PENGEMASAN KOMODITAS HORTIKULTURA TINJAUAN PUSTAKA A. KARAKTERISTIK KOMODITAS HORTIKULTURA

b. Tanaman Hias 1. Tanaman bunga - Semusim tagetes, zinnia, petunia - Biennial daisy - Tahunan iris, mawar, peony, melati - Umbi, corm gladiol, tulip 2. Tanaman lanskap - Gazon, padang rumput - Tanaman penutup tanah, tanaman menjalar myrtle - Semak rodhodendron, kembang sepatu, musaenda, bougenvil - Pohon cemara, pinus, palem, pohon sapu tangan dan lain -lain

B. PENGEMASAN KOMODITAS HORTIKULTURA

Dalam pengertian umum, kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk wadah atau tempat bahan yang dikemas dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya. Dalam pengertian khusus, kemasan adalah wadah atau tempat yang digunakan untuk mengemas suatu komoditas, dan telah dilengkapi dengan tulisan atau label yang menjelaskan tentang isi, kegunaan dan lain-lain yang perlu atau diwajibkan. Tulisan atau label tersebut merupakan informasi yang perlu disampaikan kepada orang yang menanganinya atau konsumen. Pengemasan komoditi hortikultura adalah suatu usaha menempatkan komoditi segar ke dalam suatu wadah yang memenuhi syarat sehingga mutunya tetap atau hanya mengalami sedikit penurunan mutu pada saat diterima konsumen akhir dengan nilai pasar tetap tinggi. Dengan pengemasan, komoditi dapat dilindungi dari kerusakan mekanis, fisik, kimia dan mikrobiologis, selama dalam pengangkutan, penyimpanan dan pemasarannya Sacharow dan Griffin, 1980. Berbagai bahan dan bentuk kemasan dapat digunakan untuk kemasan komoditi dengan syarat semuanya harus sanggup menahan kehilangan air. Pada umumnya kemasan yang diterapkan pada komoditas hortikultura memiliki tiga fungsi utama, yaitu sebagai wadah untuk memberi kemudahan pada transportasi, sebagai pelindung terhadap benturan atau tekanan mekanis, dan sebagai pelindung terhadap kerusakan yang mungkin terjadi karena bahan secara bebas kontak langsung dengan udara di sekelilingnya. Berbagai jenis bahan kemasan dapat digunakan untuk mengemas produk, diantaranya adalah kertas, karton gelombang, kayu, plastik, serat goni dan sebagainya . Bahan-bahan kemasan tersebut dapat digunakan secara tunggal atau bersama-sama untuk dapat memberikan perlindungan yang diinginkan. Dilihat dari kegunaannya, kemasan dapat dikelompokan ke dalam kemasan transportasidistribusi dan kemasan jualretail. Kemasan transportasidistribusi adalah kemasan yang ditujukan terutama untuk melindungi produk yang dikemas selama pengangkutan dari produsen sampai ke konsumen Paine dan Paine, 1983. Proses distribusi meliputi kegia tan pengemasan, penanganan, penggudangan, dan pengangkutan. Selama dalam proses pendistribusian, kemasan dan produk yang dikemas akan menghadapi berbagai resiko, diantaranya resiko lingkungan enviromental hazards, misalnya akibat suhu dan kelembaban; resiko fisis physical hazards misalnya karena gesekan, impak, tekanan, distorsi, dan resiko lainnya seperti investasi organisme, kontaminasi dan pencurian Friedman dan Kipness, 1977. Gesekan dan impak akan menimbulkan kejut shock, dan tekanan akan menimbulkan stress terhadap kemasan dan terhadap produk yang dikemas bila kemasan itu sendiri tidak mampu menahan tekanan yang menimpanya. Stress dapat terjadi apabila kemasan atau komoditas ditumpuk, baik dalam keadaan statis maupun dalam keadaan dinamis. Kejut gesekan vibration shock dapat terjadi pada waktu pengangkutan yang diakibatkan oleh getaran yang ditimbulkan oleh alat angkut. Kejut impak dapat terjadi pada saat kemasan terjatuh, terlempar atau terguling. Menurut Paine dan Paine 1983, agar kemasan transportasi dapat memberikan perlindungan yang cukup baik, kemasan tersebut harus memiliki sifat-sifat seperti berikut ini: a. Sesuai dengan produk yang dikemas, b. Memiliki kekuatan yang cukup agar dapat terhindar dari berbagai resiko selama pengangkutan dan penyimpanan, c. Memiliki ventilasi yang cukup bagi produk tertentu yang memang membutuhkan, d. Memiliki informasi yang memungkinkan identifikasi produk yang dikemas, tempat produsen, dan tempat yang dituju, e. Mudah dibukadibongkar tanpa menggunakan buku pentunjuk. Menurut Poernomo 1978 bahan kemasan distribusitransportasi untuk komoditas buah-buahan dan sayuran segar yang sering digunakan di Indonesia adalah karung goni, keranjang bambu, peti kayu dan peti karton gelombang. Pemilihan kemasan umumnya didasarkan pada kesesuaian dengan jenis komoditas yang dikemas dan jarak yang akan ditempuh. 