Uji Validitas Instrumen Uji Coba Instrumen

45 Skala pengukuran untuk pernyataan ini menggunakan skala bentuk gradasi dari satu jenis kualitas keseringan. Skala ini berasal dari ide yang dikemukakan oleh Likert dan dikenal dengan skala Likert yang menggunakan lima tingkatan Suharsimi Arikunto, 2009:107. Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan skor pada setiap skala Likert tersebut: Tabel. 4 Skor Alternatif Jawaban Angket Alternatif Jawaban Skor Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Selalu 5 1 Sering 4 2 Kadang-kadang 3 3 Jarang 2 4 Tidak pernah 1 5

H. Uji Coba Instrumen

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen Suharsimi Arikunto, 2010:211. Untuk menguji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis faktor yang di kembangkan dalam SPSS statistical product and service solution yaitu teknik statistik yang dapat digunakan untuk menggambarkan hubungan antar item setiap faktor dalam variabel. Uji validitas penelitian ini menggunakan corellasi product moment. Item yang memiliki korelasi positif dengan skor total serta skor korelasi tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut memiliki validitas yang tinggi pula Sugiyono, 2013:134. Syarat minimum untuk validitas adalah jika r = 0,3. 46 Jika korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3, maka butir dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid. a. ProduktivitasTenaga Kerja Data produktivitas tenaga kerja sebanyak 12 butir pernyataan dengan respnden sebanyak 30 tenaga kerja setelah diuji validitas melalui SPSS 20.00 for windows perhitungannya sebagai berikut: Tabel. 5 Validitas Instrumen Produktivitas Tenaga Kerja Nomor Soal Corrected Item-Total Correlation b1 0,619 b2 0,530 b3 0,517 b4 0,213 b5 0,127 b6 0,803 b7 0,769 b8 0,587 b9 0,651 b10 0,321 b11 0,491 b12 0,072 Sumber: Data primer yang diolah, 2014 Tabel di atas menunjukkan bahwa item pernyataan butir 4, 5 dan 12 masing-masing 0,213; 0,127 dan 0,072 atau lebih kecil dibanding 0,300. Dapat disimpulkan bahwa variabel produktivitas tenaga kerja memiliki 9 item butir yang valid dan 3 item butir tidak valid. Ketiga item butir yang tidak valid di atas maka item tersebut dihapus. 47 b. Disiplin Kerja Data disiplin kerja sebanyak 10 butir pernyataan dengan responden 30 tenaga kerja setelah diuji validitas dengan SPSS 20.00 for windows perhitungannya sebagai berikut: Tabel. 6 Validitas Instrument Disiplin Kerja No Butir Corrected Item-Total Correlation b1 0,722 b2 0,801 b3 0,559 b4 0,623 b5 0,498 b6 0,722 b7 0,806 b8 0,460 b9 -0,158 b10 0,639 Sumber: Data primer yang diolah, 2014 Tabel di atas menunjukkan bahwa item pernyataan butir 9 dengan nilai r:- 0,158 artinya nilai r nya kurang dari 0,300. Dapat disimpulkan bahwa item butir 9 tidak valid sehingga item butir terebut dihapus. 2. Uji Reliabilitas Instrumen Menurut Sukardi 2006:127, suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, jika tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Kriteria suatu instrument penelitian dikatakan reliabel bila koefisien reliabilitas 0,6. Jika 48 koefisien Cronbach’s alpha kurang dari 0,6 maka instrument tersebut tidak reliabel. Berikut ini hasil uji reliabilitas instrument penelitian: Tabel. 7 Reliabilitas Instrument Produktivitas Kerja dan Disiplin Kerja Varibel Cronbachs Alpha Produktivitas Kerja 0,850 Disiplin Kerja 0,865 Sumber: Data primer yang diolah, 2014 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ℎ � semua variabel lebih besar dari 0,600. Hal ini berarti semua variabel sudah reliabel. Jika dilihat dari kategori koefisien korelasinya, maka koefisien korelasi dari variabel produktivitas dan disiplin kerja sangat kuat karena korelasiya lebih dari 0,800. I. Teknik Analisis Data 1. Analisis Ordered Probit Penelitian ini menggunakan teknik analisis data model econometric yaitu ordered probit . Econometric Model adalah suatu model yang berdasarkan hubungan sebab akibat antara variabel yang diamati dengan faktor-faktor yang mempengaruhi variabel tersebut. Ordered probit model adalah model yang dapat digunakan untuk menganalisis diskert data dengan dependent variable dalam bentuk ordinal. Ordered Probit Model ini merupakan pengembangan dari model probit. Perbedaan model probit dengan ordered probit terletak pada variabel terikatnya. Model probit digunakan apabila variabel terikatnya memiliki sifat dikotomi atau biner misal “ya” atau “tidak”. Sedangkan ordered 49 probit digunakan apabila variabel terikatnya memiliki pilihan multinominal yang berurut misal 1, 2, 3, 4, 5. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah upah, disiplin kerja, insentif. Adapun data dalam angket dinyatakan dalam bentuk ordinal 1, 2, 3, 4, 5 untuk variabel disiplin kerja dan produktivitas tenaga kerja. Oleh karena itu teknik analisis datanya menggunakan model ordered probit . Salah satu hal yang menarik dalam menggunakan model ordered probit menurut Pindyck Rubifeld 1991: 273-274 adalah berguna untuk mengaplikasikan model yang mana terdapat kategori pilihan berurutan berhubungan dengan variabel terikatnya. Salah satu hal yang spesifik adalah bersifat probalistic . Keuntungan dari menggunakan Ordered probit model adalah semua tingkatan tanggapan responden dalam bentuk ordinal 1, 2, 3, ......, n dapat masing-masing diketahui nilai probabilitasnya [ proby=0, Proby=1, Proby=0, ..., Proby=1 ]. Menurut Greene 2008: 823 bentuk persamaan dari ordered probit model adalah sebagai berikut: Y i = β + x ji β + x i β + x i β + € i Keterangan: Y i : variabel produktivitas tenaga kerja β : parameter x ji ∶ variabel upah x i : variabel disiplin kerja x i : variabel insentif € i : Error term 50 2. Menilai Model Fit Terdapat cara dalam melakukan penelitian model fit. Salah satu caranya dengan goodness of fit test yaitu dengan melihat nilai chi square pada kolom pearson dengan nilai signifikansi lebih dari 0,05 5. Nilai signifikansi pada kolom pearson tersebut menunjukkan seberapa besar model berhasil menghasilkan “ true outcome ”. Adapun nilai maksimun yang dihasilkan adalah 100. Semakin mendekati 100 maka model tersebut semakin bagus. 3. Marginal Effect Setelah diketahui nilai parameter, maka perlu diketahui juga nilai perubahan pada masing-masing variabel marginal effect . Marginal effect digunakan untuk menghitung perubahan peluang independen atas perubahan tertentu dari dependent variable . Dalam pengujian marginal effect terlebih dahulu dilakukan pengujian tanda untuk mengetahui apakah independent variable memberikan efek positif atau negataif terhadap dependent variable . Pengujian ini dilihat dari tanda koefisien variable independent . Tanda koefisien tersebut dapat negatif atau positif. 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Singkat Perusahaan Minimarket Rizky Sragen merupakan perusahaan perusahaan perseorangan yang didirikan oleh bapak Marimo. Perusahaan ini berdiri pada bulan Februari 2003 dengan karyawan berjumlah 3. Minimarket Rizky terletak di Desa Pucuk, Kelurahan Sepat, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen. Lokasi Minimarket tersebut sangat strategis yaitu berada didepan jalan raya dan berseberangan dengan pasar. Pada awalnya Minimarket Rizky ini hanya membuka toko kelontong yang menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat sekitarnya. Toko kelontong tersebut hanya dijaga oleh pemilik dengan istriny dan dan seorang karyawan. Seiring berjalannya waktu, pelanggan Minimarket ini semakin banyak, tidak hanya datang dari penduduk sekitarnya, namun juga datang dari daerah lain dan pada saat itu Minimarket ini hanya satu-satunya yang di Kecamatan Masaran. Pada tahun kedua jumlah karywannya juga meningkat menjadi 7 orang. Perkembangan Minimarket Rizky semain pesat. Pemilik Minimarket Rizky selalu berusaha mengikuti perkembangan zaman dan permintaan konsumen. Sehingga, pada tahun 2009, pemilik toko mengembangkan usahanya dengan membuka toko elektronik dengan karyawan berjumlah 4 orang. Kemudian pada tahun 2011 pemilik toko mengembangkan usahanya

