Batasan Masalah Rumusan Masalah

9

BAB II KAJIAN TEORI

A. Novel sebagai Prosa

Pengertian sastra yang pertama adalah teks-teks yang tidak disusun melulu atau dipakai untuk suatu tujuan komunikatif yang praktis dan yang hanya berlangsung untuk sementara waktu saja. Kedua, dengan mengacu pada sastra barat, yang kebanyakan mengadung teks drama dan cerita yang mengandung unsur fiksionalitas. Ketiga, pemakaian bahasa yang istimewa Luxemberg dkk, 1986: 10. Secara konvensional, prosa fiksi atau prosa narasi adalah kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu yang bertolak dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita Aminuddin, 2009: 66. Lebih lanjut, Aminuddin menjelaskan bahwa prosa narasi lebih lanjut dapat dibedakan dalam berbagai bentuk, akan tetapi unsur yang dikandung memiliki kesamaan meski dengan cara penyampaian yang berbeda. Novel adalah karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Stanton 2007:134 membagi karya fiksi ke dalam tiga belas macam, yaitu romantisme dan realisme, fiksi gotik, naturalisme, fiksi proletarian, novel dedaktis, alegori dan simbolisme, satir, fiksi ilmiah dan utopis, ekspresionisme, fiksi psikologis; arus kesadaran, fiksi otobiografis, fiksi episodis dan pikaresk, dan fiksi eksistensialis. Novel Partikel masuk ke dalam kategori fiksi ilmiah, yaitu salah satu aliran sastra yang berusaha menjelajahi segala 10 kemungkinan dalam prinsip-prinsip ilmiah dan kemudian merepresentasikannya dalam bentuk fiksi.

1. Unsur Pembangun Prosa

Novel tersusun atas tema, fakta-fakta cerita, dan sarana cerita. Tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang melatarbelakangi ciptaan karya sastra Fananie, 2002:84. Pengertian tersebut sama dengan pendapat Stanton 2007:7 yang menyatakan tema sebagai aspek cerita yang sejajar dengan makna dalam pengalaman manusia; sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman begitu diingat... sehingga nantinya akan ada nilai-nilai tertentu yang melingkupi cerita. Lima jenis tema menurut Sayuti 2000:193 antara lain tema jasmaniah yang terfokus pada kenyataan diri manusia sebagai molekul, zat, dan jasad; tema moral yang terfokus tentang hubungan antarmanusia, antarpria-wanita; tema sosial terfokus di luar masalah peribadi, seperti masalah politik, pendidikan, dan propaganda; tema egoik berhubungan dengan reaksi individu yang menentang pengaruh sosial; dan tema ketuhanan yang berkaitan dengan kondisi dan situasi manusia sebagai ciptaan Tuhan. Fakta cerita dalam sebuah karya harus dipercayai oleh pembaca. Cerita tersebut dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi masuk akal. Konteks masuk akal di sini berkaitan dengan kekoherensian sebab-akibat pengalaman yang terkandung dalam cerita Stanton, 2007: 25. Stanton membagi fakta cerita ke dalam karakter penokohan, alur, dan latar.