Dasar Hukum Ta’zir

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id lain. Maudhu, yaitu hadis palsu, hadis yang dibuat oleh seseorang dan dikatakan sebagai sabda atau perbuatan Rasul. Pembagian lain yang disesuaikan jenis, sifat, redaksi, teknis penyampaian, dan lain-lain. Dasar hukum disyariatkannya ta’zir terdapat dalam beberapa hadis Nabi saw dan tindakan Sahabat seperti yang dikutip oleh Ahmad Wardi Muslich dalam bukunya. Hadis-hadis tersebut antara lain sebagai berikut: 15 ِِّدَ ْنَ ِْيِبا َ ْنَ ِمْيِكَ ِنْباِزْ َ ب ْنَ , ِةَ ْ ُ تلا ِ َسَبَ م ا ِِالا انَا اوااوبا اور مكلحا ححصو ىق يبلاو ئاس لاو ىزمرلاو “Dari Bahz ibn Hakim dari ayahnya dari kakeknya, bahwa Nabi saw. menahan seseorang karena disangka melakukan kejahatan. ” HR. Abu Dawud, Turmudzi, Nasa’i, dan Baihaqi serta dishahihkan oleh Hakim. 16 لاق م ا ِِالا انَا ا ةشئا ن و : َاْوُدُْحا ا ِا ْمِِِ اَرَ ثَ ِتاَئْ يَْْا ىِوَذ اْوُلْ يِقَا اور ق يبلاو ئاس لاو اوااوباو د ا “Dari „Aisyah bahwasanya Nabi saw bersabda : ”Ampunkanlah gelinciran orang-orang yang baik-baik kecuali had- had.” Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, Nasa’i dan Baihaqi. 17 Secara umum hadis tersebut menjelaskan tentang eksistensi ta’zir dalam syariat Islam. Hadis pertama menjelaskan tentang tindakan Nabi yang menahan seseorang yang diduga melakukan tindak pidana dengan tujuan untuk memudahkan penyelidikan. Sedangkan hadis kedua mengatur tentang teknis 15 Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana..., 252-253. 16 Teuku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Koleksi Hadis-Hadis Hukum, Juz IX, PT.Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2001, 202. 17 Ibid., 204. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pelaksanaan hukuman ta’zir yang bisa berbeda antara satu pelaku dengan pelaku lainnya, tergantung kepada status mereka dan kondisi-kondisi lain yang menyertainya.

