Persamaan Momentum Computational Fluid Dynamic CFD

2.8.2 Persamaan Momentum

Hukum Newton kedua mengatakan laju perubahan momentum sebuah partikel fluida sama dengan total penjumlahan gaya pada partikel. Laju peningkatan momentum partikel fluida = total gaya pada partikel fluida Laju peningkatan momentum pada x-, y- dan z- per unit volum sebuah partikel fluida dinyatakan sebagai: Dt Du ρ Dt Dv ρ Dt Dw ρ ………………………………..2.26 Disini dibedakan dua jenis gaya yang bekerja pada partikel fluida: a. gaya permukaan yang meliputi : gaya tekanan, gaya kekenatalan b. gaya bodi yang meliputi : gaya gravitasi, gaya centrifugal, gaya Coriolis, gaya elektromagnetik. Tegangan pada elemen fluida dinyatakan dalam tekanan dan sembilan viscous stress tegangan kekentalan yang komponennya telihat pada Gambar 2.16. Tekanan, tegangan normal, dinyatakan dalam p. viscous stresses dinyatakan dalam τ. Umumnya notasi akhir τ ij digunakan untuk mengindikasikan arah dari viscous stress. Akhiran i dan j pada τ ij mengindikasikan bahwa tegangan bergerak kearah j pada permukaan normal i. x y z zz τ zy τ zx τ yx τ yy τ yz τ xy τ xz τ xx τ zy τ zz τ zx τ yy τ yz τ yx τ xx τ xz τ xy τ Gambar 2.16 Komponen viscous stress Universitas Sumatera Utara Jika dipertimbangkan gaya pada komponen x akibat tekanan p dan tegangan komponen τ xx , τ yx , τ zx yang dapat dilihat pada gambar 2.17. Gaya yang sejajar dengan arah sebuah sumbu co-ordinat mempunyai tanda positif dan yang gaya berlawanan arah memperoleh tanda negative. Total gaya pada arah x adalah penjumlahan dari gaya di komponen-komponen elemen fluida. x y z x x p p δ 2 1 ∂ ∂ − x x xx xx δ τ τ 2 1 ∂ ∂ − x x p p δ 2 1 ∂ ∂ + x x xx xx δ τ τ 2 1 ∂ ∂ + y y yx yx δ τ τ 2 1 ∂ ∂ − z z zx zx δ τ τ 2 1 ∂ ∂ + z z zx zx δ τ τ 2 1 ∂ ∂ − y y yx yx δ τ τ 2 1 ∂ ∂ + Gambar 2.17 Tegangan pada komponen-komponen pada arah X Pada permukaan yang berpasangan E,W kita peroleh z y x x x p z y x x x x p p z y x x x x p p xx xx xx xx xx ∂ ∂ ∂       ∂ ∂ + ∂ ∂ − = ∂ ∂                   ∂ ∂ + +       ∂ ∂ + − + ∂ ∂             ∂ ∂ − −       ∂ ∂ − τ δ τ τ δ δ τ τ δ 2 1 2 1 2 1 2 1 ……2.27a Total gaya pada arah x pada permukaan yang berpasangan N,S adalah: z y x y z x y y z x y y yx yx yx yx yx δ δ δ τ δ δ δ τ τ δ δ δ τ τ ∂ ∂ =       ∂ ∂ + +       ∂ ∂ − − 2 1 2 1 ……………..2.27b Dan total gaya pada arah x pada permukaan T dan B adalah z y x z y x z z y x z z zx zx zx zx zx δ δ δ τ δ δ δ τ τ δ δ δ τ τ ∂ ∂ =       ∂ ∂ + +       ∂ ∂ − − 2 1 2 1 ……………...2.27c Total gaya per unit volume pada fluida disebabkan tegangan-tegangan permukaan ini sama dengan penjumalahan persamaan 2.27a,b,c dibagi olevolume δxδyδz : Universitas Sumatera Utara z y x p zx yx xx ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ + − ∂ τ τ τ …………………………………………………..2.28 tanpa mempertimbangkan body force pada detail perhitungan effek secara keseluruhan dapat dimasukkan dengan menyatakan sebuah sumber source S Mx dari momentum x per unit volume per unit waktu. Persamaan momentum pada komponen x diperoleh dengan mengatur laju perubahan pada momentum x pada partkel fluida yang jumlahnya sama dengan total gaya pada arah x di elemen akibat dari tegangan permukaan ditambah dengan laju peningkatan pada momentum akibat sumber source: Mx zx yx xx S z y x p Dt Du + ∂ ∂ + ∂ ∂ + ∂ + − ∂ = τ τ τ ρ ………………………………….2.29a Maka persamaan momentum untuk komponen y dan z dapat dituliskan: My zy yy xy S z y p x Dt Dv + ∂ ∂ + ∂ + − ∂ + ∂ ∂ = τ τ τ ρ ………………………………….2.29b Mz zz yz xz S z p y x Dt Dw + ∂ + − ∂ + ∂ ∂ + ∂ ∂ = τ τ τ ρ ……………………………….....2.29c Tanda pada tekanan menandakan tekanan bekerja berlawanan dengan norma viscous stress, dikarenakan pada umumnya tanda umum yang digunakan untuk beban tarik adalah positif tegangan normal seingga pada tekanan yang mana bekerja sebagai tekanan beban normal maka memiliki tanda negatif.

2.8.3 Persamaan-Persamaan Energi

Dokumen yang terkait

Simulasi Performansi Turbin Angin Tipe Darrieus-H Menggunakan Profil Sudu Naca 4415 Terhadap Variasi Panjang Chord Dan Tip Speed Ratio Dengan Software Cfd

12 65 125

Uji Performansi Turbin Angin Tipe Darrieus-H Dengan Profil Sudu Naca 4415 dan analisa perbandingan menggunakan variasi jumlah sudu dan sudut PITCW

11 83 99

Uji Performansi Turbin Angin Tipe Darrieus-H Dengan Profil Sudu Naca 0012 Dan Analisa Perbandingan Efisiensi Menggunakan Variasi Jumlah Sudu Dan Sudut Pitch

2 86 108

Uji Performansi Turbin Angin Tipe Darrieus-H Dengan Profil Sudu Naca 0018 Dan Analisa Perbandingan Efisiensi Menggunakan Variasi Jumlah Sudu Dan Sudut Pitch

5 59 106

Simulasi Pengaruh Jumlah Sudu Dan Tip Speed Ratio Terhadap Performansi Turbin Angin Tipe Darrieus-H Menggunakan Profil Sudu Naca 0018

0 0 17

UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 4415 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH SKRIPSI

1 2 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Energi Angin - Uji Performansi Turbin Angin Tipe Darrieus-H Dengan Profil Sudu Naca 0018 Dan Analisa Perbandingan Efisiensi Menggunakan Variasi Jumlah Sudu Dan Sudut Pitch

1 1 18

UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 0018 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH SKRIPSI

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Energi Angin - Uji Performansi Turbin Angin Tipe Darrieus-H Dengan Profil Sudu Naca 0012 Dan Analisa Perbandingan Efisiensi Menggunakan Variasi Jumlah Sudu Dan Sudut Pitch

1 1 21

UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 0012 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH SKRIPSI

0 0 13