Kerangka Berpikir Pertanyaan Penelitian

30 Dari berbagai uraian tentang tahapan perkembangan bahasa anak di atas, dapat disimpulkan bahwa pada usia sekitar 3 tahun, anak sudah dapat berkomunikasi cukup lancar dengan orang-orang di sekitarnya jika dalam perkembangan lainnya tidak mengalami gangguan atau hambatan.

C. Kerangka Berpikir

Bahasa dapat mencerminkan pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk menyampaikan pikiran, perasaan, gagasan seseorang kepada orang lain atau berbahasa ekspresif. Bahasa juga digunakan untuk mengerti pikiran dan perasaan orang lain atau berbahasa reseptif. Oleh karena itu kemampuan berbahasa baik berbahasa ekpresif maupun reseptif harus dimiliki oleh setiap anak lewat pendidikan baik formal maupun non formal, tak terkecuali anak autis yang merupakan anak berkebutuhan khusus. Salah satu lembaga formal yang menyelenggarakan pendidikan untuk anak autis adalah sekolah inklusif. Pada sekolah inklusif, antara anak autis dengan anak-anak lainnya dilatih untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga sikap diskriminasi dapat dihapuskan. Oleh karena itu, untuk berinteraksi dengan anak-anak yang lain, maka diperlukankan kemampuan berbahasa aktifekspresif dan berbahasa pasifreseptif bagi anak autis. Namun, seorang anak autis mempunyai hambatan dalam hal berbahasa, ia mengalami kesulitan memahami bahasa dan menggunakannya dalam konteks yang tepat. Anak autis mempunyai perbendaharan kata yang sudah cukup, namun belum digunakan untuk berinteraksi dan berkomunikasi. 31 Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengajukan beberapa pertanyaan penelitian: 1. Bagaimana kemampuan berbahasa anak autis ditinjau dari kemampuan berbahasa aktifekspresif berbicara di kelas 4A SD Negeri Giwangan? 2. Bagaimana kemampuan berbahasa anak autis ditinjau dari kemampuan berbahasa aktifekspresif menulis di kelas 4A SD Negeri Giwangan? 3. Bagaimana kemampuan berbahasa anak autis ditinjau dari kemampuan berbahasa pasifreseptif menyimak di kelas 4A SD Negeri Giwangan? 4. Bagaimana kemampuan berbahasa anak autis ditinjau dari kemampuan berbahasa pasifreseptif membaca di kelas 4A SD Negeri Giwangan? Pentingnya kemampuan berbahasa Anak autis mengalami kesukaran dalam berbahasa Perbendaharaan kosakata belum digunakan untuk berinteraksi berkomunikasi Kemampuan berbahasa aktifekspresif dan pasif reseptif anak autis Pengajaran kemampuan berbahasa di sekolah inklusif Keluarga Sekolah Masyarakat 32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah Lexy J. Moleong, 2012: 6. Nana Syaodih S 2011: 54 menambahkan bahwa penelitian deskriptif tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan variabel bebas, tetapi menggambarkan kondisi apa adanya. Jenis penelitian kualitatif yang digunakan adalah studi kasus. Yang bertujuan mendalami suatu kasus tertentu secara lebih mendalam dengan melibatkan pengumpulan beraneka informasi J.R. Raco, 2010: 49. Studi kasus digunakan apabila pokok pertanyaan penelitian berkenaan dengan how dan why, saat peneliti memiliki sedikit kontrol atas sebuah kejadian dan berfokus pada fenomena kontemporer Robert K. Yin, 2006: 1. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan kemampuan berbahasa seorang anak autis di sekolah inklusif SD Negeri Giwangan Yogyakarta.

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Giwangan Yogyakarta yang beralamat di Jalan Tegalturi no.45 Yogyakarta yang merupakan sekolah inklusif.