Jurnal EKONOMI ISLAM Vol 7 2 September 2
JURNAL EKONOMI ISLAM
• URGENSI PENERAPAN CALESTIAL MANAGEMENT BAGI PENINGKATAN KUALITAS SDM PADA IKNB SYARIAH
Trimulato
• INFLASI, PENGANGGURAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI NEGARA-NEGARA ISLAM
Muchdie M. Syarun
• PEMBERDAYAAN ASET TANAH WAKAF DAN NON WAKAF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN DI PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH JAMBI
Fetrimen
• KUALITAS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA SERTA PENGARUHNYA PADA KINERJA KEUANGAN
Dwi Nur’aini Ihsan
• PENGARUH SEKTOR PERBANKAN SYARIAH DAN PASAR MODAL SYARIAH TERHADAP FINANCIAL DEEPENING DI INDONESIA
Ami Latifah & Arief Fitrijanto
• PELUANG DAN TANTANGAN INOVASI PRODUK ASURANSI UMUM SYARIAH
Nurul Ichsan
JURNAL
ISSN EKONOMI Volume 7 Nomor 2 Halaman
Jakarta
1 - 156 September 2016 2087-7056 ISLAM
JURNAL EKONOMI ISLAM
ISSN 2087-7056
Volume 7, Nomor 2, September 2016
DEwAN REDAKSI
Fathurrahman Djamil Mustafa Edwin Nasution Anwar Abbas Suyatno Ma’rifat Iman KH Fitri Liza
PEMIMPIN REDAKSI
Nurul Ichsan
REDAKTUR PELAKSANA
M. Fadillah Fauzulhaq Arif Hamzah Agung Haryanto
STAF REDAKSI
Jaenudin Muhammad Zumarudin Fauzan Tjetjep
ALAMAT REDAKSI
Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) Jl. Limau II, Kebayoran Baru Jakarta 12130 Telp./fax. 021-7234356. Email: jurnaleis@gmail.com
Ekonomi Islam adalah jurnal berkala yang terbit enam bulanan, diterbitkan oleh Program Studi Perbankan Syariah, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. Jurnal Ekonomi Islam meneriman tulisan, laporan penelitian, book review. Tulisan tersebut membahas sekitar tema ekonomi Islam atau perbankan syariah, panjang tulisan bebas, 1,5 spasi ukuran kuarto. Format tulisan terdiri dari judul, pendahuluan, pembahasan, penutup, sistem kutipan footnote dan daftar pustaka. Tulisan dikirim ke alamat redaksi.
URGENSI PENERAPAN CALESTIAL MANAGEMENT BAGI PENINGKATAN KUALITAS SDM PADA IKNB SYARIAH
Trimulato
Dosen Perbankan Syariah Universitas Muhammadiyah Parepere trimsiuii@yahoo.co.id
ABSTRACT:
Non-bank Islamic financial industry (IKNB Sharia) in Indonesia continues to increase very good. Visible IKNB growth seen in the number of Islamic sharia IKNB assets in 2010, 9333 billion rupiah in the year rose to 46 895 billion rupiah. With an average growth rate of 62.29%. Thus the development of sharia IKNB must be balanced with sufficient resources and qualified. OJK has made efforts in improving the quality of human resources in Islamic IKNB with two major strategies. This research uses descriptive qualitative limitations in this paper focused on the OJK in improving the human resources that exist IKNB Shari'ah. The need for the application of celestial management for human resources in IKNB sharia. The results of this paper that the OJK has set two strategies in an effort to improve the quality of human resources in IKNB sharia. Then the need for the application of celestial management for human resources in IKNB sharia to create good quality. Because IKNB sharia is a business institution that is inseparable from the rule of religion or spiritual aspect. Thus requiring an appropriate concept in improving the quality of its human resources.
Keyword: IKNB Syari’ah, Human Resources Development, and Calestial Management
ABSTRAK:
Industri keuangan syariah non bank (IKNB Syariah) di Indonesia terus mengalami peningkatan yang sangat baik. Terlihat pertumbuhan IKNB Syariah terlihat pada jumlah aset IKNB syariah pada tahun 2010, 9.333 milyar rupiah, pada tahun naik menjadi 46.895 milyar rupiah. Dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 62,29%. Maka dari itu perkembangan IKNB syariah harus diimbangi dengan sumber daya yang mencukupi dan berkualitas. Telah dilakukan upaya dari OJK dalam
JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
Kata Kunci : IKNB Syari’ah, Sumber Daya Manusia, dan Calestial Management
A. PENDAHULUAN
Namun terdapat beberapa karakteristik
1. Latar Belakang
khusus, dengan produk dan mekanisme Industri keuangan syariah di Indonesia
transaksi yang berdasarkan prinsip syariah. Di memiliki potensi untuk terus bertumbuh dan
antaranya yang dilakukan Lembaga Keuangan memiliki kemanfaatan yang besar bagi
Syariah (LKS) berbasis Hukum Syariah yang perekonomian. Industri Keuangan Non-Bank
difatwakan Dewan Syariah Nasional Majelis (IKNB) yang berbasis syariah pun menjadi
Ulama Indonesia (DSN MUI) adalah satu pilar kekuatan di industri keuangan
Pembiayaan Mudharabah (Qiradh), syariah, yang perkembangannya diharapkan
Pembiayaan Musyarakah, Pembiayaan Ijarah, bisa ikut menumbuhkembangkan Wakalah, Akad Mudharabah Musytarakah, perekonomian syariah di Indonesia. IKNB
dan Akad Kafalah. OJK sebagai lembaga Syariah adalah bidang kegiatan yang
pengatur dan pengawas di keuangan syariah berkaitan dengan aktivitas di industri
juga memiliki fungsi dan kewenangan untuk asuransi, dana pensiun, lembaga pembiayaan,
melakukan integrasi arah kebijakan, strategi, dan lembaga jasa keuangan lainnya, yang
dan tahapan pengembangan di industri dalam pelaksanaannya tidak bertentangan
keuangan syariah, termasuk di IKNB Syariah. dengan prinsip-prinsip syariah. Secara umum,
Tentu instrumen regulasi yang dikeluarkan kegiatannya memang tidak memiliki
juga sesuai dengan prinsip syariah, dengan perbedaan dengan IKNB konvensional.
melibatkan DSN MUI. (www.ojk.go.id).
