Faktor_faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

POPPI ERINA SIREGAR 070523013

EKONOMI PEMBANGUNAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan 2010


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Faktor_faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Medan” guna memenuhi salah satu syarat meraih gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menerima bantuan, baik berupa dorongan semangat maupun sumbangan pikiran dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan bantuan kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Dr. Irsyad Lubis, Msoc, Sc, Phd, selaku Sekretaris Departemen

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara 4. Bapak Drs. Rahmad Sumanjaya, M.Si, selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan dukungan, dan arahan serta waktu dan tenaga dalam penulisan skripsi ini.

5. Ibu Drs. Raina Linda Sari, MSi selaku dosen penguji I yang dengan penuh semangat memberikan bimbingan dan perhatian lebih untuk skripsi ini. 6. Ibu Dr. Murni Daulay, M.Si selaku dosen penguji II yang telah


(3)

7. Seluruh staf pengajar dan staf administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah mendukung, mendidik, dan membimbing penulis dengan baik.

8. Dengan rasa hormat saya kepada kedua orang tua saya, ayahanda M. Siregar dan ibunda Nurlena. Terimakasih kepada kedua orang tua yang tiada hentinya memberikan do’a dan dukungan kepada saya sehingga sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini

9. Kepada saudara-saudaraku, terima kasih atas do’a dan dukungan kalian buat ku.

10. Buat teman-teman kerja bagian keuangan Biro Rektor USU terima kasih atas dukungan dan semangat dari kalian.

11. Buat teman-teman ku semua terima kasih yang sebesar-besarnya atas dorongan dan semangat dari kalian.

Ahir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritikdan saran yang bersifat membangun untuk dapat meningkatkan kualitas skripsi ini sehingga pada ahirnya akan dapat dipergunakan dalam pembangunan dan pemahaman ilmiah.

Medan, April 2010 Penulis


(4)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh PDRB Perkapita, Jumlah Wisatawan, dan Jumlah tempat tidur yang mempengaruhi Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Medan. Data yang digunakan adalah data time series pada periode 1988 – 2007 dengan metode analisis model kuadrat terkecil (OLS).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa PDRB Perkapita, Jumlah Wisatawan, dan Jumlah tempat tidur mempunyai pengaruh yang positif terhadap Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Medan dan signifikan secara statistic pada α = 5%, dan α = 10%.

Kata Kunci : Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Medan, PDRB Perkapita, Jumlah Wisatawan, Jumlah tempat tidur


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Hipotesis ... 5

1.4. Tujuan Penelitian ... 5

1.5. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pajak ... 7

2.2. Fungsi Pajak ... 9

2.3. Pembagian Pajak ... 9

2.3.1. Berdasarkan Golongan ... 9

2.3.1. Berdasarkan Wewenang Pemungut ... 10

2.3.2. Berdasarkan Sifat ... 11

2.4. Pajak Hotel ... 11

2.4.1. Objek Pajak Hotel ... 12

2.4.2. Subjek dan Wajib Pajak Hotel Serta Tarif Pajak ... 12

2.5. Pajak Restoran ... 13

2.5.1. Objek Pajak Restoran ... 13

2.5.2. Subjek dan Wajib Pajak Restoran Serta Tarif Pajak ... 13

2.6. Penelitian Sebelumnya ... 14

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup ... 16

3.2. Jenis dan Sumber Data ... 16

3.3. Model Analisis Data ... 16


(6)

3.4.1.Koefisien Determinasi (R- Square) ... 17

3.4.2.Uji F-Statistik ... 18

3.4.3.Uji T-Statistik ... 18

3.5. Uji Asumsi Klasik ... 19

3.5.1. Multikolineritas ... 19

3.5.2. Autokorelasi ... 19

3.6. Defenisi Operasional ... 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Daerah Penelitian ... 22

4.2. Kota Medan Secara Geografis ... 22

4.3. Kota Medan Secara Demografis ... 22

4.4. Analisis Hasil Penelitian ... 26

4.5. Interpretasi Model ... 28

4.6. Test of Goodness of fit ... 29

4.6.1. Koefisien Determinasi (R2) ... 29

4.6.2. Uji F-Statistik ... 29

4.2.3. Uji T-Statistik ... 31

4.7. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 34

4.7.1. Multikolineritas ... 34

4.7.2. Autokolerasi ... 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 36

5.2. Saran ... 38 DAFTAR PUSTAKA


(7)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh PDRB Perkapita, Jumlah Wisatawan, dan Jumlah tempat tidur yang mempengaruhi Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Medan. Data yang digunakan adalah data time series pada periode 1988 – 2007 dengan metode analisis model kuadrat terkecil (OLS).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa PDRB Perkapita, Jumlah Wisatawan, dan Jumlah tempat tidur mempunyai pengaruh yang positif terhadap Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Medan dan signifikan secara statistic pada α = 5%, dan α = 10%.

Kata Kunci : Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Medan, PDRB Perkapita, Jumlah Wisatawan, Jumlah tempat tidur


(8)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pajak

Pajak dari perspektif ekonomi dipahami sebagai beralihnya sumber daya dari sektor privat kepada sektor publik. Pemahaman ini memberikan gambaran bahwa adanya pajak menyebabkan dua situasi menjadi berubah. Pertama, berkurangnya kemampuan individu dalam menguasai sumber daya untuk kepentingan penguasaan barang dan jasa. Kedua, bertambahnya kemampuan keuangan negara dalam penyediaan barang dan jasa publik yang merupakan kebutuhan masyarakat. Sementara pemahaman pajak dari perspektif hukum menurut Soemitro merupakan suatu perikatan yang timbul karena adanya undang-undang yang menyebabkan timbulnya kewajiban warga negara untuk menyetorkan sejumlah penghasilan tertentu kepada negara, negara mempunyai kekuatan untuk memaksa dan uang pajak tersebut harus dipergunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan. Dari pendekatan hukum ini memperlihatkan bahwa pajak yang dipungut harus berdsarkan undang-undang sehingga menjamin adanya kepastian hukum, baik bagi fisku sebagai pengumpul pajak maupun wajib pajak sebagai pembayar pajak. Pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan umum dan tata cara perpajakan adalah "kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan


