila.

2) Tes uraian bebas ( ujian karangan) menuntut jawaban yang terurai. Testee diberi kesempatan untuk mengungkapkan gagasannya secara bebas melalui tulisan.

Pemberian skor pada tes uraian bebas lebih cenderung bersifat subyektif. Untuk mengurangi atau mengatasi hal ini hendaknya :

a. Setelah soal disusun segera dibuat pedoman penskoran ( kriteria dan bobotnya).

b. Setelah soal selesai disusun segera dibuat kunci jawaban atau ancer-ancer jawabannya.

Contoh :

a. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran meliputi proses dan hasil pembelajaran. Jelaskan dan beri contoh !

b. Evaluasi pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru. Mengapa, jelaskan !

TUGAS :

Buatlah tes hasil belajar untuk anak SD dalam bentuk : a. Jawaban singkat atau isian


(9)

c. Uraian terbatas d. Uraian bebas.

E.

TEKNIK NON TES UNTUK EVALUASI HASIL BELAJAR RANAH

KOGNITIF

Ada beberapa teknik non tes yang dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar ranah kognitif, yaitu portofolio, penugasan dan produk.

1.

Teknik Portofolio

Penilaian dengan teknik fortofolio adalah kumpulan hasil karya seseorang (peserta didik) yang digunakan sebagai instrument evaluasi untuk menilai kompetensi peserta didik. Hasil karya peserta didik sebagai indikator penguasaan kompetensi yang dianggap cukup penting ialah hasil ulangan harian (formatifr), hasil tes sumatif (UTS,UAS), nilai tugas terstruktur, dan nilai proyek.

Contoh format untuk mendokumentasikan nilai hasil ulangan-ulangan dan tugas terstruktur:

Nama /Nis :

Kelas :

Mata Pelajaran : Jenis Ulangan/

Tugas No. Pokok Bahasan/Topik Nilai

Paraf Guru

Ulangan harian 1 2 3


(10)

UTS UAS

Tugas

1 2 3 Jumlah

Rata-rata

Contoh format penilaian tugas terstruktur : Nama / Nis :

Kelas :

Mata Pelajaran : Jenis Tugas :

No. Kriteria Nilai Paraf Guru

1. 2. 3.

Jumlah Rata-rata

2.

Teknik Penilaian Proyek

Penilaian proyek adalah penilaian pada kemampuan melakukan Scientific Inquiry yang dapat memberikan informasi tentang kemampuan peserta diddik mengaplikasikan pengetahuan dalam merencanakan, mengorganisasi penyelidikan, bekerja sama, mengidentifikasi, mengumpulkan informasi, menganalisis dan menginterpretasikan serta mengkomunikasikan temuannya dalam bentuk laporan.

Contoh format penilaian proyek KELAS : NAMA PROYEK :

No. Nama Aspek Penilaian Jumlah Rata-rata Proses Hasil

1 2 3 4 5 6 7 1.

2.

Catatan: 1 = Partisipasi, 2 = Kerjasama, 3 = Kontribusi, 4 = Sistematika penulisan, 5 = Kelengkapan data , 6 = Analisis data, 7 = Kesimpulan.

F.

TEKNIK DAN INSTRUMEN EVALUASI HASIL BELAJAR RANAH

AFEKTIF

Teknik evaluasi hasil belajar ranah afektif dapat berupa teknik proyektif, skala minat, skala sikap, observasi, laporan diri, wawancara, angket dan biografi.


(11)

1.

Teknik Proyektif

Teknik proyektif dapat berupa karangan dengan tema tertentu dan teknik dengan gambar.

Dengan teknik karangan peserta didik diminta mengemukakan pendapatnya terhadap suatu tema tertentu yang diberikan kepada mereka. Sedangkan dengan teknik gambar peserta didik diminta mengemukakan pendapat/sikapnya terhadap gambar yang diperlihatkan guru kepada mereka.

2.

Skala Minat

Skala minat digunakan untuk mengungkap minat peserta didik terhadap suatu obyek.

Contoh skala minat terhadap mata pelajaran: Nama / Nis :

Kelas : Mata Pelajaran :

No. Pernyataan Skala

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Saya senang mengikuti pelajaran ini

Saya merasa rugi bila tidak mengikuti pelajaran ini

Saya merasa pelajaran ini bermanfaat Saya berusaha mengerjakan tugas tepat pada waktunya.

Saya berusaha memahami pelaran ini Saya bertanya kepada guru bila ada yang tidak jelas

Saya mendiskusikan materi pelajaran dengan teman

Saya berusaha memiliki buku sumber mata pelajaran ini

Saya berusaha mencari bahan di perpustakaan

Jumlah

3.

Skala Sikap

Skala sikap seperti halnya skala minat ,formatnya terdiri dari pernyataan dan skala sikap siswa terhadap suatu perilaku tertentu. Skalanya dapat berupa SS = sangat setuju, S= setuju, N= netral, TS= tidak setuju, STS= sangat tidak setuju.


(12)

Observasi digunakan untuk mengukur tingkah laku seseorang atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi tiruan . Intrumen observasi berupa pedoman observasi.

Contoh pedoman observasi : Nama/Nis :

Kelas :

Kegiatan : Perhatian dan Aktivitas Siswa Dalam KBM

No. Aspek Penilaian 1 2Skala Nilai3 4 5 Jumlah 1. Kehadiran mengtikuti

pelajaran

2. Perhatian selama proses pembelajaran

3. Keaktifan dalam kerjasama kelompok

4. Keberanian bertanya

5. Keberanian mengungkapkan pendapat

Jumlah Keterangan : 1 = Sangat kurang 2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Baik

5 = Sangat baik

5.

Wawancara

Instrumen penilaian wawancara disebut pedoman wawancara.

Controh pedoman wawancara : Nama / Nis :

Kelas : Mata Pelajaran :

N0. Pertanyaan guru Jawaban siswa Komentar guru 1.

2. 3.

Kesimpulan

6.