2 JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
Di saat pangsa pasar industri mengalami penurunan 10,4% menjadi Rp perbankan syariah masih terjebak di bawah
21,6 triliun pada November 2015 dari Rp lima persen, pangsa pasar industri keuangan
24,15 triliun pada November 2014. non bank (IKNB) syariah telah melampaui
(www.kontan.co.id)
lima persen. Berbagai jenis industri di IKNB Sebagai industri yang tergolong Syariah seperti asuransi syariah, perusahaan
infant, sektor jasa keuangan syariah pembiayaan syariah, pegadaian syariah dan
membutuhkan dukungan riset dan pembiayaan ekspor mencatat pangsa pasar di
pengembangan sumber daya manusia (SDM) atas lima persen. Desember 2015, total aset
yang andal agar inovasi dan peningkatan daya Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Syariah
saingnya dapat dipacu mengejar sektor jasa mencapai Rp 64,8 T.
keuangan lain yang sudah lebih mapan dan (http://keuangansyariah.mysharing.co.id).
dapat mengoptimalkan potensi pertumbuhan, Aset industri keuangan non bank
yang akhirnya dapat pula berkontribusi lebih (IKNB) syariah tumbuh di atas aset IKNB
besar bagi pembangunan ekonomi nasional. konvensional. Jika aset IKNB konvensional
Mengapa industri jasa keuangan syariah tumbuh 5,55% maka aset IKNB konvensional
belum bisa secara signifikan berkontribusi tumbuh 7,1%. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dan menggarap sektor-sektor tersebut? Salah mencatat perkembangan aset IKNB Syariah
satu kunci permasalahan yang selama ini nilai aset sebesar Rp 62,51 triliun pada
diidentifikasi adalah kurangnya inovasi November 2015 atau tumbuh 7,1% dari Rp
produk, yang bila dirunut akan bermuara pada 58,37 triliun. Aset tiga sektor industri syariah
perlunya dukungan riset dan kualitas SDM antara lain: asuransi dan reasuransi syariah,
industri keuangan syariah. Dalam rencana lembaga pembiayaan syariah dan lembaga
strategis pengembangan sektor jasa keuangan jasa keuangan syariah. Dari dua sektor aset
syariah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) IKNB syariah untuk lembaga jasa keuangan
memiliki banyak agenda untuk mengatasi isu syariah tumbuh 30,5% menjadi Rp 15,48
di atas. Salah satu langkah strategis yang triliun pada November 2015. Lalu dari aset
dilakukan OJK adalah mendorong tumbuhnya asuransi dan reasuransi syariah tumbuh
budaya riset dan mendorong minat para 13,58% menjadi Rp 25,4 triliun pada
akademisi dan peneliti untuk melakukan riset- November 2015. Terakhir, pada sektor
riset dasar dan terapan dibidang keuangan lembaga pembiayaan syariah justru
JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
Konsep Calestial Management yang digagas Otoritas Jasa keuangan (OJK) telah
oleh bapak Riawan Amin nampaknya sangat mengeluarkan roadmap IKNB Syariah 2015-
relevan dengan peningkatan kualitas sdm 2019, bentuk respon terhadap isu-isu strategis
pada IKNB Syariah. Maka dari sini penulis dan mencari titik terang dari berbagi isu
melakukan penelitian yang berjudul urgensi tersebut. Salah satu isu yang disebutkan
penerapan celestial management bagi dalam roadmap IKNB syariah tentang isu
peningkatan kualitas sdm pada IKNB syariah. kuantitas dan kualitas sumber daya manusia
2. Rumusan Masalah
(SDM). SDM memiliki peran yang sangat
a. Bagaimana upaya Otoritas Jasa penting dalam mendorong perkembangan
Keuangan (OJK) dalam industry keuangan syariah karena merupakan
peningkatan kualitas sumber daya motor bagi inovasi produk serta peningkatan
manusia pada IKNB Syariah ? kualitas proses internal perusahaan dan
b. Bagaimana perlukah penerapan layanan kepada peserta. Kompetensi sumber
celestial management bagi sumber daya insane yang diperlukan oleh IKNB
daya manusia pada IKNB syariah syariah tidak terbatas bidang teknis namun
termasuk bidang syariah. Kebutuhan akan
3. Tujuan
sumber daya manusia yang memiliki standar Tujuan dari tulisan ini adalah untuk : kualifikasi yang dilengkapi dengan tingkat
a. Mengetahui tentang upaya kapasitas dan kompetensi yang memadai
Otoritas Jasa Keuangan Syariah sangat diperlukan sehingga praktik bisnis
(OJK) dalam peningkatan kualitas syariah dapat menjadi lebih optimal.
sumber daya manusia pada IKNB (Roadmap IKNB Syariah 2015-2019)
Syariah.
b. Mengetahui tentang perlunya tertarik untuk melakukan penelitian terkait
Dari uraian diatas maka penulis
penerapan celestial management dengan peningkatan kualitas dari sumber daya
bagi sumber daya manusia pada manusia yang dimiliki oleh Industri
IKNB syariah.
Keuangan Non-Bank (IKNB). Penulis memandang dibutuhkan sebuah keonsep yang tepat dalam menghadapi permasalahan
4 JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
4. Manfaat
5. Studi Pustaka
Tulisan ini diharapkan dapat Sebelum melakukan penelitian, memberikan kontribusi bagi beberapa pihak,
peneliti berusaha menelaah literatur karya memberikan manfaat kepada;
ilmiah sebelumnya yang berkaitan dengan
a. Dunia Praktis IKNB Syari’ah. judul yang diteliti. Hasil penelitian-penelitian
1) Tulisan ini diharapkan dapat dengan yang pernah dilakukan sebelumnya perlu segera ditindaklanjuti sehingga dikemukakan sebagai bahan perbandingan mampu menjadikan berupa dengan penelitian yang dilakukan penulis. rekomendasi dan bahan masukan bagi
Adapun karya-karya ilmiah yang relevan manajemen bank syari’ah dalam
dengan topik yang peneliti angkat antara lain: membuat kebijakan yang berkaitan
Indah Piliyanti dalam tesisnya yang dengan pengembangan sumber daya
berjudul Penerapan Konsep The Celestial manusia pada IKNB Syariah.
Management (Studi Pada Bank Muamalat
2) Tulisan ini diharapkan memberi Cabang Yogyakarta), menyimpulkan konsep manfaat berupa perangsang bagi
the celestial management yang tersusun dari semua pihak di bank syari’ah dalam
akronim ZIKR, PIKR, MIKR dan diturunkan menciptakan sumber daya manusia
menjadi 12 atribut utama konsep the celestial unggul pada IKNB syariah agar bisa
management telah menjadi elemen-elemen bersaing dengan IKNB konvensional.
budaya organisasi Bank Muamalat cabang
b. Dunia Akademisi. Tulisan ini diharapkan Yogyakarta. Konsep the celestial bisa menjadi koleksi khasanah ilmiah
management juga tercermin dalam kegiatan
dalam rangka peningkatan dan dan program kerja pada Bank Muamalat. pengembangan sumber daya manusia
Untuk meningkatkan pemahaman konsep the pada IKNB syariah yang juga dikaji di
celestial management dan internalisasi nilai, lembaga pendidikan.
karyawan diharuskan mengikuti pelatihan.
c. Umum. Tulisan ini diharapkan menjadi Setelah mengikuti pelatihan diharapkan bahan pertimbangan bagi masyarakat
proses internalisasi nilai akan lebih efektif dalam melibatkan diri dalam mendukung
dalam meningkatkan secara utuh. kualitas perkembangan sumber daya
Euis Amalia dalam penelitiannya, manusia pada IKNB syariah.