C. Macam-macam Jarimah Ta’zir

Menurut Abd Qadir Awdah, jarimah ta’zir terbagi menjadi tiga yaitu: 18 Pertama, jarimah hudud dan qishash diyat yang mengandung unsur syubhat atau tidak memenuhi syarat, namun hal itu sudah dianggap sebagai perbuatan maksiat, seperti wati’ syubhat, pencurian harta syirkah, pembunuhan ayah terhadap anaknya, pencurian yang bukan harta benda. Kedua, jarimah ta’zir yang jenisnya telah ditentukan oleh nash, tapi sanksinya oleh syar’i diserahkan kepada penguasa, seperti sumpah palsu, saksi palsu, mengicu timbangan, menipu, mengingkari janji, mengkhinati amanat, dan menghina agama. Ketiga, jarimah ta’zir dan jenis sanksinya secara penuh menjadi wewenang penguasa demi terealisasinya kemaslahatan umat. Dalam hal ini unsur akhlak menjadi pertimbangan yang utama. Misalnya pelanggaran terhadap peraturan lingkungan hidup, lalu lintas, dan pelanggaran terhadap peraturan pemerintah lainnya. 19 Dilihat dari segi berubah tidaknya sifat jarimah ta’zir dan jenis hukumannya, para fuqaha membaginya menjadi dua macam. Pertama, jarimah ta’zir yang jenisnya ditentukan oleh syara’, seperti mu’amalah dengan cara riba, memicu timbangan, mengkhianati amanat, korupsi, menyuap, manipulasi, nepotisme, dan berbuat curang. Semua perbuatan tersebut dilarang dan 18 Makhrus Munajat, Hukum Pidana Islam di Indonesia Yogyakarta: Teras, 2009,14-15. 19 Ibid. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id sanksinya diserahkan kepada penguasa. Kedua, jarimah ta’zir yang ditentukan oleh penguasa atau pemerintah. Bentuknya dapat mengalami perubahan tergantung situasi dan kondisi masyarakat pada waktu tertentu, misalnya UU Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup. Dalam menetapkan jarimah ta’zir, pemerintah mengacu dan berpegang pada prinsip menjaga kepentingan umum dan melindungi setiap anggota masyarakat dari kemudharatan di samping itu penegakkan jarimah ta’zir harus sesuai dengan prinsip syar’i nash. Para ulama membagi jarimah ta’zir menjadi dua bagian, yaitu: 20 1. Jarimah ta’zir yang berkaitan dengan hak Allah, yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan kemaslahatan umum. Misalnya membuat kerusakan di muka bumi, perampokan, pencurian, pemberontakan, perzinaan, dan tidak taat pada ulil al-amri. 2. Jarimah ta’zir yang berkaitan dengan hak perorangan atau hamba, yaitu segala sesuatu yang mengancam kemaslahatan bagi seorang manusia, seperti tidak membayar hutang dan penghinaan. Pentingnya pembagian jarimah ta’zir kepada jarimah yang berkaitan dengan hak Allah dan jarimah yang berkaitan dengan hak hamba; 21 1. Untuk yang berkaitan dengan hak hamba disamping harus ada gugatan dari ulil al-amri juga tidak dapat memaafkan, sedang yang berkaitan dengan hak Allah atau jamaah tidak harus ada gugatan dan ada kemungkinan bagi 20 Ibid., 16 21 Ibid. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id ulil al-amri untuk memberi pemaafan atau mendeponir bila hal itu membawa kemaslahatan. 2. Dalam ta’zir yang berkaitan dengan hak hamba tidak dapat diberlakukan teori tadakhul. Jadi sanksinya dijumlahkan sesuai dengan banyaknya kejahatan. Misalnya bila seseorang menghina A, B, C dan D, maka hukumannya adalah empat kali. Sedang dalam ta’zir yang berkaitan dengan hak Allah berlaku teori tadakhul, seperti seseorang tidak mengeluarkan zakat beberapa kali dan beberapa macam zakat, maka dia dikenakan satu kali ta’zir. 3. Ketika tindak pidana ta’zir yang berkaitan dengan hak Allah berlangsung, semua orang wajib mencegahnya, hal ini merupakan penerapan nahi munkar. Sedang ta’zir yang berkaitan dengan hak hamba setiap orang dapat mencegahnya ketika kejahatan itu terjadi dan penjatuhan hukuman dalam kasus ini sangat tergantung kepada gugatan. 4. Ta’zir yang berkaitan dengan hak hamba dapat diwariskan kepada ahli waris korban bila tak sempat mengajukan gugatan sedangkan ia telah berniat untuk itu. Adapun ta’zir yang berkaitan dengan hak Allah tidak dapat diwariskan. Abdul Aziz Amir juga membagi jarimah t a’zir secara rinci kepada beberapa bagian, yaitu: 22 1. Jarimah ta’zir yang berkaitan dengan pembunuhan; 2. Jarimah ta’zir yang berkaitan dengan pelukaan; 22 Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana..., 255-256. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 3. Jarimah ta’zir yang berkaitan dengan kejahatan terhadap kehormatan dan kerusakan akhlak; 4. Jarimah ta’zir yang berkaitan dengan harta; 5. Jarimah ta’zir yang berkaitan dengan kemaslahatan individu; 6. Jarimah ta’zir yang berkaitan dengan keamanan umum. Meskipun demikian, perlu ditekankan bahwa tidak ada maksiat yang betul-betul hanya berkaitan dengan hak Allah atau dengan hak perorangan secara murni. Jadi dalam suatu kejahatan kedua hak tersebut pasti terganggu, tetapi dapat dibedakan salah satu dari kedua hal itu mana yang dominan.

D. Macam-macam Hukuman Ta’zir

Hukuman ta’zir adalah hukuman untuk jarimah-jarimah ta’zir. Jarimah ta’zir jumlahnya sangat banyak, karena mencakup semua perbuatan maksiat yang hukumannya belum ditentukan oleh syara’ dan diserahkan kepada ulil al- amri untuk mengaturnya. 23 \ Seperti yang telah kita ketahui, hukuman pokok pada setiap jarimah hanya dijatuhkan apabila semua bukti secara meyakinkan dan tanpa adanya keraguan sedikitpun mengarah pada perbuatan tersebut. Oleh karena itu, apabila bukti-bukti kurang meyakinkan atau adanya keraguan syubhat menurut penilaian hakim, hukuman pokok tersebut tidak boleh dijatuhkan. Kurangnya bukti atau persyaratan pada suatu jarimah hudud dan qishash, mengubah status jarimah tersebut menjadi jarimah ta’zir. 24 23 Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas..., 158. 24 Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam Bandung: CV Pustaka Setia, 2000, 144

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS ISI LIRIK LAGU-LAGU BIP DALAM ALBUM TURUN DARI LANGIT

22 212 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25