(9)

tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Terdapat bermacam-macam batasan atau definisi tentang pajak yang dikemukakan oleh beberapa sarjana (Erly Suandy, 2000:7) :

 Menurut Prof. Dr. M. J. H. Smeets, pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang tertuang melalui norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan tanpa adakalanya kontraprestasi yang dapat ditujukan dalam hal yang individual, maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

 Menurut Dr. Soeparman Soemahamidjaja, pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum guna menutupi biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.

 Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro SH, pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk

public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public


(10)

2.2 Fungsi Pajak

1. Fungsi Budgetir atau Fungsi Finansial

Fungsi Budgetir atau Fungsi Finansial yaitu memasukkan uang sebanyak-banyaknya kas Negara, dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara.

2. Fungsi Reguralend atau Fungsi Mengatur

Fungsi Reguralend atau Fungsi Mengatur yaitu pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur baik masyarakat baik dibidang ekonomi, sosial maupun politik dengan tujuan tertentu.

2.3 Pembagian Pajak

Pembagian pajak dapat dilakukan berdasarkan golongan, wewenang pemungut, maupun sifatnya.

2.3.1 Berdasarkan Golongan

1. Pajak Langsung adalah pajak yang bebannya harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak yang bersangkutan dan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain.

2. Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan atau digeserkan kepada pihak lain sehingga sering disebut juga sebagai pajak tidak langsung.


(11)

2.3.2 Berdasarkan Wewenang Pemungut Pajak Pusat/Pajak Negara

Pajak Pusat/Pajak Negara adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya dilakukan oleh Departemen Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pajak. Pajak Pusat diatur dalam undang-undang dan hasilnya akan masuk ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Pajak Daerah

Pajak Daerah adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada pemerintah daerah yang pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah. Pajak Pajak Pusat diatur dalam undang-undang dan hasilnya akan masuk ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pajak Daerah yang diatur dalam undang-undang nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terdiri dari 3 jenis Pajak Daerah Tingkat I dan 6 jenis Pajak Daerah Tingkat II.

Pajak Daerah Tingkat I

a. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB)

Pajak Daerah Tingkat II

a. Pajak Hotel dan Restoran b. Pajak Hiburan


(12)

d. Pajak Penerangan Jalan

e. Pajak Pengambilan & Pengolahan Bahan Galian golongan C f. Pajak Pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan

2.3.3 Berdasarkan Sifat

1. Pajak Subjektif

Pajak Subjektif adalah pajak yang memeperhatikan kondisi/keadaan wajib pajak. Dalam menentukan pajaknya harus ada alas an-alasan objektif yang berhubungan erat dengan keadaan materialnya, yaitu gaya pikul. Gaya pikul adalah kemampuan wajib pajak memikul pajak setelah dikurangi biaya hidup minimum.

2. Pajak Objektif

Pajak Objektif adalah pajak yang pada awalnya memperhatikan objek yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar, kemudian baru dicari subjeknya baik orang pribadi maupun badan. Jadi dengan kata lain pajak objektif adalah pengenaan pajak yang hanya memperhatikan kondisi objeknya saja.

2.4 Pajak Hotel

Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap/ istirahat memperoleh pelayanan dan atau fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran, termasuk bangunan lainnya yang menyatu dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran. Pajak yang


(13)

dikenakan atas pelayanan hotel disebut pajak hotel dan masa pajaknya adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan satu bulan takwim.

2.4.1 Objek Pajak Hotel

Objek pajak hotel adalah pembayaran atas fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek antara lain hotel, gubuk pariwisata (cottage), motel, wisma pariwisata, pesanggrahan (hostel), losmen dan rumah penginapan. Termasuk kos dengan jumlah kamar minimal 10 (sepuluh) atau lebih yang menyediakan fasilitas seperti rumah penginapan. Pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas penginapan atau tempat tinggal jangka pendek yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan antara lain telepon, fax, fotocopy, pelayanan cuci, setrika, taksi dan pengangkutan lainnya yang disediakan atau dikelola hotel, fasilitas olahraga dan hiburan yang disediakan khusus untuk tamu hotel, bukan untuk umum anatara lain pusat kebugaran, pub, diskotik, yang disediakan atau dikelola hotel, pasca penyewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel, dan penjualan makanan dan minuman untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel juga merupakan objek pajak hotel.

2.4.2 Subjek dan Wajib Pajak Hotel serta tarif Pajak

Subjek pajak hotel adalah orang pribadi atau badan hukum yang melakukan pembayaran kepada pihak hotel. Wajib pajak hotel adalah pengusaha hotel, dasar pengenaan pajaknya adalah jumlah pembayaran kepada pihak hotel dengan tarif tertinggi sebesar 10% yang ditetapkan dengan peraturan daerah. Besarnya pokok pajak hotel yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif


(14)

pajak dengan dasar pengenaan. Pajak yang terutang dalam masa pajak terjadi atau timbul pada saat kegiatan pelayanan hotel dilakukan dan pemungutannya dilakukan didalam daerah yang bersangkutan.

2.5 Pajak Restoran

Restoran adalah tempat menyantap makanan dan atau minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk jasa boga dan catering. Pajak yang dikenakan atas pelayanan restoran disebut pajak restoran yang masa pajaknya adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan satu bulan takwim.

