masalah seperti tersebut dapat tertangani dengan baik. Disinilah peran institusi Pendidikan Non Formal PNF seperti Sanggar
Kegitan Belajar SKB untuk mengajak masyarakat belajar kecakapan kejuruanketerampilan serta kecakapan berwirausaha. Melalui program-program
pendidikan life skill seperti pertukangan kayu, otomotif, menjahit, bordir, sablon, elektro, komputer dan lain-lain, diharapkan problem kemiskinan dan kebodohan
yang dihadapi masyarakat dapat dicarikan solusinya melalui program-program pendidikan nonformal yang ada dalam institusi Sanggar Kegiatan Belajar SKB.
Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa pelayanan pendidikan kecakapan hidup memiliki peran penting dalam mengatasi persoalan kekinian masyarakat.
Namun demikian, pelayanan pendidikan kecakapan hidup ternyata tidak terlepas dari berbagai persoalan yang cukup kompleks, yaitu 1 rendahnya kualitas kompetensi
instruktur; 2 rendahnya minat warga belajar pada program life skills sehingga penyelenggaraan layanan pendidikan kecakapan hidup masih belum berjalan
sebagaimnana yang diharapkan; 3 penyediaan materi, sarana dan prasana layanan pendidikan kecakapan hidup yang kurang memadai.
Berdasarkan latar belakang sebagaimana tersebut di atas, maka dilakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Prinsip Pembelajaran Orang Dewasa pada
Program Life Skill di Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Pati”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :
“Bagaimanakah penerapan prinsip pembelajaran orang dewasa pada program life skill di
Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Pati ? Secara terinci permasalahan penelitian adalah:
1.2.1 Bagaimanakah profil Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Pati dalam
penyelenggaraan program life skill sebagai salah satu bentuk pembelajaran masyarakat?
1.2.2 Seberapa besar pemahaman instruktur tentang prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa di Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Pati?
1.2.3 Bagaimanakah penerapan prisip-prinsip pembelajaran orang dewasa pada program life skill di Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Pati?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan dan fokus penelitian, peneliti merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:
1.3.1 Mendeskripsikan profil Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Pati, khususnya program life skill dalam membelajarkan masyarakat.
1.3.2 Mengungkapkan data berkenaan dengan pemahaman instruktur mengenai prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa.
1.3.3 Mengungkapkan data mengenai penerapan prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa pada program life skill di Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten
Pati. .
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Teoritis
1.4.1.1 Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pendalaman kompetensi profesional bagi pendidik pendidikan luar sekolah yang terkait dengan
pengelolaan pembelajaran orang dewasa yang meliputi: perencanaan, pengorganisasian, metode, dan evaluasi program life skill.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Memberi masukan bagi pengelola Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Pati dalam pengadaan, perbaikan fasilitas sarana dan prasarana pembelajaran
orang dewasa pada program life skill. Serta pengembangan sumber daya manusia tenaga pendidik dengan mengadakan program pelatihan dan
mengikuti workshop tentang pembelajaran orang dewasa.
1.5 Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap pemakaian istilah dalam penelitian ini maka perlu adanya penjelasan permasalahan, sehingga topik yang
disajikan dapat dibahas dengan cermat, akan jelas arahnya dan dapat dipahami arti, tujuan dan maksudnya, yaitu sebagai berikut:
1.5.1 Penerapan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, pengertian penerapan adalah perbuatan menerapkan. Sedangkan menurut beberapa ahli berpendapat
bahwa, penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan
oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya Media Belajar:
http:internetsebagaisumberbelajar.blogspot.com .
1.5.2 Prinsip Pembelajaran Orang Dewasa
Prinsip pembelajaran orang dewasa adalah proses pembelajaran dimana tutor dan penyelenggara pendidikannya menerapkan prinsip-prinsip belajar orang
dewasa. Ada beberapa prinsip pembelajaran orang dewasa yang harus dipahami oleh
pendidik professional. Pertama, partisipan mempelajari sesuatu karena kebutuhan atau masalah. Kedua, partisipan mempelajari cara-cara belajar learning how to
learn adalah lebih penting dibandingkan dengan perolehan pengetahuan. Ketiga,
evaluasi diri self-evaluation merupakan tindakan paling bermakna bagi aktivits belajar. Keempat, perasaan adalah penting di dalam proses belajar, dan belajar
tentang cara-cara merasakan sesuatu learning how to feet adalah penting sebagaimana belajar tentang cara-cara memikirkan sesuatu learning how to think.