1. Peti Kayu Kemasan kayu merupakan kemasan untuk pengiriman yang paling kuat dan kokoh, tetapi kekuatannya tergantung pada ketebalan bahan yang digunakan. Jenis kemasan kayu yang biasa digunakan untuk kemasan komoditas hortikultura meliputi peti-peti dan krat-krat kayu yang dipaku, peti-peti dan krat-krat kayu yang diikat dengan kawat dan peti-peti yang dibuat dari kayu lapis. Peti-peti atau krat-krat diberi celah diantara bila h- bilah krat yang dipaku atau diikat dengan kawat agar memungkinkan terjadinya penetrasi udara Hardenburg di dalam Pantastico, 1975. Peti kayu banyak digunakan untuk mengemas komoditi yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, selain dapat melindungi kerusakan komoditi akibat tekanan dari segala arah, juga dapat disusun sampai ketinggian tertentu tanpa menjadi rusak dan menghemat ruangan penyimpanan. Jenis kayu yang baik untuk digunakan sebagai kemasan komoditas hortikultura adalah kayu yang berwarna putih dan bersifat lentur, seperti kayu teki, kayu kenanga dan kayu jinjing. Peti yang digunakan untuk ekspor harus peti yang baru, sedangkan untuk pasar dalam negeri dapat digunakan peti bekas yang telah dibersihkan. Hal yang harus diperhatikan dalam membuat peti kayu adalah papan yang dipakai harus dihaluskan, lebar papan harus disesuaikan dengan ukuran peti dan jenis komoditi yang dikemas, mempunyai lubang angin dan peti sebaiknya dilengkapi dengan dua papan yang tebal Anonimous, 1988. Peti kayu memiliki beberapa tipe desain yang berbeda. Perbedaan tipe-tipe ini terutama terletak pada desain konstruksi ujungnya. Japanese Standards Association atau JSA 1984 mengklasifikasikan tipe desain peti kayu normal menjadi 5 tipe, yaitu: a. Tipe 1 “batten-free wooden box” b. Tipe 2 “end vertical batten wooden box” c. Tipe 3 “end horizontal batten wooden box” d. Tipe 4 “inside batten wooden box” e. Tipe 5 “butt-joint full cleat wooden box” Pengklasifikasian tersebut didasarkan pada bentuk desain konstruksi dinding ujung dan batang pengikat untuk dinding ujung tersebut end batten. Tipe 1. batten-free wooden box Tipe 2. End vertical batten wooden box Tipe 3. End horizontal batten wooden box Gambar 1. Tipe desain pada kemasan peti kayu. 2. Keranjang Kemasan berbentuk keranjang dapat dibuat dengan bambu, daun kelapa, daun pandan dan rotan. Keranjang dari bambu merupakan alat pengemas yang banyak dipakai untuk komoditi segar. Bentuk keranjang bambu umumnya persegi atau bulat. Kelemahan dari keranjang bambu adalah kurang kuat, tidak mampu melindungi komoditi dari kerusakan mekanis, tetapi kemasan keranjang bambu mempunyai harga yang lebih murah daripada kemasan lainnya. Kelebihan keranjang bambu yaitu dapat diperbaiki dengan memberikan unsur bahan penguat pada sisi-sisinya sehingga dalam proses penyusunan, pemuatan dan pembongkaran komoditi tidak banyak mengalami kerusakan. Kapasitas muat harus Tipe 4. Inside batten wooden box Tipe 5. Butt-joint full cleat wooden box dipertimbangkan. Kemasan keranjang bambu umumnya berkapasitas antara 40 – 100 kg Anonimous, 1988. Gambar 2. Kemasan keranjang plastik kiri dan keranjang bambu kanan. 3. Peti Karton Kemasan peti karton corrugated box dibuat dari karton bergelombang. Terdapat tiga daya tahan yang dimiliki oleh peti karton sebagai pelindung komoditi di dalamnya yaitu antara lain ketahanan jebol, daya tahan susun dan daya tahan air basah. Ketahanan jebol dan daya tahan susun dari peti karton sangat tergantung pada kualitas bahan yang digunakan. Daya tahan terhadap air basah dapat dilakukan dengan menambah lapisan lilin pada permukaan peti karton, baik dibagian dalam maupun bagian luar sesuai kebutuhan Federasi Pengemasan Indonesia, 1983 di dalam Wijandi, 1989. Kemasan peti karton pada umumnya digunakan sebagai kemasan ekspor karena harganya relatif masih mahal. Selain itu, kekuatan peti karton tidak sebaik peti kayu tetapi lebih kuat dari pada karung yang akan diuraikan kemudian. Peti karton mempunyai bobot yang ringan sehingga akan mempermudah pembongkaran dan diding petinya yang halus dibandingkan peti kayu menyebabkan gesekan antara komoditi dengan diding peti tidak berakibat buruk Anonimous, 1988. Kemasan peti karton memiliki beberapa tipe desain kemasan. Beberapa tipe desain kemasan peti karton dapat dilihat pada Gambar 3. Peti Karton juga memiliki tipe flute yang berbeda Gambar 4 . Gambar 3. Tipe kemasan pada kemasan peti karton. Gambar 4. Tipe flute pada kemasan peti karton. 4. Karung Regular Slotted Container RSC Half Telescopic Container HTC Full Telescopic Container FTC Bliss Box Dual wood and corrugated structure Special construction Double Wall Single Wall Triple Wall Triwall Kemasan karung yang umum digunakan untuk mengemas komoditas segar hortikultura adalah karung goni, kantong kertas, karung kain, karung plastik dan karung rajutjala. Sifat kemasan jenis ini hanya membantu sedikit dalam melindungi komoditi dari tekanan pergeseran antara komoditi yang satu dengan lainnya. Ventilasi atau lubang-lubang udara pada kebanyakan karung umumnya kurang sempurna, sehingga panas hasil respirasi sukar keluar dan terkumpul di dalamnya. Hal ini dapat merusak komoditi. Kemasan karung sering dipakai untuk pengangkutan jarak dekat dan komoditi yang dikemas biasanya mempunya i tekstur yang tebal Anonimous, 1988. Gambar 5. Kemasan karung plastik kiri dan karung jala kanan.

C. BASIS DATA