2.5.1 Objek Pajak Restoran

Objek Pajak Restoran adalah setiap palayanan yang disediakan dengan pembayaran di restoran termasuk bar, kafe, rumah makan, buffet, kantin, kedai nasi atau kedai kopi dan meliputi penjualan makanan / minuman di tempat penjualan ataupun yang dibawa pulang (take away). Dikecualikan dari objek pajak restoran adalah pelayanan atas jasa boga atau catering, pelayanan yang disediakan oleh restoran atau rumah makan yang pendapatan brutonya tidak melebihi batas Rp.600.000,- (enam ratus ribu rupiah) per bulan dan penjualan makanan dan atau minuman di tempat yang disertai dengan fasilitas penyantapannya di hotel

2.5.2 Subjek dan Wajib Pajak Restoran serta tarif Pajak

Subjek pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan di restoran. Wajib pajak restoran adalah pengusaha restoran, rumah makan, kedai nasi / kopi, warung nasi. Dasar pengenaan pajaknya


(15)

adalah jumlah pembayaran kepada pihak restoran dengan tarif tertinggi sebesar 10% yang ditetapkan dengan peraturan daerah. Besarnya pokok pajak restoran yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan. Pajak yang terutang dalam masa pajak terjadi atau timbul pada saat kegiatan pelayanan restoran dilakukan dan pemungutannya dilakukan didalam daerah yang bersangkutan.

2.6 Penelitian Sebelumnya

Ami Fadila (2009) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pajak hotel dan pajak restoran terhadap pendapatan daerah. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pajak hotel dan pajak restoran, dan variabel dependen yang digunakan adalah pendapatan asli daerah (PAD). Metode statistik yang digunakan adalah statistik inferensial dengan analisis regresi berganda Uji F, dan Uji T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien dari pajak hotel adalah (b1) = 8,534 dan koefisien pajak restoran (b2) =

3,742 yang menunjukkan bahwa pajak hotel pajak restoran berpengaruh positif terhadap PAD, nilai adjusted R2 adalah sebesar 0,967 yang artinya bahwa 96,7% variabel dependen PAD kota Medan dijelaskan oleh variabel independen pajak hotel dan pajak restoran sedang sisanya sebesar 3,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disebutkan dalam penelitian.

Pada hasil pengujian hipotesis secara simultan menunjukkan bahwa kedua variabel independen yaitu pajak hotel dan pajak restoran secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap PAD, dan pada uji hipotesis parsial


(16)

menyatakan pajak hotel dan pajak restoran secara terpisah berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah (PAD).

Ardiansyah (2005) Melakukan penelitian untuk melihat seberapa besar pajak hotel dan restoran memberikan kontribusi terhadapa pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten Purworejo selama tahun 1989-2003. Penelitian digunakan dengan analisis efektifitas dan analisis efesiensi serta melakukan analisis regeresi untuk menguji faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penerimaan penerimaan pajak hotel dan restoran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap PAD kabupaten Purworejo rata-rata selama tahun 1989-2003 adalah 1,79% dan rata-rata tingkat efisiensi adalah 24,66%-27,29%. Variabel-variabel yang mempengaruhi pajak hotel dan restoran adalah jumlah hotel dan restoran yang berpengaruh positif dan signifikan, tingkat inflasi dan jumlah wisatawan berpengaruh positif tapi tidak signifikan.


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesa penelitian. Adapun metode penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

3.1 Ruang Lingkup Penenelitian

Adapun ruang lingkup penelitian adalah menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak hotel dan restoran di kota Medan dalam kurun waktu 1988 – 2007.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara, serta bahan-bahan kepustakaan berupa bacaan yang berhubungan dengan penelitian, artikel, majalah dan laporan yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti.

3.3 Model dan Analisis Data

Dalam menganalisis besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, penelitian ini menggunakan model ekonometrika, yaitu meregresikan variable-variabel yang ada dengan Ordinary Least Square (OLS). Data-data yang digunakan dianilisis secara kuantitatif dengan menggunakan


(18)

analisa statistik yaitu persamaan regresi linier berganda. Software yang digunakan dalam penelitian ini adalah program E-Views versi 5.0. Dengan Model Persamaan sebagai berikut :

Y=α+β1X1+ β2X2+ β3X3+µ Dimana :

Y = Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran (Juta Rupiah)

 = Konstanta

β1,β2,β3 = Koefisien Regresi

X1 = Produk Domestik Regional Bruto Perkapita atas dasar harga

konstan (Juta Rupiah)

X2 = Jumlah Wisatawan Nusantara dan Mancanegara (Orang)

X3 = Jumlah Tempat Tidur (Unit)

 = Term of error

3.4 Uji Kesesuaian

3.4.1 Koefisien Determinasi (R-Square)

Koefisien determinasi (R-Square) dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen secara bersama dapat memberi penjelasan terhadap variabel dependen atau merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang diestimasi. Dimana nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1 (0 < R2 < 1)


(19)

3.4.2 Uji F-Statistik

Uji F-Statistik dilakukan untuk mengetahui proporsi varibel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen secara serempak atau gabungan, dilakukan pengujian hipotesis secara serentak dengan menggunakan Uji F.

Ho:β1= β2= β3 artinya variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ho:β1β2β3 artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

Pengambilan keputusan :

Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima. Berarti variabel independen tersebut secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak. Berarti variabel independen tersebut secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

3.4.3 Uji T-Statistik

Tujuan penggunaan uji T-Statistik adalah untuk menguji parameter secara parsial atau sendiri-sendiri dengan tingkat kepercayaan tertentu.

