Pajak Daerah TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pajak Daerah

1. Definisi Pajak Daerah Mardiasmo 2011 mendefinisikan beberapa pengertian yang terkait dengan Pajak Daerah antara lain: a. Daerah Otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. b. Pajak Daerah adalah konstribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. c. Badan adalah sekumpulan orang danatau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara BUMN, atau Badan Usaha Milik Daerah BUMD dengan nama dan bentuk apapun seperti firma, kongsi, koprasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi 8 massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap. d. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan pajak. e. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan daerah. Pajak Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna meningkatkan pendapatan asli daerah dan kemandirian daerah dalam rangka percepatan perwujudan kesejahteraan masyarakat Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2011. Pajak daerah didefinisikan oleh Suandy 2011 adalah iuran yang wajib dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. 2. Jenis Pajak dan Objek Pajak Sesuai dengan UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, pengelompokan pajak dibagi menjadi berikut ini: 1. Pajak Provinsi terdiri atas: a. Pajak Kendaraan Bermotor; b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; d. Pajak Air Permukaan; dan e. Pajak Rokok. 2. Jenis Pajak KabupatenKota terdiri atas: a. Pajak Hotel; b. Pajak Restoran; c. Pajak Hiburan; d. Pajak Reklame; e. Pajak Penerangan Jalan; f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; g. Pajak Parkir; h. Pajak Air Tanah; i. Pajak Sarang Burung Walet; j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. 3. Cara Menghitung Pajak Daerah Perhitungan pajak daerah dilakukan sebagai berikut: Dasar Pengenaan Pajak x Tarif Pajak Daerah 4. Peraturan Daerah tentang Pajak Peraturan Daerah tentang pajak antara lain sebagai berikut. a. Pajak ditetapkan dengan Peraturan Daerah b. Pajak Daerah tentang pajak tidak dapat berlaku surut c. Peraturan Daerah tentang pajak sekurang-kurangnya mengatur ketentuan mengenai: 1 Nama, objek, dan subjek pajak; 2 Dasar pengenaan, tarif, dan cara penghitungan pajak; 3 Wilayah pemungutan; 4 Masa pajak; 5 Penetapan; 6 Tata cara pembayaran dan penagihan; 7 Kadaluarsa; 8 Sanksi administrasi; 9 Tanggal mulai berlakunya. d. Peraturan Daerah tentang pajak dapat mengatur ketentuan mengenai: 1 Pemberian pengurangan, keringanan, dan pembebasan dalam hal-hal tertentu atas pokok pajak danatau sanksinya; 2 Tata cara penghapusan piutang pajak yang kedaluarsa; 3 Asas timbal balik. e. Peraturan Daerah tentang objek, subjek, dan dasar pengenaan pajak harus terlebih dahulu disosialisasikan dengan masyarakat sebelum ditetapkan. f. Ketentuan mengenai tata cara dan mekanisme pelaksanaan sosialisasi Peraturan Daerah ditetapkan oleh Kepala Daerah. 5. Sistem Pemungutan Pajak Daerah Sistem pemungutan pajak daerah dapat dibagi menjadi dua yaitu sistem official assessment dan sistem self assessment.

B. Pajak Hotel