Angket

Angket sebagai alat evaluasi ranah afektif bentuknya sama halnya dengan teknik evaluasi ranah kognitif bentuk jawaban singkat, uraian dan pilihan ganda.


(13)

1. Bentuk jawaban singkat : Tuliskan agama yang Anda anut .

2. Bentuk uraian : Hasil survey suatu lembaga menyimpulkan, bahwa pergaulan bebas yang dilakukan oleh para remaja di kota “A” mencapai 46 %. Bagaimana komentar Anda terhadap kasus seperti ini ?

3. Bentuk pilihan ganda : Perbuatan menyontek yang sering dilakukan oleh para pelajar atau mahasiswa pada hakikatnya sama dengan mencuri. Bagaimana pendapat Anda ?

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

7.

Anecdotal record

Anecdotal record adalah catatan seketika yang berisi peristiwa atau kenyataan yang spesifik dan menarik mengenai sesuatu yang diamati atau terlihat secara kebetulan (Gronlund, 1981).

Contoh :

Nama / Nis : Kelas :

No. Tempt/Tgl

Kejadian Jenis kejadian Komentar guru Kesimpulan 1.

Kesimpulan

TUGAS :

Buatlah instrument evaluasi untuk ranah kognitif dan afektif Non tes ranah kognitif:

1. Tugas terstruktur

a. Mata pelajaran : b. Jenis tugas : c. Format penilaian (kriterianya diisi): Non Tes ranah afektif :

1. Teknik proyektif

a. Tema : Pertanyaan :

b. Gambar : Pertanyaan : 2. Skala Sikap

a. Perilaku :

b. Format penilaian ( kolom-kolomnya diisi) : 3. Anecdotal Record


(14)

G. TEKNIK DAN INSTRUMEN EVALUASI HASIL BELAJAR RANAH

PSIKOMOTOR

Penilaian hasil belajar ranah psikomotor dapat dilakukan dengan tes perbuatan atau tes unjuk kerja (performance test) atas keterampilan yang telah dikuasai peserta didik. Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu, seperti praktik di laboratorium, praktik sholat, praktik olahraga, presentasi, diskusi, bermain peran memainkan alat music, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi.

Instrumennya berupa skala penilaian (rating scale) atau daftar cek (checklist). Daftar cek lebih praktis jika digunakan untuk subjek dalam jumlah besar. Sedangkan skala penilaian lebih cocok digunakan untuk subjek yang relatif sedikit dan untuk mengukur seberapa baik seseorang melakukan suatu keterampilan.

1.

Skala Penilaian

Langkah-langkah menyusun skala penilaian sebagai berikut:

a. Menentukan indikator-indikator penguasaan keterampilan yang akan diukur.

b. Menentukan skala yang digunakan.

c. Menyusun indikator sesuai dengan urutan penampilannya

d. Menetapkan kriteria untuk setiap indikator dan merumuskannya dalam bentuk pernyataan/ pertanyaan.

Contoh format skala penilaian ranah psikomotor: Nama/NIS :

Kelas : Mata Pelajaran : Jenis Keterampilan :

No

. Indikator Kriteria

Skala penilaian

Jumlah 1 2 3 4 5


(15)

1.

2.

1) 2) 3)

1) 2)

Jumlah

Keterangan : 1 = sangat kurang 2 = kurang

3 = cukup

4 = baik

5 = sangat baik

2.

Daftar Cek

Berbeda dengan skala penilaian daftar cek tidak dibuat dalam bentuk rentangan nilai tetapi hanya mendeskripsikan apa adanya (ump: ada/ tidak ada atau dilakukan /tidak dilakukan).

3.

Anecdotal Record

Seperti halnya anecdotal record (catatan kejadian) untuk ranah afektif, dalam anecdotal record untuk ranah psikomotorpun perlu tercantum tempat dan tanggal kejadian, kegiatan yang dilakukan peserta didik dan komentar guru yang berupa penilaian.

TUGAS :

Buat satu instrumen berupa skala penilaian untuk tes perbuatan.

H. TEKNIK PENSKORAN, PENGOLAHAN DAN PENAFSIRAN

1.

Teknik Penskoran

a. Penskoran hasil belajar ranah kognitif

1) Tes Pilihan Ganda

Terdapat dua cara yaitu tanpa menerapkan sistem denda terhadap jawaban tebakan dan dengan menerapkan sistem denda.

 Penskoran dengan tanpa sistem denda dihitung sebagai berikut :

 Jika tiap soal diberi bobot berbeda : S (Skor) = Jumlah hasil kali jawaban benar dengan bobot dibagi jumlah bobot.

 Jika tiap soal bobotnya sama (ump. Satu): S (skor) = Jumlah jawaban benar.

 Penskoran dengan menerapkan sistem denda dihitung sebagai berikut :  S (skor) = Jumlah jawaban benar dikurangi hasil bagi jumlah

jawaban salah oleh jumlah pilihan jawaban pada setiap soal dikurangi satu.

2) Tes Jawaban Singkat dan Mejodohkan

Umumnya untuk jawaban yang benar diberi skor satu dan untuk jawaban yang salah diberi skor nol.


(16)

3) Tes Uraian

Umumnya pemberian skor untuk tes uraian dengan menggunakan sistem pemberian bobot, sehingga S (skor) = jumlah hasil kali jawaban benar dengan bobot dibagi jumlah bobot.

b. Penskoran Hasil Belajar Ranah Afektif

Dalam skala penilaian ranah afektif tercantum sejumlah indikator yang dinilai dan skala penilaian . Tiap indikator diberi nilai dengan katagori tertentu sesuai dengan yang tercantum pada skala penilaian. Sebagai contoh seorang siswa Kl. 4 yang bernama Asyil setelah dinilai dengan skala minat terhadap mata pelajaran PPKN diperoleh skor sebagai berikut :

Indikator :

a. Aktif bertanya dapat skor : 5 b. Aktif menjawab dapat skor : 5

c. Mengemukakan ide dapat skor : 4 d. Menanggapi ide dapat skor : 4 e. Jalinan komunikasi dapat skor : 5

Jumlah skor : 23 Catatan :

Jumlah indikator = 5 Rentang skala :

1 – 5 ( 1 = sangat kurang, 2 = kurang, 3 = sedang, 4 = baik, dan 5 = sangat baik).