Ho:β1 = 0 artinya variabel independen secara individu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Ho:β1 >0 artinya variabel independen secara individu berpengaruh


(20)

Pengambilan keputusan :

Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima. Berarti variabel independen tersebut secara individu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak. Berarti variabel independen tersebut secara individu berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap variabel dependen.

3.5 Uji Asumsi Klasik 3.5.1 Multikolineritas

Multikolineritas adalah alat untuk mengetahui suatu kondisi, apakah terdapat korelasi variabel independen diantara satu sama lainnya. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolineritas dapat dilihat dari nilai R-Square, F-Hitung, T-Hitung serta standar error.

Adanya multikolineritas ditandai dengan : 1. standar error tidak terhingga

2. tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α = 10%, α = 5%, α = 1% 3. terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori

4. R2 sangat tinggi

3.5.2 Autokorelasi

Adalah adanya korelasi antara variable-variabel gangguan pada pengamatan yang berbeda waktu atau individu. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan dengan satu sama lainnya


(21)

atau karena residual tidak bebas dari suatu observasi ke observasi lainnya. Uji yang digunakan adalah dengan uji Durbin Watson Test (uji DW).

Hipotesis: 0 : o

H , artinya Ho diterima, tidak ada autokorelasi

0 :  a

H , artinya Ha diterima, terdapat autokorelasi

0 dl du 2 4-du 4-dl 4

Gambar 3.1 Kurva Durbin Watson Test

Dimana :

Ho : tidak ada autokorelasi

Dw < dl : tolak Ho (ada korelasi positif) Dw > 4-dl : tolak Ho (ada korelasi negatif) Du < Dw < 4-du : terima Ho (tidak ada korelasi)

dl ≤ Dw ≤ du : pengujian tidak bisa disimpulkan (inconclusive) (4-du) ≤ Dw ≤ (4-dl) : pengujian tidak bisa disimpulkan (inconclusive)

Inconclusive Inconclusive

Ho:Accept

Autokorelasi (-) Autokorelasi (+)


(22)

3.6 Defenisi Operasional

1. Pajak Hotel dan Restoran adalah Pajak yang dipungut atas pembayaran pelayanan di Hotel atau Restoran di Kota medan.

2. PDRB Perkapita adalah pendapatan yang diterima oleh masing-masing perkepala penduduk.

3. Wisatawan adalah Pengunjung yang mengunjungi suatu tempat atau Negara diluar tempat tinggalnya paling sedikit 24 Jam.

4. Tempat Tidur adalah Fasilitas yang disediakan pada hotel untuk beristirahat.


(23)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

Sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota di propinsi Sumatera Utara, Kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis secara regional. Bahkan sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Utara, Kota Medan sering digunakan sebagai barometer dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah daerah.

Secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian Utara, sehingga relatif dekat dengan kota-kota / negara yang lebih maju seperti Pulau Penang Malaysia, Singapura dan lain-lain. Demikian juga secara demografis Kota Medan diperkirakan memiliki pangsa pasar barang/jasa yang relatif besar. Hal ini tidak terlepas dari jumlah penduduknya yang relatif besar dimana tahun 2007 diperkirakan telah mencapai 2.083.156 jiwa. Demikian juga secara ekonomis dengan struktur ekonomi yang didominasi sektor tertier dan sekunder, Kota Medan sangat potensial berkembang menjadi pusat perdagangan dan keuangan regional/nasional.

4.2 Kota Medan Secara Geografis

Secara umum ada 3 (tiga) faktor utama yang mempengaruhi kinerja pembangunan kota, (1) faktor geografis, (2) faktor demografis dan (3) faktor


(24)

sosial ekonomi. Ketiga faktor tersebut biasanya terkait satu dengan lainnya, yang secara simultan mempengaruhi daya guna dan hasil guna pembangunan kota termasuk pilihan-pilihan penanaman modal (investasi). Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Pada Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 tanggal 29 September 1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha, meliputi 4 Kecamatan dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU tanggal 21 September 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat. Melaui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973 Kota Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang terdiri dari 11 Kecamatan dengan 116 Kelurahan. Berdasarkan luas administrasi yang sama maka melalui Surat Persetujuan Menteri Dalam Negeri Nomor 140/2271/PUOD, tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan melakukan pemekaran Kelurahan menjadi 144 Kelurahan. Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefitipan 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Berdasarkan perkembangan administratif ini Kota Medan kemudian tumbuh secara geografis, demografis dan sosial ekonomis.


(25)

Secara administratif, wilayah Kota Medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Selatan dan Timur. Sepanjang wilayah Utara nya berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya alam (SDA), Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografis kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya Sumber daya alam seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.

Di samping itu sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun kuar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik , yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

4.3 Kota Medan Secara Demografis

Penduduk Kota Medan memiliki ciri penting yaitu yang meliputi unsur agama, suku etnis, budaya dan keragaman (plural) adat istiadat. Hal ini memunculkan karakter sebagian besar penduduk Kota Medan bersifat terbuka. Secara Demografi, Kota Medan pada saat ini juga sedang mengalami masa


(26)

transisi demografi. Kondisi tersebut menunjukkan proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi menuju keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian semakin menurun. Berbagai faktor yang mempengaruhi proses penurunan tingkat kelahiran adalah perubahan pola fakir masyarakat dan perubahan sosial ekonominya. Di sisi lain adanya faktor perbaikan gizi, kesehatan yang memadai juga mempengaruhi tingkat kematian.

Dalam kependudukan dikenal istilah transisi penduduk. Istilah ini mengacu pada suatu proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi ke keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian rendah. Penurunan pada tingkat kelahiran ini disebabkan oleh banyak faktor, antara lain perubahan pola berfikir masyarakat akibat pendidikan yang diperolehnya, dan juga disebabkan oleh perubahan pada aspek sosial ekonomi. Penurunan tingkat kematian disebabkan oleh membaiknya gizi masyarakat akibat dari pertumbuhan pendapatan masyarakat. Pada tahap ini pertumbuhan penduduk mulai menurun.

