5. Permasalahan Dinas Pendidikan Kabupaten Pati Dalam Meningkatkan
Kinerja Guru Pasca Sertifikasi 1.
Permasalahan dari dalam internal
a. Motivasi guru masih rendah untuk meningkatkan kompetensinya
Masih rendahnya motivasi guru untuk meningkatkan kompetensinya dikarenakan berbagai faktor antara lain faktor usia,
faktor ekonomi, banyaknya beban kerja dan lain-lain, sedangkan untuk meningkatkan kompetensi guru baik melalui pendidikan lanjutan S1,
Akta IV membutuhkan biaya dan pengorbanan waktu yang tidak sedikit.
b. Minimnya kemampuan guru pada bidang ICT Information,
Communication and Technology Kurangnya kemampuan guru di bidang ICT Information,
Communication and Technology dapat dilihat dari kurang profesionalnya guru dalam memanfaatkan serta mengoperasikan alat-
alat berbasis ICT antara lain; laptop, LCD proyektor, penggunaan internet dan lain-lain.
2. Permasalahan dari luar eksternal
Beban mengajar guru belum sesuai dengan standar ketentuan yang dipersyaratkan. Beban mengajar adalah jumlah waktu yang harus dipenuhi
oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Sesuai dengan Permendiknas Tahun 2009 dan pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru disebutkan
bahwa beban kerja guru paling sedikit ditetapkan 24 dua puluh empat
jam tatap muka dan paling banyak 40 empat puluh jam tatap muka dalam 1 minggu pada satu atau lebih satuan pendidikan yang memiliki izin
pendirian dari pemerintah atau pemerintah daerah. Beban mengajar guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala
sekolah pada satuan pendidikan adalah paling sedikit 6 jam tatap muka dalam 1 minggu, atau membimbing 40 peserta didik bagi kepala sekolah
pada satuan pendidikan yang berasal dari guru bimbingan dan konseling konselor. Guru yang diberi tugas tambahan sebagai wakil kepala sekolah
paling sedikit 12 jam tatap muka dalam 1 minggu, sedangkan beban mengajar guru paling sedikit 24 jam dalam 1 minggu.
Kurangnya beban mengajar guru tentu merupakan kelemahan bagi kurang terpenuhinya persyaratan sertifikasi guru.
b. Belum adanya program evaluasi pasca sertifikasi skill audit
Belum adanya program evaluasi pasca sertifikasi skill audit merupakan ancaman bagi peningkatan kompetensi guru yang lulus
sertifikasi. c.
Peluang pengembangan karier yang belum jelas CDP Continuous Professionalism Development
Belum jelasnya pengembangan karier guru pasca sertifikasi, merupakan ancaman kurangnya minat guru pasca sertifikasi, karena
ketika guru telah mengikuti pelatihan-pelatihan, workshop, seminar, training dan lain-lain, dalam rangka untuk meningkatkan
profesionalisme sebagai guru selama ini belum diadakan monitoring,
sehingga hal ini akan menurunkan minat guru yang telah lulus sertifikasi tidak ada jaminan untuk menjadi kepala sekolah atau
Pengawas Sekolah.
B. Pembahasan
1. Program Pembinaan Guru Berkelanjutan Continuous Development
oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Pati
Dinas pendidikan Kabupaten Pati, telah melakukan beberapa program pembinaan dan pengembangan untuk guru pasca sertifikasi
dengan melalui peran Kelompok Kerja Guru KKG, Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah MKKS,
workshop, seminar, treaning, teaching clinic, monitoring dan evaluasi. Program pembinaan dan pengembangan, Kelompok Kerja Guru
KKG Kabupaten Pati merupakan forum bagi para guru SD MI yang berada pada tingkat sekolah dan gugus. Pada tingkat sekolah, KKG
beranggotakan guru-guru yang berada dalam satu sekolah dimana para guru tersebut bertugas. Sedangkan pada tingkat gugus, anggota KKG
berasal dari beberapa sekolah yang bernaung dalam satu wilayah gugus. Melalui Kelompok Kerja Guru KKG, berbagai permasalahan yang
dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran bisa didiskusikan. Para guru, satu sama lain dapat bertukar fikiran dan pengalaman, atau melakukan
sharing melalui forum Kelompok Kerja Guru KKG. Apabila pada tingkat sekolah permasalahan yang dihadapi ternyata tidak dapat ditemukan jalan
keluar atau solusi, maka permasalahan tersebut dapat dibawa atau diangkat