menyebutkan bahwa Perguruan tinggi di Indonesia memiliki potensi yang besar dalam
JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
ekonomi dipadukan kapabilitas syariah. Lebih sekaligus mumpuni dalam bidang ekonomi
lanjut upaya mempersiapkan kualifikasi SDM dan keuangan baik dari segi konsep maupun
lembaga keuangan syariah di masa depan, operasional. Kemudian bahwa terdapat
terutama diarahkan kepada upaya peningkatan pengaruh dan hubungan yang signifikan
profesionalisme yang tidak hanya berkaitan antara pesepsi perguruan tinggi tentang
dengan masalah keahlian dan keterampilan kurikulum dan model pembelajaran dengan
saja, namun jauh lebih penting adalah persepsi industry tentang kompetensi SDM
menyangkut komitmen moral dan etika bisnis yang dihasilkan.
yang mendalam atas profesi yang Siti hidayah dalam tulisannya
dijalankannya.
menyebutkan Manajemen langit (celestial management) adalah pendekatan manajemen
B. LANDASAN TEORI
untuk nilai-nilai langit, yakni pendekatan
1. Manajemen Sumber Daya Manusia
spiritualitas manajemen yang bertumpu pada (Kuat Ismanto 2009) Pengertian aturan syar’i dan nilai-nilai Ilahiyah yang
Manajemen Sumber Daya Insani menurut dipraktikkan sang pencipta dan pemelihara
beberapa ahli diantaranya:
dalam mengelola alam semesta. Nilai-nilai
a. Menurut Moses N. Kinggudu, Manajemen langit ini bisa dijadikan sebagai pendekatan
Sumber Daya Insani adalah spiritual dalam praktik bisnis. Nilai-nilai
pengembangan pemanfaatan pegawai tersebut adalah nilai-nilai yang merujuk pada
dalam rangka tercapainya tujuan dan prinsip 3 W, yakni Worship, Wealth, dan
sasaran individu, organisasi, masyarakat, Warfare.
bangsa, dan internasional yang efektif. Muhamad dalam tulisannya yang
b. Menurut Edwin B. Flippo yang dikutip berjudul kualifikasi sumber daya manusia di
oleh Handoko, Manajemen Sumber Daya lembaga keuangan syariah menyebutkan
Insani adalah perencanaan, setiap pekerjaan dikerjakan oleh orang-orang
pengorganisasian, pengarahan dan harus profesional dalam bidangnya, tanpa
pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, kecuali SDM di bidang lembaga keuangan
pengembangan, pemberian kompensasi, syariah. Bahwa SDM yang dibutuhkan oleh
pengintegrasian, pemeliharaan dan lembaga keuangan syariah adalah sosok SDM
pelepasan Sumber Daya Insani agar
6 JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 6 JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
insani bukanlah suatu tujuan dan akhir
c. Menurut Marry Parker Follet, Manajemen suatu proses, melainkan suatu perangkat Sumber Daya Insani diartikan sebagai
atau alat untuk membantu tercapainya seni untuk menyelesaikan suatu tujuan organisasi secara pegawai/karyawan melalui orang lain.
keseluruhan. Oleh sebab itu suatu unit
2. Tujuan Manajem Sumber Daya
atau bagian manajemen sumber daya
insani di suatu organisasi diadakan untuk (Sondang P. Siagian 2004) Sedangkan
Manusia
melayani bagian-bagian lain organisasi Werther dan Davis menyatakan bahwa tujuan
tersebut.
manajemen sumber daya insani itu meliputi
c. Tujuan Fungsional (Functional objective); beberapa tujuan, antara lain:
Secara fungsional manajemen sumber
a. Tujuan Kemasyarakatan (Societal daya manusia adalah untuk memelihara objective); Setiap organisasi apapun
(maintain) kontribusi bagian-bagian lain tujuannya, harus mengingat akibat bagi
agar mereka (sumber daya manusia dalam kepentingan masyarakat umum, di
tiap bagian) melaksanakan tugasnya samping itu aspek etika dan atau moral
secara optimal.
dari produk yang dihasilkan suatu
d. Tujuan Pribadi (Personel objective); organisasi. Suatu organisasi yang berada
Kepentingan personal atau individual di tengah-tengah masyarakat diharapkan
dalam organisasi juga harus diperhatikan membawa manfaat atau keuntungan bagi
oleh setiap manajer, terutama manajemen masyarakat. Oleh sebab itu, semua
sumber daya manusia, dan harus organisasi mempunyai tanggung jawab
diarahkan dengan tujuan organisasi secara mengelola sumber daya insaninya agar
keseluruhan (overall, organizational tidak mempunyai dampak negative
objectives).
terhadap masyarakat. Upaya mendapatkan SDM yang yang
b. Tujuan Organisasi (Organization berkualitas perlu dilatih dan ditingkatkan objective); Untuk mengenal bahwa
kualitasnya agar menjadi manusia yang manajemen sumber daya insani itu ada
efektif, efisien, dan produktif. Bagaimana (exist), perlu memberikan kontribusi
upaya melakukan pelatihan dan terhadap pendayagunaan organisasi secara
pengembangan SDM tersebut ? apa saja pola
JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 7 JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 7
(QS. Adz-Dzaariyaat 51:56). Selanjutnya, ciri khas manusia. Ciri khas manusia tersebut
dikemukakan satu lagi firman Allah yang memiliki keistimewaan dan kekuarangan.
maksudnya adalah seperti berikut: ” Wahai Manusia
memerlukan pelatihan dan sekalian manusia! Sembahlah Tuhan kamu pengembangan agar terbentuk individu-
yang telah menciptakan kamu dan orang- individu yang baik yang sanggup memikul
orang yang terdahulu daripada kamu supaya amanah dan beban yang diberikan. Bahkan,
kamu bertaqwa” (QS. Al-Baqarah:2:21). dengan kekuatan keimanan dan karakter
Rasulullah SAW juga telah bersabda yang individu yang sabar, dengan izin Allah SWT
artinya: ”Orang yang mencari penghidupan dapat memenangkan pertempuran. (Veithzal
itu adalah kawan Tuhan” (HR. Al-Bukhari). Rifai, 2009).
Ada perbedaan ketika bekerja untuk
3. Konsep Calestial Management
kerja (mencari nafkah) dan bekerja untuk Ajaran agama atau nilai-nilai langit
ibadah. Bekerja untuk kerja (hanya mencari yang dimaksud sebagai pendekatan spiritual
nafkah) akan cenderung menghalalkan segala dalam praktik bisnis adalah nilai-nilai yang
cara untuk memperoleh hasil yang sebanyak- merujuk pada prinsip 3 W, yakni Worship,
banyaknya. Sedangkan bekerja untuk ibadah Wealth, dan Warfare (Riawan Amin, 2006):
melihat hasil yang baik hanya diperoleh
A place of Worship (tempat dengan niat, tujuan, dan cara yang baik, yaitu menyembah), artinya tempat bekerja atau
dengan niat, tujuan, dan cara-cara yang bisnis haruslah dimaknai sebagai tempat
dibenarkan oleh Allah SWT. Kalau hal ini ibadah. Bekerja adalah bukan untuk mengabdi
diikuti, maka kemungkinan hasil yang kepada pimpinan, tetapi bekerja lebih dari itu
diperoleh tidak begitu banyak tetapi ada nilai yaitu mengabdi kepada Allah SWT. Dengan
berkah di dalamnya. Oleh sebab itu, nilai-nilai menyadari dan menghayati bahwa manusia
Worship diturunkan dalam konsep ZIKR adalah hamba Allah, maka sewajarnyalah
yaitu Zero Base, Iman, Konsisten, Result setiap manusia mengabdikan dirinya kepada
Oriented.