Pada akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun kematian sudah tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah penduduk juga cenderung untuk tidak banyak berubah, kecuali disebabkan faktor migrasi atau urbanisasi. Komponen kependudukan lainnya umumnya menggambarkan berbagai berbagai dinamika sosial yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun kultural. Menurunnya tingkat kelahiran (fertilitas) dan tingkat kematian (mortalitas), meningkatnya arus perpindahan antar daerah (migrasi) dan proses urbanisasi,


(27)

termasuk arus ulang alik (commuters), mempengaruhi kebijakan kependudukan yang diterapkan.

Tahun Jumlah

Penduduk

Laju Pertumbuhan

Penduduk

Luas Wilayah (KM²)

Kepadatan Penduduk (Jiwa/KM²)

[1] [2] [3] [4] [5]

2005 2.036.185 1,50 265,10 7.681

2006 2.067.288 1,53 265,10 7.798

2007* 2.083.156 0,77 265,10 7.858

Sumber BPS Kota Medan

Keterangan : * Angka Sementara Pertengahan Tahun 2007

Tabel 4.1 Jumlah Laju Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk Di Kota Medan Tahun 2005 – 2007

4.4 Analisis Hasil Penelitian

Pada regresi berganda terdapat satu variabel terikat dan terdapat dua atau lebih variabel bebas. Bentuk umum regresi berganda adalah sebagai berikut :


(28)

Dari analisa yang dilakukan menggunakan program Eviews, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Dependent Variable: PHR Method: Least Squares Date: 03/21/10 Time: 07:30 Sample: 1988 2007

Included observations: 20

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -11681.73 3658.758 -3.192812 0.0057

PDRB 0.003730 0.001887 1.976743 0.0656

JWS 0.008263 0.004288 1.927141 0.0719

JTD 3.745762 0.949906 3.943297 0.0012

R-squared 0.903941 Mean dependent var 26291.25 Adjusted R-squared 0.885930 S.D. dependent var 4190.937 S.E. of regression 1415.457 Akaike info criterion 17.52515 Sum squared resid 32056311 Schwarz criterion 17.72430 Log likelihood -171.2515 F-statistic 50.18815 Durbin-Watson stat 1.874796 Prob(F-statistic) 0.000000

Tabel 4.2 Hasil Regresi faktor-faktor yang mempengaruhi Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di kota Medan

Berdasarkan hasil regresi dapat diperoleh hasil estimasi sebagai berikut : Y = -11681.73 + 0.003730 X1 + 0.008263 X2 + 3.745762 X3


(29)

4.5 Interpretasi Model

Dari hasil estimasi diatas dapat dijelaskan pengaruh variabel independen yaitu sebagai berikut :

1. Nilai konstanta adalah sebesar -11681.73. Hal ini dapat diartikan bahwa jika tidak ada perubahan pada PDRB Perkapita, Jumlah Wisatawan, Jumlah Tempat Tidur, maka Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Medan adalah -11681.73 Juta Rupiah.

2. PDRB Perkapita berpengaruh positip terhadap Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Medan, hal ini ditunjukkan oleh regresi X1, yaitu sebesar

0.003730. Artinya setiap kenaikan 1 Juta Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita akan meningkatkan Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran sebesar 0.003730 Juta Rupiah, ceteris paribus.

3. Jumlah Wisatawan berpengaruh positip terhadap Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Medan , hal ini ditunjukkan oleh regresi X2, yaitu sebesar

0.008263. Artinya setiap kenaikan 1 Juta Jumlah Wisatawan akan meningkatkan Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran sebesar 0.008263 Juta Rupiah, ceteris paribus.

4. Jumlah tempat tidur berpengaruh positip terhadap Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Medan, hal ini ditunjukkan oleh regresi X3, yaitu sebesar

3.745762. Artinya setiap kenaikan 1 Juta Jumlah tempat tidur akan meningkatkan Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran sebesar 3.745762 Juta Rupiah, ceteris paribus.


(30)

4.6 Test Of Goodness Of Fit (Uji Kesesuaian) 4.6.1 Koefisien Determinasi (R-Square)

Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen secara bersama dapat memberi penjelasan terhadap variabel dependen. Dari hasil analisis dengan model OLS maka diperoleh nilai koefisien determinasi ( ) adalah sebesar 0.90 atau 90 %, yang berarti bahwa variabel X1

(Produk Domestik Regional Bruto Perkapita), X2 (Jumlah Wisatawan), X3

(Jumlah Tempat Tidur) dapat memberikan pengaruh terhadap variabel dependen sebesar 90 %, sedangkan sisanya yaitu sebesar 10 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam estimasi model.

4.6.2Uji F-Statistik ( Uji Keseluruhan)

Uji F-statistik dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen mampu secara bersama-sama mempengaruhi peningkatan variabel dependen.

Hipotesis : Ha : b1 = 0 Signifikan (ada pengaruh)

Ho : b1 0 tidak Signifikan (tidak berpengaruh)

Kriteria pengambilan keputusan : 0 ...

;b1b2  bkHo

Ho diterima jika < , artinya variabel bebas secara serentak/bersama tidak mempengaruhi variabel terikat.

0 ...

;b1b2  bkHa

Ha ditolak jika > , artinya variabel bebas secara serentak/bersama mempengaruhi variabel terikat.