Selanjutnya untuk menafsirkan skor yang diperoleh setiap siswa, perlu dibuat pedomannya dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menghitung skor terendah yang mungkin dicapai oleh masing-masing siswa dengan cara : Skor terendah x jumlah indikator. Dari contoh di atas : 1 x 5 = 5

2) Menghitung skor tertinggi yang mungkin dicapai oleh masing-masing siswa dengan cara : Skor tertinggi x jumlah indicator . Dari contoh di atas : 5 x 5 = 25

3) Menghitung selisih skor tertinggi dan terendah . Dari contoh di atas : 25 – 5 = 20

4) Menentukan rentang masing-masing katagori (dari contoh : sangat kurang, kurang, sedang, baik dan sangat baik). Dengan cara : Selisih skor tertinggi dan terendah dibagi jumlah indicator. Dari contoh di atas : 20 : 5 = 4 5) Menetapkan skor masing-masing katagori. Dari contoh di atas diperoleh

skor untuk masing-masing katagori sebagai berikut :

Sangat Kurang : 5 – 8 Kurang : 9 – 12 Sedang : 13 – 16

Baik : 17 – 20 Sangat Baik : 21 – 25

6) Menafsirkan . Dari contoh di atas siswa Asyil mendapat skor 23. Dapat ditafsirkan bahwa minat siswa tersebut terhadap mata pelajaran PPKN sangat baik ( skor 23 berada pada rentangan 21 – 25).

c. Penskoran Hasil Belajar Ranah Psikomotor

Penskoran terhadap hasil belajar ranah psikomotor dengan cara sebagai berikut :


(17)

Jumlah hasil kali tiap indicator dengan bobot dibagi jumlah bobot.

2.

Teknik Pengolahan Nilai

Teknik pengolahan nilai berbasis kelas ( ulangan harian, UTS dan UAS) umumnya dengan menggunakan acuan patokan ( PAP) dapat dihitung dengan cara :

Membandingkan skor yang diperoleh ( skor riil) dengan skor maksimum ( ideal).

3.

Interpretasi (Penafsiran ) Hasil Evaluasi

Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator menurut teori belajar tuntas ( mastery learning) adalah lebih besar dari 75 %. Akan tetapi sekolah dapat menetapkan kurang atau lebih dari itu. Penetapan itu didasarkan pada pertimbangan kondisi sekolah yang bersangkutan, antara lain tingkat kemampuan akademik peserta didik , kompleksitas indikator, daya dukung guru serta sarana dan prasarana sekolah .

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah ( ump: 60%, 70%, 75%) harus diinformasikan kepada siswa, guru dan orang tua siswa.

Dengan membandingkan prestasi setiap siswa dengan KKM dalam setiap mata pelajaran, dapat ditafsirkan apakah siswa yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan dalam penguasaan kompetensi /indicator mata pelajaran tersebut atau belum. Bagi siswa yang belum mencapai KKM antara lain dapat diberikan program remedial.

TUGAS :

1. Evaluasi ranah kognitif dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia a. Diketahui :

1) Bentuk tes pilihan ganda dengan jumlah soal 60 butir 2) Jawaban benar yang diraih oleh siswa Munir adalah 40 3) Jumlah opsion tiap soal adalah 3

b. Ditanyakan :

Jika penskoran dengan menerapkan system denda, hitunglah skor yang diperoleh siswa Munir .

2. Evaluasi ranah afektif tentang “Minat siswa terhadap mata pelajaran IPS” a. Diketahui :

1) Instrumen yang digunakan ialah skala sikap dengan jumlah indikator (aspek yang dievaluasi) sebanyak 6 buah

2) Katagori penilaian : Sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang (5,4,3,2,1).

3) Siswa Aminah memperoleh skor sebagai berikut : Aspek 1 = 5

Aspek 2 = 4 Aspek 3 = 5

Aspek 4 = 3 Aspek 5 = 4 Aspek 6 = 5 b. Ditanyakan :

Tentukan katagori minat Aminah terhadap mata pelajaran IPS

3. Perhatikan format analisis kuriukulum untuk keperluan evaluasi hasil belajar siswa pada halaman 8.

a. Pilihlah salah satu mata pelajaran sekolah dasar untuk salah satu kelas. b. Ambil salah satu kompetensi dasarnya


(18)

d. Buatlah format seperti pada halaman 8 di atas.

e. Susunlah intrumen evaluasi untuk masing-masing indikator tersebut. f. Tentukan teknik penskoran untuk setiap alat evaluasi di atas.

Pembelajaran Terpadu

Topik : Bahan Apersepsi

1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

2. Kurikulum sebagai suatu system :

3. Asas-asas kurikulum a. Filosofis b. Psikologis c. Sosiologis d. Ipteks

4. Prinsip – prinsip kurikulum a. Berorientasi pada tujuan b. Relevansi

c. Fleksibilitas d. Kontinuitas

5. Bentuk-bentuk kurikulum

a. Standar nasional pendidikan ( standar kompetensi, isi, proses, evaluasi) b. Kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp)

c. Silabi

d. Rencana pelaksanaan pembelajaran (rpp) 6. Pembelajaran


(19)

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

7. Organisasi kurikulum a. Separated Curriculum b. Correlated Curriculum c. Integrated Curriculum

Topik : Landasan Pembelajaran Terpadu

1. Landasan Filosofis a. Pancasila

b. Al-Qur’an dan As-Sunah 2. Landasan Psikologis

Ciri-Ciri Perkembangan Anak Usia 6-12 Tahun 3. Kebijakan Pemerintah

Kurikulum Sekolah Dasar 2013

KURIKULUM SD 2013

Standar kompetensi lulusan (skl) sekolah dasar dalam kurikulum sd 2013 disebut kompetensi inti yang meliputi :

1. Sikap keagamaan 2. Sikap sosial 3. Pengetahuan

4. Penerapan pengetahuan

Kompetensi inti mengandung tiga ranah perilaku (kognitif, afektif dan psikomotor). Kompetensi inti dijabarkan ke dalam kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran di setiap tingkatan kelas.

