Bentuk-Bentuk Wanprestasi Konsumen Atau Debitur Dalam Perjanjian

4 Debitur berkewajiban mempunyai iktikad baik dalam melaksanakan semua prestasi-prestasi yang ada dalam perjanjian leasing tersebut. 5 Debitur berkewajiban melakukan pemeliharaan dan perawatan atas kendaraan yang menjadi objek perjanjian dalam leasing.

B. Bentuk-Bentuk Wanprestasi Konsumen Atau Debitur Dalam Perjanjian

Leasing Pada PT. WOM FINANCE Perikatan adalah suatu hubugan hukum di bidang hukum kekayaan dimana suatu pihak berhak menuntut suatu prestasi dan pihak lainnya bekewajiban untuk melaksanakan suatu prestasi. Pasal 1233 kitab undang-undang hukum perdata mengatakan bahwa perjanjian pada umumnya bersifat timbul balik, hal ini di katakan dalam mengkritisi pasal 1313 KUH Perdata tetang perjanjian, dimana dikatakan bahwa perjanjian adalah perbuatan dengan mana satu orang atau lebih. KUHPerdata membedakan dengan jelas antara perikatan yang lahir demi perjanjian dan dari perikatan yang lahir dari undang-undang. Akibat hukum suatu perikatan yang lahir dari perjanjian memang dikehendaki oleh para pihak. Tetapi hubungan dan akibat hukumnya tetapi hubungan dan akibat hukumnya ditentukan oleh undang-undang. Pada umumnya semua kontrak di akhiri dengan umumnya semua kontrak diakhiri dengan pelaksanaan apa yang di sepakati, artinya bahwa para pihak memenuhi kesepakatan untuk dilaksanakan berdasarkan persyaratan yang dicantum dalam perjanjian atau kontrak. Pemenuhan perjanjian atau hal-hal yang harus dilaksanakan disebut prestasi, dengan terlaksana prestasi maka Universitas Sumatera Utara kewajiban-kewajiban para pihak berakhir, sebaliknya apabila si berutang atau debitur tidak melaksanakannya, hal tersebut disebut wanprestasi. Ada 4 macam bentuk dari wanprestasi, yaitu: 61 1. Tidak berprestasi sama sekali atau berprestasi tapi tidak bermanfaat bagi atau tidak dapat diperbaiki 2. Terlambat memenuhi prestasi 3. Memenuhi prestasi secara tidak baik atau tidak sebagaimana mestinya 4. Melakukan sesuatu namun menurut perjanjian tidak boleh dilakukan Tidak dipenuhinya kewajiban dalam perjanjian karena 2 hal: 62 1. Kesalahan debitur karena disengaja danatau lalai 2. Keadaan memaksa Akibat hukum bagi debitur yang telah melakukan wanprestasi adalah sebagai berikut: 63 1. Membayar kerugian yang diderita oleh kreditur atau biasa dinamakan ganti rugi 2. Pembatalan perjanjian atau dinamakan pemecahan perjanjian 3. Peralihan risiko, membayar biaya perkara, kalau sampai diperkarakan didepan hakim Pembelaan untuk debitur wanprestasi ada 3 macam, yaitu: 64 1. Memajukan tuntutan adanya keadaan memaksa overmacht atau force majeur 61 Handri Raharjo, Op. Cit., hlm. 80-81 62 Ibid. 63 R.Subekti, Hukum Perjanjian, Cet.Ke XII, Jakarta: PT Intermasa, 1987 64 Ibid., hal. 61 Universitas Sumatera Utara 2. Memajukan bahwa si berpiutang kreditur sendiri juga telah lalai exception non adimpleti contractus 3. Memajukan bahwa kreditur telah melepaskan haknya untuk menuntut ganti rugi rechtsverwerking Jika dikaitkan dengan hubungan perjanjian leasing antara pihak kreditur dengan pihak debitur, maka wanprestasi dapat terjadi dalam hal salah satu pihak dalam hal ini lebih condong kepada debitur, dimana debitur tidak melakukan pembayaran angsuran juga denda keterlambatan pembayaran kendaraan yang disepakati dalam perjanjian leasing. Selain itu debitur juga sering ingkar janji jika sudah diberikan surat peringatan membayar, kebanyakan fakta dilapangan setelah diberikan surat peringatan oleh pihak kreditur, debiturnya pun menghilang tanpa jejak. Kemudian dalam kasus lain debitur melakukan wanprestasi dimana didalam perjanjian tersebut perbuatan yang dilakukan debitur dilarang, seperti perbuatan debitur yang melakukan pengalihan hak atas kendaraan baik digadaikan, dijaminkan tanpa ijin dari pihak kreditur, melakukan over kredit, melakukan perubahan bentuk kendaraan atau melakukan penggantian sparepart yang tidak sesuai dengan bawaan kendaraan, juga menghilangkan kendaraan dengan maksud menyembunyikan keberadaan kendaraan seakan-akan kendaraan tersebut hilang. 65 Bentuk wanprestasi inilah yang sering terjadi dalam perjanjian leasing yang ada di PT. WOM Finance. Sedangkan wanprestasi dari pihak kreditur yang selam ini pernah terjadi yakni pihak kreditur tidah mau menyetujui klaim pembayaran asuransi dengan alasan bahwa klaim tersebut tidak dapat dicairkan 65 Hasil Wawancara Dengan Karyawan PT. Wom Finance Pada Tanggal 12 April 2014 Universitas Sumatera Utara kerena tidak memenuhi unsur dan persyaratan yang ada. Padahal jika dilihat dari segi persyaratannya sudah lengkap. Selain itu, walaupun klaim asuransi disetujui namun pencairannya seakan-akan diperlama dan dipersulit sehingga perbuatan tersebut mencerminkan keengganan perushaan leasing melakukan pembayaran asuransi. Dalam hal konsumen danatau pemilik kendaraan danatau penjamin jika ada melanggar atau lalai melaksanakan kewajibannya berdasarkan perjanjian, konsumen danatau pemilik kendaraan dengan ini memberikan kuasa dengan hak subtitusi kepada PT. WOM Finance dalam hal: 66 1. mengambil atau menarik kembali kendaraan tersebut berikut STNK, serta seluruh perlengkapannya dari tangan konsumen danatau pemilik kendaraan dan atau dari siapapun yang menguasai kendaran tersebut, segala resiko atau biaya yang timbul menjadi beban dari konsumen dan atau pemilik kendaraan, dan menyetujui bahwa tindakan tersebut bukan merupakan tindakan memasuki tempat tanpa ijin act of trespass dan 2. menjual atau dengan cara lain untuk melepaskanmengalihkan hak atas kendaraan tersebut setipa saat ditempat dengan cara serta harga yang dipandang baik oleh PT. WOM Finance dan meneruma hasil penjualan serta menandatangani dokumen lainnya sehubungan dengan pengalihan kendaraan tersebut. 66 Hasil Wawancara Dengan Karyawan PT. Wom Finance Pada Tanggal 12 April 2014 Universitas Sumatera Utara