(31)

Dari hasil regresi diketahui F-hitung = 50.18815 Dimana  5%,n20,k 3

df = (k-1, n-k) = (3-1, 20-3)

= (2, 17) F-tabel = 3.59

Gambar 4.1 Kurva uji F-statistik

Hasil yang diperoleh adalah nilai F-hitung (50.18) > F-tabel (3,59) dengan demikian Ho ditolak artinya variabel Produk Domestik Regional Bruto Perkapita, Jumlah Wisatawan dan Jumlah tempat tidur berpengaruh nyata terhadap Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Medan.

Berarti dapat disimpulkan bahwa variabel Produk Domestik Regional Bruto Perkapita, Jumlah Wisatawan dan Jumlah tempat tidur secara nyata dapat mempengaruhi variabel Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran pada tingkat kepercayaan 95 % secara bersama-sama.

3,59 50.18

Ha diterima


(32)

4.6.3Uji T-Statistik (Uji Parsial)

Uji t dilakukan untuk menguji apakah variabel dependen secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel independen. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut :

Ho : b1 = 0 ( tidak signifikan )

Ha : b1≠ 0 ( signifikan )

1. Variabel Produk Domestik Regional Bruto/PDRB (X1)

Dari hasil analisis regresi diketahui t-hitung = 1.976743 Ha diterima apabila t-hitung < t-tabel

Ho ditolak apabila t-hitung > t-tabel

% 10

 0.05 2

1  

Df = n-k-1 = 20-3-1 = 16 t-tabel = 1.74

Ha diterima Ha diterima

Ho diterima

-1.97 -1.74 0 1.74 1.97

Gambar 4.2 Kurva uji t-statistik Variabel PDRB


(33)

Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa variabel Produk Domestik Regional Bruto berpengaruh nyata terhadap Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Medan.

Ini menunjukkan bahwa variabel PDRB Perkapita berpengaruh nyata terhadap Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran pada tingkat kepercayaan 90 %.

2. Variabel Jumlah Wisatawan (X2)

Dari hasil analisis regresi diketahui t-hitung = 1.927141 Ha diterima apabila t-hitung < t-tabel

Ho ditolak apabila t-hitung > t-tabel

% 10

 0.05 2

1  

Df = n-k-1 = 20-3-1 = 16 t-tabel = 1.74

Ha diterima Ha diterima

Ho diterima

-1.92 -1.74 0 1.74 1.92

Gambar 4.3 Kurva uji t-statistik Variabel Jumlah Wisatawan

Dari hasil estimasi regresi di atas menunjukkan bahwa Jumlah Wisatawan signifikan pada α = 10 % dengan t-hitung > t-tabel(1.92 > 1.74). Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa variabel Jumlah Wisatawan


(34)

Ini menunjukkan bahwa variabel Jumlah Wisatawan berpengaruh nyata terhadap Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran pada tingkat kepercayaan 90 %.

3. Variabel Jumlah Tempat Tidur (X3)

Dari hasil analisis regresi diketahui t-hitung = 3.943297 Ha diterima apabila t-hitung < t-tabel

Ho ditolak apabila t-hitung > t-tabel

% 5

 0.025 2

1  

Df = n-k-1 = 20-3-1 = 16 t-tabel = 2.12

Ha diterima Ha diterima

Ho diterima

-3.94 -2.12 0 2.12 3.94

Gambar 4.4 Kurva uji t-statistik Variabel Jumlah Tempat Tidur

Dari hasil estimasi regresi di atas menunjukkan bahwa Jumlah Tempat Tidur signifikan pada α = 5 % dengan t-hitung > t-tabel(3.94 > 2.12). Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa variabel Jumlah Tempat Tidur berpengaruh nyata terhadap Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Medan.

Ini menunjukkan bahwa variabel Jumlah Tempat Tidur berpengaruh nyata terhadap Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran pada tingkat kepercayaan 95 %.


(35)

4.7. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 4.7.1 Multikolinieritas

Keberadaan multikolinieritas dapat diketahui dengan menggunakan uji multikolinieritas yaitu dengan meregresi masing – masing variabel independen (variabel bebas). Jika R2nya lebih kecil dari R2 model maka di dalam model tidak terdapat multikolinieritas. Tetapi apabila R2nya lebih besar daripada R2 model maka di dalam model terdapat multikolinieritas. Atau dapat dijelaskan sebagai berikut :

Jika:

R21,2,3 < R2 model: tidak ada multikolinieritas

R21,2,3 > R2 model: ada multikolinieritas

Berdasarkan uji R2 1,2,3 < R2 model: tidak ada multikolinieritas (lihat lampiran)

dapat disimpulkan bahwa di dalam model tidak terdapat R2 1,2,3 < R2 model: tidak

ada multikolinieritas karena R21,2,3 < R2 model.

4.7.2 Autokorelasi

Hipotesis : , 0 : 

Ho artinya tidak ada autokorelasi Ho: 0,artinya ada autokorelasi

Dari hasil analisa regresi diketahui bahwa DW-hitung persamaan regresinya adalah sebesar 1.874796

α = 5%, k=3, n= 20

dL = 1.00 du = 1.68 4 – dL = 3.00 4 – du = 2.32


(36)

Kesimpulan yang diambil adalah Du < Dw < 4-Du dimana: 1.68 < 1.87 < 2.32. Hal ini berarti Ho diterima, tidak terdapat autokorelasi pada tingkat kepercayaan 95%.

Tidak ada autokorelasi

0 1.00 1.68 1.87 2 2.32 3.00 4

Gambar 4.5 Uji Durbin Watson Statistik

Inconclusive Inconclusive

Ho: Accept

Autokorelasi (-) Autokorelasi (+)


(37)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh Produk Domestik Regional Bruto Perkapita, Jumlah Wisatawan dan Jumlah Tempat Tidur terhadap Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Medan, diambil kesimpulan bahwa: 1. Produk Domestik Regional Bruto Perkapita memiliki pengaruh yang positif

terhadap Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Medan. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita yaitu sebesar 0.003730. Artinya setiap kenaikan 1 juta Produk Domestik Regional Bruto Perkapita akan meningkatkan Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran sebesar 0.003730 juta, ceteris paribus. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal yang menyatakan bahwa Produk Domestik Regional Bruto Perkapita memiliki pengaruh yang positip terhadap Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Medan .

