55 berikutnya setelah waktu datangnya haidl atau nifas itu mutlak tidak
wajib diqodlo’ boleh dijama’.
65
22. Selesainya Haidl Serta Sholat-Sholat yang Wajib Dikerjakan
Jika haidl atau nifas selesai dalam waktu shlat fardlu, kira-kira masih cukup seandainya dipergunakan takbirotul
ihram, maka wajib
menjalankan sholatnya waktu berhenti tersebut. Begitu juga shalat fardlu waktu sebelumnya, jika boleh dijama’ dengan sholatnya waktu terhenti
haidl tadi. Jadi wajib melaksanakan shalat Dhuhur bersama Ashar wajib sholat Maghrib bersama Isya’. Tidak wajib Isya’ bersama-sama Shubuh
dengan Dhuhur, Ashar dengan Maghrib, karena tidak boleh dijama’.
Contoh:
Masuknya waktu Maghrib jam 17.30 WIB sore, sekitar jam 17.30 kurang 1 menit haidl atau nifas selesai.
Maka wanita itu wajib Shalat Ashar dan Dhuhur. Sebab masih menjumpai waktu Ashar, meskipun Cuma cukup digunakan takbirotul
ihram apalagi jika masih longgar. Dhuhur boleh dijama’ dengan Ashar. Oleh karena itu jika selesainya haidl pada waktu Dhuhur misalnya, maka
hanya sholat Dhuhur yang wajib. Tidak wajib sholat Shubuh sebab Shubuh tidak boleh dijama’ dengan Dhuhur.
Namun jika selesainya haidl tadi waktu sudah tidak cukup untuk takbirotul ihram, atau tepat ketika habisnya waktu, maka tidak wajib
menjalankan sholatnya waktu tersebut, kecuali jika bisa dijama’ dengan sholat sesudahnya. Jadi seandainya haidl atau nifas pada waktu Dhuhur
65
Shalahuddin Abdurrahman, Hukum Haid Istihadhah Nifas, Darul Qosim, 2006, h. 215.
56 atau Maghrib kira-kira sudah tidak cukup seandainya dipergunakan
takbirotul ihram, maka wajib Dhuhur bersama Ashar dan wajib sholat Maghrib bersama Isya’. Sedangkan selain Dhuhur dan Maghrib tidak
wajib. Kemudian kalau sudah selesai haidl atau nifas tadi tertimpa perkara
yang mencegah sholat yang lain, misalnya gila atau ayan , maka dilihat dulu kalau jarak antara selesainya haidl atau nifas dengan datangnya gila
atau ayan seandainya dipergunakan bersuci maka dan sholat tersebut diatas seringan-ringannya, maka wajib mengerjakan sholat tersebut.
Apabila tidak cukup, maka tidak wajib. Ya ini hanya secukupnuya, berurutan mulai yang tunai ada’an.
Contoh:
Pada waktu maghrib kurang 1 menit haidlnya selesai, setelah beberapa menit gila. Maka jika antara selesai haidl dan gila itu cukup untuk bersuci,
sholat Maghrib, Ashar dan Dhuhur, maka wajib semua. Kalu hanya cukup untuk Maghrib dan Ashar ya hanya wajib Maghrib dan Ashar saja. Kalau
tidak cukup untuk sholat sama sekali ya tidak wajib.
Peringatan:
1. Jika haidl selesai dalam sholat, maka harus segera mandi kemudian
shalat. Artinya tidak boleh ditunda-tunda sampai habisnya waktu sholat. Meskipun tengah malam, atau dingin sekali. jangan sampai ada, sholat-
sholat yang di qodlo’ apalagi sampai ketinggalantidak dikerjakan sama sekali.
57 2.
Yang dimaksud dengan haidl adalah seandainya dimasukkan kapas kedalam farji sampai bagian yang tidak kelihatan dari luar ketika
berjongkok ketika berak maka kapas tadi keluar dengan puitih bersih, tidak ada bekas darah sama sekali.
3. Terutama bagi wanita yang puasajika kedatangan haidl atau nifas
meskipun hanya sedikit, misalnya menjelang Maghrib kurang 5 menit datang haidl, maka puasanya tidak sah dan wajib di qodlo’.
66
3. Tujuan Pembelajaran Kitab Fiqhun Nisa’