Pajak Hotel TINJAUAN PUSTAKA

e. Pajak Penerangan Jalan; f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; g. Pajak Parkir; h. Pajak Air Tanah; i. Pajak Sarang Burung Walet; j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. 3. Cara Menghitung Pajak Daerah Perhitungan pajak daerah dilakukan sebagai berikut: Dasar Pengenaan Pajak x Tarif Pajak Daerah 4. Peraturan Daerah tentang Pajak Peraturan Daerah tentang pajak antara lain sebagai berikut. a. Pajak ditetapkan dengan Peraturan Daerah b. Pajak Daerah tentang pajak tidak dapat berlaku surut c. Peraturan Daerah tentang pajak sekurang-kurangnya mengatur ketentuan mengenai: 1 Nama, objek, dan subjek pajak; 2 Dasar pengenaan, tarif, dan cara penghitungan pajak; 3 Wilayah pemungutan; 4 Masa pajak; 5 Penetapan; 6 Tata cara pembayaran dan penagihan; 7 Kadaluarsa; 8 Sanksi administrasi; 9 Tanggal mulai berlakunya. d. Peraturan Daerah tentang pajak dapat mengatur ketentuan mengenai: 1 Pemberian pengurangan, keringanan, dan pembebasan dalam hal-hal tertentu atas pokok pajak danatau sanksinya; 2 Tata cara penghapusan piutang pajak yang kedaluarsa; 3 Asas timbal balik. e. Peraturan Daerah tentang objek, subjek, dan dasar pengenaan pajak harus terlebih dahulu disosialisasikan dengan masyarakat sebelum ditetapkan. f. Ketentuan mengenai tata cara dan mekanisme pelaksanaan sosialisasi Peraturan Daerah ditetapkan oleh Kepala Daerah. 5. Sistem Pemungutan Pajak Daerah Sistem pemungutan pajak daerah dapat dibagi menjadi dua yaitu sistem official assessment dan sistem self assessment.

