Bentuk Perlindungan Hukum Yang Diberikan Terhadap Konsumen

C. Bentuk Perlindungan Hukum Yang Diberikan Terhadap Konsumen

Debitur Yang Mengalami Penarikan Paksa Kendaraan Bermotor Karena Kredit Macet Pada PT. WOM FINANCE Perlindungan hukum terhadap konsumen yang mengalami penarikan paksa kendaraan bermotor berarti adanya kepastian hukum bagi konsumen yang mengalami penarikan paksa kendaraan bermotor yang dilakukan oleh pihak kreditur atau pihak ketiga debt collector yang bekerjasama dengan pihak kreditur. Menurut Satjipto Raharjo hukum melindungi kepentingan seseorang dengan cara mengalokasikan suatu kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam rangka kepentingannya tersebut. Pengalokasian kekuasaan ini dilakukan secara terukur, dalam arti, ditentukan keluasan dan kedalamannya. Kekuasaan yang demikian itulah yang disebut hak. Tetapi tidak di setiap kekuasaan dalam masyarakat bisa disebut sebagai hak, melainkan hanya kekuasaan tertentu yang menjadi alasan melekatnya hak itu pada seseorang. 67 Menurut Setiono perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk melindungi masyarakat dari perbuatan sewenang-wenang oleh penguasa yang tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman sehingga memungkinkan manusia untuk menikmati martabatnya sebagai manusia. 68 67 Satjipto Rahardjo, Ilmu hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, Cetakan ke-V 2000, hlm. 53 68 Setiono, Rule of Law Supremasi Hukum, Thesis, Magister Ilmu Hukum Pascasarjana: Universitas Sebelas Maret, 2004 hlm. 3 Universitas Sumatera Utara Menurut Muchsin perlindungan hukum merupakan kegiatan untuk melindungi individu dengan menyerasikan hubungan nilai-nilai atau kaidah- kaidah yang menjelma dalam sikap dan tindakan dalam menciptakan adanya ketertiban dalam pergaulan hidup antar sesama manusia. 69 Perlindungan hukum merupakan suatu hal yang melindungi subyek- subyek hukum melalui peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi. Perlindungan hukum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 70 1. Perlindungan hukum preventif Perlindungan yang diberikan oleh pemerintah dengan tujuan untuk mencegah sebelum terjadinya pelanggaran. Hal ini terdapat dalam peraturan perundang-undangan dengan maksud untuk mencegah suatu pelanggaran serta memberikan rambu-rambu atau batasan-batasan dalam melakukan sutu kewajiban. 2. Perlindungan hukum represif. Perlindungan hukum represif merupakan perlindungan akhir berupa sanksi seperti denda, penjara, dan hukuman tambahan yang diberikan apabila sudah terjadi sengketa atau telah dilakukan suatu pelanggaran. Perlindungan hukum bagi rakyat Indonesia adalah prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia yang bersumber pada Pancasila dan prinsip negara hukum yang berdasarkan Pancasila. Adapun elemen dan cirri-ciri negara hukum Pancasila ialah: 69 Muchsin, Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia, Thesis, Magister Ilmu Hukum Pascasarjana: Universitas Sebelas Maret, 2003, hlm. 14 70 Ibid., hal. 20 Universitas Sumatera Utara 1. Keserasian hubungan antara pemerintah dengan rakyat berdasarkan asas kerukunan. 2. Hubungan fungsional yang proporsional antara kekuasaan-kekuasaan Negara 3. Prinsip penyelesian sengketa secara musyawarah dan peradilan merupakan sarana terakhir. 4. Keseimbangan antara hak dan kewajiban. Berdasarkan elemen-elemen tersebut, perlindungan hukum bagi rakyat terhadap pemerintah diarahkan kepada: 71 1. Usaha-usaha untuk mencegah terjadinya sengketa atau sedapat mungkin mengurangi terjadinya sengketa, dalam hubungan ini sarana perlindungan hukum preventif patut diutamakan daripada sarana perlindungan represif. 2. Usaha-usaha untuk menyelesaikan sengketa antara pemerintah dan rakyat dengan cara musyawarah. 3. Penyelesaian sengketa melalui peradilan merupakan jalan terakhir, peradilan hendaklah merupakan ultimum remedium dan peradilan bukan forum konfrontasi sehingga peradilan harus mencerminkan suasana damai dan tentram terutama melalui hubungan acaranya. Konsep hukum mengenai perlindungan hukum konsumen yang mengalami penarikan paksa kendaraan bermotor merupakan topik yang sangat perlu diteliti, karena terdapat hubungan yang sangat erat antara perkembangan hukum khususnya mengenai kasus-kasus penarikan paksa dijalan raya yang sering terjadi 71 Teori Perlindungan Hukum, http:anamencoba.blogspot.com201104teori- perlindungan-hukum-dalam-melihat.html, terakhir diakses tanggal 14 April 2014 Universitas Sumatera Utara dan penyelesaian kasus yang termuat dalam putusan-putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dalam praktek dan kebijaksanaan politik hukum oleh negara. Dalam hal kaitannya dengan perlindungan hukum yang diberikan kepada konsumen yang mengalami penarikan paksa dijalan raya pemerintah melalui kementerian keuangan telah mengeluarkan satu terobosan peraturan baru yang melarang perusahaan leasing malelakukan penarikan paksa kendaraan bermotor dijalan raya. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengeluarkan aturan yang melarang perusahaan pembiayaan leasing, menarik kendaraan bermotor baik mobil maupun kendaraan roda dua yang masih menunggak kredit. Hal tersebut dicantumkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130PMK.0102012 tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi Perusahaan Pembiayaan. Peraturan Menteri Keuangan ini dengan tegas melarang perusahaan pembiayaan dilarang melakukan penarikan benda jaminan fidusia berupa kendaraan bermotor apabila kantor pendaftaran fidusia belum menerbitkan sertifikat jaminan fidusia dan menyerahkannya kepada perusahaan pembiayaan. Penarikan benda jaminan berupa kendaraan bermotor oleh perusahaan pembiayaan wajib memenuhi ketentuan dan persyaratan sebagaimana diatur dalam undang-undang mengenai jaminan fidusia dan telah disepakati oleh para pihak dalam perjanjian pembiayaan konsumen kendaraan bermotor. Universitas Sumatera Utara Jika perusahaan leasing tetap memaksa mengambil alih kendaraan, maka perusahaan pembiayaan akan dikenai sanksi sampai pembekuan dan pencabutan izin usaha. 72 Pada dasarnya banyak kesalahan yang terjadi pada proses persetujuan kredit kendaraan khususnya sepeda motor yang membuat macetnya proses angsuran diantaranya: 73 1. Syarat-syarat ada yang tidak terpenuhi, terkadang sales kendaraannya adalah teman sendiri atau yang sudah kenal atau malah sales tersebut mengejar target penjualan yang dengan sengaja mempermudah proses persyaratanya padahal ada persyaratan yang tidak lengkap.. 2. Murahnya DP minimum, DP murah bisa menjadi jebakan bagi konsumen karena murahnya maka jangka waktu kredit juga panjang dan DP biasanya dibebankan ke proses kredit tersebut. Belum lama ini pemerintah menerbitkan pembatasan DP minimum kredit kendaraan bermotor. Seperti yang diketahui BI telah mengeluarkan kebijakan PMK Nomor 43PMK.0102012 tentang Uang Muka Pembiayaan Konsumen, dimana penetapan uang muka pembiayaan kendaraan roda dua minimal 20, kendaraan roda empat produktif minimal 20, dan kendaraan roda empat non produktif minimal 25. Suatu hal yang positif karena dengan diaturnya biaya DP minimum yang harus ditebus oleh konsumen, maka konsumen harus punya dana yang cukup untuk membayar DP 72 Pasal 5 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130PMK.0102012 tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi Perusahaan Pembiayaan 73 Perusahaan Pembiayaan, http:sugiyantoblog.wordpress.com20121009perusahaan- pembiayaan-kredit-bermotor-dilarang-tarik-kendaraan-motor-yang-belum-lunas, diakses tanggal 13 April 2014 Universitas Sumatera Utara minimum untuk menghindari macetnya angsuran pembayaran karena konsumen tidak mampu untuk membayar. 3. Pihak leasing berlomba-lomba untuk memasarkan dan mendapatkan kredit dari pembeli. Perlindungan hukum lain yang dapat dirasakan oleh konsumen yakni, dengan adanya kebebasan konsumen untuk mengajukan gugatan terhadap pelaku usaha kepada badan penyelesaian sengketa konsumen. Gugatan tersebut nantinya akan dproses lebih lanjut oleh BPSK dengan memeriksa, memanggil para pihak serta melihat bukti-bukti yang ada kemudian mengeleuarkan produk hukum berupa putusan BPSK, yang dimana jika pelaku usaha melakukan kesalahan yang menyebabkan konsumen merugi maka pelaku usaha, diwajibkan memberikan ganti kerugian. Universitas Sumatera Utara BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Perlindungan hukum terhadap kreditur dalam pemberian kredit dengan jaminan Purchasing Order, apabila debitur wanprestasi (Studi perjanjian kredit PT. Bank mandiri dengan PT. Era Bangun Jaya

