Model 4K ini cocok digunakan untuk lebih mengeksplor kemampuan berpikir kreatif anak dan menumbuhkan karakter kemandirian siswa yang ditinjau dari gaya
belajarnya. Siswa yang mempunyai gaya belajar visual dan auditorial akan mudah memahami materi saat fase investigasi masalah, fase eksplorasi kolaboratif dan fase
komunikasi. Sedangkan untuk siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik akan mudah menyerap konsep-konsep yang diajarkan saat pembelajaran pada fase
eksplorasi kolaboratif dan fase kinerja kreatif. Selain itu, pada model 4K ini juga mempunyai sintaks kinerja kreatif yang akan lebih mengeksplor kemampuan berpikir
kreatif siswa. Untuk menumbuhkan karakter kemandirian siswa dapat dilakukan di fase awal pembelajaran model 4K, yaitu fase ilustrasi pengembangan karakter.
Berdasarkan uraian diatas peneliti perlu melakukan penelitian berjudul” Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dan Kemandirian Melalui
Pembelajaran Model 4K ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Kelas VII”.
1.2 Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah menganalisis kemampuan berpikir kreatif dan kemandirian siswa ditinjau dari gaya belajarnya. Analisis ini melalui pembelajaran
model 4K dengan materi transformasi pada siswa Kelas VII E SMPN 1 Ungaran.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah kemampuan berpikir kreatif matematis siswa melalui
pembelajaran model 4K ditinjau dari gaya belajarnya ? 2.
Bagaimanakah tingkat kemandirian siswa melalui pembelajaran model 4K ditinjau dari gaya belajarnya ?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
Mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas VII melalui pembelajaran model 4K ditinjau dari gaya belajarnya.
2. Mendeskripsikan tingkat kemandirian siswa melalui pembelajaran model 4K
ditinjau dari gaya belajarnya.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat penelitian ini secara teoritis adalah sebagai berikut. 1.
Dapat menjadi referensi untuk penelitian lanjutan. 2.
Dapat menjadi referensi pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dikelas.
2. Manfaat Praktis
Manfaat penelitian ini secara praktis adalah sebagai berikut. 1.
Dapat mengaplikasikan materi perkuliahan yang didapatkan.
2. Dapat memperoleh pelajaran dan pengalaman dalam menganalisis
kemampuan berpikir kreatif matematis dan kemandirian siswa. 3.
Dapat menambah pengalaman mengajar di lingkungan sekolah. 4.
Dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. 5.
Dapat memberikan sumbangan bagi sekolah dalam usaha perbaiakan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
1.6 Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi perbedaan pemahaman mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka beberapa istilah yang perlu didefinisikan,
meliputi berikut ini.
1.6.1 Analisis
Dalan Kamus Bahasa Indonesia 2008, analisis adalah penyelidikan suatu peristiwa karangan, perbuatan dan sebagainya untuk mengetahui apa sebab-
sebabnya, bagaimana duduk perkaranya, dan sebagainya. Selanjutnya yang dimaksud analisis dalam penelitian ini adalah analisis kemampuan berpikir kreatif dan
kemandirian siswa kelas VII SMP Negeri 1 UNGARAN dalam pembelajaran model 4K yang ditinjau dari gaya belajar.
1.6.2 Kemampuan Berpikir Kreatif
Kemampuan berpikir kreatif yang diteliti dalam penelitian ini meliputi 4 empat kemampuan yakni : 1 kelancaran fluency, mengasilkan banyak
gagasanjawaban yang relevan dan arus pemikiran lancar; 2 keluwesan flexibility,
menghasilkan gagasan-gagasan yang seragam, mampu mengubah cara atau pendekatan dan arah pemikiran berbeda; 3 keaslian originality memberikan
jawaban yang tidak lazim, yang dari yang lain, yang diberikan jawaban orang lain; 4 elaborasielaboration, mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan
Munandar, 2012:12.
1.6.3 Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis TBKM merupakan jenjang berpikir yang hierarkhis dengan dasar pengkategorian berdasar produk kemampuan
berpikir kreatif kreativitas siswa. TBKM yang digunakan pada penelitian ini adalah hasil penelitian Siswono 2008 yang mengkategorikan siswa berdasarkan
ketercapaian indikator kefasihan, keluwesan, dan kebaruan. Siswono 2008 membagi TBKM menjadi lima tingkatan, yaitu TBKM 4 Sangat Kreatif, TBKM 3 Kreatif,
TBKM 2 Cukup Kreatif, TBKM 1 Kurang Kreatif, dan TBKM 0 Tidak Kreatif.
1.6.4 Kemandirian
Kemandirian merupakan suatu sikap mental positif dari seorang individu yang memposisikan atau mengkondisikan dirinya sehinngga dapat mengevaluasi tentang
dirinya sendiri dan lingkunganya sehingga merasa nyaman untuk melakukan kegiatan dalam upaya mencapai tujuan yang direncanakan Suhendri, 2012.
1.6.5 Model Pembelajaran 4K
Masrukan Rochmad 2014 mengemukakan bahwa model pembelajaran 4K ialah model pembelajaran matematika yang bermuatan pendidikan karakter dan
ekonomi kreatif dengan pemanfaatan barang bekas dan menggunakan asesmen kinerja. Model pembelajaran 4K mencakup kriteria-kriteria: 1 karakter, 2 kreatif,
3 konservasi, dan 4 kinerja. Sintaks model pembelajaran 4K meliputi 6 fase yakni: 1 ilustrasi pengembangan karakter, 2 investigasi, 3 eksplorasi kolaboratif, 4
kinerja kreatif, 5 komunikasi, dan 6 penghargaan.
1.6.6 Gaya Belajar
Gaya belajar adalah cara seseorang mempelajari informasi baru. Cara belajar yang dimaksud adalah bagaimana seseorang menyerap, mengolah dan menyampaikan
informasi baru dalam proses pembelajaran. Gaya belajar dalam penelitian ini adalah gaya belajar Visual, Auditorial dan Kinestetik atau lebih sering dikenal dengan gaya
belajar tipe V-A-K sesuai yang dikatakan oleh De Porter dan Hernaki 208:112.
13
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1