Kabut Kabut adalah awan yang rendah pada permukaan bumi. Kabut dibedakan menjadi

Atmosfer 83 Gambar 4.11 Hujan pegunungan atau hujan orografis Sumber: Hamparan Dunia Ilmu: Seri Cuaca dan Iklim Suhu o C Kelembapan 5 100 200 m 7,5 100 1.500 m 10 100 1.000 m 15 73 500 m 20 57 5 10 15 20 25 Suhu o C Awan 1 Kabut sawah Malam hari udara dingin, tetapi sungai, sawah, telaga, dan rawa-rawa masih lebih panas daripada udara di atasnya. Oleh karena terkena panas, udara di atas sungai, sawah, telaga, dan rawa-rawa menguap kemudian terjadi kondensasi. Selanjutnya, terbentuklah kabut yang disebut kabut sawah karena banyak terdapat di sawah. 2 Kabut adveksi Kabut adveksi terjadi ketika udara panas yang mengandung uap air bertemu dengan udara dingin lalu terjadi kondensasi maka terbentuklah kabut. 3 Kabut pendingin Udara terang pada malam hari, lalu terjadi pendinginan sehingga lapisan terbawah lembap maka terbentuklah kabut. 4 Kabut industri Asap dari pabrik menyebabkan jumlah inti kondensasi bertambah sehingga udara yang mengandung uap air akan membentuk kabut.

g. Curah hujan

Curah hujan di Indonesia tidak merata. Curah hujan di Nusa Tenggara Timur lebih sedikit daripada di Jawa dan Sumatra. Dengan kata lain, curah hujan di Indonesia bagian barat lebih banyak apabila dibandingkan dengan curah hujan di Indonesia bagian timur. Jenis-jenis hujan 1 Hujan pegunungan atau hujan orografis 84 Nuansa Geografi SMAMA Kelas X Udara yang mengandung uap air naik ke pegunungan. Uap air mengalami kondensasi lalu jatuh hujan pada lereng yang berhadapan dengan arah datangnya angin. Udara terus naik lalu turun di lereng belakangnya, udara yang turun ini sudah tidak mengandung uap air kering. Lereng yang dilalui angin kering disebut daerah bayangan hujan. Di Deli Sumatra Utara, angin semacam ini disebut angin bohorok. Angin ini merusakkan tanaman tembakau, angin fohn di Pegunungan Alpen, dan angin pasat tenggara di Pegunungan Pantai Timur Brasil. 2 Hujan frontal Hujan frontal terjadi karena pertemuan antara massa udara panas dan dingin yang membentuk awan. Setelah awan mengalami proses kondensasi, jatuhlah hujan. Hujan frontal biasa terjadi di daerah tropis. 3 Hujan konveksi Hujan konveksi terjadi pada saat udara panas naik ke lapisan atmosfer karena suhu di atmosfer rendah lalu menjadi dingin dan setelah mencapai kondensasi jatuhlah menjadi hujan. 4 Hujan siklon Hujan siklon terjadi di daerah sedang. Angin di daerah sedang selalu disertai hujan. Di sini, udara bergerak ke atas lalu mengalami pendinginan maka jatuhlah hujan. 5 Hujan muson Hujan muson terjadi pada bulan Oktober – April di daerah muson. Proses terjadinya angin ini telah kita bahas pada pelajaran yang lalu. h. Daerah konvergensi antartropik DKAT DKAT adalah suatu daerah yang mempunyai suhu lebih tinggi jika dibandingkan dengan daerah lain. Daerah semacam ini juga disebut ekuator termal karena suhu yang tinggi menyebabkan tekanan udaranya rendah. Indonesia terletak di daerah doldrum dan dikelilingi laut. Jadi, memungkinkan terjadinya banyak penguapan sehingga banyak terjadi hujan, bahkan pada musim kemarau pun kadang masih hujan. Tugas Berbekal pengetahuan yang telah Anda peroleh, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dan serahkan hasilnya kepada guru Anda. 1. Bagaimana cara udara menerima pemanasan matahari? 2. Mengapa panas yang diterima tempat-tempat di bumi tidak sama? 3. Bagaimana proses terjadinya angin gunung, angin lembah, angin laut, dan angin darat?