C. Bentuk Perlindungan Hukum Yang Diberikan Terhadap Konsumen

Dokumen yang terkait

Perlindungan hukum terhadap kreditur dalam pemberian kredit dengan jaminan Purchasing Order, apabila debitur wanprestasi (Studi perjanjian kredit PT. Bank mandiri dengan PT. Era Bangun Jaya

0 49 109

Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Perjanian Jual Beli Mobil Kredit (Studi Pada PT BII Finance Center)

7 69 108

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Dalam Perjanjian Kredit Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Polonia

9 153 127

Analisis Yuridis Asas Hukum Perjanjian Dalam Perjanjian Leasing Dan Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak (Studi Pada PT. Adi Sarana Armada)

2 48 109

Perlindungan Hukum Terhadap Debitur Atas Klausul Eksenorasi Yang Terdapat Pada Perjanjian Kredit Bank (Studi Pada BPR BUMIASIH NBP 15 Berastagi)

0 31 104

Perlindungan Hukum Terhadap Lessor Dalam Perjanjian Leasing (Sewa Guna Usaha)(Studi Kasus Pada PT. OTO Multiartha Cabang Medan)

14 174 83

Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur Dalam Perjanjian Fidusia Secara Di Bawah Tangan (Penelitian Pada PT. Olympindo Multi Finance Cabang Medan Dan PT. Orix Indonesia Finance Cabang Medan)

4 76 118

Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Perjanjian Pembelian Perumahan Pada PT. Prima Sarana Mandiri

0 29 127

Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur Dalam Perjanjian Kredit Tanpa Agunan (Studi pada Bank-Bank Swasta di Kota Medan)

0 29 146

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen (Debitur) Dalam Perjanjian Leasing (Studi Pada PT. WOM Finance).

0 0 13