Allah, dengan mengikuti segala aturan-Nya
a) Zero Base
dan menjauhi segala larangan-Nya. Hal ini Zero base artinya pekerjaan, usaha sesuai dengan Firman Allah yang berbunyi: ”
atau bisnis haruslah dimulai dari hati atau niat Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
yang bersih, tulus, dan suci, sehingga
8 JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 8 JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
b) Iman
diberi, tidak pernah menawar-nawar terhadap Iman artinya suatu keyakinan akan pemberian. Bersih dari paradigma yaitu tidak
kekuasaan Allah SWT, keyakinan akan janji- terbelenggu oleh masa lalu, tidak selalu
janji Allah SWT. Zero base tidak akan ada terpancang apa yang dikerjakan di masa lalu,
artinya apabila tidak diisi dengan iman. tetapi apa yang dihadapi pada saat sekarang
Setelah dimulai dari hati yang bersih lalu ini (Riawan Amin, 2006).
dilakukan dengan penuh keyakinan, dan Hal ini sejalan dengan Ary Ginanjar
selalu optimis, maka pada akhirnya iman Agustin (2006) bahwa tahap awal untuk
(penuh keyakinan) tersebut dapat membangun kecerdasan emosi dan spiritual
menghilangkan rasa takut dan cemas. Penuh adalah melalui penjernihan emosi (zero mind
keyakinan dapat merubah sesuatu yang tak process) diantaranya dengan menjauhkan diri
mungkin menjadi mungkin (impossible to be dari prasangka. Hindari untuk selalu
possible). Jadi dalam bekerja atau melakukan berprasangka buruk, dan usahakan untuk
bisnis harus disertai dengan suatu keyakinan berprasangka baik. Allah SWT berfirman
terhadap diri sendiri bahwa diri ini mampu “Katakanlah, jika kamu menyembunyikan apa
mengatasi masalah, mampu meraih prestasi yang ada dalam hatimu atau kamu
dan sebagainya, karena Allah SWT sudah menampakkannya, pasti Allah berjanji dalam firman-firmanNya. mengetahuinya” (QS. Ali Imran 3:29).
“Dan tatkala orang-orang muslim Selanjutnya, Rasulullah SAW juga bersabda
melihat golongan-golongan yang bersekutu “Setiap amal disertai dengan niat. Setiap
itu, mereka berkata: “Inilah yang dijanjikan amal seseorang tergantung dengan apa yang
Allah dan Rasul- Nya kepada kita.” Dan diniatkannya. Karena itu, siapa saja yang
benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka
demikian itu tidaklah menambah kepada hijrahnya tertuju kepada Allah dan Rasul-
mereka kecuali iman dan ketundukan” (QS. Nya. Tetapi siapa saja yang melakukan hijrah
Al-Ahzab 33:22). Selanjutnya, Rasulullah demi kepentingan dunia yang akan
SAW bersabda “Andaikata kalian benar- diperolehnya, atau karena perempuan yang
benar bertawakkal kepada Allah niscaya akan dinikahinya, maka hijrahnya sebatas
Allah akan memberi kalian rezeki kepada sesuatu yang menjadi tujuannya”
sebagaimana Dia memberi rezeki kepada (HR. Bukhari dan Muslim).
burung, yaitu keluar dengan perut kosong di
JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
keselarasan yang diharapkan tidak (Istiqomah dan kaffah).
muncul/tidak tercipta, justru yang muncul
c) Konsisten
kebimbangan oleh berbagai tarikan dan motif Maksudnya untuk sampai pada titik
yang berbeda. Agar selalu konsisten, diri ini sasaran, zero base dan iman harus dijaga
perlu hati-hati dalam memfokuskan usaha secara konsisten/harus istiqomah dan kaffah.
atau bisnis demi tercapainya sasaran. Jadi Banyak orang bisa membuat rencana dengan
dalam melakukan suatu pekerjaan atau bisnis baik, tetapi ketika mengimplementasikannya
harus selalu konsisten, baik dalam niat, tidak konsisten dalam mengarahkan kepada
motivasi maupun tujuan.
Allah SWT berfirman ”Dan tetaplah Allah SWT). Jadi tujuan bekerja atau bisnis sebagaimana diperintahkan kepadamu” (QS.
bukan semata-mata untuk memperoleh Asy-Syuura 42:15). Selanjutnya, Rasulullah
materi, tahta, gengsi, popularitas, tetapi SAW juga bersabda ”Biasakanlah kalian
result oriented yang harus dimiliki adalah dalam mendekatkan diri kepada Allah dan
keridhaan Allah SWT (The Ultimate Result). berpegang teguhlah pada keyakinan kalian.
Allah SWT berfirman ”Daging- Ketahuilah!, tidak ada seorangpun di antara
daging unta dan darahnya itu sekali- sekali kalian yang selamat karena amal
tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, perbuatannya.” Para sahabat bertanya:
tetapi ketakwaanmulah yang dapat ”Tidak juga engkau wahai Rasulullah?”
mencapainya” (QS. Al-Hajj 22:37). Beliau menjawab: ”Tidak juga saya, kecuali
Selanjutnya, Rasulullah SAW bersabda jika Allah melimpahkan rahmat dan karunia-
”Siapa saja yang berperang agar kalimat Nya” (HR. Muslim).
Allah terangkat, maka itulah perang di
d) Result Oriented
jalan Allah” (HR. Bukhari dan Muslim). Result oriented, dapat diartikan
Dengan memahami maksud ayat-ayat bahwa dalam bekerja atau bisnis sebagai
Al-Quran dan hadist di atas dan menyadari suatu perwujudan ibadah, maka harus
bahwa bekerja itu berarti ibadah, maka mempunyai Result Oriented. Result
sewajarnyalah bagi setiap pekerja berusaha Oriented yang dimaksud disini adalah
menunaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya Mardhatillah/Willing Of God (keridhaan
demi kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat
10 JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 10 JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
kepada keluarga dan rakyat yang mereka yang bersih, diisi dengan iman, dilakukan
kuasai (perintah)” (HR. Muslim). secara konsisten untuk mencapai tujuan yang
Sedangkan dalam manajemen ini ada pasti, yaitu Mardhatillah. Konsep ZIKR yang
4 atribut utama, yang terangkum dalam dipahami dan diterapkan oleh seseorang akan
akronim P I K R (Power, Information, menempatkannya sebagai individu yang
Knowledge, dan Reward).
