seperangkat butir tes, umpan balik agar siswa dapat menilai sendiri hasil kerjanya, dan juga kunci jawaban dari tes yang diberikan.
Bahan ajar dibuat agar dapat memberikan kemudahan bagi guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar
sehingga kompetensi yang diinginkan dalam pembelajaran mudah dicapai oleh siswa. Oleh karena itu, dalam pembuatannya harus memperhatikan tingkatan usia
yang akan diberikan bahan ajar tersebut supaya ketertarikan anak didik dalam menggunakan bahan ajar tersebut bertambah.
2.4 Media Pembelajaran
Kata “Media” berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium”, secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut
Mukminan dan Saliman 2008, media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan
tersebut, dan materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, sedangkan tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar.
Media pembelajaran dipergunakan untuk mempermudahkan dalam penyampaian materi kepada peserta didik Jatmika, 2005. Adanya media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar sangatlah penting karena dalam kegiatan belajar mengajar ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu
dengan menggunakan media sebagai perantaranya. Menurut Johana dan Widayanti 2007 terdapat beberapa kriteria dalam
pemilihan materi untuk mencapai hasil yang efektif. Kriteria tersebut antara lain:
1 Menarik, maksudnya media yang digunakan harus menarik siswa,
2 Memotivasi, maksudnya media yang digunakan dapat memotivasi siswa untuk
membaca, 3
Relevan sesuai, maksudnya media yang digunakan harus relevan atau sesuai dengan topik yang dibahas serta sesuai dengan usia siswa.
Secara praktis media pembelajaran memiliki beberapa fungsi penting Mukminan dan Saliman, 2008, antara lain:
1 Mengkonkretkan konsep-konsep yang bersifat abstrak, sehingga dapat
mengurangi verbalisme. Misal dengan menggunakan gambar, skema, grafik, model, dsb.
2 Membangkitkan motivasi, sehingga dapat memperbesar perhatian individual
siswa untuk seluruh anggota kelompok belajar sebab jalannya pelajaran tidak membosankan dan tidak monoton.
3 Memfungsikan seluruh indera siswa, sehingga kelemahan dalam salah
satu indera misal: mata atau telinga dapat diimbangi dengan kekuatan indera lainnya.
4 Mendekatkan dunia teori konsep dengan realita yang sukar diperoleh dengan
cara-cara lain selain menggunakan media pembelajaran. Misal untuk memberikan pengetahuan tentang pola bumi, anak tidak mungkin memperoleh
pengalaman secara langsung. Maka dibuatlah globe sebagai model dari bola bumi. Demikian juga benda-benda lain yang terlalu besar atau terlalu kecil,
gejala-gejala yang gerakannya terlalu cepat atau terlalu lambat, gejala- gejalaobyek yang berbahaya maupun sukar didapat, hal-hal yang terlalu
kompleks dan sebagainya, semuanya dapat diperjelas menggunakan media pembelajaran.
5 Meningkatkan kemungkinan terjadinya interaksi langsung antar siswa dengan
lingkungannya. Misalnya dengan menggunakan rekaman, eksperimen, karyawisata, dsb.
6 Memberikan uniformitas atau keseragaman dalam pengamatan, sebab
daya tangkap setiap siswa akan berbeda-beda tergantung dari pengalaman serta intelegensi masing-masing siswa. Misalnya persepsi tentang gajah,
dapat diperoleh uniformitas dalam pengamatan kalau binatang itu diamati langsung atau tiruannya saja dibawa ke muka kelas.
7 Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun
disimpan menurut kebutuhan. Misalnya berupa rekaman, film, slide, gambar, foto, modul, dsb.
2.5 Komik Sebagai Media Pembelajaran Fisika