3.2 Subjek, Waktu, Lokasi Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah 1 kelas siswa yang telah menerima materi cahaya, yaitu kelas IX yang terdiri dari 36 siswa, 3 guru, dan 1 dosen ahli
seni rupa. Penerapan bahan ajar dalam bentuk media komik ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2011. Sampel yang diambil berdasarkan simple random sampling.
3.3 Faktor yang diteliti
Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah kelayakan bahan ajar dalam bentuk media komik pada materi cahaya untuk Satuan Pendidikan SMP.
3.4 Rencana Penelitian
1 Peneliti menyusun materi, materi dalam penelitian ini adalah materi cahaya.
2 Peneliti memilih tokoh yang ada dalam komik dan menyusun alur cerita
komik dengan penyesuaian terhadap materi cahaya. 3
Peneliti menyusun bahan ajar dalam bentuk media komik sesuai dengan alur cerita yang dibuat.
4 Peneliti menyusun instrumen berupa angket respon siswa dan angket uji
kelayakan untuk guru. 5
Bahan ajar dalam bentuk media komik yang telah dianalisis dan di revisi oleh ahli, diberikan kepada 36 orang siswa, 3 guru, dan 1 dosen ahli seni rupa
untuk dipelajari dan dinilai. 6
Setelah selesai, siswa, guru dan dosen akan mengisi angket pernyataan dan angket uji kelayakan yang disediakan oleh peneliti.
7 Peneliti memperoleh data yang dibutuhkan kemudian menganalisisnya.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah: 1
Metode Dokumentasi Metode dokumentasi dilakukan dengan mendata siswa yang telah
mendapat materi Cahaya, yaitu siswa kelas IX SMP N 2 Demak. Responden yang diperoleh yaitu sebanyak 36 siswa, 3 guru mata pelajaran fisika, dan 1
dosen ahli seni rupa. 2
Metode Angket Quetioner 2.1 Angket Respon Siswa
Metode angket digunakan untuk mengukur indikator bahan ajar yang berkenaan dengan kepuasan subjek, kriteria pendidikan, kemudahan
membaca, tampilan bahan ajar, dan pengaruh terhadap pembaca. Angket menggunakan format respon empat point dari skala Likert,
dimana alternatif responnya adalah Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS.
Penentuan skor skala Likert dilakukan secara apriori. Bagi skala yang berarah positif akan mempunyai kemungkinan-kemungkinan skor 4 bagi
Sangat setuju SS, skor 3 bagi setuju S, skor 2 bagi tidak setuju TS, dan skor 1 bagi sangat tidak setuju STS. Sedangkan bagi skala yang berarah
negative maka kemungkinan skor itu menjadi sebaliknya. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas logis
logical validity. Untuk membuat validitas logis dalam penelitian ini, maka pembuat instrumen mengikuti langkah-langkah yang benar dan hati-hati, yaitu
dengan memecah variabel menjadi beberapa indikator, kemudian merumuskan butir-butir pertanyaan dan pernyataan. Dengan demikian, secara logis akan
dicapai validitas instrumen seperti yang dikehendaki dalam penelitian ini. 2.2
Angket Uji Kelayakan Angket digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan bahan ajar
dalam bentuk media komik. Kisi-kisi instrumen pengukur angket uji kelayakan bahan ajar ditinjau dari dimensi tampilan, bahasa dan materi.
Dimensi tampilan adalah sampul, warna dan gambar, dimensi bahasa adalah teks dan bahasa, dan dimensi materi adalah penjelasan materi, kedalaman
materi, relevansi, dan evaluasi. Data selengkapnya disajikan pada Lampiran.
3.6 Metode Analisis Data