berpotensi unggul. Empat atribut tersebut
a) Power Sharing (pembagian
menjadi modal dasar dalam mengelola
kekuasaan)
kegiatan bisnis dan pekerjaan untuk Pembagian kekuasaan/ menghasilkan yang terbaik.
pendelegasiaan kekuasaan dapat diartikan
A Place of Wealth (tempat bahwa seorang individu tidak bisa sendirian kesejahteraan) Artinya tempat bekerja atau
dalam bekerja tetapi haruslah berkelompok, bisnis haruslah dijadikan sebagai pusat dari
bersama-sama dengan pegawai/karyawan berkumpul dan dibaginya kesejahteraan
lainnya, duduk bersama dalam sebuah dengan adil. Kesejahteraan yang seimbang
team. Sehingga bagus tidaknya pekerjaan antara material dan immaterial. Penyelesaian
team, tidak lagi ditentukan oleh keunggulan tugas akan tergantung pada banyak faktor.
satu/dua orang saja, tetapi oleh kekompakan Pembagian tugas itu harus jelas, sehingga
mereka dalam menjalankan fungsinya apapun yang berkaitan dengan masing-masing. Jadi dalam lingkungan kesuksesan/kelancaran bekerja harus
kerja, harus dipahami peran masing-masing dibagi/sharing dengan adil.
dan sesuai dengan jabatan masing-masing. Setiap individu harus kembali merenung
Allah SWT berfirman siapa dirinya, sebagai apa, tugas apa yang
”Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) menjadi bagiannya. Bila sebagai pimpinan
berlaku adil dan berbuat kebajikan” (QS. apakah sudah ada power sharing/pembagian
An-Nahl 16:90). Selanjutnya Rasulullah kewenangan sehingga dalam pengambilan
SAW bersabda ”Sesungguhnya orang-orang keputusan tidak bertele-tele harus sampai
yang berlaku adil di sisi Allah laksana pada pucuk pimpinan. Bila sebagai penerima
berada di atas mimbar yang terbuat dari delegasi harus dilaksanakan dengan penuh
cahaya. Mereka itu orang- orang yang
tanggung jawab.
JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 11
Allah SWT berfirman ”Tolong seperti pahala orang yang mengerjakan menolonglah kamu sekalian dalam kebaikan
kebaikan itu” (HR. Muslim).
dan taqwa” (QS. Al-Maidah 5:2).
c) Knowledge Sharing (pembagian
Selanjutnya, Rasulullah SAW bersabda
pengetahuan)
”Hendaknya tiap dua orang dalam satu Pembagian informasi yang keluarga, yang satu keluar dan yang lain
diperlukan akan sia-sia bila tidak terjadi menjaga keluarga-keluarganya yang
knowledge sharing (pembagian pengetahuan ditinggal, niscaya pahalanya terbagi antara
dan keterampilan), sehingga yang keduanya sama” (HR. Muslim).
mengetahui teknik-teknik permainan hanya
b) Information Sharing (pembagin
itu-itu saja, akibatnya sebagian
informasi)
pegawai/karyawan tidak cukup pengetahuan Dalam melaksanakan tugas sebagai
dalam melaksanakan tugas. Dalam penerima pendelegasian (power sharing),
kaitannya dengan tugas, tidak hanya ditentukan oleh terbaginya informasinya
pimpinan saja yang mendapat pengetahuan, yang diperoleh. Jika individu bertugas di unit
tidak hanya yang mendapat pelatihan saja terbawah tentunya banyak informasinya dari
yang mengetahui ilmu-ilmu tertentu, tetapi atas, maka baik tidaknya/lancar tidaknya
harus dibagi kepada semua yang terkait, pekerjaannya juga ditentukan oleh
dengan cara ditularkan dan ditransfer kepada pembagian informasinya. Bila informasi
yang tidak mendapat pelatihan, atau yang yang disampaikan tidak lengkap tentu
tidak mempunyai pengetahuan. penyelesaian pekerjaan tidak sempurna.
Allah SWT berfirman ”Demi masa. Umpamanya informasi tentang teori, style
Sesungguhnya manusia itu benar- benar atau skill untuk menyelesaikan pekerjaan.
rugi, kecuali orang-orang yang beriman dan Allah SWT berfirman ”Maka
mengerjakan amal saleh dan nasihat sampaikanlah secara terang-terangan
menasihati supaya mentaati kebenaran dan segala sesuatu yang diperintahkan
nasihat menasihati supaya menetapi (kepadamu)”
(QS.Al-Hijr 15:94). kesabaran” (QS. Al-Ashr 103:1-3). Selanjutnya, Rasulullah SAW bersabda
Selanjutnya, Rasulullah SAW bersabda ”Siapa saja yang menunjukkan (mengajak)
”Siapa saja yang menyediakan perbekalan kepada kebaikan, maka ia mendapat pahala
perang di jalan Allah, maka ia disamakan dengan perang, dan siapa saja yang tidak
12 JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 12 JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
mendekat sedepa, dan apabila ia datang berarti ia ikut perang” (HR. Bukhari dan
kepada Allah dengan berjalan maka Allah
Muslim).
datang dengan berlari” (HR. Bukhari).
d) Reward Sharing (pembagian
Orang/pejabat yang mempunyai
hadiah/ganjaran)
kekuasaan untuk memberikan reward harus
Setelah kekuasaan memperhatikan prestasi dibagi/didelegasian, informasi diperoleh,
pegawainya/bawahan sehingga reward betul-
pengetahuan dan skill dikuasai, tinggal satu betul akan terbagi sesuai dengan presatasi hal yang perlu diperoleh, yaitu naluri untuk
masing-masing. Jadi prestasi dulu yang menjadi pekerja atau karyawan yang sukses,
diwujudkan, baru ada reward, bukan seperti dalam permainan sepak bola naluri
sebaliknya reward dipersoalkan dulu, baru mencetak gol. Pemain akan berlomba-lomba
prestasi. Disamping reward positive ada juga
mencetak gol bila ia cukup terangsang reward negative. Sudah sewajarnya bila dengan imbalan yang akan diterima. Imbalan
setiap prestasi mendapat apresiasi, demikian
untuk pemain/pekerja itulah yang disebut
pula bila terjadi sebaliknya, manajemen
Reward. Reward tidak selalu berbentuk
seharusnya memberikan reward negative
uang, tetapi juga penghargaan, sekurang-
atau hukuman (punishment).
kurangnya pengakuan dari atasan. Jadi
Dalam pemberian punishment ada
reward diterima terakhir, setelah ada satu sikap yang menjadi pedoman. Kalau prestasi.
memang ditemukan kesalahan, sanksi harus
Allah SWT berfirman “Dan
dijatuhkan, tidak perlu kemudian diringan-
kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk ringankan dan ada pertimbangan pribadi dirimu niscaya kamu memperoleh
sehingga keputusan menjadi tidak obyektif.
balasannya di sisi Allah sebagai balasan
A Place of Warfare (tempat
yang paling baik dan yang paling besar pertempuran). Misalnya dalam dunia pahalanya” (QS. Al- Muzzammil 73:20).
penegakan hukum, peradilan harus mampu
Selanjutnya, Rasulullah SAW bersabda menjadi medan pertempuran dalam “Apabila seseorang mendekatkan diri
mewujudkan keadilan, bukanlah Islam hadir
kepada Allah sejengkal, maka Allah justru untuk menegakkan keadilan bukan mendekat sehasta, apabila ia mendekatkan
untuk merobohkannya? Dalam dunia bisnis
JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 13 JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 13
bukan pecundang.Kelompok militan umat/rakyat. Untuk menjadi the dream team
mempunyai fungsi secara maksimal, mereka disegala medan pertempuran, setiap
adalah pribadi yang pintar itu menggunakan karyawan/pergawai harus membekali diri
pikirannya untuk mencari sebuah solusi dari dengan atribut M I K R (Militan, Intelek,
problem-problem yang ada di samping Kompetitif, Regeneratif).
