Adapun gradasi kerikil didasarkan pada analisa ayakan dan ditetapkan seperti yang tercantum dalam tabel 1.2 dibawah ini
Tabel 1.2. Gradasi agregat kasar Lubang
Ayakan mm
Persen berat butir yang lolos ayakan Berat butir maksimum
40 mm 20 mm
40 20
10
4,8 95 – 100
30 – 70 10 – 35
0 – 5 100
95 – 100 25 – 55
0 – 10
1.2.1.2. Agregat Halus
Agregat halus adalah merupakan bahan pengisi dapat berupa pasir yang lolos saringan No.4 5 mm dalam diameter. Agregat halus yang baik harus bersih dari bahan
organic, lempung atau partikel yang lebih kecil dari saringan No.100. Adapun gradasi kerikil didasarkan pada analisa ayakan dan ditetapkan seperti yang
tercantum dalam tabel 1.3 dibawah ini Tabel 1.3. Gradasi agregat halus pasir
Lubang ayakan mm
Persen perat butir yang lolos ayakan Zone 1
Zone 2 Zone 3
Zone 4 10
4,8 2,4
1,2 0,6
0,3
0,16 100
90 – 100 60 – 95
30 – 70 15 – 35
5 – 20 0 - 10
100 90 – 100
75 – 100 55 – 90
35 – 59 8 – 33
0 - 10 100
90 – 100 85 – 100
75 – 100
60 – 79 12 – 40
0 – 10 100
95 – 100 95 – 100
90 – 100 80 – 100
15 – 50 0 – 15
Keterangan : Zone 1 : Pasir kasar Zone 2 : Pasir agak kasar
Zone 3 : Pasir agak halus Zone 4 : Pasir halus
1.2.3 Air
Air digunakan dalam pembuatan beton supaya terjadi reaksi kimiawi engan semen, membasahi agregat dan sebagai pelumas campuran agar mudah dalam proses
pengerjaannya. Air minum umumnya dapat digunakan untuk membuat campuran beton.
Untuk menghasilkan beton dengan kekuatan lebih dari 90 biasanya digunakan air minum.
Ada beberapa persyaratan air sebagai bahan pencampur beton yaitu : 1. Tidak mengandung klorida CI lebih dari 0.5 mgliter
2. Kandungan senyawa sulfat tidak boleh lebih dari 1 gramliter 3. Kandungan Lumpur tidak lebih dari 2 gramliter
4. Tidak mengandung zat organic, asam, serta garam-garam yang dapat merusak beton lebih dari 15 mgliter.
1.2.4. Bahan Campuran Tambahan
Didalam pembuatan campuran beton, disamping agregat kasar,agregat halus, semen dan air dapat ditambahkan bahan campuran tambahan admixtures bahan ini
dapat merubah sifat beton untuk dapat berfungsi lebih baik, mudah dikerjakan atau lebih ekonomis.
Ada 7 type jenis bahan tambahan yaitu : Type A : Water Reducing Admixtures, yaitu bahan tambahan yang mengurangi jumlah
air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton yang konsistensinya tertentu.
Type B : Reducing Admixtures, yaitu bahan tambahan yang berfungsi menghambat pengikatan beton.
Type C : Accelerating Admixtures, adalah bahan tambahan yang berfungsi mempercepat pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton.
Type D : Water Reducing and retarding Admixtures, berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang menghasilkan beton dengan
konsistensi tertentu dan menghambat pengikatan beton. Type E
: Water Reducing and Accelarating Admixtures, berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan
beton dengan konsistensi tertentu dan mempercepat pengikatan beton. Type F
: Water Reducing, high ringe admixtures, berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan
konsistensi sebanyak 12 atau lebih.
Type G : Water-reducing, high range and retarding admixtures, berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan
beton dengan konsistensi sebanyak 12 atau lebih dan menghambat pengikatan beton.
1.3. Kuat Tekan Beton
Kuat tekan beton dapat bervariasi tergantung dari perbandingan campuran antara semen, agregat kasar, agregat halus, dan air serta berbagai jenis campuran admixtures
dan juga lama serta kualitas perawatan. Faktor lain semen merupakan factor utama didalam menentukan kekuatan beton. Seperti terlihat pada gambar 1.4.4.1. terlihat
bahwa semakin rendah factor air semen campuran semakin kental, semakin tinggi kekuatan beton tetapi sulit pengerjaannya. Sedangkan semakin tinggi factor air semen
campuran semakin encer semakin mudah pengerjaannya sedangkan kekuatan beton akan menurun. Sehingga diperlukan sejumlah perbandingan air-semen tertentu untuk
memberikan aksi kimiawi didalam pengerasan beton sehingga mudah pengerjaannya tetapi tidak menurunkan kekuatannya.
Gambar 1.3.1 Pengaruh nilai perbandingan factor air-semen pada kekuatan tekan beton umur 28 hari.
Salah satu ukuran yang dipakai dalam pengerjaan beton adalah dengan percobaan slump, yaitu suatu cetakan logam yang berbentuk krucut terpacung dengan tinggi 300
mm diisi dengan beton segar. Kemudian cetakan diangkat dan pengukuran dilakukan dari merosotnya ketinggian puncak beton segar setelah cetakan diangkat ke kedudukan
semula. Sebelum diangkat, semakin kecil nilai slumnya maka adonan beton makin