Kelima, belajar akan terjadi apabila partisipan berada di dalam suasana saling menghormati,menghargai,dan mendukung. Rifa’i, 2003: 31
1.5.3 Program Life Skill
Life Skill adalah program pendidikan yang memberikan kecakapan personal,
Program kecakapan sosial, kecakapan intelektual dan kecakapan vokasional untuk bekerja, berusaha danatau hidup mandiri. Orientasi life skill, membangun sikap
kemandirian, untuk mendapatkan ketrampilan sebagai bekal untuk bekerja dan mengembangkan diri Wibawa, 2012, diakses dari internet:
http:staff.uny.ac.id .
Life Skill yang dimaksud dengan penelitian ini adalah kecakapan atau keterampilan
yang harus dimiliki seseorang dalam hidup sehingga dapat hidup secara wajar dalam kehidupannya.
1.5.4 Sanggar Kegiatan Belajar
Sanggar Kegiatan Belajar adalah unit pelaksana teknis Dinas Pendidikan KabupatenKota di bidang pendidikan luar sekolah nonformal. Sanggar Kegiatan
Belajar secara umum mempunyai tugas membuat percontohan program pendidikan nonformal, mengembangkan bahan belajar muatan lokal sesuai dengan kebijakan
dinas pendidikan kabupatenkota dan potensi lokal setiap daerah Aidia, 2011: kuliahitukeren.blogspot.com.
1.6. Garis Besar Sistematika Skripsi
Untuk memberikan gambaran tentang keseluruhan isi skripsi ini maka disusun sistematika skripsi yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian
pendahuluan, bagian isi dan bagian penutup. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:
1. Bagian pendahuluan terdiri atas : halaman judul, persetujuan pembimbing,
halaman pengesahan, halaman pernyataan,abstrak, kata pengantar, motto dan persembahan, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar bagan, daftar
lampiran. 2.
Bagian isi skripsi. ¾
Bab pertama, tentang pendahuluan meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, serta
garis besar sistematika skripsi.
¾ Bab kedua, kajian teori meliputi : a penerapan konsep lifes skill pada
program pendidikan luar sekolah yang terdiri dari: 1 konsep life skil; 2 hakikat penerapan life skill pada program pendidikan luar sekolah; 3 ciri-
ciri program life skill pada program pendidikan luar sekolah; 4 pelaksanaan program pendidikan life skill; 5 usaha pelaksanaan program pendidikan life
skill ; b kajian teoritik tentang pembelajaran orang dewasa yang terdiri dari:
1 dasar teoritis pendidikan orang dewasa; 2 asumsi belajar orang dewasa; 3 bentuk pendidikan orang dewasa; 4 kondisi belajar dan prinsip
pembelajaran orang dewasa. ¾
, penutup berisi tentang simpulan dan saran. ¾
Bab ketiga, meliputi metode penelitian yang meliputi metode pendekatan, lokasi penelitian, subjek penelitian, fokus penelitian, sumber data penelitian,
teknik pengumpulan data, keabsahan data, teknik analiais data. ¾
Bab keempat, hasil penelitian dan pembahasan berisi : hasil penelitian yang meliputi tentang penerapan prinsip pembelajaran orang dewasa pada program
life skill di sanggar kegiatan belajar kabupaten pati.
3. Bab kelimaBagian akhir, berisi daftar pustaka dan lampiran.
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Satuan Pendidikan Kecakapan Hidup
Life Skill 2.1.1 Pendidikan Kecakapan Hidup
Life Skill
Pendidikan kecakapan hidup adalah pendidikan kemampuan, kesanggupan, dan keterampilan yang diperlukan oleh seseorang untuk menjalankan kehidupan
Slamet, 2002: 1. Sementara itu Tim Broad-Based Education 2002 yang dikutip oleh Slamet 2002: 1 menafsirkan kecakapan hidup sebagai kecakapan yang dimiliki
seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara pro-aktif dan kreatif mencari serta
menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya. Dalam Undang Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 26
ayat 3 menyatakan bahwa pendidikan kecakapan hidup life skill adalah pendidikan yang memberikan kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual, dan
kecakapan vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri Depdiknas, 2003: 59. Dari pengertian di atas, dapat diartikan bahwa pendidikan kecakapan hidup
merupakan pendidikan kecakapan-kecakapan yang secara praktis dapat membekali peserta didik dalam mengatasi berbagai macam persoalan hidup dan kehidupan.
Departemen Pendidikan Nasional mambagi life skills kecakapan hidup menjadi empat jenis, yaitu: a Kecakapan personal personal skill yang mencakup
kecakapan mengenal diri self awarenes dan kecakapan berpikir rasional thinking skill,
b Kecakapan sosial social skill, c Kecakapan akademik academic skill, dan d Kecakapan vokasional vocational skill Anwar, 2006: 28.