Implementasi kurikulum sd 2013 mulai dari kelas i sampai dengan kelas vi diorganisir secara tematik integratif (pembelajaran terpadu yang berpusat pada tema) dengan menggunakan pendekatan siswa akatif (student center ).

STRUKTUR KURIKULUM

Kelompok A ( Lebih Banyak Bermuatan Kognitif Dan Afektif)

No. Mata Pelajaran I II III IV V VI

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Bahasa Indonesia Matematia

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Sosial

4 5 8 5 -4 6 8 6 -4 6 10 6 -4 4 7 6 3 3 4 4 7 6 3 3 4 4 7 6 3 3


(20)

Jumlah 22 24 26 27 27 27

Kelompok B ( Lebih Banyak Bermuatan Afektif Dan Psikomotor)

No. Mata Pelajaran I II III IV V VI

1. 2.

Seni Budaya Dan Prakarya (Termasuk Mulok)

Penjas, OR Dan Kesehatan (Termasuk Mulok)

4 4

4 4

4 4

6 3

6 3

6 3

Jumlah 30 32 34 36 36 36

1 jam pelajaran = 35 menit

Ekstra Kurikuler, antara lain :

 Pramuka ( wajib)

 UKS

 PMR

Contoh format jabaran Kompetensi Inti ke dalam Kompetensi Dasar

Mata Pelajaran :

Kompetensi Inti

Kompetensi Dasar

1.Sikap Keagamaan

2.Sikap Sosial

3.Pengetahuan

4.Penerapan Pengetahuan

1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. 2.1. 2.2. 2.3.

3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 4.1. 4.2. 4.3. 4.4. 4.5.


(21)

Tema – Tema

1. Tema dirumuskan dari sekitar kehidupan manusia dan alam sekitar.

2. Untuk kelas i dan ii dirumuskan masing-masing sebanyak 8 tema dengan alokasi waktu untuk setiap tema selama 4 minggu.

3. Untuk kelas iii dan iv dirumuskan masing-masing sebanyak 9 tema dengan alokasi waktu untuk setiap tema selama 3 minggu.

4. Untuk kelas v dirumuskan sebanyak 5 tema dengan alokasi waktu setiap tema 5 – 7 minggu.

5. Untuk kelas vi dirumuskan sebanyak 6 tema dengan alokasi waktu setiap tema 6 – 8 minggu.

PEMBELAJARAN TERPADU

1.

Pengertian

a. Robin Fogarty :

“ This interdisciplinary approach matches subjects for overlaps in topics and concepts with some team teaching in an authentic integrated model…”

b. Ministry Of Education, Victoria :

The integrated curriculum is interdisciplinary and demonstrates the interdependent nature of the subject disciplines … this is important since children do not naturally think in terms of different subjects or fields of knowledge but tend to have a more holistic view of the world.

c. Anita Meyer Meinbach, Cs, :

A thematic approach to learning combines structured, sequential, and well-organized srategies , activities, children’s literature, and materials used to expand a particular concept. A thematic unit is multidisciplinary and multidimensional … it is responsive to the interests, abilities, and needs of children and is respectfull of their developing aptitudes and attitudes …

d. Oemar Hamalik :

Unit itu merupakan suatu kesatuan yang bulat daripada bagian-bagian yang tidak terpisah satu sama lain, melainkan merupakan rangkaian daripada bagian yang bersatu padu dengan serasi … dalam rangka pengajaran, mempunyai arti sebagai satu cara belajar dan/atau mengajar, yang bermaksud mengintegrasikan faktor-faktor pelajar, bahan pelajaran dan pengajaran serta hal-hal yang ada di sekitarnya dalam satu situasi tertentu di mana faktor-faktor itu berkonfrontasi secara wajar dalam kelangsungan proses belajar itu.

2.

Karakteristik Pembelajaran Terpadu

a. Berpusat pada siswa.

b. Memberi pengalaman langsung dan lebih bermakna bagi siswa (meaningfull learning).

c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.

d. Menyangkut kompetensi dasar dari berbagai mata pelajaran. e. Hasil belajar lebih sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.


(22)

f. Berimplikasi terhadap penggunaan metode dan media pembelajaran yang lebih bervariasi .

g. Berpusat pada suatu topik atau tema tertentu.

h. Tiap tema dibahas dalam waktu yang relatif lama ( berminggu-minggu). i. Dilakukan di dalam dan di luar kelas.

j. Memungkinkan terjadinya hubungan antara sekolah dengan masyarakat lebih erat.

k. Memungkin dilakukan secara team teaching.

3.

Prinsip-Prinsip Pembelajaran Terpadu

a. Berorientasi pada tujuan/ kompetensi. b. Kontinuitas.

c. Revansi ( dengan siswa, masyarakat, perkembangan ipteks). d. Fleksibel.

e. Berpusat pada aktivitas siswa (student centre).

4.

Keuntungan-Keuntungan Pembelajaran Terpadu

a. Mengintegrasikan aspek kehidupan dalam pembelajaran.

b. Memungkinkan terjadinya perkembangan pribadi siswa secara terpadu ( pribadi seutuhnya).

c. Meningkatkan motivasi belajar siswa.

d. Tidak hanya menekankan pada hasil akan tetapi juga proses belajar. e. Kadar belajar siswa lebih meningkat dan lebih bervariasi.

f. Mendorong siswa untuk lebih berani mengambil risiko.

g. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar “ the why” tidak hanya “ the what” dan “ the how”.

h. Memberi perhatian kepada kenyataan adanya perbedaan individual di antara para siswa.

i. Memberi kemungkinan terjadinya hubungan antara sekolah dengan masyarakat makin erat.

j. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati nilai-nilai sosial ( seperti : kerjasama, toleransi, domokratis, adil, jujur, disiplin, terbuka, bertanggungjawab). k. Siswa memperoleh peluang untuk menguasai pengalaman lebih banyak dan lebih

lama.