B. Pajak Hotel

1. Pengertian pajak hotel Pajak hotel adalah pungutan pajak atas pelayanan dan jasa penunjang yang disediakan hotel. Dasar hukum pajak hotel diatur dalam Peraturan Daerah kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2011. 2. Obyek Pajak Hotel a. Objek Pajak Hotel adalah pelayanan yang disediakan oelh hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas ruang pertemuan, olahraga dan hiburan. b. Jasa penunjangan adalah fasilitas telepon, facsimile, teleks, Internet, fotokopi, dan lainnya yang disediakan atau dikelola hotel. c. Yang tidak masuk dalam objek Pajak Hotel adalah: 1 Jasa tempat tinggal asrama yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah; 2 Jasa sewa apartemen, kondominium dan sejenisnya; 3 Jasa tempat tinggal di pusat pendidikan atau kegiatan keagamaan; 4 Jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti jompo, panti asuhan, dan panti sosial lainnya yang sejenis; dan 5 Jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh Hotel yang dimanfaatkan oleh umum. 3. Subyek dan Wajib Pajak Hotel a. Subjek Pajak Hotel adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan pembayaran kepada orang pribadi atau Badan yang mengusahakan Hotel. b. Wajib Pajak Hotel adalah orang pribadi atau Badan yang mengusahakan Hotel. 4. Dasar Pengenaan Pajak Hotel dan Tarif Pajak Hotel a. Dasar pengenaan pajak hotel adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada Hotel. b. Tarif Pajak Hotel ditetapkan dalam 2 dua kategori, yaitu: a Tarif Pajak Hotel ditetapkan sebesar 10 sepuluh persen; b Tarif Pajak Hotel lainnya ditetapkan sebesar 5 lima persen. 5. Tata Cara Perhitungan dan Penetapan Pajak Hotel a. Berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah SPTPD, Walikota menetapkan pajak terutang dengan menertibkan Surat Ketetapan Daerah SKPD. b. Apabila SKPD tidak atau kurang bayar setelah lewat waktu paling lama 30 hari sejak SKPD diterima, dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 2 setiap bulan dan ditagih dengan menerbitkan STPD. c. Bagi hotel atau penginapanrumah indekos yang tidak dapat menunjukkan pembukuan atau catatan penerimaan, Walikota menaksir besarnya pajak berdasarkan kriteria yang berlaku. d. Wajib Pajak hotel atau penginapanrumah indekos wajib mengadakan pembukuan atas jumlah tamu dan jumlah pembayaran e. Bagi hotel atau penginapanrumah indekos yang tidak dapat menunjukkan pembukuan atau catatan penerimaan, Walikota menaksir besarnya pajak berdasarkan kriteria yang berlaku. f. Wajib Pajak hotel atau penginapanrumah indekos wajib mengadakan pembukuan atas jumlah tamu dan jumlah pembayaran bruto yang diterima dan melaporkan kepada Walikota paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. g. Bagi hotelpenginapan atau rumah indekos yang tidak melaporkan pembukuannya akan diusulkan untuk dicabut ijin usaha pengelolaan hotelpenginapan atau rumah indekos. 6. Tata Cara Pembayaran a. Pembayaran pajak dilakukan di Kas Daerah atau Pemegang Kas PenerimaPembantu Pemegang Kas Penerima sesuai waktu yang ditentukan dalam SPTPD, SKPDKP, SKPDKBT, dan STPD. b. Apabila pembayaran pajak dilakukan Pemegang Kas PenerimaPembantu Pemegang Kas Penerima, hasil penerimaan pajak harus disetor ke Kas Daerah selambat-lambatnya 1x24 jam. c. Pembayaran pajak harus dilakukan sekaligus lunas. d. Walikota dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur pajak terutang dalam kurun waktu tertentu, setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan. e. Angsuran pembayaran pajak harus dilakukan sacara teratur dan berturut- turut dengan dikenakan bunga sebesar 2 setiap bulan dari jumlah pajak yang belum atau kurang pajak. f. Walikota dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk menunda pembayaran pajak sampai batas waktu yang ditentukan setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan. g. Setelah dilakukan penyitaan dan Wajib Pajak juga belum melunasi utang pajaknya, setelah lewat 10 hari sejak tanggal pelaksanaan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Kepala Dipeda mengajukan permintaan penetapan tanggal kepada Kantor Lelang Negara. h. Setelah Kantor Lelang Negara menetapkan hari, tanggal, jam dan tempat pelaksanaan lelang, Juru Sita memberitahukan dengan segera secara tertulis kepada Wajib Pajak. 7.Keberatan dan Banding Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan dan banding kepada walikota atas suatu: SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, SKPDLB, SKPDN. Permohonan keberatan harus disampaikan secara tertulis dalam bahasa Indonesia paling lama satu bulan sejak tanggal SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, SKPDLB, dan SKPDN diterima oleh Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaanya. Walikota dalam jangka waktu paling lama 3 bulan sejak tanggal surat permohonan keberatan telah diterima, sudah harus memberikan keputusan. Apabila setelah lewat waktu dua bulan Walikota tidak memberikan keputusan, permohonan keberatan dianggap dikabulkan. Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar pajak. Wajib pajak dapat mengajukan banding kepada Badan Penyelesaian Sengketa Pajak dalam jangka waktu dua bulan setelah diterimanyakeputusan keberatan. Pengajuan banding tidak menunda kewajiban membayar pajak. Apabila pengajuan keberatan dan banding dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2 setiap bulan untuk paling lama 24 bulan. 8. Kadaluarsa Hak untuk melakukan penagihan pajak, kadaluarsa setelah melampaui jangka waktu lima tahun terhitung sejak saat terutangnya pajak, kecuali Wajib Pajak melakukan tindak pidana di bidang perpajakan daerah. Kadaluarsa penagihan pajak diterbitkan dengan surat teguran dan surat paksa. Ada pengakuan utang pajak dari wajib pajak baik langsung maupun tidak langsung. 9. Ketentuan Pidana Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan SPTD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengakap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan Keuangan Daerah dapat dipidana dengan pidana kurunagn paling lama 1 satu tahun dan atau denda paling banyak 2 dua kali jumlah pajak yang terutang. 10. Potensi Pajak Hotel Untuk menghitung potensi pajak hotel dengan cara mengalikan jumlah tingkat hunian hotel dalam satu bulan dengan tarif rata-rata kemudian dikalikan dengan total jumlah bulan selama setahun dan tarif hotel sebesar 10. Potensi pajak dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah: Untuk menghitung potensi pajak hotel lainnya, cara yang digunakan adalah sebagai berikut: Potensi pajak = tingkat hunian per bulan x tarif rata-rata x 12 x 10 Potensi pajak = tingkat hunian per bulan x tarif rata-rata x 12 x 5

BAB III PEMBAHASAN