Dalam desain penelitian ini, peneliti menggunakan langkah-langkah dengan mengacu pada pendapat Creswell dan Supriyo. Berikut alur penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini: Gambar 3.1
Skema Penelitian Studi Kasus
3.6 Metode dan Alat Pengumpul Data
Setiap penelitian ilmiah memerlukan pengumpulan data yang ditunjukkan untuk mendapatkan data dari responden. Pengumpulan data ini dimaksudkan
untuk memperoleh bahan-bahan yang akurat, relevan dan reliabel. Untuk memperoleh data yang dimaksud maka peneliti menggunakan teknik dan prosedur
pengumpulan data, serta alat-alat yang diandalkan. Metode yang digunakan yaitu dengan observasi, dokumentasi dan wawancara.
3.6.1 Observasi
Menurut Alwasilah 2003: 211 dalam http:taniaaulia.wordpress.
com20130423panduan-observasi . “observasi penelitian adalah pengamatan
Menentukan subjek penelitian
Identifikasi masalah penelitian
Analisis masalah penelitian
Menentukan masalah penelitian
sistematis dan terencana yang diniati untuk perolehan data yang dikontrol validitas dan reliabilitasnya”. Pada penelitian ini, peneliti memilih teknik
observasi partisipan karena pengamatan partisipatif memungkinkan peneliti dapat berkomunikasi secara akrab dan leluasa dengan observee. Sehingga
memungkinkan untuk mendapatkan data yang detail terhadap hal-hal yang ada dalam subjek yang sedang diteliti.
Observasi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat gangguan perhatian yang dialami siswa. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
agar observasi partisipan ini dapat berjalan dengan baik, yaitu bagaimana mengusahakan, mengatur, dan memelihara hubungan antara observer dan
observee selalu menjadi persoalan yang sangat pelik dalam observasi partisipan. Pedoman minimal yang perlu dipegang teguh oleh penyelidik dalam hal ini adalah
peneliti yaitu: 1
Mencegah adanya kecurigaan 2
Mengadakan good rapport Alat bantu yang digunakan untuk melakukan observasi adalah skala
penilaian rating scale. Skala penilaian rating scale menurut Sutoyo, A. 2009: 90 adalah “pencatatan gejala menurut tingkatan-tingkatannya”. Bentuk
pencatatan ini bukan hanya menggambarkan ada atau tidaknya gejala pada subjek yang sedang diamati tetapi lebih dari itu berupaya menggambarkan kondisi subjek
yang sesuai tingkatan-tingkatan gejalanya. Penggunaan pencatatan model skala ini didasarkan atas pertimbangan bahwa gejala-gejala yang muncul pada subjek yang
diamati tentu beragam intensitasnya.
Had i memandang “penggunaan rating scale ini sangat populer karena
penggunaannya sangat mudah, disisi lain pencatatannya lebih menunjukkan keseragaman antara pencatat satu dengan lainnya, dan sangat sederhana untuk
dianalisis secara statistik” dalam Sutoyo, 2009: 91. Hal ini sangat berbeda jika pencatatan itu dilakukan dengan pernyataan-pernyataan deskriptif yang sangat
panjang lebar, yang oleh observer kerapkali menggunakan gaya penulisan yang amat beragam.
Jadi dengan menggunakan rating scale sebagai alat bantu observasi, peneliti ingin mengungkap seberapa tinggi tingkat gangguan perhatian yang dimiliki
subjek penelitian. Yang kemudian dari hasil persentase akan diterjemahkan pula menggunakan pernyataan-pernyataan deskriptif guna menunjang hasil wawancara.
3.6.2 Dokumentasi
“Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah dan
sebagainya” Arikunto, 2002: 206. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik dokumentasi dengan foto untuk pengarsipan dan memperkuat instrumen
lainnya. 3.6.3
Wawancara Teknik wawancara disini dilakukan dengan menggunakan petunjuk umum
wawancara. Menurut Patton dalam Moleong 2005: 187, teknik wawancara dengan menggunakan petunjuk umum wawancara merupakan pembagian
wawancara, yaitu jenis wawancara yang mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan tidak perlu ditanyakan
secara berurutan. Demikian pula penggunaan dan pemilihan kata-kata untuk wawancara dalam hal tertentu tidak perlu dilakukan sebelumnya. Petunjuk
wawancara hanyalah berisi petunjuk secara garis besar tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan dapat seluruhnya
tercakup. Pelaksanaan wawancara dan pengurutan pertanyaan disesuaikan dengan keadaan responden dalam konteks wawancara yang sebenarnya. Wawancara
dilakukan kepada subjek penelitian yaitu siswa yang mengalami gangguan perhatian, wali kelas siswa guru pendamping kelas, guru BK sekolah, teman
sebaya siswa dan orang tua siswa. Tujuan penggunaan teknik wawancara dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor lingkungan keluarga seperti apakah yang mempengaruhi gangguan perhatian yang dialami anak. Faktor lingkungan keluarga disini lebih
ditekankan pada pola asuh orang tua yang diterapkan pada anaknya. Untuk memperoleh data-data yang akurat tentang klien, maka metode pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara, dokumentasi dan observasi.
3.7 Keabsahan Data