Muamalat Indonesia. Bank ini hanya mempunyai kantor sebanyak 37 outlet, mulai dari kantor cabang sampai kantor kas, yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Demikian
juga dengan tingkat pertumbuhan asset yang dimiliki bank ini sangat kecil, yaitu sekitar 0,01 dari total aset perbankan nasional. Sementara Bank Perkreditan Rakyat yang
menggunakan sistem bagi hasil hanya berjumlah 73 buah.
Perbankan Syariah mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan menyusul diberlakukannya Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas
Undang-undangan No. 7 tahun 1992 tentang perbankan dan pemberlakukan Undang- Undang No. 10 tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Diberlakukannya dua undang-undang
tersebut memberi peluang yang besar bagi perkembangan perbankan syariah di Indonesia.
Hal-hal yang mendorong perkembangan perbankan syariah adalah kebijakan pemerintah yang membolehkan bank-bank umum yang beroperasi dengan sistem
konvensional dapat mengkonversi dirinya menjadi bank syariah. Kebijakan lainnya adalah bank-bank konvensional dapat membuka kantor cabang atau kantor dibawah kantor
cabang yang beroperasi dengan sistem syariah, dan atau mengkonversi kantor cabang konvensional ke dalam cabang syariah. Di samping itu, Bank Indonesia telah menyediakan
fasilitas yang berkaitan dengan pengembangan sistem moneter yang berdasarkan prinsip syariah, seperti Sertifikat Wadiah Bank Indonesia SWBI sebagai pengganti Sertifikat Bank
Indonesia SBI, Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Sertifikat IMA, dan lainnya.
BAB III PERBANDINGAN RASIO PERBANKAN SYARI’AH
DAN PERBANKAN KONVENSIONAL A.
Kinerja Perbankan Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian bagi perusahaan. Pengukuran
kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain
19
. Bagi investor informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan
tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan
memiliki kreditibilitas yang baik.
Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan
20
. Penilaian kinerja perusahaan yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen, merupakan persoalan
yang kompleks karena menyangkut efektivitas pemanfaatan modal dan efisiensi dari kegiatan perusahaan yang menyangkut nilai serta keamanan dari berbagai tuntutan yang timbul terhadap
perusahaan.
Jadi dalam menilai kinerja keuangan perusahaan, dapat digunakan suatu ukuran atau tolok ukur tertentu. Biasanya ukuran yang digunakan adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua
data keuangan. Adapun jenis perbandingan dalam analisis rasio keuangan meliputi dua bentuk yaitu membandingkan rasio masa lalu, saat ini ataupun masa yang akan datang untuk perusahaan yang
sama. Dan bentuk yang lain yaitu dengan perbandingan rasio antara satu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis
Penilaian Kinerja Keuangan dapat diketahui melalui tingkat rasio-rasio yang digunakan suatu perusahaan atau perbankan. Pada tabel 3.1 dan 3.2 di bawah ini adalah tabel tingkat rasio perbankan
syariah dan perbankan konvensional. Tingkat rasio ini digunakan untuk menentukan tingkat kinerja perbankan.
Tabel 3.1. Tingkat Rasio Perbankan Syariah selama 6 Tahun
19
http:dwiermayanti.wordpress.com20091015kinerja-keuangan-perusahaan
20
http:jurnal-sdm.blogspot.com200912kinerja-keuangan-perusahaan-pengertian.html
Rasio Tahun
2007 2006
2005 2004
2003 2002
CAR
12.66 12.44
12.56 11.88
10.57 20.87
ROA 1,83
1,53 1,10
1,10 2,86
1,04 ROE
46,21 32,22
18,27 23,39
22,28 3,61
BOPO 89,12
92,96 90,21
83,09 92,50
82,57 NPL
2,37 3,39
4,64 2,68
1,97 2,32
LDR 225,61
171,09 118,60
207,13 162,26
427,24
Tabel 3.2. Tingakat Rasio Perbankan Konvensional selama 6 Tahun Kuartar 4
Rasio Tahun
2007 2006
2005 2004
2003 2002
CAR
13.36 12.03
13.34 11.43
13.52 22.74
ROA 1,53
1,83 1,17
1,19 2,67
1,00 ROE
47,20 35,44
18,66 22,86
22,22 5,71
BOPO 89,76
91,68 91,27
86,16 90,45
83,66 NPL
3,32 3,11
4,34 1,97
1,66 2,56
LDR 230,09
175,69 124,67
204,65 162,45
428,56 Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang merupakan pengamatan terhadap obyek
penelitian , yaitu dua bank syariah dan enam bank konvensional dari Juni 2001-Maret 2007. Dengan menggunakan uji statistic independent sample t-test, diperoleh hasil perbandingan kinerja antara
perbankan syariah dengan perbankan konvensional seperti tampak pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Perbandingan Kinerja Bank Syariah dengan Bank Konvensional Ratio
Bank Syariah
Bank Konvensional
Statistical Test
Mean Strd.
Dev Mean
Std. Dev
Levene’s Test for Equality of
Variance t-test for equality of Mean df
= 70, confidence interval = 95
F Sig
T Sig 2-
Tailed Mean
Diff CAR
20.86 16.99
22.09 6.33
38.14 0.000
-0.506 0.615
-1.269 NPL
3.78 2.86
4.96 3.50
2.48 0.117
-2.121 0.035
-1.186 ROA
2.00 0.73
3.85 1.99
25.56 0.000
-9.427 0.000
-1.854 ROE
14.34 8.01
39.26 26.83
17.17 0.000
-9.873 0.000
-24.915 BOPO
85.61 5.00
70.65 11.73
22.43 0.000
12.314 0.000
14.961 LDR
86.54 11.36
54.47 31.00
57.74 0.000
10.482 0.000
32.073 Kinerja
87.96 7.18
81.84 10.60
1.91 0.169
3.718 0.000
6.115
B. Analisis Rasio Keuangan