1.2.2. Agregat
Agregat biasanya menempati 60 sampai 80 dari isi total beton. Karena prosentase yang besar tersebut maka sifat-sifat agregat dapat mempengaruhi perilaku
dari beton. Agregat ini khusus berdegradasi sedemikian rupa sehingga seluruh masa beton menjadi satu kesatuan yang utuh dan rapat, dan agregat yang lebih kecil berfungsi
sebagai pengisi diantara celah-celah agregat yang berukuran lebih besar. Ada 2 macam jenis agregat untuk beton, yaitu :
1.2.1.1. Agregat kasar batu pecah, kerikil
Agregat kasar adalah agregat yang ukurannya sudah melebihi 6 mm. Sifat agregat kasar dapat mempengaruhi kekuatan akhir dari beton dan daya tahan terhadap
desintegrasi beton, cuaca, dan efek-efek perusak lainnya. Agregat kasar ini harus bersih dari bahan organic supaya terjadi ikatan yang baik dengan gel semen.
Jenis-jenis agregat kasar : 1. Batu pecah alami : bahan ini didapat dari batu pecah yang digali. Batu ini dapat
berasal dari gunung berapi, jenis sediment atau jenis metamorf. Walaupun dapat memberikan kekuatan yang tinggi pada beton, tetapi kurang memberikan
kemudahan dalam pengerjaan. 2. Kerikil alami : bahan ini didapat dari proses pengikisan pada tepi atau dasar sungai
oleh aliran air. Kerikil mempunyai kekuatan yang lebih rendah dibandingkan batu pecah, tetapi memberikan kemudahan dalam pengerjaan.
3. Agregat kasar buatan slag : bahan ini berasal dari batu pecah alami yang diperkecil gradasinya dengan menggunakan mesin pemecah batu stone cruiser sehingga akan
didapat ukuran gradasi yang diinginkan. Bahan ini sangat baik untuk campuran beton karena mempunyai permukaan yang kasar sehingga ikatan antara permukaan
agregat dan gel semen akan lebih baik yang selanjutnya dapat meningkatkan kekuatan beton.
Menurut peraturan SKSNI-T-1993-03 besar butiran agregat kasar dibatasi yaitu : a. Ukuran maksimum butir agregat tidak boleh lebih dari
4 3
kali jarak bersih antar tulangan atau antar tulangan dan cetakan.
b. Ukuran maksimum agregat tidak boleh lebih dari
3 1
kali tebal pelat.
Adapun gradasi kerikil didasarkan pada analisa ayakan dan ditetapkan seperti yang tercantum dalam tabel 1.2 dibawah ini
Tabel 1.2. Gradasi agregat kasar Lubang
Ayakan mm
Persen berat butir yang lolos ayakan Berat butir maksimum
40 mm 20 mm
40 20
10
4,8 95 – 100
30 – 70 10 – 35
0 – 5 100
95 – 100 25 – 55
0 – 10
1.2.1.2. Agregat Halus
Agregat halus adalah merupakan bahan pengisi dapat berupa pasir yang lolos saringan No.4 5 mm dalam diameter. Agregat halus yang baik harus bersih dari bahan
organic, lempung atau partikel yang lebih kecil dari saringan No.100. Adapun gradasi kerikil didasarkan pada analisa ayakan dan ditetapkan seperti yang
tercantum dalam tabel 1.3 dibawah ini Tabel 1.3. Gradasi agregat halus pasir
Lubang ayakan mm
Persen perat butir yang lolos ayakan Zone 1
Zone 2 Zone 3
Zone 4 10
4,8 2,4
1,2 0,6
0,3
0,16 100
90 – 100 60 – 95
30 – 70 15 – 35
5 – 20 0 - 10
100 90 – 100
75 – 100 55 – 90
35 – 59 8 – 33
0 - 10 100
90 – 100 85 – 100
75 – 100
60 – 79 12 – 40
0 – 10 100
95 – 100 95 – 100
90 – 100 80 – 100
15 – 50 0 – 15
Keterangan : Zone 1 : Pasir kasar Zone 2 : Pasir agak kasar
Zone 3 : Pasir agak halus Zone 4 : Pasir halus
1.2.3 Air