5.

Pentahapan Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran terpadu dilakukan dalam tiga tahap ialah : a. Tahap perencanaan

b. Tahap pelaksanaan c. Tahap evaluasi

a.

Tahap Perencanaan

Perencanaan pembelajaran terpadu meliputi tiga tahap :

 Perencanaan tematik ( silabi tematik)

 Perencanaan mingguan ( jadual tematik)  Perencanaan harian ( rpp tematik)

Perencanaan Tematik

Perencanaan tematik (silabi tematik) disusun untuk setiap tema di tiap tingkatan kelas dengan format antara lain sebagai berikut :


(23)

PERENCANAAN TEMATIK

( SILABI TEMATIK )

Kelas : Tema : Semester :

Waktu : …….. Minggu

No Mat.Pel-Ajaran Komp.Dasar NahRa- Materi Kbm WaktuProses PembelajaranMedia Tmpt Luasi

Eva-1. P.A.Islam & B.P. 1………. . 2………. . 3………. . Dst. K A P ……… … ……… … ……… … …… …… …… …… …… ……

…. Mnt …. Mnt …. Mnt

…… ….. …… ….. …… ….. …… ….. …… ….. …… ….. …… …. …… …. …… …. ….. Jp

2. B.Indone Sia 1……… … 2………. . 3……… … Dst. …… Jp

3. Ppkn 1……….

. 2………. . 3………. . Dst. …….. Jp 4. Matematik a 1……… 2……… Dst. ……. Jp 5. Dst

Kep.Sekolah, Guru Kelas,

Perencanaan Mingguan Tematik

Perencanaan mingguan tematik (jadwal mingguan tematik) dibuat dengan menggunakan format antara lain sebagai berikut:


(24)

PERENCANAAN MINGGUAN TEMATIK

(JADwAL MINGGUAN)

Kelas : Tema : Semester :

Minggu : ke ……

No Hari Waktu

Pai &

Bp B.Indo Ppkn Mat Dst KD KD KD KD

1. Senin 07.30-08.05 08.05-08.40 09.00-09.35 09.35-10.10 10.30-11.05 11.05-11.40 13.00-13.35 13.35-14.10 2. Selasa 07.00-07.35 07.35-08.10 08.30-09.05 09.05-09.40 10.00-10.35 10.35-11.10 13.00-13.35 13.35-14.10 3. Rabu Dst

S.D. Jumat

Catatan : hari sabtu kegiatan ekstra kurikuler

Perencanaan Harian Tematik

Perencanaan harian tematik atau rpp tematik dibuat setiap hari belajar atau hari kerja yang meliputi beberapa mata pelajaran sesuai dengan jadwal tematik pada minggu tersebut.


(25)

PERENCANAAN HARIAN TEMATIK

(RPP TEMATIK)

Kelas : Tema : Semester : Minggu Ke : Hari :

1. Mata Pelajaran :

Waktu : Pk. …. - Pk. …. (…. Jp) Kompetensi Dasar :

Materi : Indikator :

1) 2) 3)

Proses Pembelajaran :

a. Metode :

b. Kbm :

1) Kegitan Pendahuluan :

2) Kegiatan Inti :

3) Kegiatan Penutup :

c. Media, Sumber Dan Tempat : Evaluasi :

a. Alat Evaluasi :

b. Instrumen Evaluasi : 2. Mata Pelajaran :

Waktu : Pk. …. - Pk. …. (…. Jp) Kompetensi Dasar :

Materi : Indikator :

1) 2) 3)

Proses Pembelajaran : a. Metode :

b. Kbm :

1) Kegitan Pendahuluan :

2) Kegiatan Inti : 3) Kegiatan Penutup :

c. Media, Sumber Dan Tempat : Evaluasi :

a. Alat Evaluasi : b. Instrumen Evaluasi :

3. Mata Pelajaran : Dst.


(26)

KEP. SEKOLAH, GURU KELAS,

b.

Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Pelaksanaan pembelajaran tematik secara garis besar terdiri dari tiga tahap ialah tahap pendahuluan, tahap pelaksanaan dan tahap kulminasi.

Tahap Pendahuluan

1) Orientasi dan apersepsi tema

2) Informasi tujuan, materi tema, kegiatan pembelajaran dan evaluasi tematik

Tahap Pelaksanaan

Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik ialah :

1) Aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa 2) Penggunaan metode mengajar yang bervariasi 3) Penggunaan media seoptimal mungkin

4) Memperhatikan tahap perkembangan siswa 5) Dilakukan baik di dalam maupun di luar kelas


(27)

6) Dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga bermakna bagi mereka

7) Tidak terlepas dari tema

8) Memperhatikan perkembangan pribadi siswa seutuhnya (kognitif, afektif dan psikomotor)

9) Dapat melibatkan nara sumber dari masyarakat dan/atau instansi tertentu

Tahap Kulminasi

1) Rangkuman materi tematik

2) Evaluasi pelaksanaan pembelajaran tematik 3) Evaluasi summatif tematik

4) Rencana selanjutnya

5) Pameran karya siswa selama pembelajaran tematik

PANDUAN OBSERVASI

KETERAMPILAN MENGAJAR

Nama Praktikan :

Kelas : A/B/C/D Mengajar Di Kelas :

Tema : Mata Pelajaran :

Waktu : Pk. …… S.D. Pk. ………

No. Aspek 4Skala Nilai3 2 1 Catatan

1.

2.

