Tipe Pembelajar Terstruktur Perilaku Guru dan Murid dalam Pembelajaran Bahasa Kedua

23 1. Situasi kelas tradisional yang menuntut hal-hal untuk dihapal atau pembelajaran yang berjalan secara mekanis; 2. Kelas yang aktivitasnya tak terencana; 3. Lingkungan yang tak tertata dan tak terorganisir dengan baik.

C. Tipe Pembelajar Terstruktur

Tipe pembelajar yang terstruktur akan tertarik pada program pembelajaran yang terstruktur. Mereka bahkan berusaha mendesainnya sendiri dalam KBMnya. Mereka butuh pendekatan yang sistematis dan terorganisir dalam pembelajaran bahasa keduanya. Tipe ini cenderung betah di kelas yang aktivitasnya terstruktur, meskipun untuk mengoptimalkan potensi belajarnya, ia harus dihadapkan pula pada situasi yang terstruktur maupun yang tidak. Alasannya karena sebagaimana kita ketahui, dunia yang kita hidup di dalamnya ini tidak selalu dalam keadaan yang terstruktur. Berikut adalah hal-hal yang dianggap penting oleh siswa tipe ini: 1. Adanya pendekatan pembelajaran yang sistematis dan teratur; 2. Adanya kesempatan untuk menerapkan konsep-konsep pada tataran praktis; 3. Akurasi dalam pembelajaran segalanya harus akurat; 4. Aktivitas-aktivitas yang bermakna dalam pembelajaran; 5. Solusi praktis terhadap berbagai permasalahan. Adapun kekuatan yang dimiliki siswa tipe terstruktur ini yang tentu saja akan mengoptimalkan proses belajarnya adalah: 1. Rajin dan tekun; 2. Perencana yang baik; 3. Teliti dan bersungguh-sungguh; 4. Sistematis dan penuh kehati-hatian. Di samping kelebihan yang dimiliki, tipe pembelajar yang terstruktur juga memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut: 1. Cenderung lebih tertarik pada masalah dan tugas daripada berinteraksi dengan orang; 24 2. Sangat fokus pada akurasi yang akhirnya menghambat mereka dari praktik berbicaranya; 3. Merasa bahwa belajar bahasa dalam konteks alamiahnya bisa merusak rasa personalnya; 4. Kemungkinan mengalami kesulitan dalam memproduksi pengucapan pronunciation yang otentik dibanding tipe pembelajar lainnya. Siswa yang terstruktur memiliki kecenderungan untuk belajar lebih optimal di lingkungan yang: 1. Seting kelasnya tipikal, dengan silabus yang tertata rapi, materi pelajaran yang dipresentasikan dengan jelas, dan instruksi-instruksi yang jelas; 2. Penuh dengan aktivitas-aktivitas yang bermakna; 3. Bermuatan problem-solving aktivitas pemecahan masalah; 4. Menyajikan banyak latihan dan pengulangan. Dan siswa tipe ini akan mengalami kesulitan untuk belajar bahasa kedua jika lingkungan yang ia temui ádalah lingkungan yang: 1. Tidak terstruktur, tak terorganisir, dan kacau balau; 2. Situasinya menyajikan beragam aktivitas dan bermacam interaksi antar personal; 3. Pembelajaran bahasanya dalam seting komunikasi yang alamiah.

D. Tipe Pembelajar Enerjik