Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

a. membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur atau pemanfaatan barang dan atau jasa, demi keamanan dan keselamatan. b. meritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan atau jasa. c. membayar sesuai nilai tukar yang di sepakati. d. mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.

D. Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen disingkat sebagai BPSK adalah salah satu lembaga peradilan konsumen berkedudukan pada tiap Daerah Tingkat II kabupaten dan kota di seluruh Indonesia sebagaimana diatur menurut Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang mempunyai tugas utama menyelesaikan persengketaan konsumen di luar lembaga pengadilan umum. BPSK beranggotakan unsur perwakilan aparatur pemerintah, konsumen dan pelaku usaha atau produsen yang diangkat atau diberhentikan oleh Menteri, dalam menangani dan mengatur permasalahan konsumen. BPSK memiliki kewenangan untuk melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan dan keterangan dari para pihak yang bersengketa, melihat atau meminta tanda bayar, tagihan atau kuitansi, hasil test lab atau bukti-bukti lain, keputusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK bersifat mengikat dan penyelesaian akhir bagi para pihak. 49 Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Universitas Sumatera Utara Pengertian sengketa konsumen adalah suatu sengketa yang salah satu pihaknya haruslah konsumen. Sengketa konsumen dapat dilakukan di pengadilan ataupun di luar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela dan para pihak. Unsur- unsur yang terdapat dalam pasal 45 antara lain: 1. Adanya kerugian yang di derita konsumen 2. Gugatan dilakukan terhadap pelaku usaha 3. Dilakukan melalui pengadilan Pasal 48 Undang-Undang Perlindungan Konsumen menyebutkan bahwa penyelesaian sengketa melalui jalur pengadilan mengacu kepada ketentuan yang berlaku dalam peradilan umum dengan memperhatikan pasal 45 Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Selain itu,menurut ayat 1,penyelesaian sengketa dapat dilakukan di luar jalur pengadilan. Penyelesaian di luar jalur pengadilan dapat di lakukan dengan memanfaatkan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen sebagaimana bunyi pasal 49 sampai dengan pasal 58 Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Tugas dan wewenang BPSK berdasarkan ketentuan pasal 52 meliputi melaksanakan penanganan dan penyelesaian sengketa konsumen,dengan cara melalui mediasi atau arbitrase atau konsiliasi. BPSK juga bertugas memberikan konsultasi perlindungan konsumen, melakukan pengawasan terhadap pencatuman klausulabaku, melaporkan kepada penyidik umum apabila terjadi pelanggaran ketentuan dalam undang-undang ini, menerima pengaduan, baik tertulis maupun tidak tertulis, dari konsumen tentang terjadinya pelanggaran terhadap perlindungan konsumen, melakukan penelitian dan pemeriksaan sengketa Universitas Sumatera Utara perlindungan konsumen, memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran terhadap perlindungan konsumen, memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli dan atau setiap orang yang dianggap mengetahui pelanggaran terhadap undang-undang, meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi ahli atau setiap orang yang tidak bersedia memenuhi panggilan BPSK, mendapatkan meneliti dan atau menilai surat, dokumen atau alat bukti lain guna penyelidikan dan atau pemeriksaan, memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di pihak konsumen, memberitahukan putusan kepada pelaku usaha yang melakukan pelanggaran terhadap perlindungan konsumen, dan menjatuhkan sanksi administratif kepada pelaku usaha yang melanggar ketentuan undang-undang ini. Kewenangan untuk menangani dan menyelesaikan sengketa konsumen, Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen membentuk majelis harus ganjil dan sedikit-dikitnya berjumlah anggota majelis tiga orang terdiri dari seorang ketua merangkap anggota, seorang wakil ketua merangkap anggota, dan seorang anggota, majelis ini terdiri mewakili semua unsur yaitu unsur pemerintah, unsur konsumen, dan unsur pelaku usaha serta dibantu oleh seorang panitera dan putusan majelis bersifat final dan mengikat Dalam berbagai BPSK harus mencapai dari tujuan Perlindungan Konsumen yang seharusnya, dimana terdapat tujuan dari perlindungan konsumen yakni umumnya dapat dibagi dalam tiga bagian utama,yaitu: a Memberdayakan konsumen dalam memilih,menentukan barang danatau jasa kebutuhannya,dan menuntut hak-haknya; Universitas Sumatera Utara b Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang memuat unsur- unsur kepastian hukum,keterbukaan informasi,dan akses untuk mendapatkan informasi; c Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap jujur dan bertanggung jawab. BPSK wajib mengeluarkan putusan paling lambat dalam waktu duapuluh satu hari kerja setelah gugatan diterima serta dalam waktu paling lambat tujuh hari kerja sejak menerima putusan, para pihak dapat mengajukan keberatan kepada Pengadilan Negeri paling lambat empat belas hari kerja sejak menerima pemberitahuan putusan kepada pelaku usaha yang tidak mengajukan keberatan dalam jangka waktu paling lambat empat belas hari kerja sejak menerima pemberitahuan putusan dianggap menerima putusan BPSK dan apabila setelah batas waktu ternyata putusan BPSK tidak dijalankan oleh pelaku usaha, BPSK dapat menyerahkan putusan tersebut kepada pihak penyidik dengan penggunaan Putusan Majelis BPSK sebagai bukti permulaan yang cukup bagi penyidik untuk melakukan penyidikan dengan penggunaan Putusan majelis BPSK dapat dimintakan penetapan eksekusinya kepada Pengadilan Negeri di tempat konsumen yang dirugikan. Bantahan atas putusan Pengadilan Negeri wajib mengeluarkan putusan atas keberatan pelaku usaha dalam waktu paling lambat dua puluh satu hari sejak diterimanya keberatan dari pelaku usaha dan terhadap putusan Pengadilan Negeri, para pihak dalam waktu paling lambat empat belas hari dapat mengajukan kasasi Universitas Sumatera Utara ke Mahkamah Agung Republik Indonesia, kemudian Mahkamah Agung Republik Indonesia wajib mengeluarkan putusan dalam waktu paling lambat tiga puluh hari sejak menerima permohonan kasasi. 50 Produk hukum BPSK dalam hal ini kepustusan yang ditetapkan oleh majelis BPSK harus memberikan perlindungan hukum yang pasti kepada konsumen dan memberikan sanksi administratif serta sanksi moril dimana pelaku usaha dalam hal ini diwajibkan untuk memberikan ganti rugi kepada konsumen serta memberikan pelayanan yang terbaik kepada seluruh masyarakat. 50 Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, http:id.wikipedia.orgwikiBadan_Penyelesaian_Sengketa_Konsumen, diakses tanggal 14 April 2014 Universitas Sumatera Utara BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DEBITUR DALAM PERJANJIAN LEASING STUDI PADA PT. WOM FINANCE