Pendahuluan

a.Berdo’a b.Apersepsi

Kegiatan Inti

a.Menjelaskan pelajaran b.Memotivasi siswa c.Mengaktifkan siswa


(28)

3.

d.Menggunakan multi metode e.Menggunakan media

f.Mengaitkan materi dengan tema g.Mengaitkan materi dengan

kehidupan sehari-hari siswa h.Sesuai dengan RPP

Kegiatan penutup

a.Pemantapan b.Kesimpulan c.Tes formatif

Sukabumi, ………. Observer,

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TERPADU

DI SEKOLAH DASAR


(29)

Laporan Oleh :

Nama

:

Nim

:

Semester Vi/… :

PROGRAM STUDI PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI

2013

DAFTAR ISI

H alaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii

I. ISI LAPORAN 1 a. Nama Sekolah Dasar

b. Kelas c. Tema

d. Pelaksanaan Pbm e. Kesulitan

f. Hasil Yang Dipamerkan II. HASIL OBSERVASI

a. Identitas Yang Diobservasi 1) Nama

2) Nim 3) Kelas b. Mata Pelajaran c. Jumlah Pertemuan d. Hasil Observasi III. KESAN DAN SARAN

a. Kesan b. Saran


(30)

IV. PENUTUP

LAMPIRAN

1. Panduan Observasi

2. Program Pembelajaran Terpadu

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

(DESAIN INSTRUKSIONAL)

Desain instruksional yaitu suatu proses sistematis mengidentifikasi masalah, mengembangkan strategi dan bahan instruksional, serta mengevaluasi efektivitas dan efisiensinya dalam mencapai tujuan instruksional (m. Atwi suparman: 2012).

Desain instruksional merupakan tahap awal dari kegiatan instruksional.

Siklus Kegiatan Intruksional

Terdapat beberapa model desain instruksional yang telah diperkenalkan oleh para ahli instruksional, salah satunya ialah prosedur pengembangan sistem instruksional (ppsi) yang diterbitkan oleh departemen pendidikan dan kebudayaan republik indonesia pada tahun 1975. Dari semua model desain instruksional tersebut terdapat beberapa kesamaan ialah : 1. Mengidentifikasi kebutuhan instruksional dan merumuskan tujuan instruksional


(31)

2. Melakukan analisis instruksional.

3. Mengidentifikasi perilaku dan katakteristik awal peserta didik. 4. Merumuskan tujuan instruksional khusus.

5. Merumuskan instrumen evaluasi hasil belajar.

6. Menyusun urutan langkah-langkah instruksional, urutan isi instruksional, menetapkan metode dan media serta alokasi waktu.

7. Validasi oleh ahli instruksional dan revisi.

MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN INSTRUKSIONAL

DAN MERUMUSKAN TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Mengidentifikasi kebutuhan instruksional pada dasarnya adalah mengidentifikasi terjadinya kesenjangan antara kondisi saat ini dengan kondisi yang diharapkan, serta menilai apakah kesenjangan itu menjadi prioritas untuk diatasi dalam rangka mencapai tujuan sistem yang lebih besar .

Contoh

Mata Pelajaran : ---Kondisi Yang Diharapkan : Siswa Mampu ………...…. Kondisi Saat Ini : Siswa Baru Mampu ……….… Kebutuhan : Siswa Mampu ………...

Selanjutnya kebutuhan instruksional itu dirumuskan menjadi tujuan instruksional yang masih umum berupa kemampuan-kemanpuan atau kompetensi dasar yang meliputi ranah kognitif, afektif, psikomotor secara terpadu.

Contoh

Kebutuahan

Instruksional TIU / KD Ranah

1.--- 1.1. ---

1.2.

--

---1.3.

--

---DST.

-

-

-Setiap Tujuan Instruksional Umum (TIU) atau kompetensi dasar (KD ) dapat meliputi satu, dua, atau tiga ranah perilaku (kognitif, afektif, psikomotor).

Setiap TIU atau KD hendaknya memiliki tiga komponen ialah : komponen peserta didik, kata kerja perilaku dan substansi atau materi pelajaran.

Contoh

1. Peserta didik memahami konsep desain instruksional (kognitif)


(32)

3. Peserta didik menyadari bahwa kemampuan membuat rencana pembelajaran merupakan sesuatu yang sangat penting bagi setiap guru (afektif).

Dari contoh di atas kata kerja perilaku ialah : memahami (kognitif), mampu membaca (psikomotor) dan menyadari bahwa (afektif).

MELAKUKAN ANALISIS INSTRUKSIONAL

Melakukan analisis instruksional pada dasarnya ialah menjabarkan tujuan instruksional umum (TIU) atau kompetensi dasar (KD) ke dalam tujuan instruksional khusus (TIK) atau indikator .

Tujuan instruksional khusus (TIK) atau indikator merupakan pengkhususan dari tiu atau kd. Atau dengan kata lain merupakan ciri-ciri perilaku peserta didik memiliki tujuan instruksional umum (TIU) atau kompetensi dasar (KD).

Setiap tujuan instruksional khusus (TIK) atau indikator hanya menyangkut satu ranah perilaku peserta didik (kognitif, afektif, atau psikomotor).

Ranah perilaku untuk setiap tik atau indikator hendaknya sudah dikhususkan pada tingkatan aspek perilaku tertentu yang harus dicapai oleh peserta didik nanti.

Menurut benjamin s. Bloom dkk (1956) ranah kognitif terdiri dari 6 aspek perilaku yang berjenjang dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi.

dalam setiap rumusan tik atau indikator untuk setiap aspek dari setiap ranah perilaku hendaknya menggunakan kata kerja yang operasional dapat diukur.

Contoh Ranah Kognitif

No. Ranah Aspek

Contoh Kata Kerja

1.1. Ingatan (Knowledge) 1.2. Pemahaman

(Comprehention) 1.3. Penerapan

(Aplication) 1.4. Analisis

(Analysis) 1.5. Sintesis

(Synthesis) 1.6. Evaluasi

(Evaluation)

Menyebutkan, Menuliskan, Menunjukkan.

Menjelaskan, Membedakan, Menerang-Kan, Memberi Contoh.

Membuat, Menggunakan Rumus, Meng-Hitung.

Mengidentifikasi Bagian-Bagian, MenguRaikan.

Merumuskan, Menyimpulkan, Merang-Kai Menjadi Satu Kesatuan, Menyusun. Memberi Komentar, Menanggapi, Memberi Rekomendasi.