2. Jumlah Wisatawan berpengaruh positip terhadap Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Medan. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien Jumlah Wisatawan, yaitu sebesar 0.008263. Artinya setiap kenaikan 1 juta Jumlah

Wisatawan (JWS) akan meningkatkan Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Medan sebesar 0.008263 juta, ceteris paribus. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal yang menyatakan bahwa Jumlah Wisatawan memiliki pengaruh yang positif terhadap Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Medan .


(38)

3. Jumlah Tempat Tidur berpengaruh positip terhadap Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Medan . Hal ini ditunjukkan oleh koefisien Jumlah Tempat Tidur yaitu sebesar 3.745762. Artinya setiap kenaikan 1 juta Jumlah Tempat Tidur akan meningkatkan Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Medan sebesar 3.745762, ceteris paribus. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal yang menyatakan bahwa Jumlah Tempat Tidur memiliki pengaruh yang positip terhadap Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Medan.


(39)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian serta kesimpulan yang telah dirumuskan di atas maka diberikan beberapa saran kepada semua pihak yang terkait dengan dengan penulisan skripsi ini sebagai berikut :

1. Agar Pemerintah Daerah meningkatkan efektifitas pendataan terhadap wajib pajak yang tidak memiliki NPWPD dengan cara observasi lapangan secara berkala.

2. Agar Pemerintah memberi perhatian dan mendorong sektor pariwisata melalui strategi-strategi khusus untuk menjaring lebih banyak wisatawan melalui pelayanan yang baik dan ramah dengan keamanan yang terjamin sehingga wisatawan tidak khawatir terhadap keselamatannya selama berkunjung di Kota Medan.

3. Penulis menyarankan agar tidak menggunakan hasil penelitian ini sebagai satu-satunya alat analitis untuk meningkatkan penerimaan pajak hotel dan restoran, hendaknya dilakukan analisis dengan metode lainnya sebagai bahan perbandingan demi keakuratan hasil.


(40)

DAFTAR PUTAKA

Adimiharja, Kusnaka. 2004. Metode Penelitian Sosial. Bandung, Remaja Rosdakarya.

Biro Pusat Statistik. 1998. Medan Dalam Angka 1998. Medan, BPS Sumatera Utara.

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Jakarta, Erlangga,

Mardiasmo. 2000. Perpajakan Indonesia Revisi 2000, Yogyakarta, Andi.

Nachrowi, Djalal Nachrowi dan Usman, Hardius. 2002. Penggunaan Teknik Ekonometri. Jakarta ; Raja Grafindo Persada.

Pratomo, Wahyu Ario dan Hidayat Paidi. 2007. Pedoman Praktis Penggunaan Eviews Dalam Ekonometrika, Medan USU press

Republik Indonesia, Undang-Uundang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak daerah dan retribusi daerah.

---, Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2003 tentang Pajak Daerah Kota Medan.

Samudra, A.Azhari, 2005. Perpajakan di Indonesia, Penerbit Hecca Mitra Utama, Jakarta

Siahaan, Marihot P, 2005, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.

Suandi, Erly. 2002. Hukum Pajak, Edisi 2 Revisi, Jakarta, Salemba Empat

Todaro, Michael.P. dan Stephen C. Smith. 2006. Ekonometrika. Jakarta Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.


(41)

(42)

Hasil Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran Di Kota Medan

dengan metode Ordinary Least Square (OLS)

Dependent Variable: PHR Method: Least Squares Date: 03/21/10 Time: 21:30 Sample: 1988 2007

Included observations: 20

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -11681.73 3658.758 -3.192812 0.0057

PDRB 0.003730 0.001887 1.976743 0.0656

JWS 0.008263 0.004288 1.927141 0.0719

JTD 3.745762 0.949906 3.943297 0.0012

R-squared 0.903941 Mean dependent var 26291.25 Adjusted R-squared 0.885930 S.D. dependent var 4190.937 S.E. of regression 1415.457 Akaike info criterion 17.52515 Sum squared resid 32056311 Schwarz criterion 17.72430 Log likelihood -171.2515 F-statistic 50.18815 Durbin-Watson stat 1.874796 Prob(F-statistic) 0.000000


(43)

R2 Variabel PDRB Perkapita

Dependent Variable: PDRB Perkapita Method: Least Squares

Date: 03/21/10 Time: 19:48 Sample: 1988 2007

Included observations: 20

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -685604.8 439952.1 -1.558362 0.1376

JWS -0.210173 0.548816 -0.382957 0.7065

JTD 415.4072 68.99147 6.021139 0.0000

R-squared 0.718075 Mean dependent var 2196709. Adjusted R-squared 0.684907 S.D. dependent var 324148.8 S.E. of regression 181954.8 Akaike info criterion 27.19839 Sum squared resid 5.63E+11 Schwarz criterion 27.34775 Log likelihood -268.9839 F-statistic 21.64987 Durbin-Watson stat 0.984339 Prob(F-statistic) 0.000021


(44)

R2 Variabel Jumlah Wisatawan

Dependent Variable: JWS Method: Least Squares Date: 03/21/10 Time: 19:50 Sample: 1988 2007

Included observations: 20

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -63005.84 206393.8 -0.305270 0.7639