A. Hak Dan Kewajiban Para Pihak Dalam Perjanjian Leasing Pada PT.

Dokumen yang terkait

Perlindungan hukum terhadap kreditur dalam pemberian kredit dengan jaminan Purchasing Order, apabila debitur wanprestasi (Studi perjanjian kredit PT. Bank mandiri dengan PT. Era Bangun Jaya

0 49 109

Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Perjanian Jual Beli Mobil Kredit (Studi Pada PT BII Finance Center)

7 69 108

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Dalam Perjanjian Kredit Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Polonia

9 153 127

Analisis Yuridis Asas Hukum Perjanjian Dalam Perjanjian Leasing Dan Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak (Studi Pada PT. Adi Sarana Armada)

2 48 109

Perlindungan Hukum Terhadap Debitur Atas Klausul Eksenorasi Yang Terdapat Pada Perjanjian Kredit Bank (Studi Pada BPR BUMIASIH NBP 15 Berastagi)

0 31 104

Perlindungan Hukum Terhadap Lessor Dalam Perjanjian Leasing (Sewa Guna Usaha)(Studi Kasus Pada PT. OTO Multiartha Cabang Medan)

14 174 83

Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur Dalam Perjanjian Fidusia Secara Di Bawah Tangan (Penelitian Pada PT. Olympindo Multi Finance Cabang Medan Dan PT. Orix Indonesia Finance Cabang Medan)

4 76 118

Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Perjanjian Pembelian Perumahan Pada PT. Prima Sarana Mandiri

0 29 127

Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur Dalam Perjanjian Kredit Tanpa Agunan (Studi pada Bank-Bank Swasta di Kota Medan)

0 29 146

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen (Debitur) Dalam Perjanjian Leasing (Studi Pada PT. WOM Finance).

0 0 13