(33)

David Krathwohl dkk (2001) melakukan revisi struktur taksonomi Ranah Kognitif sebagai berikut :

Perubahan Struktural Taksonomi Kognitif

ASAL

1. Pengetahuan 2. Pemahaman 3. Penerapan 4. Analisis 5. Sintesis 6. Evaluasi

BARU

1. Mengingat 2. Mengerti 3. Menerapkan 4. Menganalisis 5. Mengevaluasi 6. Menciptakan

Ranah Afektif oleh Krathwohl, Bloom dan Masia dibagi menjadi lima jenjang aspek, ialah :

1. Penerimaan (Receiving)

2. Pemberian Respon (Responding) 3. Pemberian Nilai (Valuing) 4. Pengorganisasian (Organization) 5. Karakterisasi (Characterization)

Dalam merumuskan tujuan pembelajaran untuk ranah afektif biasanya langsung dirumuskan perilaku jenjang yang kelima (karakterisasi), tanpa harus mulai dari jenjang pertama. Akan tetapi dalam proses pembelajaran dilakukan mulai dari jenjang pertama.

Ranah Psikomotor dibagi menjadi 7 jenjang aspek ialah : 1. Persepsi

2. Kesiapan

3. Gerakan Terbimbing 4. Gerakan Terbiasa 5. Kegiatan Kompleks 6. Penyesuaian Pola Gerakan 7. Kreativitas

Dalam merumuskan tujuan pembelajaran ranah psikomotor, sebagaimana ranah afektif, biasanya langsung ditujukan untuk jenjang aspek tertentu contohnya” gerakan terbiasa.” Rumusan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) atau indikator yang lengkap memiliki empat komponen (A , B, C, D ).

KOMPONEN

A : Ialah Komponen Audience (Peserta Didik)

B : Ialah Komponen Behavior ( Perilaku )

C : Ialah Komponen Condition ( Kondisi)

D : Ialah Komponen Degree ( Tingkatan ).

Komponen perilaku (B) terdiri dari dua sub komponen ialah kata kerja perilaku dan substansi (materi pelajaran).

Contoh rumusan TIK (indikator) yang memiliki empat komponen:

1. Siswa dapat mengucapkan Surat Al-Fatihah secara fasih tanpa membuka Al-Qur’an.

Dari contoh di atas dapat dianalisis sebagai berikut :

Siswa = Audience


(34)

Surat Al-Fatihah = Behavior (Substansi Atau Materi Pelajaran) Fasih = Degree ( Tingkatan Perilaku Yang Dicapai).

Tanpa Membuka Al-Qur’an = Condition ( Persyaratan Yang Harus Diperhatikan).

PROSPEK GURU MASA DEPAN

Guru adalah “Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, …” ( UU RI NO. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, Pasal. 39 ayat 2).

Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban :

a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis;

b. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan c. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai

dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. (UU RI No.20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, Pasal. 40 ayat 2).

Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nassional. ( UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, Pasal. 42 ayat 1).

Guru

Tugas

Kewajiban

Kompetensi

Profesional

Pedagogik

Kepribadian

Sosial

Perkembangan Ipteks

Tuntutan dan Kebutuhan Masyarakat

Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah

Guru Masa

Depan


(1)

Laporan Oleh :

Nama

:

Nim

:

Semester Vi/… :

PROGRAM STUDI PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI

2013

DAFTAR ISI

H alaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii

I. ISI LAPORAN 1 a. Nama Sekolah Dasar

b. Kelas

c. Tema

d. Pelaksanaan Pbm e. Kesulitan

f. Hasil Yang Dipamerkan II. HASIL OBSERVASI

a. Identitas Yang Diobservasi

1) Nama

2) Nim

3) Kelas b. Mata Pelajaran c. Jumlah Pertemuan d. Hasil Observasi III. KESAN DAN SARAN

a. Kesan b. Saran


(2)

IV. PENUTUP LAMPIRAN

1. Panduan Observasi

2. Program Pembelajaran Terpadu

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

(DESAIN INSTRUKSIONAL)

Desain instruksional yaitu suatu proses sistematis mengidentifikasi masalah, mengembangkan strategi dan bahan instruksional, serta mengevaluasi efektivitas dan efisiensinya dalam mencapai tujuan instruksional (m. Atwi suparman: 2012).

Desain instruksional merupakan tahap awal dari kegiatan instruksional.

Siklus Kegiatan Intruksional

Terdapat beberapa model desain instruksional yang telah diperkenalkan oleh para ahli instruksional, salah satunya ialah prosedur pengembangan sistem instruksional (ppsi) yang diterbitkan oleh departemen pendidikan dan kebudayaan republik indonesia pada tahun 1975. Dari semua model desain instruksional tersebut terdapat beberapa kesamaan ialah : 1. Mengidentifikasi kebutuhan instruksional dan merumuskan tujuan instruksional


(3)

2. Melakukan analisis instruksional.

3. Mengidentifikasi perilaku dan katakteristik awal peserta didik. 4. Merumuskan tujuan instruksional khusus.

5. Merumuskan instrumen evaluasi hasil belajar.

6. Menyusun urutan langkah-langkah instruksional, urutan isi instruksional, menetapkan metode dan media serta alokasi waktu.

7. Validasi oleh ahli instruksional dan revisi.

MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN INSTRUKSIONAL

DAN MERUMUSKAN TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Mengidentifikasi kebutuhan instruksional pada dasarnya adalah mengidentifikasi terjadinya kesenjangan antara kondisi saat ini dengan kondisi yang diharapkan, serta menilai apakah kesenjangan itu menjadi prioritas untuk diatasi dalam rangka mencapai tujuan sistem yang lebih besar .

Contoh

Mata Pelajaran : ---Kondisi Yang Diharapkan : Siswa Mampu ………...….

Kondisi Saat Ini : Siswa Baru Mampu ……….…

Kebutuhan : Siswa Mampu ………...

Selanjutnya kebutuhan instruksional itu dirumuskan menjadi tujuan instruksional yang masih umum berupa kemampuan-kemanpuan atau kompetensi dasar yang meliputi ranah kognitif, afektif, psikomotor secara terpadu.

Contoh

Kebutuahan

Instruksional TIU / KD Ranah

1.--- 1.1. ---

1.2.