Dokumen yang terkait

PENGARUH UPAH INSENTIF DAN JAMINAN SOSIAL TERHADAPPRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN Pengaruh Upah Insentif Dan Jaminan Sosial Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan.

0 2 14

PENDAHULUAN Pengaruh Upah Insentif Dan Jaminan Sosial Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan.

0 3 5

PENGARUH UPAH INSENTIF DAN JAMINAN SOSIAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN Pengaruh Upah Insentif Dan Jaminan Sosial Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan.

0 5 14

PENGARUH PEMBERIAN UPAH DAN INSENTIF TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA KARYAWAN PADA KOPERASI Pengaruh Pemberian Upah Dan Insentif Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Karyawan Pada Koperasi BMT Dana Mulia Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.

0 2 17

PENGARUH PEMBERIAN UPAH DAN INSENTIF TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA KARYAWAN PADA KOPERASI Pengaruh Pemberian Upah Dan Insentif Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Karyawan Pada Koperasi BMT Dana Mulia Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.

0 1 12

PENGARUH UPAH, INSENTIF, DAN JAMINAN SOSIAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PENGARUH UPAH, INSENTIF, DAN JAMINAN SOSIAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN RESTORAN BOGA – BUGI DI SURAKARTA.

0 0 12

ANALISIS PENGARUH PENGHARGAAN DAN UPAH INSENTIF TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA ANALISIS PENGARUH PENGHARGAAN DAN UPAH INSENTIF TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. TRI KARSA MANUNGGAL.

0 2 12

PENGARUH UPAH INSENTIF DAN JAMINAN SOSIALTERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN Pengaruh Upah Insentif Dan Jaminan Sosial Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Percetakan Bima Di Kudus.

0 0 9

PENGARUH UPAH TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA LANGSUNG PADA Pengaruh Upah Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Langsung Pada PT. Damatex Di Salatiga.

0 0 12

PENGARUH INSENTIF TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN BANDUNG.

2 11 60