Dalam pekerjaan atau bisnis, kita Intelek adalah kemampuan untuk tentunya dihadapkan dengan pertempuran,
menggunakan pikirannya dalam mencari persaingan/kompetisi dalam bekerja, kita
sebuah solusi dari masalah-masalah yang ada. akan memilih sesuatu untuk menjadi
Orang intelek akan menggunakan semua pemenang dalam persaingan. Pilihan yang
knowledge dan skill yang membutuhkan sulit tidak mungkin lahir dari individu yang
untuk berprestasi. Ia akan memaksimalkan pengecut, bukan pribadi yang loyo, tetapi
attitude positif untuk mendorong kebutuhan pribadi yang mempunyai semangat yang
untuk memajukan diri dan lembaga tinggi dan teguh pendirian dalam
tempatnya berkiprah.
mengerjakanya, itulah yang disebut Militan. Allah SWT berfirman ”Maka Allah SWT berfirman ”Maka
bertanyalah kepada orang yang mempunyai istiqomahlah (tetaplah teguh pendirian)
pengetahuan jika kamu tidak mengetahui” kamu pada jalan benar sebagaimana
(QS. An-Nahl 26:43). Selanjutnya, Rasulullah diperintahkan kepadamu dan juga orang
SAW bersabda ”Dan apa yang aku yang telah bertaubat bersama kamu” (QS.
perintahkan kepada kalian, maka laksanakan Huud 11:112). Selanjutnya, Rasulullah SAW
semampu kalian” (HR. Al- Bukhari dan bersabda ”Katakanlah, saya beriman kepada
Muslim).
Allah, kemudian teguhlah kamu dalam Kelompok intelektual yang dibuat di pendirian itu” (HR. Muslim).
dalam fondasi yang militan akan melahirkan Militan artinya ”bersemangat tinggi”,
para pejuang yang siap untuk memberikan ’penuh gairah’ (kamus besar bahasa
keterampilan yang terbaik. Dalam kata lain Indonesia). Dia siap untuk memberikan hasil
militan akan memberikan hasil atau yang baik serta semangat untuk berjuang,
kemampuan yang terbaik.
14 JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
3) Kompetitif
Kompetitif adalah mereka yang tidak saja memiliki penguasaan knowledge dan informasi yang dibutuhkan untuk berprestasi, tetapi juga mereka yang mempunyai kemauan untuk berperan serta menyumbangkan kinerja terbaiknya buat organisasinya. Allah SWT berfirman ”Maka berlomba-lombalah kamu dalam berbuat kebaikan” (QS. Al-Baqarah 2:148, Al-Maidah 5:51). Selanjutnya, Rasulullah SAW bersabda ”Seorang muslim yang menjadi bendahara, adalah orang yang dapat dipercaya. Ia melaksanakan tugas yang dilimpahkan dengan sempurna dan senang hati, serta memberikan sesuatu kepada siapa yang diperintahkan, maka ia termasuk salah sorang yang mendapat pahala bersedekah” (HR. Bukhari dan Muslim).
4) Regeneratif
Regeneratif artinya kemampuan kompetitif atau kesuksesan yang didapatkan dan harus bisa dijaga terus-menerus serta diwariskan kepada generasi berikutnya. Generasi yang cakap adalah generasi yang dilahirkan dan dibangun serta bisa membangkitkan pemimpin yang kompetitif yang mempunyai waktu yang panjang. Maksud dari kalimat di atas bahwa kesuksesan itu tidak hanya dicapai dalam satu periode, tetapi membutuhkan periode berikutnya/generasi penerus. Kunciya terletak
pada kesadaran dan kesabaran dari setiap karyawan/pegawai untuk terus ZIKR dan Sharing PIKR.
Allah SWT berfirman ”Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang- orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu” (QS. Muhammad 47:31). Selanjutnya, Rasulullah SAW bersabda ”Semua kebaikan yang ada padaku tidak akan aku sembunyikan pada kalian. Siapa saja yang menjaga kehormatan dirinya, maka Allah pun akan menjaganya dan siapa saja yang merasa cukup, maka Allah akan mencukupinya. Serta siapa saja yang menyabarkannya dirinya, maka Allah pun akan memberi kesabaran. Dan seseorang tidak akan mendapatkan anugerah yang lebih baik atau lebih lapang melebihi kesabaran” HR. Bukhari dan Muslim).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan praktik bisnis bisa mencapai kesuksesan, apabila para pemimpin dan karyawannya dapat menerapkan nilai- nilai langit (celestial
value/celestial management) yang telah dijelaskan di atas sebagai pendekatan spiritual manajemennya di dalam kegiatan operasional sehari-hari.
C. METODE PENELITIAN
Data-data yang digunakan penulis
1. Jenis Penelitian
antara lain:
a) Teori-teori yang peneliti ambil dari tulisan ini adalah dengan menggunakan
Jenis penelitian yang digunakan dalam
berbagai literatur.
liberary riset atau studi pustaka yang
b) Pengambilan data-data dari hasil yang diperoleh dari beberapa sumber, yang
telah tersaji dari suatu lembaga. dianggap mendukung tema yang diangkat dari
4. Batasan Penelitian
tulisan ini. Batasan dalam tulisan ini difokuskan
2. Sifat Penelitian
pada kondisi sumber daya manusia pada Penelitian ini bersifat deskriptif
IKNB syariah. Batasan dalam tulisan ini juga kualitatif yang artinya menggambarkan suatu
pada kondisi factual tentang keberadaan subyek penelitian. Dalam hal ini adalah kondisi sumber daya manusia pada IKNB
bentuk kondisi sumber daya manusia di bank syariah, kemudian perlunya penerapan syari’ah. Kemudian tentang perlunya
celestial management bagi sumber daya penerapan Celestial Management bagi sumber
manusia pada IKNB syariah. daya manusia pada IKNB syari’ah.