--

---1.3.

--

---DST.

-

-

-Setiap Tujuan Instruksional Umum (TIU) atau kompetensi dasar (KD ) dapat meliputi satu, dua, atau tiga ranah perilaku (kognitif, afektif, psikomotor).

Setiap TIU atau KD hendaknya memiliki tiga komponen ialah : komponen peserta didik, kata kerja perilaku dan substansi atau materi pelajaran.

Contoh

1. Peserta didik memahami konsep desain instruksional (kognitif)


(4)

3. Peserta didik menyadari bahwa kemampuan membuat rencana pembelajaran merupakan sesuatu yang sangat penting bagi setiap guru (afektif).

Dari contoh di atas kata kerja perilaku ialah : memahami (kognitif), mampu membaca (psikomotor) dan menyadari bahwa (afektif).

MELAKUKAN ANALISIS INSTRUKSIONAL

Melakukan analisis instruksional pada dasarnya ialah menjabarkan tujuan instruksional umum (TIU) atau kompetensi dasar (KD) ke dalam tujuan instruksional khusus (TIK) atau indikator .

Tujuan instruksional khusus (TIK) atau indikator merupakan pengkhususan dari tiu atau kd. Atau dengan kata lain merupakan ciri-ciri perilaku peserta didik memiliki tujuan instruksional umum (TIU) atau kompetensi dasar (KD).

Setiap tujuan instruksional khusus (TIK) atau indikator hanya menyangkut satu ranah perilaku peserta didik (kognitif, afektif, atau psikomotor).

Ranah perilaku untuk setiap tik atau indikator hendaknya sudah dikhususkan pada tingkatan aspek perilaku tertentu yang harus dicapai oleh peserta didik nanti.

Menurut benjamin s. Bloom dkk (1956) ranah kognitif terdiri dari 6 aspek perilaku yang berjenjang dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi.

dalam setiap rumusan tik atau indikator untuk setiap aspek dari setiap ranah perilaku hendaknya menggunakan kata kerja yang operasional dapat diukur.

Contoh Ranah Kognitif

No. Ranah Aspek

Contoh Kata Kerja

1.1. Ingatan (Knowledge) 1.2. Pemahaman

(Comprehention) 1.3. Penerapan

(Aplication) 1.4. Analisis

(Analysis) 1.5. Sintesis

(Synthesis) 1.6. Evaluasi

(Evaluation)

Menyebutkan, Menuliskan, Menunjukkan.

Menjelaskan, Membedakan, Menerang-Kan, Memberi Contoh.

Membuat, Menggunakan Rumus, Meng-Hitung.

Mengidentifikasi Bagian-Bagian, MenguRaikan.

Merumuskan, Menyimpulkan, Merang-Kai Menjadi Satu Kesatuan, Menyusun. Memberi Komentar, Menanggapi, Memberi Rekomendasi.


(5)

David Krathwohl dkk (2001) melakukan revisi struktur taksonomi Ranah Kognitif sebagai berikut :

Perubahan Struktural Taksonomi Kognitif

ASAL

1. Pengetahuan 2. Pemahaman 3. Penerapan 4. Analisis 5. Sintesis 6. Evaluasi

BARU

1. Mengingat 2. Mengerti 3. Menerapkan 4. Menganalisis 5. Mengevaluasi

6. Menciptakan

Ranah Afektif oleh Krathwohl, Bloom dan Masia dibagi menjadi lima jenjang aspek, ialah :

1. Penerimaan (Receiving)

2. Pemberian Respon (Responding) 3. Pemberian Nilai (Valuing) 4. Pengorganisasian (Organization) 5. Karakterisasi (Characterization)

Dalam merumuskan tujuan pembelajaran untuk ranah afektif biasanya langsung dirumuskan perilaku jenjang yang kelima (karakterisasi), tanpa harus mulai dari jenjang pertama. Akan tetapi dalam proses pembelajaran dilakukan mulai dari jenjang pertama.

Ranah Psikomotor dibagi menjadi 7 jenjang aspek ialah : 1. Persepsi

2. Kesiapan

3. Gerakan Terbimbing 4. Gerakan Terbiasa 5. Kegiatan Kompleks 6. Penyesuaian Pola Gerakan 7. Kreativitas

Dalam merumuskan tujuan pembelajaran ranah psikomotor, sebagaimana ranah afektif, biasanya langsung ditujukan untuk jenjang aspek tertentu contohnya” gerakan terbiasa.” Rumusan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) atau indikator yang lengkap memiliki empat komponen (A , B, C, D ).

KOMPONEN

A : Ialah Komponen Audience (Peserta Didik)

B : Ialah Komponen Behavior ( Perilaku )

C : Ialah Komponen Condition ( Kondisi)

D : Ialah Komponen Degree ( Tingkatan ).

Komponen perilaku (B) terdiri dari dua sub komponen ialah kata kerja perilaku dan substansi (materi pelajaran).

Contoh rumusan TIK (indikator) yang memiliki empat komponen:

1. Siswa dapat mengucapkan Surat Al-Fatihah secara fasih tanpa membuka Al-Qur’an. Dari contoh di atas dapat dianalisis sebagai berikut :

Siswa = Audience


(6)

Surat Al-Fatihah = Behavior (Substansi Atau Materi Pelajaran) Fasih = Degree ( Tingkatan Perilaku Yang Dicapai).

Tanpa Membuka Al-Qur’an = Condition ( Persyaratan Yang Harus Diperhatikan).

PROSPEK GURU MASA DEPAN

Guru adalah “Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, …” ( UU RI NO. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, Pasal. 39 ayat 2).

Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban :

a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis;

b. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan

c. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. (UU RI No.20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, Pasal. 40 ayat 2).

Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nassional. ( UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, Pasal. 42 ayat 1).

Guru

Tugas

Kewajiban

Kompetensi

Profesional

Pedagogik

Kepribadian Sosial

Perkembangan Ipteks

Tuntutan dan Kebutuhan Masyarakat

Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah

Guru Masa

Depan