0 49 109

Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Perjanian Jual Beli Mobil Kredit (Studi Pada PT BII Finance Center)

7 69 108

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Dalam Perjanjian Kredit Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Polonia

9 153 127

Analisis Yuridis Asas Hukum Perjanjian Dalam Perjanjian Leasing Dan Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak (Studi Pada PT. Adi Sarana Armada)

2 48 109

Perlindungan Hukum Terhadap Debitur Atas Klausul Eksenorasi Yang Terdapat Pada Perjanjian Kredit Bank (Studi Pada BPR BUMIASIH NBP 15 Berastagi)

0 31 104

Perlindungan Hukum Terhadap Lessor Dalam Perjanjian Leasing (Sewa Guna Usaha)(Studi Kasus Pada PT. OTO Multiartha Cabang Medan)

14 174 83

Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur Dalam Perjanjian Fidusia Secara Di Bawah Tangan (Penelitian Pada PT. Olympindo Multi Finance Cabang Medan Dan PT. Orix Indonesia Finance Cabang Medan)

4 76 118

Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Perjanjian Pembelian Perumahan Pada PT. Prima Sarana Mandiri

0 29 127

Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur Dalam Perjanjian Kredit Tanpa Agunan (Studi pada Bank-Bank Swasta di Kota Medan)

0 29 146

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen (Debitur) Dalam Perjanjian Leasing (Studi Pada PT. WOM Finance).

0 0 13