5. Teknik Pengumpulan data
3. Jenis Data
Teknik pengumpulan data yang Jenis data yang digunakan dalam
diperlukan dalam tulisan ini adalah dengan tulisan ini adalah data kualitatif yang
menggunakan beberapa metode yaitu: bersumber dari data primer dan data
a) Studi Kepustakaan
sekunder. Data primer berupa sumber data Metode ini digunakan untuk menggali yang langsung memberikan data kepada
dasar-dasar teori yang terkait dengan peneliti atau data yang diperoleh secara
pengembangan sumber daya manusia pada langsung, sedangkan data sekunder adalah
IKNB syariah dan konsep dari celestial sumber data yang tidak langsung memberikan
management.
data kepada pengumpul data (peneliti) atau
b) Pengamatan
data yang diambil peneliti sebagai pendukung Setiap data yang didapatkan dari atas penelitian secara ilmiah yaitu dengan
berbagai sumber diamati dan dianalisa terkait melakukan studi pustaka (penelusuran melalui
dengan kondisi sumber daya manusia pada buku, artikel, jurnal, majalah, internet dan
IKNB syariah.
sumber lainnya).
16 JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
6. Analisis Data
Penelitian kualitatif adalah prosedur Metode analisis data yang digunakan
penelitian yang menghasilkan data deskriptif adalah dengan menggunakan pendekatan
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- kualitatif deskriptif yaitu dengan cara
orang dan keadaan yang diamati. Penelitian memaparkan metode teori terkait sumber
kualitatif adalah metode penelitian yang daya manusia, serta perlunya penerapan
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek celestial management pada IKNB syariah.
yang alamiah, (sebagai lawannya adalah Kemudian bagaimana konsep celestial
eksprimen) dimana peneliti adalah sebagai management penerapannya bagi sumber daya
instrument kunci, teknik pengumpulan data manusia pada IKNB Syariah, sebagai bentuk
dilakukan secara trianggulasi (gabungan), menciptakan sumber daya manusia yang
analisa data bersifat induktif dan hasil dari berkualitas.
penelitian kualitatif lebih bersifat makna daripada generalisasi.
D. HASIL PENELITIAN
1. Upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia pada IKNB Syariah
Tabel. 1 Meningkatkan Dukungan SDM IKNB Syariah 2015-2019
Waktu Pelaksanaan
Strategi & Rencana Aksi
2019 Strategi 1 Menerapkan ketentuan sertifikasi standar profesi para pelaku IKNB
Syariah secara bertahadap untuk Direksi, Komisaris, Tenaga Ahli, dan Dewan Pengawas Syariah
Rencana Aksi:
1. Menyusun standar kompetensi untuk Dewan Pengawas Syariah.
JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
2. Mendorong sertifikasi bagi manajemen dan Dewan Pengawas Syariah di IKNB Syariah.
3. Mendorong Dewan pengawas syariah mengikuti program peningkatan secara berkelanjutan
Sumber: OJK (Roadmap IKNB Syariah 2015-2019
Tabel. 2 Meningkatkan Dukungan SDM IKNB Syariah 2015-2019
Waktu Pelaksanaan
Strategi & Rencana Aksi
2019 Strategi II Mendukung kerjasama IKNB Syariah dengan instansi dan pihak terkait
untuk melahirkan lebih banyak sumber daya manusia profesional di bidang IKNB Syariah.
Rencana Aksi:
1. Mendorong pendirian √ lembaga standar profesi
di bidang IKNB Syariah. .
2. Meningkatkan
kerjasama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan syariah.
18 JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
3. Melakukan koordinasi dan asosiasi industri,
asosiasi profesi,
lembaga pendidikan, dan komunitas untuk menjaring calon sumber daya manusia profesional.
4. Mendorong program pendidikan calon Dewan Pengawas Syariah.
Sumber: OJK (Roadmap IKNB Syariah 2015-2019
Keterangan: Rencana aksi utama Rencana aksi
Dari kedua tabel diatas menunjukkan yang menjadi aksi utama hanya terletak pada adanya upaya OJK dalam meningkatkan
satu poin yaitu Mendorong sertifikasi bagi kualitas dari sumber daya manusia pada
manajemen dan Dewan Pengawas Syariah di IKNB Syariah untuk lebih baik kedepannya.
IKNB Syariah. Padahal semua aksi Upaya tersebut memiliki dua strategi yang
membutuhkan perhatian yang lebih dalam pertama, Menerapkan ketentuan sertifikasi
meningkatkan kualitas sumber daya manusia standar profesi para pelaku IKNB Syariah
pada IKNB Syariah.
secara bertahadap untuk Direksi, Komisaris,
2. Urgensi Calestial Magement Bagi
Tenaga Ahli, dan Dewan Pengawas Syariah.
SDM pada IKNB Syariah
Kedua, Mendukung kerjasama IKNB Syariah Konsep Celestial Management dengan instansi dan pihak terkait untuk
memiliki tiga unsur penting yaitu ZIKR, melahirkan lebih banyak sumber daya
PIKR, MIKR.
manusia profesional di bidang IKNB Syariah. Hanya saja kurang terlihat optimis karena
JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016 JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
kaffah. Sumber daya manusia
Iman, Konsisten, dan Result
pada IKNB syariah harus
Oriented)
konsisten dalam menjalankan
1) Zero menunjukkan bahwa erat tugasnya sebagai sumber daya kaitannya dengan niat, ketulusan
manusia di bank syariah. dalam bekerja. Sumber daya
Konsisten jika mempertahankan manusia pada IKNB syariah
prestasi yang telah dimiliki, dan harus meniatkan agar setiap yang
terus konsisten membenahi setiap dilakukannya bertujuan mencari
kekurangan di lingkungan kerja ridha dari Allah SWT, agar tidak
IKNB syariah. Konsisten dalam sia-sia dan mendapatkan
mengembangkan produk dan rahmatNya. Dengan demikian
inovasi di bank syariah, serta sumber daya manusia pada IKNB
memasarkan perbankan syariah syariah akan memacu diri dalam
kepada seluruh lapisan bekerja.
masyarakat.
2) Iman
4) Result oriented, dapat diartikan kaitannya suatu keyakinan akan
menunjukkan erat
bahwa dalam bekerja atau bisnis kekuasaan Allah SWT, keyakinan
sebagai suatu perwujudan ibadah, akan janji-janji Allah SWT.
maka harus mempunyai Result Sumber daya manusia pada
Oriented. Result Oriented yang IKMB syariah harus memiliki
dimaksud disini adalah iman keyakian bahwa apa yang
Mardhatillah/Willing Of God dilakukannya selalu dalam
(keridhaan Allah SWT). Yaitu pantauan dari Allah SWT,
orientasi utama menjadi sumber sehingga mereka merasa enggan
daya manusia pada IKNB syariah dalam berbuat hal-hal yang
yaitu mengetahui orientasi yaitu dilarang.
falah bahagia di dunia dan
3) Konsisten, maksudnya untuk akhirat. Meskipun IKNB syariah sampai pada titik sasaran, zero
itu adalah lembaga bisnis, tapi base dan iman harus dijaga secara
tidak mengabaikan hal-hal yang konsisten/harus istiqomah dan
bisa melanggar aturan agama.
20 JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
Orientasi dunia dan akhirat harus dimiliki oleh sumber daya manusia pada IKNB syariah, karena menjadi pembeda dengan orientasi bank konvensional.
b. P I K R (Power, Information, Knowledge, dan Reward).
