Semen Bahan Campuran Beton

3. Angka kecepatan muai yang hampir sama antara beton dan baja yaitu dari 0,000010 sampai dengan 0,000013 untuk beton dan 0,000012 untuk baja per derajat celcius C o sehingga tegangan antara beton dan baja akibat perubahan suhu dapat diabaikan. Retak-retak rambut arah melintang di daerah tarik di dekat tulangan baja tarik dalam batas-batas tertentu masih diperbolehkan. Hal ini diakibatkan karena beton tidak kuat menahan tarik. Selama beban retak yang terjadi masih dibawah lebar retak yang diijinkan maka retak tersebut tidak mempengaruhi kekuatan struktur.

1.2 Bahan Campuran Beton

Campuran beton didapat dengan cara mencampurkan semen, agregat halus, dan agregat kasar serta air. Pada kondisi tertentu yang diinginkan, seperti untuk mempercepat pengerasan beton, atau sebaliknya untuk memperlama waktu pengerasan dan untuk mempermudah pengerjaan beton terutama untuk beton bermutu tinggi maka didalam campuran beton dapat ditambahkan bahan campuran tambahan. Karena cara pencampuran beton dalam kondisi basah, maka campuran beton mudah dibentuk sesuai dengan bentuk cetakannya. Bila didalam cetakan tersebut diletakkan baja tulangan di daerah yang sudah ditentukan dan beton yang masih dalam kondisi basah diamsukkan kedalam cetakan tersebut, kemudian beton mengeras, maka antara beton dan baja akan menjadi satu kesatuan yang monolith yang disebut beton bertulang. Kekuatan beton antara lain tergantung dari proporsi campuran, kondisi temperature, serta kelembaban udara dimana campuran beton tersebut ditempatkan kemudian mengeras. Untuk mendapatkan mutu beton yang baik, maka masing-masing material harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan didalam peraturan beton. Makin baik mutu material pembentuk beton maka kekuatan beton akan semakin baik. Disamping mutu material pembentuk beton, kekuatan beton juga tergantung dari komposisi masing-masing material didalam campuran beton.

1.2.1. Semen

Semen adalah suatu jenis bahan yang dipakai untuk merekatkan agregat kasar dan halus dengan media air. Hal ini dikarenakan semen mempunyai sifat adesif adhesive dan kohesif cohesive yang dapat menyebabkan melekatnya fragmen- fragmen material menjadi satu massa yang padat. Jenis semen yang banyak digunakan dalam bangunan tehnik sipil adalah jenis semen Portland yang dibuat dari serbuk halus mineral kristalin yang komposisi utamanya adalah Kalsium dan Alumunium silikat. Penambahan air pada mineral ini menghasilkan suatu pasta yang jika mongering akan mempunyai kekuatan seperti batu. Bahan baku utama pembentuk semen dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini Tabel 1.1 Susunan Unsur Semen Biasa No Oksida Persen 1 2 3 4 5 6 7 Kapur CaO Silika SiO 2 Alumina AL 2 O 3 Besi Fe 2 O 3 Magnesia MgO Sulfur SO 3 Soda Potash Na 2 O+K 2 O 60 – 65 17 – 25 3 – 8 0,5 – 6 0,5 – 4 1 – 2 0,5 – 1 Semen Portland di Indonesia menurut standart SII – 81 dibagi menjadi lima jenis berdasarkan kegunaannya yaitu : Jenis I : Semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus. Jenis II : Semen Portland yang penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang. Jenis III : Semen Portland yang penggunaannya menuntut persyaratan awal yang tinggi. Jenis IV : Semen Portland yang penggunaannya menuntut pensyaratan panas hidrasi yang tinggi. Jenis V : Semen Portland yang penggunaannya menuntut persyaratan tahan terhadap sulfat. Jenis semen-semen tersebut didasarkan atas besarnya prosentase dari komposisi dan kadar senyawa yang ada di dalam semen Portland. Beton yang terbuat dari semen Portland pada umumnya memerlukan waktu kurang lebih selama 14 hari untuk mengeras sehingga cetakan beton dapat dibongkar dan beban-beban mati dari konstruksi dapat dipikul. Kekuatan beton rencana dapat dicapai dalam waktu 28 hari.

1.2.2. Agregat