23 antara satu sekolah dengan sekolah yang lain tentunya berbeda dalam menerapkan
muatan lokal yang digunakan di sekolahnya.
2. Indikator Pembelajaran muatan Lokal
a. Tujuan pembelajaran Muatan lokal
Tujuan pembelajaran muatan lokal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1
Tujuan umum Panduan ini dapat menjadi acuan bagi satuan pendidikan
MTSSMP dalam pengembangan mata pelajaran muatan lokal yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.
31
2 Tujuan khusus
Mata pelajaran muatan lokal bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap hidup kepada peserta didik agar
memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungan dan masyarakat sesuai dengan nilai yang berlaku di daerahnya dan mendukung
kelangsungan daerah serta pembangunan nasional. Sedangkan tujuan khusus pembelajaran muatan lokal adalah:
1. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial
dan budaya 2.
Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan
masyarakat pada umumnya. 3.
Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai atau aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan
31
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Efektif, Ibid. h. 158
24 mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka
menunjang pembangunan nasional.
32
Tujuan penyelenggaraan muatan lokal diatas dapat tercapai secara optimal jika guru dan kepala sekolah mengembangkannya sesuai dengan asas-asas
pengembangan kurikulum yang berlaku. Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahawa tujuan pelaksanaan muatan lokal adalah untuk memberikan
wawasan kepada anak didik tentang lingkungan dan potensi yang terdapat di daerahnya untuk menghindari keterangsingan anak didik dan lingkungan
sekitarnya serta untuk melestarikan keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia.
3. Landasan Kurikulum Muatan lokal
Muatan lokal merupakan kebijakan baru dalam dunia pendidikan yang berkenaan dengan kurikulum di sekolah. Adapun landasan pelaksanaan muatan
lokal adalah sebagai berikut: 1
Landasan idiil Landasan idiil pelakasanaan muatan lokal adalah Undang-Undang dasar
1945, serta Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang pendidikan Nasional. 2
Landasan Hukum Landasan penyusunan kurikulum muatan lokal adalah sebagai berikut:
33
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 3, 5 ayat 4, pasal 32 ayat 1, pasal 36 Ayat 1 2, Pasal 38 Ayat 2 dan Pasal 51 Ayat 1.
32
Ibid. h. 158-159
33
Rusman, Manajemen., Ibid, h. 404.
25 2.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. 4.
Peraturan Menteri Pendidikan RI Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 23 tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan. 6.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 40 tahun 2006 tentang Standar Proses.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 20 tahun 2007 tentang
Standar Penilaian 8.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permen No 22 dan 23
9. Permenag No. 2 tahun 2008, tentang standar kompetensi dan Standar Isi
PAI dan Bahasa Arab di Madrasah. 10.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
54 tahun 2013 tentang Standar SKL 12.
Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 tahun 2013 tentang Standar Isi
26 13.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMPMTs.
14. Permendikbud 81A tahun 2013 tentang Dasar implementasi kurikulum
2013. 15.
Peraturan Menteri Agama Nomor 000912 tahun 2013 tentang Kurikulum Madrasah Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab.
16. SK Dirjen Pendidikan Agama Islam Nomor 2676 Tahun 2013 tentang
Kurikulum Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab di Madrasah. 17.
Instruksi Presiden No. 06 tahun 2009 tentang Pendidikan Karakter Bangsa dan Budi Pekerti.
18. Undang-Undang no. 32 tahun 2009 tentang pelestarian dan pengelolaan
lingkungan hidup pasal 65 ayat 2. 19.
Surat Kesepakatan Bersama antara Mendiknas dan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP.07MENLH062005 dan No. 05VIKB2005
tentang Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup. 20.
Surat Edaran Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur No. Kw.13.41HK.00.814652012, Tentang Standar Kecakapan
Ubudiyah dan Akhlakul Karimah SKUA. 21.
SK Gubernur Jatim No. 188188KPTS0132005 tentang pembelajaran bahasa Jawa
3 Landasan Teori
Pada dasarnya anak-anak usia sekolah memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar akan segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Oleh karena itu,
27 mereka akan selalu gembira bila dilibatkan secara mental, fisik, dan sosialnya
dalam mempelajari sesuatu. Dengan menciptakan situasi belajar dan cara belajar mengajar yang menantang dan menyenangkan maka aspek kejiwaan
dan penalaran mereka yang berada dalam proses pertumbuhan akan dapat ditumbuh kembangkan secara baik.
34
4 Landasan Demografik
Indonesia adalah Negara yang terdiri dari beribu-ribu pikiran yang dapat memiliki beraneka ragam adat istiadat, tata cara dan tata krama pergaulan, seni,
budaya, kondisi alam dan sosial yang juga beraneka ragam. Untuk itulah perlu dilestarikan agar tidak musnah. Upaya tersebut dilakukan dengan cara
melaksanakan pendidikan yang bertujuan untuk melaksanakan pendidikan yang bertujuan untuk melestarikan daerah sekitar siswa yang berkaitan dengan
lingkungan alam, sosial dan budaya.
35
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi landasan pelaksanaan muatan lokal diantaranya adalah landasan idil yang merupakan
landasan utama yaitu pancasila, landasan hukum, landasan teori dan lanadsan demografik. Pelaksanaan muatan lokal diberikan di sekolah agar
keanekaragaman bahasa, suku, adat istiadat dan budaya yang memiliki bangsa indonesia agar tidak musnah.
4. Ruang lingkup pembelajaran muatan lokal