1) Power Sharing (Pembagian kekuasaan), Pembagian kekuasaan/pendelegasiaan kekuasaan dapat diartikan bahwa seorang individu tidak bisa sendirian dalam bekerja tetapi haruslah berkelompok, bersama-sama dengan pegawai/karyawan lainnya, duduk bersama dalam sebuah team. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia pada IKNB syariah harus memiliki sifat power sharing dalam bekerja, sebagai bentuk profesionalisme, bahwa setiap mereka memiliki amanah, yang harus dipertanggungjawabkan. Dengan demikian ada kebersamaan antara sumber daya manusia.
2) Information,
Dalam
melaksanakan tugas sebagai
penerima pendelegasian (power sharing), ditentukan oleh terbaginya informasinya yang diperoleh. Jika individu bertugas di unit terbawah tentunya banyak informasinya dari atas. Sumber daya manusia pada IKNB syariah, harus pekah dan memiliki akses informasi yang baik. Dalam rangka bisa meningkatkan skill, memicu inovasi dalam menciptakan produk, serta strategi dalam menjaring nasabah yang lebih banyak. Dengan informasi ini sumber daya manusia pada IKNB syariah tidak akan ketinggalan dalam mengembangkan diri.
3) Knowledge Sharing
(pembagian
pengetahuan),
Pembagian informasi yang diperlukan akan sia-sia bila tidak terjadi knowledge sharing (pembagian pengetahuan dan keterampilan), sehingga yang mengetahui teknik-teknik permainan hanya itu-itu saja, akibatnya sebagian pegawai/karyawan tidak cukup Pembagian informasi yang diperlukan akan sia-sia bila tidak terjadi knowledge sharing (pembagian pengetahuan dan keterampilan), sehingga yang mengetahui teknik-teknik permainan hanya itu-itu saja, akibatnya sebagian pegawai/karyawan tidak cukup
bekerja pada IKNB syariah melaksanakan tugas.
dalam
harus dituntut berbuat adil, Knowledge Sharing harus
khususnya bagi pimpinan bank dimiliki oleh sumber daya
syariah. Harus berlaku manusia pada IKNB syariah,
professional terhadap karyawan mengingat IKNB syariah punya
yang dimilikinya, ketika ada perbedaan yang sangat
karyawan yang berprstasi signifikan dengan bank
sebaiknya diberikan reward konvensional, sehingga sumber
hadiah, begitupun jika ada daya manusia pada IKNB
karyawan yang berbuat salah syariah dituntut memiliki
sebaiknya diberi ganjaran.
knowledge yang lebih jika di
c. M I K R (Militan, Intelek,
banding bank konvensional.
Kompetitif, Regeneratif).
Mana mungkin sumber daya manusia pada IKNB syariah
1) Militan, Pilihan yang sulit bisa memasarkan atau
tidak mungkin lahir dari menjelaskan jika tidak memiliki
individu yang pengecut, bukan knowledge tentang IKNB
pribadi yang loyo, tetapi syariah.
pribadi yang mempunyai semangat yang tinggi dan teguh
4) Reward Sharing (pembagian pendirian dalam
hadiah/ganjaran), Imbalan mengerjakanya, itulah yang
untuk pemain/pekerja itulah disebut Militan. Sumber daya
yang disebut Reward. Reward manusia pada IKNB syariah
tidak selalu berbentuk uang, harus berjiwa militant, tidak
tetapi juga penghargaan, mudah menyerah dan putus asa.
sekurang-
kurangnya
Mengingat bank syariah sedang pengakuan dari atasan. Jadi
mengalami proses reward
diterima terakhir,
perkembangan sehingga setelah ada prestasi. Sebagai
dibutuhkan kesungguhan dari sumber daya manusia yang
para sumber daya manusianya
22 JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
JURNAL EKONOMI ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
untuk bekerja dengan penuh semangat agar IKNB syariah bisa bersaing dengan bank konvensional dalam merebut pasar.
2) Intelek, adalah kemampuan untuk menggunakan pikirannya dalam mencari sebuah solusi dari masalah-masalah yang ada. Orang intelek akan menggunakan semua knowledge dan skill yang membutuhkan untuk berprestasi. Sumber daya manusia pada IKNB syariah sangat dituntut untuk bisa berfikir cerdas (intelek), mampu membaca setiap peluang yang ada, kemudian dituntut untuk bisa lebih banyak menciptakan inovasi produk IKNB syariah. Mampu menciptakan produk yang bernilai ekonomi dan dan berjalan sesuai dengan prinsip syariah. Mampu melihat kebutuhan apa saja yang dicari para konsumen, sehingga dengan intelektualitas sumber daya manusia akan terus
memajukan IKNB syariah. 3) Kompetitif adalah mereka
yang tidak saja memiliki penguasaan knowledge dan informasi yang dibutuhkan untuk berprestasi, tetapi juga mereka yang mempunyai kemauan untuk berperan serta menyumbangkan kinerja terbaiknya buat organisasinya. Kompetisi antara IKNB syariah akan terus berjalan, khusunya dalam menarik nasabah, siapa yang memiliki jiwa kompetisi yang baik maka dia yang akan mendapatkan pasar. Sumber daya manusia pada IKNB syariah harus selalu siap dalam menjalani kompetisi, dengan IKNB konvensional. Sumber daya manusia harus kompetitif dalam menjalankan bisnisnya.
4) Regeneratif
artinya kemampuan kompetitif atau kesuksesan yang didapatkan dan harus bisa dijaga terus- menerus serta diwariskan kepada generasi berikutnya. Generasi yang cakap adalah generasi yang dilahirkan dan artinya kemampuan kompetitif atau kesuksesan yang didapatkan dan harus bisa dijaga terus- menerus serta diwariskan kepada generasi berikutnya. Generasi yang cakap adalah generasi yang dilahirkan dan
sumber daya manusia profesional di yang kompetitif yang
bidang IKNB Syariah. mempunyai waktu yang
2. Konsep celestial management terdiri panjang. Sumber daya manusia
dari ZIKR ( Zero Base, Iman, pada IKNB syariah harus
Konsisten, dan Result Oriented), memiliki sifat regeratif, artinya
kemudian PIKR (Power, Information, para senior yang banyak
Knowledge, dan Reward), dan MIKR memiliki ilmu dan pengalaman
(Militan, Intelek, Kompetitif, mau membagi kepada
Regeneratif). Unsur-unsur ini menjadi juniornya. Tidak pelit sharing
penting dan sangat perlu diterapkan dengan juniornya yang sedang
bagi sumber daya manusia pada IKNB proses pengembangan diri.
Syariah. Hal ini mampu mengimbangi Mewariskan yang baik dan
atau sejalan konsep bisnis IKNB meninggalkan yang buruk,
syariah yang tidak terlepas dari aspek dengan demikian IKNB syariah
spiritual, tidak hanya orientasi materi akan selalu memiliki sumber
tapi juga mencapai kebahagiaan dunia daya manusia yang unggul.
dan akhirat.