PDRB -0.040695 0.106266 -0.382957 0.7065

JTD 73.73235 50.66858 1.455189 0.1638

R-squared 0.214667 Mean dependent var 373111.1 Adjusted R-squared 0.122275 S.D. dependent var 85460.90 S.E. of regression 80065.75 Akaike info criterion 25.55657 Sum squared resid 1.09E+11 Schwarz criterion 25.70592 Log likelihood -252.5657 F-statistic 2.323433 Durbin-Watson stat 2.116230 Prob(F-statistic) 0.128221


(45)

R2 VARIABEL Jumlah Tempat Tidur

Dependent Variable: JTD Method: Least Squares Date: 03/21/10 Time: 19:51 Sample: 1988 2007

Included observations: 20

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2966.786 595.7604 4.979830 0.0001

PDRB 0.001639 0.000272 6.021139 0.0000

JWS 0.001502 0.001032 1.455189 0.1638

R-squared 0.747140 Mean dependent var 7127.300 Adjusted R-squared 0.717392 S.D. dependent var 679.8282 S.E. of regression 361.4029 Akaike info criterion 14.75534 Sum squared resid 2220405. Schwarz criterion 14.90470 Log likelihood -144.5534 F-statistic 25.11543 Durbin-Watson stat 0.957543 Prob(F-statistic) 0.000008


(1)

DAFTAR PUTAKA

Adimiharja, Kusnaka. 2004.

Metode Penelitian Sosial.

Bandung, Remaja

Rosdakarya.

Biro Pusat Statistik. 1998.

Medan Dalam Angka 1998.

Medan, BPS Sumatera

Utara.

Kuncoro, Mudrajad. 2003.

Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi

, Jakarta,

Erlangga,

Mardiasmo. 2000.

Perpajakan Indonesia Revisi 2000,

Yogyakarta, Andi.

Nachrowi, Djalal Nachrowi dan Usman, Hardius. 2002.

Penggunaan Teknik

Ekonometri.

Jakarta ; Raja Grafindo Persada.

Pratomo, Wahyu Ario dan Hidayat Paidi. 2007.

Pedoman Praktis Penggunaan

Eviews Dalam Ekonometrika,

Medan USU press

Republik Indonesia,

Undang-Uundang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak

daerah dan retribusi daerah.

---,

Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2003 tentang Pajak

Daerah Kota Medan.

Samudra, A.Azhari, 2005.

Perpajakan di Indonesia

, Penerbit Hecca Mitra

Utama, Jakarta

Siahaan, Marihot P, 2005,

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

, Jakarta, PT. Raja

Grafindo Persada.


(2)

(3)

Hasil Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Hotel

dan Restoran Di Kota Medan

dengan metode Ordinary Least Square (OLS)

Dependent Variable: PHR Method: Least Squares Date: 03/21/10 Time: 21:30 Sample: 1988 2007

Included observations: 20

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -11681.73 3658.758 -3.192812 0.0057

PDRB 0.003730 0.001887 1.976743 0.0656

JWS 0.008263 0.004288 1.927141 0.0719

JTD 3.745762 0.949906 3.943297 0.0012

R-squared 0.903941 Mean dependent var 26291.25 Adjusted R-squared 0.885930 S.D. dependent var 4190.937 S.E. of regression 1415.457 Akaike info criterion 17.52515 Sum squared resid 32056311 Schwarz criterion 17.72430 Log likelihood -171.2515 F-statistic 50.18815 Durbin-Watson stat 1.874796 Prob(F-statistic) 0.000000


(4)

R

2

Variabel PDRB Perkapita

Dependent Variable: PDRB Perkapita Method: Least Squares

Date: 03/21/10 Time: 19:48 Sample: 1988 2007

Included observations: 20

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -685604.8 439952.1 -1.558362 0.1376

JWS -0.210173 0.548816 -0.382957 0.7065

JTD 415.4072 68.99147 6.021139 0.0000

R-squared 0.718075 Mean dependent var 2196709. Adjusted R-squared 0.684907 S.D. dependent var 324148.8 S.E. of regression 181954.8 Akaike info criterion 27.19839 Sum squared resid 5.63E+11 Schwarz criterion 27.34775 Log likelihood -268.9839 F-statistic 21.64987 Durbin-Watson stat 0.984339 Prob(F-statistic) 0.000021


(5)

R2 Variabel Jumlah Wisatawan

Dependent Variable: JWS Method: Least Squares Date: 03/21/10 Time: 19:50 Sample: 1988 2007

Included observations: 20

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -63005.84 206393.8 -0.305270 0.7639

PDRB -0.040695 0.106266 -0.382957 0.7065

JTD 73.73235 50.66858 1.455189 0.1638

R-squared 0.214667 Mean dependent var 373111.1 Adjusted R-squared 0.122275 S.D. dependent var 85460.90 S.E. of regression 80065.75 Akaike info criterion 25.55657 Sum squared resid 1.09E+11 Schwarz criterion 25.70592 Log likelihood -252.5657 F-statistic 2.323433 Durbin-Watson stat 2.116230 Prob(F-statistic) 0.128221


(6)

R2 VARIABEL Jumlah Tempat Tidur

Dependent Variable: JTD Method: Least Squares Date: 03/21/10 Time: 19:51 Sample: 1988 2007

Included observations: 20

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2966.786 595.7604 4.979830 0.0001

PDRB 0.001639 0.000272 6.021139 0.0000

JWS 0.001502 0.001032 1.455189 0.1638

R-squared 0.747140 Mean dependent var 7127.300 Adjusted R-squared 0.717392 S.D. dependent var 679.8282 S.E. of regression 361.4029 Akaike info criterion 14.75534 Sum squared resid 2220405. Schwarz criterion 14.90470 Log likelihood -144.5534 F-statistic 25.11543 Durbin-Watson stat 0.957543 Prob(F-statistic) 0.000008