BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pajak hotel, restoran dan hiburan menjadi primadona dalam penghimpunan pendapatan asli daerah PAD. Hal ini karena ketiga jenis pajak
tersebut menyumbang kontribusi sekitar 10. Pada tahun 2013, pajak hotel dari target Rp18,25 miliar telah terkumpul Rp20,37 miliar, atau 111,6.
Realisasi pajak restoran 15,5 lebih besar dari target senilai Rp15,5 miliar, terkumpul Rp17,9 miliar. Sedangkan pajak hiburan dari target Rp8,5 miliar
menjadi Rp8,7 miliar Solopos, 18 Desember 2013. Salah satu jenis Pajak Daerah yang sangat berpengaruh dalam
penghimpun pendapatan asli daerah dan pengembangan pembangunan Kota Surakarta adalah Pajak Hotel, yang merupakan pajak atas pelayanan yang
disediakan oleh hotel. Dasar hukumnya adalah Peraturan Daerah kota Surakarta Nomor 4 tahun 2011. Hotel adalah fasilitas jasa
penginapanperistirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata,
pasanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 sepuluh.
Perkembangan jumlah hotel di wilayah kota Surakarta makin lama makin mengalami peningkatan seiring berkembangnya kota Surakarta. Hal ini
dinyatakan padaBadan Promosi Pariwisata Indonesia Surakarta BPPIS
1
mencatat ada peningkatan jumlah hotel berbintang sebesar 180 persen selama lima tahun terakhir. Bersumber pada Tempo.co lima tahun silam,
Surakarta memiliki sepuluh hotel berbintang. Sedangkan total jumlah kamar yang dimiliki mencapai 2.800 pintu. Sedangkan hingga September tahun lalu
tahun 2013, Surakarta telah memiliki 28 hotel berbintang. Jumlah kamarnya juga melambung hingga 4.500 unit. Pada data yang telah direkap pada DPPKA
Kota Surakarta, pada hotel berbintang, tahun 2012 sebanyak 22 hotel berbintang dan pada tahun 2013 sebanyak 24 hotel berbintang. Hal ini dapat
memperjelas adanya potensi pajak hotel yang belum digali secara maksimal. Akan tetapi, Ketua BPPIS, Hidayat Al BanjariSenin, 20 Januari 2014
menyatakan dalam Tempo.com bahwa ada ketimpangan antara permintaan dengan ketersediaan hotel. Menurut beliau, kondisi tersebut banyak dikeluhkan
oleh para pelaku bisnis hotel di Surakarta. Ketimpangan tersebut ditemukan melalui survei pasar wisatawan di Surakarta yang digelar akhir tahun kemarin.
Survei tersebut juga memaparkan persepsi wisatawan selama berkunjung ke Surakarta. Dampaknya, banyak hotel yang perang tarif untuk berebut
pelanggan. Jenis pajak hotel lainnya adalah guesthouse. Guest House adalah sebuah
tempat yang di bangun untuk penginapan, perbedaan yang mendasar dengan hotel adalah disini biasanya para pengelola menawarkan untuk sewa kamar
harian dan bulanan. Konsep hampir seperti tempat kost pada umumnya tetapi ada petugas kebersihannya dan mempunyai fasilitas lengkap seperti hotel
dengan harga yang relatif murah.
Penginapan yang menjanjikan kenyamanan dan sentuhan kekeluargaan ala guest house tersebut semakin menjamur di Solo. Dibanding hotel maupun
penginapan lainnya, guest house lebih menonjolkan suasana tenang lantaran tidak banyak orang. Suasana yang tercipta di penginapan ini juga membuat
Anda bisa leluasa beraktivitas layaknya di rumah sendiri Solopos.com. Potensi pajak hotel dapat diukur berdasar pada data jumlah kamar tiap
hotel, tarif rata-rata dan tingkat hunian hotel. Untuk itu perlu dilakukan identifikasi terkait dengan usaha peningkatan penerimaan pajak hotel serta
tindakanusaha-usaha yang kiranya perlu dilakukan dalam rangka memanfaatkan potensi pajak hotel yang belum optimal.
B. Rumusan Masalah